BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (sekarang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan) mulai tahun 2003 mengembangkan program peningkatan mutu
pendidikan, di antaranya adalah
program
pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Program SBI bertujuan untuk memacu peningkatan mutu pendidikan dan sekaligus memperbaiki mutu angkatan tenaga kerja di masa mendatang, sehingga tamatan memiliki daya saing dengan negara-negara lain (Depdiknas, 2003a: 1-2). Program ini sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 yang mengamanatkan
bahwa
Pemerintah
dan/atau
Pemerintah
Daerah
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional (Depdiknas, 2003b: 33). SMK merupakan salah satu jenis sekolah pada jenjang pendidikan menengah merupakan salah satu sasaran pengembangan Rintisan SBI. Dengan program ini diharapkan siswa SMK pelaksana program SBI memiliki kompetensi lebih dibanding siswa SMK standar nasional dan SMK standar, sehingga output dan outcome SMK tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan global dan tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
1
Menurut Depdiknas (2006: 57-61), pengembangan SMK bertaraf internasional (SMK BI) didasarkan pada prinsip-prinsip: berpedoman pada standar nasional pendidikan (SNP), berdasarkan atas kebutuhan dan prakarsa sekolah, pembelajaran menggunakan kurikulum nasional yang memiliki kualitas bertaraf internasional, menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS), penyelenggaraan proses belajar mengajar mengikuti pola perubahan yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan baru, menerapkan kepemimpinan transformasional/visioner, sumber daya manusia profesional dan tangguh baik guru, kepala sekolah, tenaga pendukung, maupun komite sekolah, dan penyelenggaraan didukung sarana dan prasarana yang lengkap, relevan, mutakhir dan canggih. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Temanggung ditetapkan menjadi salah satu sekolah nasional bertaraf internasional (SNBI) melalui Keputusan Direktur
Pembinaan
Sekolah
0004/C5.2/Kep/MN/2006. Istilah SNBI
Menengah
Kejuruan
No.:
oleh Departemen Pendidikan
Nasional diubah menjadi Sekolah Bertaraf Internasioanal (SBI). Sekolah yang ditetapkan menjadi sekolah bertaraf internasional semestinya memiliki kesiapan memenuhi prinsip-prinsip penyelenggaraan SBI. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Temanggung memiliki tiga Program Keahlian, yaitu
Teknologi Hasil Pertanian, Budidaya Tanaman
Perkebunan (Agronomi), dan Analis Kimia. Masing-masing Program Keahlian diprogramkan empat tahun pelajaran atau empat tingkat.
2
Program
Keahlian di SMK Negeri 1 Temanggung yang ditetapkan sebagai program SNBI atau SBI adalah Program Keahlian Food Processing and Packaging atau Teknologi Hasil Pertanian (THP). Pelaksanaan program SBI dilaksanakan melalui dua fase, yaitu fase rintisan dan fase kemandirian (Depdiknas, 2007a: 17). Pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung tahun 2008/2009 memasuki tahun ketiga. Mulai tahun pelajaran 2007/2008 status SBI diberlakukan untuk ketiga Program Keahlian tersebut. SBI diharapkan menjadi program unggulan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi siswa. Peningkatan kompetensi siswa sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya angkatan tenaga kerja lulusan SMK. Lulusan SMK BI diharapkan mampu bersaing di pasar kerja baik tingkat nasional maupun internasional. Untuk memenangkan persaingan diperlukan penguasaan kompetensi keahlian, kompetensi penggunaan teknologi informatika, dan penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi. Menurut Basuki (2007:190) kemampuan berbahasa asing (bahasa Inggris) yang belum sesuai standar dapat menjadi penghambat pelaksanaan
SBI. Berdasarkan Instrumen Evaluasi Diri SMK N 1
Temanggung (Purwono, 2007) kemampuan berbahasa Inggris siswa SMK N 1 Temanggung masih rendah dan guru yang mampu berbahasa Inggris sebanyak 7 orang. Perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional tahun 2007/2008 dibanding tahun 2006/2007 untuk Bahasa Indonesia meningkat, tetapi untuk Bahasa Inggris dan Matematika menurun.
