BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya merupakan suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya sumber daya, maka suatu perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Begitu juga dengan kapabilitas, tanpanya, maka suatu perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut tidak mampu memanfaatkan sumber-sumber daya yang telah dimilikinya. Sesuai dengan pendapat Grant (1991), yang mengatakan bahwa sumber daya dan kapabilitas merupakan dua hal mendasar dalam pembentukan strategi perusahaan jangka panjang. Pertama, sumber daya internal dan kapabilitas sebagai dasar penentuan arah strategi perusahaan (Grant, 1991). Kedua, sumber daya dan kapabiltas adalah sumber utama dari profitabilitas perusahaan (Grant, 1991). Suatu perusahaan yang mampu memiliki sumber daya yang berdaya nilai tertentu, dimana sumber daya tersebut sulit dimiliki dan ditiru oleh perusahaan pesaing, maka perusahaan itulah yang akan mencapai keunggulan kompetitif. Karena peniruan aset (sumber daya) akan memakan waktu dan mahal, tergantung pada kemudahan relatif pesaing dalam mengakumulasikan sumber daya yang mereka miliki (Dierickx dan Cool, 1989). Keunggulan bersaing hanya dapat tercapai apabila setiap perusahaan memiliki sumber daya yang berbeda. Perbedaan sumber daya suatu perusahaan,
1
maka akan menghasilkan suatu kompetensi khusus yang berbeda diantara perusahaan-perusahaan pesaing. Kompetensi khusus adalah atribut dari suatu perusahaan yang memungkinkan untuk membuat strategi menjadi lebih efisien dan efektif dibandingkan perusahaan lainnya (Barney dan Clark, 2007). Dengan perbedaan sumber daya inilah, maka akan menciptakan suatu strategi dan kinerja perusahaan yang berbeda-beda pula. Barney (1991) berpendapat bahwa sumber dari keunggulan kompetitif harus fokus pada sumber daya yang heterogen dan imobilitas. Apabila semua perusahaan memiliki sumber daya yang sama, maka pada semua perusahaan juga akan memiliki implementasi strategi yang sama pula. Sehingga menjadi hal yang tidak mungkin bagi suatu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (Barney, 1991). Persaingan yang semakin ketat, perubahan teknologi dan lingkungan yang sangat cepat dalam dunia perbankan berdampak pada perubahan preferensi dan tuntutan masyarakat atas produk dan layanan yang semakin baik. Untuk menghadapi tantangan yang ada, maka usaha perbankan juga perlu untuk memanfaatkan aset-aset sumber daya yang dimilikinya. Begitu juga dengan Bank BTN sebagai bank pelopor serta berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menyediakan kebutuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi masyarakat Indonesia. KPR merupakan salah satu dari kelompok kredit konsumsi. Menurut Retnadi dan Hassim (2011), kredit konsumsi umumnya dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa anggunan (KTA), dan kartu kredit (Krisis Global dan Risiko
2
Persaingan Kredit Konsumsi, Oktober 24). KPR menjadi salah satu produk kredit yang banyak diminati oleh perbankan untuk ditawarkan kepada konsumen karena selain menawarkan suku bunga yang cukup tinggi dibandingkan pembiayaan kredit lainnya (seperti Kredit Tanpa Anggunan dan Kartu Kredit), juga dikarenakan potensi pasar yang besar. Hal ini bisa dilihat dari: 1. Jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (Biro Pusat Statistik), bahwa diperkirakan jumlah penduduk akan terus bertambah ditahun 2025 hingga mencapai 270,5 juta jiwa, seperti yang terlampir pada gambar dibawah ini: Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000-2025 (dalam Juta Jiwa)
Sumber: BPS (Biro Pusat Statistik)
Gambar 1.1. 2. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang semakin baik, yang kemudian berdampak juga pada pola konsumsi atau daya beli masyarakat. Diketahui bahwa pendapatan perkapita penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai U$ 3.563. Berikut adalah gambar perkembangan pendapatan perkapita penduduk Indonesia:
3
Pendapatan Perkapita Penduduk Indonesia
Sumber: www.bi.go.id
Gambar 1.2. 3. Pertumbuhan penduduk juga mendorong permintaan atas kebutuhan rumah. Menurut data Bank Indonesia 2011 bahwa pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil di 12 kota besar di Indonesia mencapai 22,32%, yakni dari 36.449 unit menjadi 44.583 unit. Sementara itu, rumah tipe menengah terjual 32.269 unit, atau lebih tinggi 32,52% dari 24.350 unit di 2010. Sedangkan untuk penjualan rumah tipe besar, yaitu menjadi 13.770 unit dari 6.907 unit. Kenaikan mencapai 99,36%, setelah di 2010 sempat turun 7% dibandingkan 2009 (Laporan Tahunan BTN, 2011). Menurut data Kementrian Perumahan Rakyat, permintaan kebutuhan perumahan per tahunnya mencapai 800.000 unit rumah dari keluarga baru, namun yang baru bisa direalisasikan sebanyak 400.000 unit rumah. Tingginya kebutuhan perumahan tercermin pada backlog kebutuhan rumah yang meningkat, yaitu dari 5,8 juta unit di tahun 2004 menjadi 8,6 juta unit di tahun 2010 (Laporan Tahunan BTN, 2011).
