BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Setiap organisasi lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Agar eksistensinya dapat terjaga, organisasi harus mendapat dukungan dari publiknya, dimana dukungan tersebut muncul dari relasi yang baik. Untuk mendapatkannya, organisasi harus mengadakan komunikasi dengan publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi harus menciptakan opini publik yang favourable tentang kegiatan– kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan, aktivitas pemberian pengertian secara detail, jelas, dan mengharapkan feedback yang jelas pula. Salah satu Universitas di Indonesia yang cukup concern dengan pembentukan citra lewat adalah Universitas Multimedia Nusantara(UMN). UMN
merupakan
universitas
berbasis
ICT
(Information
and
Communication Technology) yang didirikan pada tanggal 25 November 2005. Jelaslah terlihat bahwa di era perkembangan teknologi ini, UMN mencoba lebih interaktif dengan merepresentasikan diri di komunitas online. Di media online, UMN memiliki website resmi yang terintegrasi dengan berbagai platform social media seperti Facebook, Twitter, dan
1
Youtube. Untuk Facebook sendiri UMN memiliki group, user, dan page. Facebook sebagai salah satu tools untuk membangun citra. Perkembangan teknologi membuat komunikasi kian beragam dan kompleks. Komunikasi tidak lagi sebatas pada media konvensional. Misalnya saja kini, universitas ketika bersaing untuk menarik siswa terbaik, tak lagi cukup untuk memiliki brosur dan website ramping. Universitas dapat menjangkau dan terlibat dengan pelamar di social media. Namun Universitas tidak boleh cukup puas hanya karena brand-nya ada di Facebook. Siswa akan membuat penilaian tentang universitas. Bila Universitas
tidak
responsif
secara
online
dan
posting
secara
berkesinambungan, siswa tidak tertarik lagi dengan akun universitasnya. Sebuah media sosial universitas yang sukses adalah ketika siswa dapat memiliki koneksi satu-ke-satu, berbicara langsung ke sekolah dan mendapatkan informasi menarik yang mereka tidak pernah tahu sebelumnya (edition.cnn.com). Pemanfaatan media online sebagai alternatif alat bagi universitas untuk berkomunikasi dengan publiknya memang sulit terelakkan. Demografi audiens dari sebuah universitas di media online social media sangatlah beragam. Mulai dari siswa yang rata-rata berumur 18 hingga 24 tahun, juga mereka yang masil berada di sekolah menengah atas. Alumni menggunakan jaringan sosial untuk terlibat dan tetap terhubung dengan universitasnya. Komunitas masyarakat, orang tua siswa, donor potensial, fakultas dan staf dan konstituen lainnya juga merupakan publik dari
2
universitas. Dengan populasi kunci begitu banyak yang mampu dirangkul media sosial, universitas hampir tidak punya pilihan selain untuk mengintegrasikan
platform
ini
ke
dalam
rencana
komunikasi
(mashable.com). Social
media
memungkinkan
institusi
pendidikan
untuk
berkomunikasi secara lebih personal dan dua arah. Komunikasi dua arah merupakan alat untuk memperlancar pemahaman yang tepat dalam hal penyampaian pesan dan informasi (Rosady Ruslan, 2005:28). Melalui komunikasi dua arah, institusi dapat memberikan pelayanan terbaik sesuai keinginan dan kebutuhan publik. Ketika keinginan dan kebutuhan publik dapat dilengkapi, maka institusi tersebut dapat menciptakan kepuasan, bahkan merebut loyalitas publik. Dengan demikian, citra yang terbentuk adalah baik. Digital reputasi merupakan aset tidak berwujud. Namun pihak institusi berkewajiban untuk mengelolanya. Meskipun begitu, komunikasi melalui media online bukanlah tanpa tantangan karena semakin deras dan terbuka arus informasi, otomatis membuat pengelolaan informasi menjadi hal yang krusial. Beberapa ada yang memilih menghindar, takut berita buruk mengenai institusinya cepat menyebar tanpa dapat mengatasi. Tapi, ini bukan alasan untuk menghindar, karena memang era ini tak bisa terelakkan. Justru disinilah peluang untuk memanfaatkannya secara optimal. Pengelolaan informasi merupakan kewajiban di era digital ini. Kemunculan social media, dapat memunculkan nilai strategis baru yang signifikan. Selain itu, setiap
3
institusi yang tidak memanfaatkan social media akan tertinggal, karena dengan social media, dapat dimungkinkan terjadinya interaksi antara institusi dengan stakeholder-nya. Sosial media mampu menghubungkan kalangan pihak internal sebuah universitas dengan pihak luar (mitra dan publik). Dengan demikian relasi antara sebuah institusi dengan publik sasarannya dapat menjadi kuat karena komunikasi yang dilakukan bersifat lebih personal. UMN tidak hanya membangun
page resmi di media online.
Namun juga berkomunikasi dengan publiknya. Disini, peneliti tertarik mengupas strategi komunikasi Universitas Multimedia Nusantara dalam menggunakan media online karena belum banyaknya penelitian di Indonesia yang memfokuskan diri pada strategi komunikasi melalui media online, terutama untuk institusi di bidang jasa seperti universitas dalam membangun citra positif. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui bagaimana UMN menginformasikan hal-hal yang terkait dengan dirinya, mencoba merepresentasikan dirinya di komunitas online dalam rangka membangun citra yang positif.
4
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses implementasi strategi komunikasi yang dilakukan UMN dalam rangka membangun citra positif melalui social Facebook?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi strategi komunikasi yang dilakukan UMN dalam rangka membangun citra positif melalui social media Facebook.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi terhadap pengembangan pengembangan public relations terutama
mengenai
konsep-konsep
strategi
komunikasi
di
komunitas online.
1.4.2
Manfaat Praktis Bagi
organisasi,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan masukan dalam menentukan strategi komunikasi melalui media online dalam kaitannya dengan membangun reputasi secara lebih efektif.
5