BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Peringkat pendidikan Indonesia di dunia masih berada pada posisi yang sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index (HDI) tahun 2010, Indonesia berada pada peringkat 108 dari 169 negara. Pada tanggal 2 Nopember 2011, UNDP mengumumkan Human Development Index (HDI) dan Indonesia berada pada posisi 124 dari 187 negara. Sedangkan pada tahun 2012 HDI Indonesia berada pada peringkat 121 dari 187 negara (Summary UNDP, 2013: 15). Keadaan tersebut perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Secara nasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY tahun 2010 mencapai 75,77 menduduki peringkat keempat setelah Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Riau, sedangkan IPM Kabupaten Gunungkidul menduduki peringkat 285 secara nasional atau peringkat ke-5 dari lima kabupaten/kota. Peringkat IPM kabupaten Gunungkidul tidak berubah dibanding tahun sebelum, tetap berada pada peringkat ke-5 dari lima kabupaten/kota (BPS DIY, 2010). Keadaan ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama dinas pendidikan kabupaten Gunungkidul. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu mendapat prioritas yang baik dalam program pembangunan di kabupaten Gunungkidul.
1
Pembangunan manusia Indonesia yang ingin dibangun melalui sistem pendidikan nasional memiliki sejumlah karakteristik. Karakteristik tersebut memiliki tiga unsur, yaitu 1) kecerdasan; 2) Akhak mulia; dan 3) Krakteristik kepribadian. Karakteristik tersebut mencerminkan kompleksitas kualitas manusia Indonesia yang diharapkan akan dihasilkan melalui sistem pendidikan nasional (Ali, 2009: 63). Peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang bermutu akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana disampaikan Mulyasana (2011: 120) “Pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik (good planning system) dengan materi dan sistem tata kelola yang baik (good governance system) dan disampaikan oleh guru yang baik (good teachers) dengan komponen pendidikan yang bermutu khususnya guru.” Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan manusia seutuhnya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Kualitas sumber daya manusia (SDM) berkaitan erat dengan kualitas guru. Guru yang profesional akan berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas SDM (Ali, 2009: 119). Layanan belajar yang diberikan guru menjadi peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi peserta didik. Ketidakmampuan guru dalam memberikan layanan belajar yang baik akan berdampak buruk bagi
2
peserta didik. Senada dengan yang disampaikan Mulyasana (2011: 44) “Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas lulusan. Kemampuan guru dalam memberikan layanan yang baik perlu dibina dan ditingkatkan. Peran pengawas dan kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan kemampuan guru perlu mendapat perhatian yang baik. Menurut Kemendiknas
(2011)
Pengawas
sekolah
kependidikan
yang
memegang
peran
merupakan strategis
salah satu
dalam
tenaga
meningkatkan
profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Sebagaimana pula dalam PP No 74 tahun 2008 tentang Guru, pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas kepengawasan. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap maju mundurnya mutu pendidikan di sekolah yang menjadi tempat tugasnya. Sebagaimana disampaikan Mulyasa (2012: 5) “Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (who is behind the school). Kemampuan kepala sekolah tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap manajemen dan kepemimpinan, serta tugas yang dibebankan kepadanya” Pengelolan dan pembinaan yang baik terhadap para guru, yang dilakukan kepala sekolah akan berdampak pada kinerja guru. Sebagaimana menurut Sulthon (2009: 9-10) karakteristik kepala sekolah yang efektif dapat didasarkan pada sikap, harapan dan perilaku nyata yang ditujukan dalam pengelolaan sekolah sehari-hari.
3
Di samping itu kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang dapat memberdayakan sumber-sumber yang ada di sekolah dan lingkungannya secara efektif. Salah satu sumber daya utama di sekolah yang harus diberdayakan adalah guru. Kebijakan Renstra Depdiknas dalam rencana pembangunan jangka panjang, pada tahun 2005-2009 menyatakan bahwa rasio SMA dan SMK semula 70% : 30% menjadi 60% : 40%, pada tahun 2010-2015 menjadi 50% : 50%, tahun 2015-2020 menjadi 40% : 60% dan pada tahun 2020-2025 menjadi 30% : 70% (Depdiknas, 2007). Kebijakan tersebut perlu mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Berdasarkan Dapodik Dinas Pendidikan kabupaten Gunungkidul tahun 2011/2012 jumlah SMA sebanyak 23 dan jumlah SMK sebanyak 44 sekolah, jumlah tersebut sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan komposisi SMA:SMK sebesar 50%:50% pada tahun 2010-2015. Supervisi yang dilakukan pengawas sekolah boleh jadi berpengaruh pada kinerja guru. Kinerja guru yang baik dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia. Penelitian Ruswandi yang terkait dengan supervisi pengawas sekolah menunjukan bahwa supervisi akademik oleh pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Ruswandi, 2011). Sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa kepala sekolah mempunyai peran yang cukup besar dalam membina dan meningkatkan kemampuan guru. Penelitian ini meneliti pengaruh variabel supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sehingga penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Kinerja guru perlu dibina dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
4
daya manusia. Supervisi yang berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran merupakan supervisi pada aspek akademik. Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan pada guru dan sekolah pada umumnya agar kualitas pembelajaran meningkat (Arikunto, 2006). Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah (Kemendiknas, 2011). “Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah” (Mulyasa, 2012). Permasalahan masih rendahnya IPM di kabupaten Gunungkidul perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, ada kemungkinan rendahnya IPM tersebut dipengaruhi oleh supervisi akademik yang dilakukan pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul, sehingga penting untuk dilakukan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah
tersebut di atas,
pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Apakah ada pengaruh supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul?
2.
Apakah ada pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah
5
terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul? 1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1.
Untuk membuktikan pengaruh supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul.
2.
Untuk membuktikan pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul.
1.5 Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil dari penelitian ini memberikan manfaat akademis dan praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya tentang pengaruh supervisi akademik oleh Pengawas Sekolah dan kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan dalam mengambil keputusan, adapun manfaat praktis tersebut: 1.
Bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul khususnya Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang upaya peningkatan kinerja guru.
6
2.
Bagi Pengawas sekolah sebagai masukan dalam melakukan pembinaan dalam upaya meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal supervisi akademik.
3.
Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya membina dan meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal kepemimpinan.
4.
Bagi guru sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kinerjanya, terutama dalam hal akademik dan pengelolaan proses belajar siswa.
5.
Bagi Praktisi pendidikan dapat memberikan gambaran empirik tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya peningkatan kinerja guru di SMK Negeri.
1.6
Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini tidak mengungkap semua faktor yang
mempunyai hubungan dengan kinerja guru, karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Variabel bebas yang diteliti hanya variabel eksternal saja yaitu: supervisi akademik yang dilakukan Pengawas Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri pada kabupaten Gunungkidul. 1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
7
Bab Pertama menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab Kedua menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan secara umum dan kepemimpinan kepala sekolah, teori tentang supervisi secara umum dan supervisi pengawas sekolah. Kemudian membahas mengenai pengertian kinerja baik secara umum maupun kinerja guru. Bab Ketiga menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, data dan metode pengumpulan data, sampel dan teknik pengambilan sampel, uji validitas dan reliabillitas instrumen penelitian, uji asumsi klasik dan metode analisis data. Bab Keempat menguraikan hasil penelitian berupa proses pengumpulan data yang diperoleh hingga analisis dan pembahasan penelitian yang mencakup pengaruh supervisi pengawas sekolah terhadap kinerja guru dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Bab Kelima dalam penelitian ini berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian serta keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan.
8