BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana
organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif yang ada. Setiap alternatif biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga sulit untuk menentukan alternatif mana yang merupakan alternatif terbaik. Untuk memudahkan dalam pemilihannya, sebaiknya
dilakukan
analisis
prioritas
terhadap
alternatif-alternatif
tersebut
sehingga tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif dapat diketahui. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan analisis prioritas diantaranya adalah metode AHP (Analytic Hierrarchy Process) dan ANP (Analytic Network Process). Metode AHP dan ANP merupakan model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP dan ANP pendekatan yang digunakan untuk
merupakan suatu
memilih alternatif terbaik dari sejumlah
alternatif yang ada berdasarkan beberapa kriteria (Saaty & Vargas, 2001, hal. 1). Metode
AHP akan menguraikan masalah menjadi suatu model hirarki. Model
hirarki yang dimaksud merupakan sebuah model yang merepresentasikan sebuah masalah dalam bentuk struktur multylevel dimana level pertama merupakan tujuan, yang diikuti oleh kriteria, subkriteria, dan seterusnya sampai level terbawah yaitu alternatif. Model hirarki dapat menguraikan suatu masalah yang
1
2
kompleks menjadi tampak lebih terstruktur, tetapi dalam penggunaannya model hirarki memiliki asumsi bahwa elemen yang berada pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipengaruhi oleh elemen yang berada pada tingkat yang lebih rendah. Menurut (Saaty & Vargas, 2006, hal. 7) beberapa masalah tidak bisa disusun dalam bentuk hirarki karena masalah tersebut melibatkan interaksi dan kebergantungan elemen yang tingkatnya lebih tinggi terhadap elemen yang tingkatnya lebih rendah. Masalah-masalah yang tidak dapat dibentuk ke dalam struktur hirarki biasanya memiliki hubungan timbal balik (feedback) antara faktorfaktor yang memengaruhi masalah tersebut. Dalam masalah-masalah seperti yang dijelaskan di atas, metode AHP tidak bisa digunakan karena masalah-masalah tersebut tidak memenuhi asumsi dari model hirarki. ANP (Analytic Network Process) merupakan pengembangan dari metode AHP yang bisa digunakan untuk menangani masalah yang tidak bisa disusun menjadi bentuk hirarki. ANP menyediakan kerangka umum untuk menangani keputusan tanpa membuat asumsi elemen yang tingkatnya lebih tinggi dan elemen yang tingkatnya lebih rendah, dalam penggunaannya
ANP
menggunakan jaringan (network) tanpa perlu
menetapkan level (Saaty, 2004). Oleh karena itu asumsi yang berlaku pada AHP tidak berlaku pada ANP. Metode AHP dan ANP dapat digunakan untuk melakukan analisis prioritas dalam berbagai masalah, salah satunya adalah masalah transportasi. Pada penelitian ini
akan dibahas mengenai solusi-solusi yang dapat digunakan untuk
menangani kemacetan
lalu
lintas.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
terhadap Bapak Dr. Ir. Wayan Suweda, MSp., Mphil. pada tanggal 17 Maret
3
2015, secara umum terdapat tiga buah solusi yang bisa digunakan untuk menangani kemacetan. Solusi pertama adalah melakukan pembangunan jalan baru, hal ini bisa dilakukan jika tersedia lahan dan dana yang sangat besar, solusi kedua melakukan pelebaran jalan dan solusi yang ketiga adalah dengan manajemen lalu lintas. Solusi ketiga merupakan solusi yang dipilih jika dana yang tersedia untuk menangani kemacetan terbatas atau tidak tersedia lahan untuk membuat atau melebarkan jalan. Kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang memiliki banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling memengaruhi satu sama lain dan terdapat hubungan timbal balik (feedback) antara beberapa faktornya. Oleh karena itu akan digunakan model jaringan untuk membuat kerangka berpikir dari masalah ini. Jadi penelitian ini akan menggunakan metode ANP (Analytic Network Process). Penelitian ini akan menggunakan contoh kasus kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota Denpasar. Hal ini dikarenakan Kota Denpasar merupakan ibu kota provinsi yang memiliki kepadatan penduduk dan jumlah kendaraan tertinggi di Bali. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, permasalahan
yang ada dapat dikelompokkan menjadi: 1. Apa saja solusi yang dapat digunakan untuk menangani kemacetan lalu lintas di Kota Denpasar?
4
2. Bagaimana prioritas masing masing solusi dalam menangani kemacetan di Kota Denpasar? 1.3.
Batasan Masalah Penelitian ini digunakan sebagai upaya mengetahui solusi terbaik dalam
mengurangi kemacetan di Kota Denpasar, sehingga penelitian ini memiliki beberapa batasan yaitu: 1. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menganalisis solusi yang ada adalah kriteria yang berlaku di Kota Denpasar berdasarkan pendapat para pakar yang merupakan pengamat transportasi sebagai narasumber. 2. Alternatif solusi yang terdapat dalam penelitian ini merupakan alternatif solusi yang tergolong ke dalam manajemen lalu lintas yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap narasumber yang merupakan pengamat transportasi di Kota Denpasar. 1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif solusi yang
bisa digunakan menangani kemacetan di Kota Denpasar dan menetapkan skala prioritas dari masing- masing solusi tersebut.
5
1.5.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat yaitu:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan pemerintah untuk menentukan
kebijakan
dalam
upaya
mengurangi kemacetan
di Kota
Denpasar. 2. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang ingin meneliti hal yang sama pada penelitian selanjutnya