BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendanaan digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Perusahaan yang mengutamakan sumber dana dari dalam perusahaan maka akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Jika sumber dari internal sudah teralokasi ke berbagai macam pendanaan, dan adakalanya kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhannya,
maka
perusahaan
kemungkinan
besar
akan
menggunakan dana yang berasal dari luar, baik dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Struktur modal berkaitan erat dengan penentuan proporsi modal dan hutang dalam penggunaannya untuk pertumbuhan dan meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan topik yang kompleks dan salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan Miller (1958) mempublikasikan isu tersebut, struktur modal menjadi salah satu topik yang menarik minat penelitian dari para akademisi dunia. Pendanaan yang efisien dapat terjadi jika perusahaan memiliki struktur modal yang optimal. Ramlall (2009) menerangkan teori Modigliani dan Miller tidak dapat ditemukan kondisi yang irrelevant pada
1
perfect capital market karena struktur modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, sejalan dengan Myers dan Majluf (1984) yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan hutang sebelum menggunakan external equity. Margaretha dan Ramadhan (2010) menjelaskan keputusan pendanaan yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, saham preferen, dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan. Keputusan struktur modal akan berpengaruh secara langsung dengan risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Telah banyak penelitian empiris yang mencoba menguji model dari struktur modal pada perusahaan di negara-negara yang berkembang. Kebanyakan dari penelitian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal. Masingmasing faktor memiliki pengaruh yang berbeda-beda. Besar kecilnya pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap struktur modal, tergantung pada jenis perusahaannya dan di mana industri perusahaan itu beroperasi. Penelitian yang dilakukan Booth et al (2001) di negara-negara berkembang menemukan hubungan positif antara antara leverage dengan
2
kesempatan pertumbuhan. Penggunaan teori struktur modal untuk tiap negara berkembang yang dijadikan sample penelitian berbeda-beda, lebih dikarenakan struktur institusional dari masing-masing negara tersebut. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa keputusan untuk penetapan struktur modal dipengaruhi oleh variabel-variabel yang sama, akan tetapi masing-masing keputusan itu pada akhirnya dipengaruhi oleh faktor-faktor khusus mengenai peraturan dimasing-masing negara. Hasil konsisten yang didapat dari penelitian tersebut adalah semakin tinggi profit dari perusahaan, maka semakin kecil rasio hutangnya, terlepas dari bagaimana pendefinisian mengenai rasio hutang tersebut. Al Sakran (2011) dalam penelitiannya di perusahaan-perusahaan Saudi Arabia membuktikan bahwa struktur modal memiliki korelasi negatif dengan growth, profitability, return on assets, leverage ratios, dan berhubungan positif dengan size industry dan goverment policy. Bancahuenvijit (2010) yang meneliti di perusahaan-perusahaan publik di Thailand selama periode 2004 – 2008 bahwa profitability dan tangibility berpengaruh negatif, sedangkan size perusahaan berkorelasi positif. Pengujian yang dilakukan di beberapa negara Asia Timur oleh Nagano (2003) setelah krisis tahun 1997 menjelaskan bahwa profitability, firm size, tangibility, dan growth opportunities sangat berpengaruh terhadap struktur modal. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995) di negara-negara G-7, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Perancis, Itali, Inggris, dan Kanada, bahwa profitability berkorelasi negatif
3
dengan struktur modal. Khan (2012) meneliti tentang keputusan struktur modal dipengaruhi oleh firm performance di Pakistan, dimana Bank adalah pemberi hutang terbesar di negara tersebut, sehubungan dengan permasalahan asimetri informasi, sehingga hutang harus dengan jaminan aset perusahaan. Penelitian di Hongkong juga dilakukan oleh Chiang et al (2001), di sektor properti dan konstruksi yang menyimpulkan bahwa peranan profitabilitas dan daya saing menjadi salah satu faktor untuk menentukan struktur modal. Dalam penelitian Ramlall (2009) menemukan bahwa tidak terdapat hasil signifikan antara non-debt tax shield terhadap model capital structure (total leverage) dan juga short term leverage, tetapi hasil yang negatif dan signifikan ditemukan terhadap long term leverage. Di Indonesia sendiri banyak dilakukan penelitian dengan bidang amatan struktur modal. Eleonara dan Maryani (2007) menganalisa faktor penentu struktur modal perbankan di Indonesia, dengan menggunakan sampel
dari 19 Bank yang listing di bursa Indonesia, yaitu size
perusahaan, besarnya aset perusahaan, non debt tax shield, profitability, dan depresiasi. Hasil penelitian menunjukkan hanya profitability yang berpengaruh secara signifikan dan berhubungan negatif dengan struktur modal. Hasa (2008) yang meneliti pengaruh profitabilitas, fixed asset rasio, kontrol kepemilikan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia, juga menyimpulkan bahwa profitabilitas paling dominan pengaruhnya terhadap struktur modal.
