BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memusatkan struktur fisik dan struktur batinnya (1987: 25). Adapun menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi, puisi merupakan gubahan penyair tentang pengalaman manusia ke dalam bentuk yang estetis (1987: 7). Karya sastra puisi bersifat konsentrif dan intensif. Seperti yang diungkapkan S. Suharianto dalam Dasar-dasar Teori Sastra, pengarang mengadakan konsentrasi dan intensifikasi atau pemusatan dan pemadatan (1982: 46). Penyair hanya menyampaikan pokok-pokok dari apa yang ingin disampaikan kepada pembaca dengan menghilangkan bagian-bagian yang tidak berfungsi mendukung makna. Selain itu, Herman J. Waluyo juga menyatakan pendapat yang sejalan dengan pendapat S. Suharianto mengenai hal tersebut. Puisi mengalami pengkonsentrasian atau pemadatan bahasa yang kemudian mengakibatkan bahasa puisi memiliki banyak kemungkinan makna. Jadi, dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif (1987: 22). Lebih jauh, S. Suharianto dalam bukunya Dasar-dasar Teori Sastra memperjelas sifat puisi dengan menyatakan pendapatnya mengenai puisi prismatis dan puisi diafan. Puisi prismatis merupakan puisi yang sangat mengandalkan
1
2
pemakaian kata-kata dalam bentuk-bentuk pelambangan atau kiasan-kiasan (1982: 61). Kata-kata ini sering mempunyai banyak kemungkinan makna atau poly-interpretable. Adapun puisi diafan merupakan puisi yang “mudah dilihat”, artinya mudah dipahami isinya karena hampir semua katanya sangat terbuka, tidak banyak memanfaatkan lambang-lambang atau kiasan-kiasan. Jadi, ada puisi yang dapat dengan mudah dipahami maknanya tetapi ada pula puisi yang membutuhkan penafsiran karena mengandung banyak kiasan dan bersifat poly-interpretable. Lagu bila dilepaskan nada-nada atau melodinya, akan menjadi lirik lagu. Dengan kata lain, lirik lagu merupakan rangkaian kata-kata dalam lagu. Pada dasarnya, lirik lagu merupakan ungkapan emosional dan pengalaman batin dari penulisnya yang disampaikan lewat lagu dengan pemilihan nada atau melodi yang disesuaikan. Hal ini diperkuat dengan definisi lirik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa lirik merupakan karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau susunan kata sebuah nyanyian (2005: 678). Lirik lagu dapat disebut sebagai puisi bila ia memiliki struktur fisik dan struktur batin seperti puisi. Jadi, apabila lirik lagu mengalami pemadatan bahasa, menggunakan bahasa kiasan dan memiliki banyak kemungkinan makna, serta mengekspresikan emosi dan perasaan penulisnya, maka lirik lagu bersifat seperti puisi. Dapat dikatakan bahwa karya sastra dan seni saling berhubungan. Seperti yang diungkapkan oleh Rene Wellek dan Austin Warren dalam Teori Kesusastraan, hubungan sastra dengan seni rupa dan seni musik sangat beragam dan rumit (1990: 160). Misalnya, puisi mendapat inspirasi dari karya seni, seperti
3
lukisan maupun musik. Begitu pula sebaliknya, karya sastra seperti puisi
juga
bisa menjadi tema untuk seni musik atau seni rupa. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Herman J. Waluyo dalam bukunya yang berjudul Teori dan Apresiasi Sastra bahwa nyanyian-nyanyian yang banyak dilagukan adalah contoh puisi yang populer (1987: 2). Dalam hal ini, penulis lirik lagu tersebut adalah penyairnya. Waluyo juga menyatakan bahwa nyanyian-nyanyian yang kita dengarkan tidaklah semata-mata hanya lagunya yang indah, tetapi terlebih lagi isi puisinya mampu menghibur manusia (1987: 1). Ada juga lagu-lagu cinta yang mempunyai lirik puisi yang berbeda sehingga selalu mampu
memberikan
hiburan
(Waluyo,
1987:
1).
Berdasarkan
pernyataan-pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa isi dari lagu adalah puisi. Isi dari lagu yang dimaksud adalah lirik lagu. Puisi adalah karya sastra. Maka, lirik lagu dapat dianalisis dari segi kesusastraan. Untuk lagu-lagu berbahasa Jepang, penulis sering mendengarkan dan menikmati lagu-lagu boyband Jepang Arashi. Arashi adalah boyband Jepang yang memulai karir di dunia hiburan Jepang pada tahun 1999. Anggota Arashi ada lima orang, yaitu Ohno Satoshi (33 tahun), Sakurai Sho (31 tahun), Aiba Masaki (31 tahun), Ninomiya Kazunari (30 tahun), dan Matsumoto Jun (30 tahun). Di antara kelima anggota tersebut, Ninomiya Kazunari adalah satu-satunya anggota yang pandai bermain gitar dan piano. Pria yang biasa disapa Nino ini memiliki hobi menciptakan lagu dan menulis lirik. Itulah mengapa Nino berbeda dengan anggota Arashi lainnya. Nino lebih sering menciptakan lagu dan menulis sendiri liriknya. Kemampuannya
4
menciptakan lagu dan menulis lirik ia tunjukkan lewat penampilan-penampilan solonya dalam konser-konser Arashi, misalnya, lagu Kako pada konser Iza, Now! (2004). Karya Nino juga muncul pada proyek pembuatan lagu solonya dalam album-album Arashi, seperti Niji pada album Time (2007), Gimmick Game pada album Dream “A” Live (2008), dan 1992*4##111 pada album Boku no Miteiru Fuukei (2010). Nino juga memutar lagu-lagu yang ia ciptakan dalam acara radionya, yang bernama Bay Storm di Bay FM, seperti Shougai Nani ga Attemo Aisuru Hito e dan Kasetto Teepu. Karya Nino yang lain yaitu lagu Rakuen, yang liriknya juga ia tulis sendiri. Lagu itu kemudian ditulis ulang liriknya bersama anggota Arashi yang lainnya, yang kemudian diberi judul Fight Song. Lagu tersebut dipakai sebagai lagu bonus dalam sebuah single Arashi yang berjudul Love So Sweet (2007). Dalam sebuah wawancara majalah Popolo (September, 2007), Nino mengatakan bahwa sudah sekitar 20 lagu telah ia buat. Bila ia sibuk, untuk proyek solo dalam album Arashi, ia hanya akan menulis lirik dari komposisi lagu yang diciptakan orang lain untuknya. Sekilas mengamati dan membaca teks lirik yang ditulis oleh Nino, ada beberapa hal yang mencolok. Misalnya: pemberian judul lirik lagu berupa kode aneh yang terdiri dari angka-angka dan tanda, penulisan beberapa kata yang sewajarnya ditulis dengan huruf hiragana maupun kanji ke dalam huruf katakana, dan munculnya ambiguitas akibat pemakaian beberapa kata ganti orang yang berbeda dalam satu lirik, karena dalam bahasa Jepang kata ganti orang seperti anata, kimi, dan omae, yang ketiga-tiganya berarti ‘kamu’, digunakan pada situasi
5
yang berbeda-beda dan memiliki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, lirik-lirik karya Nino menarik untuk dianalisis sebagai puisi dengan melihat unsur-unsur struktur fisiknya. Dengan menganalisis unsur struktur fisiknya, diharapkan juga akan dapat dipahami makna dari lirik-lirik karya Nino.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan diksi, gaya bahasa, dan kata-kata konkret dalam lirik-lirik lagu karya Ninomiya Kazunari, dan apa makna yang ingin disampaikan dari lirik-lirik tersebut melalui penggunaan diksi, gaya bahasa, dan kata-kata konkret tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Secara teoretis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan diksi, gaya bahasa, dan kata-kata konkret dalam lirik-lirik lagu karya Ninomiya Kazunari dan untuk memahami makna yang ingin disampaikan dari lirik tersebut melalui penggunaan diksi, gaya bahasa, dan kata-kata konkret tersebut. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap musik berbahasa Jepang dan menambah pengetahuan tentang pemakaian diksi, gaya bahasa, dan kata-kata konkret dalam lirik lagu berbahasa Jepang.
6
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian sastra dengan data berupa lirik lagu berbahasa Jepang ini adalah agar pembaca mengetahui maksud atau makna yang ingin disampaikan penulis lirik melalui penggunaan diksi, gaya bahasa, dan kata konkret. Diharapkan pembaca juga tidak salah menafsirkan arti sebuah karya sastra, termasuk lirik lagu. Apalagi, dalam bahasa Jepang terdapat penulisan kata dengan huruf kanji, hiragana, dan katakana, yang masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda. Setiap huruf kanji menunjukkan sebuah kata atau konsep yang berbeda-beda dan dipakai untuk nomina maupun akar kata kerja atau kata sifat dan merupakan aksara yang disesuaikan dari aksara Cina, huruf hiragana dipakai untuk menuliskan kata asal bahasa Jepang yang sudah jarang menggunakan huruf kanji, sedangkan huruf katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata pinjaman dari bahasa lain maupun nama-nama asing (Stewart, 1996: 9-10). Jadi, penggunaan huruf kanji, hiragana, maupun katakana yang tidak sesuai dengan fungsinya dapat menjadikan timbulnya makna lain, sehingga perlu ditafsirkan lebih lanjut.
1.5 Tinjauan Pustaka Sepengetahuan penulis, ada mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM yang telah membuat penelitian sastra tentang lirik lagu, yaitu Yuda Prihantoro (2007), yang menganalisis gaya bahasa dalam lirik lagu album Rieka Roslan Bercerita karya Rieka Roslan. Yuda Prihantoro meneliti gaya bahasa
7
berdasarkan gaya kalimat, gaya kata, dan gaya bunyi dalam 12 lagu yang terdapat pada album Rieka Roslan Bercerita karya Rieka Roslan. Selain itu, ada juga mahasiswi Sastra Indonesia lainnya, yaitu Dina Anggrayni (2005), yang meneliti lirik lagu pada lagu-lagu milik grup band Jamrud. Dalam penelitiannya itu, selain menganalisis komponen tutur dan kebahasaan dalam lirik lagu Jamrud, Dina Anggrayni juga menganalisis ciri dari pilihan kata dan gaya bahasa dari lirik-lirik lagu Jamrud. Ciri-ciri diksi lirik lagu Jamrud, antara lain: adanya makna konotatif, pemakaian bahasa slang, pemakaian dialek, pemakaian bahasa asing, dan pemakaian istilah pornografi. Adapun gaya bahasa yang muncul pada lirik-lirik lagu Jamrud, antara lain : persamaan (simile), metafora, personifikasi, metonimia, ironi, sinisme, sarkasme, dan adanya pemakaian peribahasa yang menyimpang. Andini Sureti Indranesya (2012), mahasiswi dari Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya UGM, juga menggunakan lirik lagu sebagai data penelitiannya yaitu empat lirik lagu berbahasa Jepang milik boyband Kanjani Eito. Ia menggunakan teori semantik Riffaterre dengan menerapkan pembacaan heuristik dan hermeneutik, pencarian matriks, model, dan varian, serta hipogram. Berdasarkan analisis tersebut, tema Osaka begitu kuat muncul dalam empat lagu Kanjani Eito dan tergambar dalam berbagai sisi, seperti kebiasaan maupun cara hidup masyarakatnya. Sama seperti penelitian-penelitian di atas, penelitian ini juga menggunakan data berupa lirik lagu, akan tetapi lirik lagu yang digunakan berbeda dengan lirik lagu pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berbeda dengan penelitian Andini
8
