BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia,
klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas sarung tangan karet dunia selalu meningkat rata-rata 20% per tahun terutama di negara-negara Afrika dan Asia. Produksi sarung tangan dunia saat ini mencapai ±100 miliar pcs. Prospek industri sarung tangan dunia sesungguhnya semakin meningkat. Menurut Asosiasi Manufaktur Sarung Tangan Karet ASEAN (ARGMA), konsumsi sarung tangan dunia pada 2006 mencapai hampir 90 miliar pcs, dan pada 2010 meningkat menjadi sekitar 150 miliar pcs, bahkan pada 2030 diramalkan konsumsi sarung tangan dunia akan mencapai 300 miliar pcs. Berikut pada tabel 1.1 daftar perkembangan kebutuhan sarung tangan dunia. Tabel 1.1.Perkembangan Kebutuhan Sarung Tangan Dunia No
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1995 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah (Miliar pcs) 30 60 80 90 92 95 100 150 160 180
Sumber : ARGMA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sejalan dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan industri medis terutama rumah sakit serta kesadaran manusia terhadap pencegahan penyakit, maka kebutuhan penggunaan sarung tangan karet semakin meluas. Sarung tangan karet merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan medis dan rumah tangga. PT Shamrock Manufacturing Corpora merupakan salah satu perusahaan sarung tangan karet terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang tinggi perusahaan ini banyak menghasilkan jenis-jenis sarung tangan karet seperti Surgical gloves, Medical gloves, Examination glove, Industrial gloves dan Household gloves. Tiap-tiap jenis sarung tangan ini memiliki perbedaan spesifikasi dan kebutuhan. Dapat dilihat bahwa penggunaan sarung tangan karet terbanyak terdapat pada jenis sarung tangan Medical gloves dan Examination gloves. Jenis sarung tangan karet ini banyak digunakan oleh rumah sakit dan klinik medis, biasanya digunakan oleh para petugas medis seperti dokter dan perawat. Petugas medis dan paramedis di rumah sakit merupakan objek yang memiliki faktor resiko tinggi terkontaminasi bakteri. Proses penularan dari tangan tenaga medis dapat terjadi dengan kontak mikroorganisme dan mentransfernya ke objek lain, hal itu terjadi jika melakukan tindakan dengan tidak menggunakan sarung tangan steril. Memakai sarung tangan pada petugas medis bertujuan untuk melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Sarung tangan merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi sarung tangan harus diganti setiap kontak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Setelah membalut luka atau terkena benda yang kotor, sarung tangan harus segera diganti agar tetap higienis. Sarung tangan harus higienis karena upaya pencegahan penyakit dipengaruhi oleh lingkungan kesehatan dari penyebaran bakteri dan infeksi. Keberhasilan pengendalian infeksi dan bakteri tersebut merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas rumah sakit terkait dengan keamanan pasien. Oleh karena itu, mutu sarung tangan sangat penting karena mempengaruhi pencegahan infeksi, bakteri penyakit pada pasien dan petugas medis. 1
Menurut Anders Boman (2004) standar spesifikasi sarung tangan karet
yang berkualitas adalah yang memiliki standar kualitas/mutu berdasarkan American Society For Testing and Material (ASTM) dimana pada karakteristik mutu ASTM dapat dilihat pada tabel 1.3. sebagai berikut Tabel 1.3. Karakteristik Mutu Sarung Tangan Karet No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Karakteristik Sarung Tangan Karet Kekuatan tarik Perpanjangan putus Ketahanan sobek Ketebalan dan kekuatan Resistensi tusukan Resistensi bahan kimia Bebas potensi alegri (nitrosamine) Kadar protein rendah Jumlah bubuk (powder) rendah
Sumber: Anders Boman (2004)
Syarat-syarat karakteristik mutu kinerja fisik sarung tangan tersebut tidak boleh melewati angka batas atau kurang dari yang telah ditentukan ASTM, apabila hal itu terjadi maka produk sarung tangan karet tersebut dikategorikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memliki mutu yang buruk. Maka untuk karakteristik mutu produk sarung tangan karet harus diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality Level). Dari hasil informasi dan wawancara dengan pihak perusahaan, masalah yang dihadapi perusahaan saat ini berdasarkan laporan bagian pemasaran perusahaan menemukan adanya keluhan atas mutu produk sarung tangan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan mengingat mutu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen. Mutu produk sarung tangan sangat penting untuk ditingkatkan karena berkaitan langsung dengan kesehatan konsumen. Semakin tinggi mutu produk menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen. Untuk menyelesaikan solusi dari masalah perusahaan tersebut perlu dilakukan observasi kepada para konsumen secara langsung, apa yang menjadi keluhan terhadap mutu produk sarung tangan karet. PT Shamrock Manufacturing Corpora memasarkan sarung tangan karet ke dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri,
untuk
penjualan
