BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hidup dalam suatu masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif maupun destruktif, suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks, sebagai pribadi, maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif, agar kita dapat „survive‟ dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antar bangsa dan negara.1 Patut disadari bahwa sumber daya manusia di Indonesia ini masih sangat rendah. khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru, perbaikan sarana pendidikan, pengadaan buku dan alat peraga, serta peningkatan manajemen sekolah. Namun, berbagai berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah dengan pengembangan kreativitas 1
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 31.
1
2
yang dapat dikenali dan dirangsang sejak dini. Hal yang paling penting disadari ialah bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta dalam semua bidang usaha lainnya.2 Meningkatkan kreativitas hendaknya merupakan bagian integral dari setiap program pendidikan jika meninjau tujuan program atau sasaran belajar siswa kreativitas biasanya sebagai prioritas. Hal ini dapat dipahami jika kita melihat dasar pertimbangan (rasional) mengapa kreativitas perlu dipupuk dan dikembangkan. Siswa perlu belajar bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada dengan optimal untuk menemukan jawaban inovatif atas suatu masalah dengan memadukan ungkapan dan pemecahan masalah secara kreatif di dalam kurikulum. Siswa dipersiapkan untuk masa depan yang penuh tantangan.3 Dan diharapkan melalui pengembangan kreativitas, potensi yang dimiliki siswa diharapkan mampu menciptakan SDM berkualitas yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan disegala bidang. Sekolah sebagai salah satu unit penting yang keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Oleh karena itu sekolah harus mengorientasikan program-pogramnya agar siswa sebagai peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Selain tuntutan global dan nasional,
2
Utami Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 7. 3 Utami Munandar. Op. Cit, hlm. 22.
3
sekolah juga dihadapkan pada berbagai macam tuntutan lokal, sehingga kepedulian masyarakat terhadap pengembangan pendidikan sangat signifikan.4 Dengan diadakannya pengembangan kreativitas, dimaksudkan agar nantinya siswa bisa belajar banyak tentang kegiatan yang berhubungan dengan keterampilan, dimana program tersebut sangat dibutuhkan pada era sekarang ini mengingat banyaknya lulusan sekolah menengah yang tidak memiliki bekal keterampilan sehingga nantinya akan sulit berkompetisi dalam persaingan dunia kerja. Pengembangan kreativitas siswa tersebut diterapkan melalui program pendidikan yang memiliki basis life skill. Salah satu SMA swasta yang ada di Kabupaten Pekalongan adalah SMA Muhammadiyah 02 Pekalongan yang kemunculannya diharapkan mampu memberikan kontribusi lulusan berupa tenaga-tenaga yang memiliki kecakapan atau keterampilan hidup yang berkualitas. Berangkat dari pemikiran di atas, penulis bermaksud untuk mengkaji secara lebih mendalam dan mengadakan sebuah penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PENDIDIKAN LIFE SKILL DI SMA MUHAMMADIYAH 02 KAB. PEKALONGAN”. Adapun alasan-alasan yang melatarbelakangi pengambilan judul tersebut adalah: Merupakan gagasan yang dimunculkan oleh kepala sekolah SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan selaku pencetus progam pengembangan 4
Ahmad Rozikin dan Namaduddin, Strategi Perencanaan Manajemen Madrasah (MBM) di Tingkat Menengah, (Jakarta: PT Lista Fariska Putra, Cet-2, 2008), hlm.17.
4
kreativitas yang berbasis life skill dalam lingkup SMA tersebut, karena dalam realitanya banyak dari lulusan SMA yang tidak memiliki bekal keterampilan khusus sehingga apabila mereka tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, sangat sulit masuk dalam persaingan dunia kerja yang dituntut untuk bisa menggeluti bidang keterampilan tertentu, akibatnya dari mereka menjadi pengangguran khususnya dari kalangan lulusan SMA yang notabene terpelajar, dan disamping itu antara lain: 1. Mengingat pentingnya pendidikan, dimana pendidikan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa maka seiring kemajuan zaman pengembangan pembelajaran perlu ditingkatkan guna mencapai SDM yang berkualitas. 2. Kreativitas siswa merupakan potensi yang harus dikembangkan jika kita ingin memiliki bangsa yang mampu bersaing dalam percaturan dunia secara global. 3. Pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan inteligensi dari
pada
pengembangan
kreativitas,
sedangkan
keduanya
sama
pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan kreativitas siswa dalam pendidikan life skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan?
5
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas pendidikan life skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan? Dalam rumusan masalah ini menekankan bagaimana memfasilitasi siswa untuk berfikir kreatif dalam setiap aktivitas pembelajaran agar siswa memiliki kompetensi untuk dapat bekerja sama, memahami potensi diri meningkatkan kinerja berkomunikasi secara efektif dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi. Jadi, dapat diambil pengertian bahwa maksud dari judul tersebut di atas yaitu membahas tentang pengembangan kreativitas siswa yang berbasis life skill, yakni proses menjadikan maju daya cipta yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan.
C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik akhir yang ingin dicapai dalam setiap usaha, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengembangan kreativitas siswa dalam pendidikan life skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas pendidikan life skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan.
6
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Khususnya dalam pengembangan kreativitas siswa dalam pendidikan life skill. b. Sebagai bahan penunjang serta arahan dalam usaha mengembangkan kreativitas siswa khususnya di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. 2. Kegunaan Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang tepat bagi para pendidik di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan dalam mengembangkan kreativitas anak didiknya. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada sekolah sehingga dapat berkedudukan sebagai referensi dalam membuat kebijakan dan perbaikan peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah menengah umum.
E. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 disebutkan sistem pendidikan nasional saat ini memerlukan model dan metode pembelajaran serta kurikulum yang berbeda, dalam konteks ini meningkatkan produktivitas salah satu langkah penting yang perlu ditapaki adalah
7
identifikasi,
assessment,
dan
pengembangan
kreativitas,
dimana
pengetahuan faktor utama yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa, dalam hal ini keunggulan komparatif , dimana sumber daya alam atau endowment factor sebagai modal dasar pembangunan ekonomi selama ini kini telah tergantikan oleh keunggulan kompetitif yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menjadikan pengetahuan sebagai basis, berarti menempatkan pembangunan pendidikan atau sumber daya manusia sebagai prioritas pertama, sumber daya manusia kreatif,
produktif
akan
memberikan
nilai
tambah
bagi
seluruh
produktivitas suatu bangsa. 5 Dalam buku pembinaan kreativitas anak guna membangun kompetensi yang ditulis oleh Nurhalim Shahib menyebutkan kreativitas harus dikelola serius sejak dini dan pembinaannya disesuaikan dengan kemampuan lokal ataupun daerah. Hal ini sejalan dengan penerapan otonomi daerah yang memerlukan sumber daya maunusia (SDM) kreatif yang pada saat ini masih terkonsentrasi di kota besar sedangkan di daerah jumlahnya masih terbatas, inilah yang harus diperbaiki dengan meningkatkan
kreativitas
akan
memegang
peranan
penting
agar
menghasilkan generasi yang kreatif. Di samping itu mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi akan berpengaruh, dengan begitu perlu adanya alternatif lain mempersiapkan pendidikan yang kreatif agar para
5
Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan, (Jakarta: Indeks, 2010), hlm. 5.
8
siswa nantinya mencapai kompetensi yang memadai guna menunjang kehidupannya di masyarakat.6 Dalam buku “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat” yang ditulis oleh Utami Munandar dijelaskan bahwa anak berbakat kreatif adalah a gift from God and nature, dan merupakan sumber daya manusia berkualitas yang bermakna yang tidak boleh disia-siakan dengan tidak memberikan perhatian dan pelayanan khusus mereka.7 Selain itu dijelaskan pula, mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak didik? a. Karena
dengan
(mengaktualisasikan)
berkreasi dirinya,
orang dan
dapat
perwujudan
mewujudkan aktualisasi
diri
merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. b. Kreativitas sebagai suatu cara berpikir atau membuat suatu yang asli tentang sesuatu yang dapat dihargai oleh orang lain yang akan mendorong anak untuk terus berkarya. c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi pribadi dan bagi lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. d. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif berupa ide6
Nurhalim Shahib, Pembinaan Kreativitas Anak Guna Membangun Kompetensi, (Bandung: Alumni, 2010), hlm. 12 7 Utami Munandar, Op. Cit, hlm. 10.