4
Permintaan Rumah Tahun 2011
Sumber: Laporan Tahunan BTN 2011
Gambar 1.3. 4. Semakin kreatifnya para pengembang dalam mempromosikan produknya, seperti lokasi strategis dengan kemudahan akses dan lebih efisien. Hal ini kemudian menjadi salah satu daya tarik konsumen, sehingga permintaan rumah semakin tinggi. 5. Adanya peraturan pemerintah dalam GBHN Tahun 1988 dan UUD 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945, yang menyebutkan bahwa rumah merupakan salah satu hak dasar rakyat dan merupakan hak bagi masyarakat Indonesia untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat (http://www.kemenpera.go.id). Berdasarkan hal-hal tersebut, maka tidak mengherankan apabila kemudian banyak industri perbankan yang berlomba-lomba untuk memberikan pembiayaan pada sektor KPR selain Bank BTN. Pada awalnya bank-bank tersebut tidak terlalu fokus pada sektor KPR, kemudian masuk ke pasar KPR, seperti Bank BNI, Bank
5
Mandiri, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank Mayapada, Bank Ekonomi, Bank Mutiara, hingga bank asing seperti Bank ICBC, dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembahasan tesis ini adalah untuk menganalisis bagaimana Bank BTN dapat memanfaatkan sumber daya dan kapabilitasnya dengan menggunakan pendekatan Resource-Based View (RBV). Pendekatan RBV adalah memfokuskan pada keistimewaan sumber daya yang dapat memberikan manfaat untuk mencapai keunggulan kompetitif, dimana akan membutuhkan biaya yang tinggi untuk menyalin sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan (Barney, 2002). Sehingga dengan menggunakan pendekatan ini, suatu perusahaan dapat mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitasnya sebagai kekuatan internal perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Sebagaimana pendapat Learned et al., dan Porter (dalam Barney, 1991) yang menyatakan bahwa sumber daya perusahaan menjadikan kekuatan suatu perusahaan untuk mengimplementasikan strateginya.
1.2 Pertanyaan Penelitian Dari pertimbangan yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah analisis sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dengan menggunakan pendekatan Resource-Based View?
6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dengan pendekatan ResourceBased View.
1.4 Batasan Masalah Batasan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
2.
Pengamatan pada penelitian ini difokuskan pada strategi pemanfaatan sumber daya dan kapabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
3.
Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar enam bulan dan hanya mewakili gambaran relatif pada periode yang telah ditentukan.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Akademis: Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya dan kapabilitas dengan menggunakan
7
pendekatan Resource-Based View, khususnya dalam melakukan penelitian sejenis. 2.
Praktisi Penelitian ini dapat digunakan sebagai usulan alternatif dalam mengevaluasi sumber daya yang dimiliki PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan permasalahan yang diteliti serta memahami hasil penelitian ini, maka tesis ini disusun dalam tata urutan sebagai berikut: BAB I:
PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II:
LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang pengembangan teori yang berhubungan dengan sumber daya dan kapabiltas perusahaan.
BAB III:
METODE PENELITIAN DAN PROFIL OBJEK PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang pengembangan metode penelitian yang telah dipaparkan pada proposal tesis dan gambaran umum
8
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., terutama berkenaan dengan visi dan misi perusahaan, organisasi dan manajemen perusahaan. Penulis juga memberikan gambaran mengenai sejarah singkat perusahaan. BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan dan menganalisis sumber daya dan kapabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dengan menggunakan pendekatan Resource-Based View (RBV).
BAB V:
SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan simpulan atas hasil penelitian mengenai sumber daya dan kapabilitas Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dengan pendekatan RBV, serta saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dan perkembangan perusahaan.
9