dalam
negeri,
konsumen
sarung
tangan
Medical/examination gloves biasanya terdapat pada rumah sakit - rumah sakit besar. Untuk kawasan Medan, terdapat beberapa daftar rumah sakit yang menggunakan sarung tangan karet dari PT Shamrock Manufacturing Corpora Salah satu rumah sakit yang yang menggunakan sarung tangan karet dari PT Shamrock Manufacturing Corpora terbanyak adalah Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi. Pada rumah sakit ini dilakukan observasi kepada konsumen mengenai keluhan terhadap mutu produk sarung tangan karet. Maka dilakukan
1
Boman, Anders. 2004. Protective Gloves for Occupational Use. CRC Press LLC : USA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penelitian pendahuluan dengan kuesioner pendahuluan kepada 30 orang perawat di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi. Hasilnya ditemukan banyak kasus mengenai keluhan penggunaan sarung tangan karet oleh para perawat. Pada tabel 1.5 dapat dilihat hasil kuesioner mengenai keluhan penggunaan sarung tangan karet pada perawat. Tabel 1.5. Daftar Keluhan Sarung Tangan Karet pada Perawat di Rumah Sakir Dr.Pirngadi No 1 2 3 4 5 6 7
Keluhan Alergi pada tangan saat digunakan Mudah sobek Menimbulkan gatal-gatal di tangan Bau di tangan Susah dan lengket saat dilepas Tidak/ kurang elastis Tangan mudah berkeringat / panas
Jumlah 10 7 5 3 2 2 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, maka perusahaan dapat menterjemahkan kebutuhan tersebut kedalam atribut produk yang harus dipenuhinya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sarung tangan hal itu tersebut dapat dilakukan melalui (Voice of Customer), dengan maksud untuk mendapatkan mutu produk yang memiliki kinerja tinggi dengan biaya produksi yang rendah. Selama ini perusahaan memiliki kendala dalam meningkatkan mutu produk sarung tangan karet yaitu harga karet yang berflukuatif dan cenderung naik mempengaruhi biaya produksi, masalahnya perusahaan tidak bisa meningkatkan harga produknya meski harga karet terus membumbung tinggi. Hal ini dikarenakan tingginya persaingan terutama dalam hal harga dan kualitas antar perusahaan sarung tangan karet baik dalam negeri maupun luar negeri seperti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Malaysia, Thailand, China dan India. Perlu diteliti bagaimana mendapatkan desain produk yang memiliki mutu yang tinggi dengan biaya rendah, yaitu dengan melakukan rekayasa nilai (Value Engineering). Dengan perbaikan nilai dan fungsi produk sarung tangan dengan pengembangan alternatif-alternatif, dan melakukan subtitusi bahan atau komponen sehingga dapat menambah nilai produk serta mereduksi biaya produksi sarung tangan karet. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan pendekatan penerapan Model Kano, Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering. 2
Pendekatan Model Kano mengindikasikan pengembangan produk harus
memahami respon karakteristik teknis dengan memeriksa teknis karakteristik untuk pelanggan dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano. Model Kano digunakan agar dapat diketahui atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan sesuai dengan keinginan pelanggan terhadap suatu produk. 3
QFD (Quality Function Deployment) adalah alat untuk menerjemahkan
kebutuhan pelanggan menjadi teknis fitur dari produk atau jasa, merupakan sebuah metode untuk mengembangkan kualitas desain yang ditujukan untuk memenuhi pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam target desain dan jaminan kualitas poin utama yang digunakan di seluruh tahap produksi serta membantu perusahaan manufaktur untuk membawa produk baru ke pasar
2
Suef ,Mokh and Suparno, Suparno. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: a Conceptual Model. Indonesia : Institute Technology Sepuluh Nopember Surabaya 3 Farsi, Jahangir Yadollhi and Hakiminezhad,Noraddin.2012. The integration of QFD Technique, Value Engineering and Design for Manufacture and Assembly (DFMA) during the Product Design Stage. Iran : Tehran University.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lebih cepat dari kompetisi dengan biaya yang lebih rendah dan peningkatan kualitas Value Engineering dan QFD memiliki orientasi yang berbeda . Tujuan utama dari VE adalah pengurangan biaya operasional dalam proses utama dan dukungan dari organisasi sehingga mengarah pada penurunan harga pokok. VE memilih
solusi
yang
menghasilkan
nilai
lebih
bagi
pelanggan.VE
mempertimbangkan dua kriteria ( biaya pengurangan & penambahan nilai ) dalam proses pengambilan keputusan dapat menyebabkan pemilihan alternatif yang lebih baik yang tidak hanya menikmati nilai yang lebih tinggi oleh pelanggan tetapi juga membebankan biaya rendah pada perusahaan, suatu faktor yang memberikan kontribusi untuk stabilitas harga biaya yang lebih murah. QFD adalah tahap awal yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen serta menerjemahkannya kedalam spesifikasi produk melalui Metode Kano. Tahap selanjutnya adalah melakukan perbaikan dengan menambah nilai suatu produk yang dapat mereduksi biaya produksi dengan metode Value Engineering.