Perolehan nilai rata-rata UN
3
mata
pelajaran Bahasa Indonesia meningkat 2 % dari 8.33 menjadi 8.50, tetapi nilai rata-rata Matematika menurun 21 % dari 8.94 menjadi 7.39, dan nilai rata-rata Bahasa Inggris juga menurun 21 % dari 7.90 menjadi 6.54. Pengelolaan pendidikan SMK sangat unik
karena masing-masing
Program Keahlian memiliki kekhususan kompetensi yang berbeda satu sama lain. Masing-masing Program Keahlian harus dikelola secara profesional sesuai kekhususannya agar kualitas lulusannya berbobot. Keberhasilan pengelolaan Program Keahlian tidak lepas dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru, dan Kinerja Komite Sekolah. Selain itu, SMK Negeri 1 Temanggung sebagai sistem, keberhasilan pengelolannya tidak lepas dari fungsi-fungsi manajemen pendidikan, meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling). Berdasarkan studi awal peneliti dari dokumen program dan instrumen evaluasi diri dan dialog dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Temanggung keefektifan manajemen pelaksanaan Rintisan SBI belum
dievaluasi oleh
pihak internal maupun eksternal, sehingga belum ada data kuantitatif yang komprehensip.
Untuk mengetahui keefektifan manajemen pelaksanaan
Rintisan SBI di SMK
Negeri 1 Temanggung peneliti mengambil data dari
Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian yang ditetapkan sebagai SBI sejak tahun 2006/2007.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan terkait dengan pelaksanaan program Rintisan SBI sebagai berikut: 1. Belum diperoleh informasi tentang kesiapan sekolah dalam melaksanakan program Rintisan SBI. 2. Belum diperoleh informasi tentang kurikulum berstandar internasional. 3. Belum diperoleh informasi tentang standar tenaga kerja tingkat internasional. 4. Belum
diperoleh
informasi tentang keefektifan manajemen Pelaksanaan
Rintisan SBI. 5. Belum diperoleh informasi tentang hasil Rintisan SBI secara komprehensip. C. Pembatasan Masalah Beberapa permasalahan yang teridentifikasi di atas tidak seluruhnya dipecahkan dalam penelitian ini, mengingat keterbatasan waktu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibatasi pada persoalan minimnya informasi tentang fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan program Rintisan SBI dan hasil (output) yang dicapai. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka persoalan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
1.
Bagaimana
keefektifan
fungsi-fungsi
manajemen
(perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) dalam pelaksanaan program Rintisan SBI di SMK N 1 Temanggung? 2. Apa hasil (output) yang dicapai dalam pelaksanaan program Rintisan SBI di SMK N 1 Temanggung? E. Tujuan Penelitian Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh data sebagai dasar
perbaikan: 1. Perencanaan program Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung. 2. Pengorganisasian pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung. 3. Pengarahan pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung. 4. Pengendalian pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung. 5. Hasil (output) pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Temanggung. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a.
Sebagai bahan perbaikan panduan SBI.
b. Membuka
kemungkinan
untuk
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
keefektifan manajemen pelaksanaan Rintisan SBI di SMK. c. Menambah kajian tentang pelaksanaan Rintisan SBI di SMK. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah untuk selalu mengevaluasi kepemimpinannya dalam pelaksanaan Rintisan SBI di sekolahnya.
6
b. Bagi Guru untuk meningkatkan kompetensinya dalam pelaksanaan Rintisan SBI di sekolahnya. c. Bagi sekolah untuk selalu membuka diri dalam memberdayakan komite sekolah dalam pelaksanaan Rintisan SBI. d. Bagi
Komite
Sekolah
untuk
selalu
meningkatkan
kinerjanya
(partisipasi dan peran aktifnya) dalam pelaksanaan Rintisan SBI di sekolah. e. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai bahan dalam memberikan pembinaan terhadap kinerja komite sekolah dan sekolah dalam pelaksanaan Rintisan SBI di SMK.
7