Sureti Indranesya, penelitian lirik lagu berbahasa Jepang ini menggunakan data yang memiliki kekhasan pada bentuk penyampaian maknanya, maka penulis akan menganalisis kekhasan tersebut untuk menyimpulkan maknanya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi objek penelitian ini hanya pada tiga lirik lagu karya Ninomiya Kazunari, antara lain: Niji, Gimmick Game, dan 1992*4##111. Lagu-lagu yang liriknya ditulis Ninomiya Kazunari ada yang hanya disiarkan di acara radionya saja maupun hanya dinyanyikan sebagai sebuah penampilan dalam konser. Penulis akan mengalami kesulitan untuk menganalisis lirik-lirik lagu tersebut karena tidak ada teks liriknya. Akan tetapi, Niji, Gimmick Game, dan 1992*4##111 yang merupakan proyek lagu solo Ninomiya Kazunari dalam album Arashi, mempunyai teks lirik yang terdapat pada buklet lirik album Arashi. Hal ini memudahkan penulis untuk menganalisisnya sehingga penulis memilih ketiga lirik lagu tersebut sebagai objek penelitian. Di antara sekian banyak lirik lagu yang ditulis oleh Nino, ketiga lirik lagu ini dianggap mewakili dan memenuhi persyaratan untuk dianalisis dari segi kesusastraan sebagai puisi. Selain karena mengandung banyak ambiguitas dan bahasa kiasan yang membutuhkan penafsiran untuk dapat memahami maknanya, ketiga lirik ini juga memiliki gaya penyampaian makna yang khas, melalui unsur struktur fisiknya yang berupa diksi dan kata konkret.
9
1.7 Metode Penelitian Penulis akan menggunakan data berupa lirik-lirik dari lagu Niji, Gimmick Game, dan 1992*4##111. Teks lirik-lirik tersebut penulis dapatkan dari scan teks lirik album Arashi yang berjudul Time (2007) yang di dalamnya terdapat lirik lagu solo Nino yang berjudul Niji, scan teks lirik album Arashi yang berjudul Dream A Live (2008) yang di dalamnya terdapat lirik lagu solo Nino yang berjudul Gimmick Game, dan scan teks lirik album Arashi yang berjudul Boku no Miteiru Fuukei (2010) yang di dalamnya terdapat lirik lagu solo Nino yang berjudul 1992*4##111. Metode penelitian terdiri atas dua macam, yaitu metode yang berkaitan dengan teori dan metode yang berkaitan dengan prosedur penelitian (Sangidu, 2004: 105-106). Metode untuk penelitian ini yang berkaitan dengan teori adalah menggunakan teori I. A. Richards dalam Herman J. Waluyo, mengenai unsur-unsur metode puisi yang terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas atau bahasa figuratif, rima dan ritma. Dan untuk menganalisis diksi, gaya bahasa, dan kata konkretnya, penulis akan menggunakan teori dari beberapa tokoh yang akan penulis bahas dalam bab selanjutnya. Untuk metode yang berkaitan dengan prosedur penelitian, tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain, memilih dan menentukan objek penelitian, yaitu lirik-lirik lagu karya Nino yang terdapat di album Arashi. Kemudian memahami liriknya dengan menerjemahkan lirik-lirik tersebut ke dalam bahasa Indonesia, menganalisis bagaimana penggunaan diksi, gaya bahasa,
10
dan kata konkret dalam lirik lagu tersebut dengan teori beberapa tokoh, lalu menyimpulkannya.
1.8 Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri atas 4 bab. Bab I berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II, tentang landasan teori. Bab III, berisi analisis diksi, gaya bahasa, dan kata konkret dalam lirik lagu karya Ninomiya Kazunari. Dan bab IV, berisi kesimpulan.