1.2.
Rumusan Masalah Masalah yang perlu dicari pemecahannya adalah perusahaan menemukan
adanya keluhan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet dan biaya produksi sarung tangan karet yang mahal, maka perlu tindakan untuk meningkatkan mutu produk sarung tangan karet dengan meningkatkan nilai dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
fungsi produk sesuai dengan keinginan konsumen dengan fokus pada minimisasi biaya.
1.3.
Tujuan dan Manfaat Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu produk
sarung tangan karet berdasarkan metode Kano, Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering (VE) agar dapat memenuhi kepuasan konsumen dan meminimisasi biaya produksi. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui keinginan dan kepuasan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet yang terkategori Kano. 2. Mengidentifikasi prioritas karakteristik teknik dalam rangka memenuhi keinginan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet dengan metode QFD 3. Menganalisis part kritis pada QFD yang menjadi atribut untuk metode Value Engineering 4. Melakukan penghematan biaya produksi dengan perbaikan nilai dan fungsi produk sarung tangan karet dengan metode Value Engineering. Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa Memperoleh pengalaman serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori ilmiah yang diperoleh di perkuliahan untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan dari sudut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pandang akademis khususnya dalam hal perancangan produk melalui penerapan metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peningkatan kinerja perusahaan dan pengembangan berbagai aspek dalam perusahaan. Selain itu perusahaan mendapatkan informasi secara teoritis mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu produk dengan penerapan metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara. b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan.
1.4.
Batasan Masalah dan Asumsi Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Shamrock Manufacturing Corpora dan Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan 2. Metode penyelesaian masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kano, QFD dan Value Engineering 3. Penelitian dilakukan pada produk medical / examination glove (non surgical gloves)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Responden yang dijadikan objek penelitian adalah anggota medis yaitu perawat tetap yang bekerja di rumah sakit Dr. Pirngadi Medan selama kegiatan penelitian berlangsung. 5. Perawat yang menjadi responden adalah perawat tetap yang ditugaskan di poli/klinik/ruang non bedah. 6. Pembahasan biaya dengan menggunakan metode Value Engineering dibatasi hanya pada biaya penggunaan bahan penyusun produk saja. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden mengetahui dan memakai sarung tangan berbahan karet sehingga dapat memberikan penilaian pada pertanyaan dalam kuesioner. 2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain saat memberikan jawaban pada kuesioner. 3. Perusahaan tidak ada melakukan segala bentuk perubahan pada produk sarung tangan karet selama penelitian ini berlangsung.
1.5.
Sistematika Penulisan Laporan Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah
sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang PT Shamrock Manufacturing Corpora dan Rumah Sakit Umum dr,Pirngadi Medan, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi produk Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai karakteristik produk, atribut produk, konsep dasar Kano, quality function deployment (QFD), Value Engineering, pembuatan dan penyebaran kuesioner, uji keseragaman dan kecukupan data, validitas data, reliabilitas data dan teknik sampling. Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan untuk mengolah data dalam memecahkan masalah. Data-data berkaitan dengan objek penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup, yang kemudian data tersebut akan diolah sesuai dengan prosedur pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan mulai dari tabulasi hasil kuesioner, pengujian validitas dan reliabilitas data, pengkategorian atribut dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Model Kano, pengembangan matriks house of quality, merancang solusi terbaik atas permasalahan yang ditemukan dengan Value Engineering, Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan kuesioner yang terkategori Kano, analisis pembuatan QFD (quality function deployment), analisis solusi yang dihasilkan dengan metode Value Engineering, Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari perbaikan mutu produk dari QFD dan Value Engineering serta hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA