BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Penelitian Sektor ekonomi pada dasarnya terbagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor
primer yang terdiri dari pertambangan, pertanian, dan perikanan; sektor sekunder atau disebut sebagai sektor manufaktur; dan sektor tersier yang dikenal sebagai sektor jasa atau industri jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009:6) bisnis-bisnis yang bergerak dalam bidang jasa tidak menyediakan produk barang jadi melainkan berupa pelayanan, seperti maskapai penerbangan, hotel, perusahaan penyewaan mobil, dan lain sebagainya. Perusahaan jasa didirikan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Maka dari itu, pihak manajemen dituntut mampu untuk mengatur kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam memenuhi tujuan tersebut maka hal-hal mengenai pemeliharaan dan juga kestabilan organisasi tersebut harus diatur dan diawasi sedemikian rupa, agar dalam pelaksanaannya nanti dapat menjamin mutu pelayanan sampai pada tingkat yang diharapkan. Selain itu shareholder di setiap perusahaan selalu ingin mengetahui apakah pihak manajemen telah mengambil keputusan yang tepat, apakah manajemen dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimum, dan apakah efektivitas serta efisiensi dalam organisasi telah terealisasi. Saat ini, manajemen perusahaan mengalami tekanan yang terus meningkat dalam menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional suatu organisasi.
1
Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pihak manajemen untuk selalu mengawasi kegiatan operasional organisasi. Audit operasional merupakan alat yang tepat untuk membantu upaya pihak manajemen tersebut. Audit Operasional secara umum bertujuan untuk memeriksa apakah pelaksanaan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan dan apabila di dalam audit tersebut ditemukan hal-hal yang menyimpang dari apa yang diharapkan, maka pemeriksa melaporkan temuan-temuan tersebut kepada manajemen dan memberikan rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan penyempurnaan. PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu contoh perusahaan jasa. Jasa yang diberikan PLN adalah memberikan layanan berupa pemasangan listrik, penambahan daya listrik, pelayanan gangguan listrik, dan lainnya. Menurut berita yang ditulis dalam Harian Rakyat Merdeka pada 29 September 2012, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat 13 persen pelanggan mengadu tidak puas terhadap pelayanan PLN dikarenakan adanya praktik penyimpangan oleh oknum PLN, mulai dari masalah layanan pelanggan hingga soal pengadaan barang dan jasa. Kemudian dalam berita yang ditulis dalam okezone.com pada 28 September 2012, direktur utama PLN Nur Pamudji menyatakan saat ini telah ditemukan indikasi pungutan liar dalam pelayanan sambungan baru dan pelayanan gangguan. Dalam berita lain yang ditulis oleh Setiady dalam suaramerdeka.com, direktur operasi PLN Jawa Bali, I Ngurah Adyana menyatakan, saat ini PLN sedang mengejar etika seperti tidak ada gratifikasi, suap, atau halangan saat
2
pelayanan. Untuk itu, sanksi siap dijatuhkan terutama terhadap petugas yang masih membandel dengan tidak mendukung program perusahaan. PLN akan mengambil tindakan tegas sampai pemecatan. Dari fenomena yang terjadi dapat dinyatakan bahwa dalam mencapai tujuan dari program pelayanan PLN tentunya diperlukan pengawasan dari pihak PLN sendiri untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan melakukan audit operasional. “An operational audit evaluates the efficiency and effectiveness of any part of an organization’s operating procedures and methods.” (Arens, et al. 2012:13) Audit operasional dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi prosedur dan metode operasi suatu organisasi. Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis pun tertarik untuk melakukan penelitian, namun penulis membatasi penelitian hanya pada pelayanan penyambungan baru daya listrik saja. Sehingga, penelitian yang akan dilakukan berjudul: “Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Pelayanan Penyambungan Baru Daya Listrik di Kota Bandung”. 1.2.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis membuat identifikasi
masalah sebagai berikut: 1. Apakah audit operasional dalam pelayanan penyambungan baru daya listrik di PLN kota Bandung berjalan efektif.
3
2. Apakah pelayanan penyambungan baru daya listrik di PLN kota Bandung berjalan efektif. 3. Apakah audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas pelayanan penyambungan baru daya listrik di PLN kota Bandung. 1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
maksud dan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk
mengetahui
evektivitas
audit
operasional
dalam
pelayanan
penyambungan baru daya listik di PLN kota Bandung. 2. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan penyambungan baru daya listrik di PLN kota Bandung. 3. Untuk mengetahui peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas pelayanan penyambungan baru daya listrik di PLN kota Bandung. 1.4.
Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan berguna bagi:
1. PLN kota Bandung Penulis berharap dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi PLN kota bandung untuk pertimbangan dalam audit operasional atas pelayanan penyambungan baru daya listrik. 2. Penulis Penulis dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang memperluas wawasan mengenai audit operasional. 3. Rekan mahasiswa dan pihak lain
4
Diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan pengetahuan mengenai audit operasional. 1.5.
Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian untuk menyusun skripsi ini dilakukan di kantor cabang PLN
Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
5