9
ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru, untuk mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.8 2. Penelitian yang relevan Penulis juga menyampaikan beberapa tinjauan pustaka tentang kreativitas dan juga pendidikan life skill yang telah dianalisis oleh beberapa pihak, sebagai bukti bahwa telah ada pihak lain yang juga mengkaji permasalahan tersebut, antara lain: Fathnatul Mutmainah yang membahas tentang
“Upaya Guru
Dalam Rangka Membangun Kreativitas Siswa di MTs. Sunan Kalijaga Bojong Pekalongan”. Menurutnya, secara umum kreativitas dapat diasumsikan
sebagai
sesuatu
yang
dimiliki
pendidikan
untuk
mempengaruhinya, yang berarti bahwa kreativitas merupakan proses yang dilakukan oleh siswa yang menyebabkan siswa tersebut dapat menciptakan sesuatu yang baru.9 Uswatun Chasanah, membahas tentang “Pengaruh Pembelajaran Internet Terhadap Kreativitas Peserta Didik”. Menurutnya kreativitas adalah sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai
8
Utami Munandar, Op. Cit., hlm. 31. Fathnatul Mutmainah, “Upaya Guru dalam Rangka Membangun Kreativitas Siswa”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN, 2005), hlm. 10. 9
10
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur sebelumnya.10 Adapun yang membahas tentang pembelajaran life skill dapat dilihat pada skripsi yang ditulis oleh Yan Syukroni dengan judul, “Pengembangan Pendidikan Life Skill di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan". menyebutkan bahwa pelaksanaan pendidikan life skill yang merupakan kegiatan pokok bagi sekolah kejuruan dilakukan dalam program kurikulum sekolah secara terpadu dengan berdasarkan panduan kurikulum bagi sekolah menengah kejuruan dengan menempatkan dasar life skill pada mapel-mapel non kejuruan, program pengembangan pendidikan pada sisi mata pelajaran umum dikuatkan dengan basis atau dasar life skill seperti kecakapan pribadi dan sosial.11 Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya pengembangan kreativitas siswa lebih pada pembinaan kegiatan yang bersifat umum bagi siswa, dengan didasari pada pola pembinaan hidup yang sesuai dengan karakteristik sekolah. Sedangkan penelitian ini lebih terfokus pada upaya pihak sekolah dalam mengembangkan kreativitas yang berbasis life skill yang sifatnya keterampilan
dalam
bidang-bidang
tertentu,
khususnya
di
SMA
Muhammmadiyah 02 Kab. Pekalongan.
10
Uswatun Chasanah, “Pengaruh Pembelajaran Internet Terhadap Kreativitas Peserta Didik”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN, 2008), hlm. 33. 11 Yan Syukroni, “Pengembangan Pendidikan Life Skill di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan", Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN, 2013), hlm. 65.
11
3. Kerangka Berpikir Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat dibangun suatu kerangka berpikir bahwa dalam mengembangkan kreativitas, kita bertitik tolak dari asumsi bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif. Dengan didasarkan pada pembinaan dan pengelolaan yang baik. Sehingga Peran kreativitas akan semakin terasa tatkala kita memasuki era baru, yang antara lain ditandai oleh perubahan dan tantangan yang semakin kompleks.12
Kreativitas
yang
masih
berupa
potensi
ini
harus
dikembangkan secara sistematis dan terencana agar potensi tersebut dapat tampil secara optimal, tepat guna, dan berdaya guna, pada setiap individu bahkan bagi kehidupan manusia, maka kreativitas perlu dikembangkan, dipelajari, dijabarkan dalam progam pendidikan secara terintegrasi. Bukan semata sebagai mata pelajaran, tapi lebih merupakan bagian dari proses belajar yang mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan baik di masa sekarang maupun di masa depan. Pengembangan kemampuan kreativitas bukan hanya merupakan tanggung jawab pendidik, sekolah dan pemerintah, tapi harus disadari sebagai tanggung jawab individu, orang tua maupun masyarakat. Dalam hubungan ini perlu dikemukakan catatan bahwa kreativitas tidak akan dapat berkembang secara optimal, manakala lahan yang dibutuhkan untuk berkembanganya,
12
yaitu
Utami Munandar, Op. Cit., hlm. 9
sekolah,
tidak
memberi
peluang
bagi
12
berkembangnya ide-ide baru, dalam banyak hal munculnya kreativitas sering kali dipicu oleh inspirasi dari pengalaman-pengalaman yang ada.13 Dan untuk dapat mencapai sebuah pendidikan yang terkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Diantaranya adalah manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya masih banyak kita temukan fakta-fakta di lapangan sistem pengelolaan anak didik yang masih menggunakan
cara-cara
konvensional
dan
lebih
mengembangkan
kecerdasan dalam arti yang sempit dan tentunya kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal kreativitas di samping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Dalam
pengembangan
kreativitas
haruslah
bertolak
dari
karakteristik kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hampir dapat dipastikan bahwa semua materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, mulai Taman Kanak-kanak hingga jenjang pendidikan tinggi menuntut kreativitas para siswanya. Kreativitas bukan hanya dalam lingkup pelajaran kesenian, tetapi dalam pelajaran lain pun seringkali menuntut kreativitas yang tinggi. Dengan adanya keativitas yang diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat 13
Ibrahim Muhammad Al Maghazi, Menumbuhkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Cendikia, 2005), hlm. 5
13
menemukan ide-ide baru yang nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya. Untuk mencapai hal ini perlulah sikap pemikiran dan perilaku kreatif agar selalu dipupuk dan dikembangkan sedini mungkin karena siswa yang bermutu akan mampu mengangkat pendidikan bermutu pula.14 Dalam proses belajar mengajar program pengembangan kreativitas pendidikan life skill mempunyai arti penting dalam meningkatkan kemampuan atau keterampilan hidup para siswa. Program tersebut diharapkan dapat membangkitkan keinginan dan minat bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikomotorik atau keterampilan terhadap siswa.
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan
yang digunakan
dalam
skripsi
ini
adalah
pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati atau diteliti agar mudah dipahami.15 Dalam hal ini digambarkan data-data melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang ada untuk diperoleh keterangan yang jelas dan terperinci.
14
Ibid, hlm, 19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3. 15
14
b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari secara intensif latar belakang kasus terakhir, interaksi lingkungan yang terjadi pada satu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.16 Lokasi penelitiannya adalah di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. 2. Sumber Data Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh, dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan sumber data sebagai berikut: a. Sumber Data Primer Sumber data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam hal ini adalah data yang diperoleh langsung dari Kepala Sekolah, guru dan siswa di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami atau hadir pada
16
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 8.
15
waktu kejadian berlangsung.17 Adapun yang tergolong data sekunder tersebut antara lain dokumen serta buku-buku atau karya ilmiah yang relevan dengan pembahasan masalah. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.18 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan umum, situasi dan suasana di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. b. Metode Interview / Wawancara Interview disebut juga wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.19 Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data atau informasi tentang sejarah berdirinya dan mengenai upaya pengembangan kreativitas siswa yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. Metode ini dilakukan secara inisiatif melalui tanya jawab kepada para siswa, guru dan Kepala SMA 02 Muhammadiyah Kab. Pekalongan. 17
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Grafindo Persada, 1996), hlm. 83. 18 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research I (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 2002), hlm. 151. 19 Lexy J. Moleong, Op.Cit , hlm. 135.
16
c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah sekumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, dokumen, sertifikat, rekaman dan lain-lain.20 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan sekolah, para siswa, struktur organisasi dan lain-lain. 4. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kualitatif, yaitu dimana data yang terkumpulkan lalu dicatatkan sebagai catatan data yang akan dianalisis secara mendalam dari pernyataan-pernyataan yang diperoleh dari hasil wawancara dalam penelitian. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.21 Setelah data yang diharapkan oleh penulis telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah data itu disusun untuk kemudian diadakan analisis data. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipankutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut dan sejauh mungkin akan menyusunnya dalam bentuk aslinya.
20
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1973), hlm. 215. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, 2001), hlm. 104. 21
17
Untuk membuat kesimpulan, peneliti akan menggunakan metode induktif maksudnya suatu pengambilan keputusan dengan mengunakan pola pikir yang berangkat dari fakta-fakta yang sifatnya khusus kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum. Selanjutnya hasil analisis ini akan berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
G. Sistematika Penulisan Dalam suatu penelitian skripsi agar mudah dipahami oleh pembaca serta agar sistematika dalam pembahasannya, maka penulis membagi menjadi lima bab dengan perincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Pengembangan Kreativitas dan Pendidikan Life Skill yang meliputi Pengertian Kreativitas, Dasar Pengembangan Kreativitas, Ciri-ciri Kreativitas, Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas, Tujuan Pendidikan Life Skill, Bidang-bidang dalam Life Skill, Upaya Penerapan Pendidikan Life Skill. Bab III Pengembangan Kreativitas dalam Pendidikan Life Skill yang meliputi Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan, Data Tentang Program Pengembangan Kreativitas di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan, Data Tentang Program Pendidikan Life skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan
18
Bab IV Analisis Upaya Pengembangan Kreativitas di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan yang meliputi Analisis Program Pengembangan Kreativitas di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan, Analisis Program Pendidikan Life Skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan dan Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas Berbasis Life Skill di SMA Muhammadiyah 02 Kab. Pekalongan. Bab V : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan saran.