4
Supriyanto (2009) melakukan pengujian perbandingan antara dua teori struktur modal terhadap perusahaan-perusahaan di sektor industri tertentu. Adanya fenomena yang diteliti mengenai struktur modal di perusahaan
manufaktur
di
Indonesia
dimana
kebijakan
hutang
diperusahaan-perusahaan tersebut memiliki tingkat hutang yang lebih besar daripada modal untuk menjalani kegiatan operasionalnya. Struktur modal dipengaruhi secara signifikan positif oleh corporate tax rate, investment opportunity set, past debt, dan dipengaruhi secara signifikan negatif oleh profitability. Faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah non debt tax shield. Ruslim (2009) melakukan pengujian dengan melakukan analis empiris terhadap saham di indeks LQ 45 menyimpulkan secara khusus dari hasil penelitiannya, bahwa struktur modal atas emitenemiten di indeks tersebut tidak mengikuti pecking order theory, dimana defisit pendanaan internal hanya signifikan pada level 5%, sedangkan perubahan hutang jangka panjang lebih mampu menjelaskan perubahan struktur modal secara umum, sehingga lebih mendukung trade-off theory. Santika (2011) dalam penelitiannya mengenai struktur modal di perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan bahwa manajemen dapat meningkatkan struktur modal melalui pendanaan eksternal melalui obligasi pada saat pertumbuhan penjualan meningkat, dan disisi lain, manajemen dapat menurunkan struktur modalnya melalui pendanaan internal ketika profitabilitas perusahaan naik atau meningkat.
5
Hasil penelitian Chen dan Jiang (2001) menyimpulkan bahwa non debt tax shield dan flexibility yang kurang dianggap mempengaruhi secara signifikan, menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pada struktur modal di perusahaan-perusahaan Belanda. Tangibility dan size berpengaruh positif jika direlasikan dengan long term leverage, tetapi size tidak berhubungan signifikan terhadap short term debt, dan tangibility berhubungan negatif jika direlasikan dengan short term leverage. Ramlall (2009) yang melakukan penelitian pada perusahaan non publik nonkeuangan di Mauritius, mengukur hutang dari berbagai rumusan pengukuran, mulai dari liability, sampai dengan leasing, loan, dan debt. Setiap pengukuran hutang tersebut terbagi menjadi komponen hutang jangka panjang jangka pendek. Hal ini dilakukan untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang pengaruh hutang. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tangibility berpengaruh negatif terhadap short term leverage, dan berpengaruh positif terhadap long term leverage. Penelitian ini ingin menguji kembali serta mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti di berbagai negara termasuk di Indonesia dengan menggunakan tahun penelitian dan sektor industri yang berbeda, dan penelitian ini membatasi variabel kontrol yaitu pengaruh dari pengaruh profitabilitas, tangibility, pajak, ukuran perusahaan, non debt tax shield, pertumbuhan perusahaan dan volatility terhadap perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia. Variabel-variabel tersebut diasumsikan memiliki kontribusi
6
yang cukup signifikan karena merupakan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi struktur modal di negara berkembang dari hasil penelitian secara empiris. Beberapa variabel bebas yang akan diujikan memiliki lebih dari satu model perhitungan, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas perhitungan yang mana yang paling mempengaruhi struktur modal. Kebijakan hutang yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini terbagi menjadi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, dan jumlah total semua hutang perusahaan. Berbeda dari penelitian sebelumnya, pemilihan sampel
mengambil perusahaan-
perusahaan non-keuangan yang masuk di dalam indeks Kompas100, karena perhitungan rasio perusahaan sektor industri non-keuangan dengan perusahaan di sektor keuangan memiliki perbedaan dan tidak sesuai untuk diperbandingkan. Dengan demikian, adapun judul yang akan menjadi penelitian adalah “Analisis Empiris Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Publik Non-Keuangan di Indonesia Tahun 2009-2011”
1.2
Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Beberapa determinan struktur modal yang akan dianalisis adalah profitability, tangibility, tax, company size, non debt tax shield, company growth dan volatility. Masing-masing determinan
7
struktur modal ini telah banyak dibahas oleh para peneliti sebelumnya, baik itu sebagai penelitian teoritis maupun penelitian empiris. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakan yang berpengaruh terhadap kebijakan hutang yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan publik non-
keuangan di Indonesia, dilihat dari kebijakan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan total hutang perusahaan.
1.2.2 Pembatasan Masalah Penelitian mengenai determinan struktur modal telah banyak dilakukan dengan rumusan variabel-variabel yang berbeda untuk setiap penelitian. Pada penelitian ini diambil beberapa variabel yang diharapkan signifikan dalam pengaruhnya terhadap kebijakan hutang untuk perusahaan publik non-keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada variabelvariabel profitability, tangibility, tax, company size, non debt tax shield, company growth dan volatility dalam pengaruhnya terhadap kebijakan hutang yang diambil oleh perusahaan.
1.2.3 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini, maka perumusan atas masalah tersebut antara lain:
8
1.
Bagaimana pengaruh profitability terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia?
2.
Bagaimana pengaruh tangibility terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia?
3.
Bagaimana
pengaruh
tax
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia? 4.
Bagaimana pengaruh size perusahaan terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor nonkeuangan di Indonesia?
5.
Bagaimana pengaruh non debt tax shield terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor nonkeuangan di Indonesia?
6.
Bagaimana pengaruh company growth terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor nonkeuangan di Indonesia?
7.
Bagaimana pengaruh volatility terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia?
9
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menganalisis pengaruh profitability terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
2.
Menganalisis
pengaruh tangibility
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia. 3.
Menganalisis pengaruh tax terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
4.
Menganalisis pengaruh size perusahaan terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
5.
Menganalisis pengaruh non-debt tax shield terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
6.
Menganalisis pengaruh company growth terhadap kebijakan hutang perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
7.
Menganalisis
pengaruh
volatility
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan publik yang bergerak di sektor non-keuangan di Indonesia.
1.4
Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1.
Bagi praktisi Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi ilmiah bagi perusahaan, investor, dan pihak lain yang berkepentingan. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
10
pengambilan kebijakan hutang. Sedangkan bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk melihat proyeksi masa depan perusahaan dengan melihat nilai hubungan leverage dengan kondisi finansial perusahaan. 2.
Bagi akademisi Struktur modal merupakan topik yang kompleks dan menjadi salah satu penentu untuk menilai sebuah perusahaan. Penelitian ini akan memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan non-keuangan di Indonesia. Lebih jauh lagi, studi ini juga akan memberikan gambaran tentang seberapa besar faktor-faktor tersebut berpengaruh pada struktur modal di masing-masing industri. Penelitian ini diharapkan akan memperkuat pembuktian mengenai struktur modal perusahaanperusahaan publik non-keuangan, khususnya di negara Indonesia.
1.5
Sistematika Penulisan Laporan ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang hal-hal pokok yang berhubungan dengan penulisan tesis, meliputi: latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI
11
Bab ini mengenai tinjauan pustaka tentang landasan teori yang menjadi dasar penulisan tesis yaitu teori normatif dan penelitian-penelitian sebelumnya, kerangka teoritis, dan pengembangan hipotesis penelitian. Bab III: METODA PENELITIAN Bab ini menjelaskan metoda-metoda penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis, meliputi: obyek penelitian, metoda pengumpulan data, pengukuran variabel, dan metoda analisis data. Bab IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi sampel penelitian, analisis deskriptif, pengujian asumsi klasik, dan hasil analisis regresi linear berganda. Bab V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang simpulan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.
12