BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pariwisata menjadi sektor potensial untuk dikembangkan dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan sumber daya alam yang menjadi tumpuan industri ekstraktif, maka pemerintah harus mulai mengembangkan sektor lain yang terbarukan guna menaikkan pertumbuhan ekonomi. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization, telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi1. Pariwisata menjadi sektor potensial untuk dikembangkan sebab di setiap negara memiliki daya tarik wisata yang berbeda. Daya tarik wisata sendiri adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan2. Perbedaan daya tarik wisata pun kemudian menyebabkan pariwisata di setiap negara bervariasi. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah3. Pariwisata sering dikaitkan dengan kegiatan refreshing atau leisure. Berwisata pada awalnya mungkin merupakan kebutuhan tersier, namun seiring dengan padatnya mobilitas seseorang, maka berwisata dapat berubah menjadi kebutuhan primer yang harus segera dipenuhi. Pengembangan pariwisata Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar karena Indonesia memiliki keanekaragaman wisata alam serta kekayaan budaya. Indonesia memiliki 1
Website Portal Nasional Republik Indonesia. Potensi Pariwisata Indonesia. Diposting pada 2010. Diakses pada 4 Maret 2015 melalui
2 UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 3 Ibid.
1
banyak wisata alam seperti pantai, danau, gunung, ngarai, dan keelokan alam lainnya. Pada wisata budaya, Indonesia semakin diuntungkan dengan keanekaragaman suku yang ada, sehingga daya tarik yang dihasilkan pun sangat beragam. Tak lupa, wisata minat khusus juga banyak dikembangkan seperti area bermain golf yang terintegrasi dengan hotel, cafe, taman bermain, serta pusat perbelanjaan, yang dapat menjadi pilihan keluarga untuk berekreasi. Keberagaman tersebut semakin menguntungkan bagi Indonesia, apabila ingin memajukan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan negara. Beberapa langkah yang kemudian diperlukan untuk mengembangkan pariwisata adalah antara lain, penataan destinasi wisata, pembangunan infrastruktur menuju daerah wisata, penciptaan cindera mata khas destinasi wisata, hingga proses promosi dan pemasaran destinasi wisata. Kegiatan promosi untuk berwisata pun banyak dilakukan, baik di level nasional hingga daerah. Salah satu daerah yang sedang hangat dibicarakan terkait perkembangan sektor pariwisatanya adalah kabupaten Banyuwangi. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terluas di Jawa Timur ini sedang giat-giatnya mendorong perkembangan sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya mengoptimalkan sektor ekonomi berbasis pariwisata. Strategi tersebut dilakukan agar daerah yang berjuluk "The Sunrise of Java" tersebut tidak hanya mengandalkan industri ekstraktif berbasis sumberdaya alam4. Kabupaten Banyuwangi memang memiliki potensi sumberdaya alam yang menjanjikan, namun pemerintah daerah memiliki strategi untuk tidak hanya bertumpu pada sektor industri ekstraktif berbasis sumber daya alam. Sebagai langkah untuk menarik wisatawan, pemerintah kabupaten berinisiatif menyelenggarakan event-event bertajuk pariwisata, sehingga para wisatawan akan tertarik untuk mencoba mendatangi destinasi wisata di Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Azwar Anas memacu pengembangan sektor wisata dengan mengemasnya 4
Website Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi Dorong Pengembangan Ekonomi berbasis Pariwisata. Diposting pada 14 Oktober 2014. Diakses pada 4 Maret 2015 melalui
2
melalui berbagai program pariwisata event (event tourism) bertajuk "Banyuwangi Festival". Berbagai event digelar, mulai dari Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Gandrung Sewu, Batik Festival, Festival Rujak Soto, International Tour de Banyuwangi Ijen, sampai Banyuwangi Beach Jazz5. Event tourism tersebut dirancang untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan. Diadakannya berbagai event bertujuan meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk menyaksikan event sekaligus berkunjung ke destinasi wisata, sehingga perputaran uang yang masuk ke masyarakat menjadi lebih besar. Berkat pengembangan sektor pariwisata, beberapa sektor industri kreatif di Banyuwangi turut mengalami peningkatan. Kenaikan sektor kerajinan (tekstil, kerajinan berbasis kayu dan rotan, serta barang kulit), misalnya, pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi mengalami kenaikan hampir 75%. Sektor restoran (industri kuliner) naik 12%, sektor perhotelan tumbuh 18%, dan sektor jasa hiburan kebudayaan naik 38%. Kenaikan beberapa sektor industri kreatif tersebut melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang sebesar 7%6. Data di bawah menunjukkan bahwa industri kreatif yang memiliki dampak langsung dengan sektor pariwisata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan berbagai sektor industri kreatif tersebut menjadi bukti bahwa pariwisata menjadi sektor yang berperan penting dalam merangsang pertumbuhan sektor industri kreatif lainnya, sehingga dalam waktu yang sama, pertumbuhan pariwisata akan mendorong peningkatan di sektor perhotelan, dan restoran.
5
Ibid. Ibid.
6
3
Tabel 1.1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2014 Lapangan Usaha 2010 5.185.828,09 485.195,00
Tahun 2011 2012 5.454.518,03 5.753.427,69 519.887,44 553.901,78
2013 5.993.530,88 581.649,10
2014 6.251.803,08 609.536,41
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri 698.108,83 737.999,60 784.093,71 854.372,23 907.576,11 Pengolahan Listrik, Gas, dan 50.201,57 52.848,10 55.621,42 58.693,70 62.391,98 Air Bersih Bangunan 93.624,47 104.147,86 114.476,09 124.582,07 134.688,06 Perdagangan, 2.778.110,25 3.077.801,19 3.412.285,67 3.798.288,97 4.239.592.29 Hotel, dan Restoran Pengangkutan 483.920,15 518.769,74 555.670,22 591.509,45 630.782,70 dan Komunikasi Keuangan, 648.097,34 692.882,73 738.631,90 798.105,45 856.579,00 Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 592.109,47 629.794,66 670.423,21 710.976,05 754.828,88 PDRB Atas 11.015.195,47 11.788.649,35 12.638.531,69 13.511.707,90 14.449.205,51 Dasar Harga Konstan Sumber: Website BPS Kabupaten Banyuwangi. Diakses pada 5 Maret 2015 melalui
Tabel 1.1. menunjukkan perolehan PDRB Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010 hingga 2014 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Banyuwangi. Secara umum, seluruh sektor mengalami peningkatan nominal. Sektor yang paling banyak memberikan sumbangan terhadap PDRB adalah sektor pertanian. Meskipun demikian, pada tahun 2013 pertumbuhan pada sektor ekonomi hanya sebesar 4,17%. Sektor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB adalah sektor yang berhubungan dengan pariwisata. Sektor pariwisata merangsang peningkatan pada sektor hotel, dan restoran. Peningkatan tersebut terjadi dari tahun ke tahun sejak sektor pariwisata ditetapkan menjadi sektor unggulan. Peningkatan tersebut tentu berpengaruh positif terhadap kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Banyuwangi. Berikut ini merupakan grafik yang menggambarkan peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dari tahun 2010-2014.
4
Grafik 1.1. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB Tahun 2010-2014 (dalam %) 4.4 4.3
4.25
4.27
4.2 4.1
4.07
4.07
2013
2014
4 3.9 3.8 3.71 3.7 3.6 3.5 3.4 2010
2011
2012
Sumber: Diolah dari data primer Peningkatan persentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB pada grafik 1.1. tersebut merupakan sebuah peluang bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Peningkatan kontribusi sektor pariwisata terjadi sejak tahun 2011, meskipun pada tahun 2013 mengalami penurunan namun perolehan tersebut masih mencapai target yag ditentukan, yakni sebesar 3,71%. Terlebih lagi, pariwisata sedang menujukkan geliat positif baik di kancah nasional hingga internasional. Banyuwangi yang menjadi pintu gerbang wisatawan menuju ke Bali, tentunya semakin berpeluang untuk menarik lebih banyak wisatawan. Selain dapat dilihat dari PDRB, pertumbuhan pariwisata Banyuwangi yang dapat dikatakan pesat, dapat dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Berikut ini merupakan data yang menunjukan target jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara beserta realisasinya.
5
Tabel 1.2. Jumlah Kunjungan Wisawatan ke Banyuwangi Tahun 2012-2013 Indikator Sasaran
Satuan
Tahun 2012 Target
Realisasi
Capaian Kinerja Tahun 2012 (%)
Tahun 2013 Target
Realisasi
Capaian Kinerja Tahun 2013 (%)
1
Kunjungan wisatawan nusantara
Orang
786.114
1.312.092
166,91
864.725
1.554.500
179,77
2
Kunjungan wisatawan mancanegara
Orang
20.437
50.783
248,49
22.481
60.706
270,03
Rata-rata Capaian Kerja
176,83
186,50
Sumber: RKPD Kabupaten Banyuwangi 2013.
Data pada tabel 1.2. menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 18,47%, sedangkan untuk wisatawan mancanegara sebesar 19,54%. Peningkatan tersebut tentu merupakan sebuah prestasi kabupaten Banyuwangi, yang dapat membuktikan bahwa pemerintah daerah berhasil melakukan city branding, apabila sebelumnya Banyuwamgi terkenal sebagai kota santet, saat ini Banyuwangi terkenal sebagai kota wisata. Keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata. Selain meningkatkan fasilitas yang terdapat pada destinasi wisata, pemerintah daerah juga giat mengadakan kegiatan di tempat wisata atau event tourism berskala nasional hingga internasional. Selain mengadakan berbagai event tourism, pemerintah Banyuwangi juga gencar memasarkan pariwisata Banyuwangi. Hal yang menarik dari pemasaran pariwisata Banyuwangi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
6
Pada tahun 2013, Provinsi Jawa Timur sendiri menempati peringkat ke-3 dalam Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) di tingkat provinsi7. Selain itu, Kabupaten Banyuwangi juga memperoleh penghargaan IDSA (Indonesia Digital Society Award) sebagai The Pioneer of Digital Society untuk kategori government pada tahun 2013 dan 2014. IDSA menilai pemerintah Banyuwangi mempunyai peran aktif dalam membangun Digital Society8. Indonesia Digital Society adalah penghargaan kepada pemerintah Kabupaten/Kota yang dianggap berhasil mengembangkan teknologi, informasi, dan telekomunikasi9. Pembangunan masyarakat bebasis digital dilakukan guna mendorong tumbuhnya penggunaan akses teknologi informasi oleh masyarakat Banyuwangi. Selain itu, melalui program CSR PT Telkom, pemerintah Banyuwangi bersama PT Telkom juga membangun sebuah portal pariwisata yang beralamat www.banyuwangitourism.com. Portal tersebut dapat dijadkian sebagai salah satu acuan bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Banyuwangi. Portal pariwisata Banyuwangi memiliki konten yang dapat dikatakan lengkap. Setidaknya terdapat enam menu yang disuguhkan dalam portal tersebut yakni home, destinasi wisata, budaya dan kesenian, kerajinan, jajanan khas, serta virtual tour. Pada menu home terdapat slider yang berisi beberapa foto destinasi wisata Banyuwangi beserta deskripsi singaktnya. Pada bagian ini juga terdapat berita terkini yang selalu diperbarui oleh pengelola website. Pada menu destinasi wisata terdapat pilihan submenu seperti wisata kuliner, wisata alam, wisata adat budaya, wisata buatan, wisata kota dan wisata religi. Pada setiap submenu terdapat pilihan destinasi wisata berdasarkan kriteria. Apabila diklik maka akan muncul
7
Kemkominfo. PeGI Tingkat Provinsi Tahun 2013. Diakses pada 27 Oktober 2014 melalui http://pegi.layanan.go.id/download/tabel_pegi_2013(3)/PeGI%20Provinsi%202013.bmp 8 BPPKI Surabaya. 2013. Bangun Digital Society, Banyuwangi Raih Penghargaan IDSA 2013. Diakses pada 28 Oktober 2014 melalui http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-surabaya/2013/04/29/bangun-digitalsociety-banyuwangi-raih-penghargaan-idsa-2013/. 9 Bagus. 2014. Lagi, Banyuwangi Raih Pengahrgaan IDSA. Diakses pada 22 Mei 2015 melalui http://www.banyuwangi.us/2014/05/lagi-banyuwangi-raih-penghargaan.html
7
informasi mengenai deskripsi tentang destinasi wisata, akses menuju destinasi wisata, dan tentunya foto destinasi wisata tersebut. Pada menu budaya dan kesenian terdapat pilihan yang berisi hasil budaya dan kesenian khas banyuwangi seperti tari paju gandrung, wayang, barong banyuwangi, dan kesenian lainnya. Pada menu kerajinan terdapat informasi mengenai hasil kerajinan khas Banyuwangi seperti batik dan udeng Banyuwangi, kerajinan bambu, pandai besi, kerajinan kayu, serta kerajinan lainnya. Pada menun jajanan khas berisi informasi mengenai bagiak, pia Glenmore, precet, tape buntut, kopyor dan aneka manisan. Pada menu terakhir yakni virtual tour berisi foto kenampakan pendopo Kabupaten Banyuwangi yang dapat dilihat secara 360 derajat. Kelengkapan informasi yang ditampilkan pada portal wisata Banyuwangi setidaknya banyak memberikan informasi mengenai wisata Banyuwangi kepada para wisatawan yang hendak berkunjung. Tidak hanya berhenti pada pembuatan portal untuk wisata Banyuwangi, pemerintah kabupaten Banyuwangi juga menangkap sebuah peluang dari semakin maraknya penggunaan smartphone oleh masyarakat dunia secara luas. Untuk menangkap pasar tersebut, pemerintah kabupaten Banyuwangi meluncurkan sebuah aplikasi android bertajuk "Banyuwangi Tourism". Melalui aplikasi tersebut, wisatawan bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai potensi daerah Banyuwangi, seperti aspek sejarah, sosial, kuliner, wisata alam dan budaya, serta peta obyek wisata daerah Banyuwangi10. Secara keseluruhan, konten dari aplikasi tersebut sama dengan konten yang terdapat pada portal wisata Banyuwangi. Kegigihan pemerintah Banyuwangi dalam memasarkan pariwisata sebagai sektor utama yang diunggulkan membuahkan beberapa prestasi. Pada tahun 2012 Banyuwangi meraih Travel Club Tourism Award untuk kategori The Most Improved dan pada tahun 2013
10
Banyuwangi luncurkan aplikasi promosi wisata berbasis android. Diakses pada 04 Maret 2015 melalui http://wartaegov.com/berita27198/banyuwangi-luncurkan-aplikasi-promosi-wisata-berbasis-android.html
8
kembali meraih Travel Club Tourism Award untuk kategori The Most Creative tingkat kabupaten11. Selain pemerintah kabupaten, Bupati Banyuwangi juga mendapat beberapa penghargaan prestis sebagai sosok yang mampu menggerakkan potensi daerah, terutama potensi pariwisata. Pada tahun 2014 Bupati Azwar Anas berhasil meraih gelar "Indonesia Marketing Champion 2014" untuk kategori kalangan pemerintahan (Government), dalam ajang penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh MarkPlus Inc12. Pada tahun 2015 Bupati Banyuwangi kembali mendapat penghargaan "Obsession Award" kategori "Best Achiever Regent" (Bupati dengan Pencapaian Terbaik)13. Penghargaan terbaru yang diraih Disbudpar Banyuwangi tahun 2016 adalah sebagai The Winner of Re-Inventing Government in Tourism pada ajang 12th UNWTO Awards dalam kategori Innovation in Public Policy and Governance. Banyuwangi berhasil menjadi juara dunia, setelah mengalahkan negara Kenya, Kolombia dan Puerto Rico. Beberapa penghargaan bergengsi yang diperoleh Banyuwangi dalam kurun waktu 2012-2016 tersebut tentu menjadi bukti bahwa pemerintah kabupaten Banyuwangi memang serius dalam memasarkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan daerah. Berbeda dengan model pemasaran pariwisata pada masa bupati sebelumnya. Pariwisata memang dijadikan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah Banyuwangi periode 2006-2010, namun model pemasarannya masih kurang memanfaatkan teknologi. Pariwisata termasuk salah satu dari program pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi, yakni pada agenda program penciptaan iklim investasi, pengembangan perdagangan dan
11
Kompas. 2013. Banyuwangi Raih Tourism Award 2013. Diakses pada 27 Mei 2015 melaluihttp://travel.kompas.com/read/2013/12/22/0745289/Banyuwangi.Raih.Tourism.Award.2013 12 Bagus. 2014. Bupati Azwar Anas Raih Marketeer of The Year. Diakses pada 27 Mei 2015 melalui http://www.banyuwangi.us/2014/12/bupati-azwar-anas-raih-marketeer-of.html 13 Antara. 2015.Bupati Banyuwangi Terima Penghargaan Penggerak Potensi Wisata. Diakses pada 27 Mei 2015 melaluihttp://www.antarajatim.com/lihat/berita/153768/bupati-banyuwangi-terima-penghargaan-penggerakpotensi-wisata
9
pariwisata14. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan adalah dengan melakukan program pemasaran. Pada program pengembangan pemasaran pariwisata tahun 2006-2010, terdapat beberapa kegiatan sebagai turunan program tersebut, antara lain: 1. Optimalisasi pameran yang bertaraf nasional dan internasional; 2. Fasilitasi pemasaran paket wisata dan jaringan distribusinya; 3. Fasilitasi kerjasama pemasaran antar daerah, dan Negara; 4. Fasilitasi dan motivasi bagi perjalanan wisata domestik; 5. Pengembangan sistem informasi pariwisata. Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006-2010. Kegiatan-kegiatan pemasaran pariwisata pada tahun 2006-2010 tersebut lebih cenderung mengedepankan pemasaran berbentuk konvensional. Berbeda jelas dengan pemasaran yang dilakukan saat ini yang memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi sebagai media utama dalam pemasaran pariwisata Banyuwangi. Perubahan model pemasaran pariwisata Banyuwangi menjadi hal yang menarik untuk ditelisik lebih jauh sebab dengan penggunaan teknologi, jumlah kunjungan wisatawan cenderung meningkat sehingga mendorong peningkatan pendapatan daerah. Perubahan model pemasaran berbasis teknologi tentu memiliki banyak konsekuensi terutama bagi pihak pemerintah kabupaten Banyuwangi yang berperan sebagai pihak yang terdampak atas perubahan. Perubahan model tersebut tentunya mempengaruhi beberapa aspek organisasi, seperti tujuan, visi dan misi, pembagian tugas, penggunaan teknologi, struktur, dan bahkan budaya organisasi. Manajemen perubahan menjadi mutlak diperlukan sebab selama ini banyak pemerintah daerah yang kurang serius dalam memanfaatkan teknologi untuk mengelola sektor publik. Ketidakseriusan tersebut kemudian berdampak pada pemanfaatan teknologi
14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006-2010. Diakses pada 11 Maret 2015 melaluihttp://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/13524%5B_Konten_%5D-KONTEN%20C4619.pdf
10
yang tidak berkelanjutan, sehingga tujuan yang dicapai pun tidak dapat optimal. Perubahan perlu di-manage secara serius sebab perubahan pasti terjadi, sehingga pemerintah daerah juga perlu adaptif apabila ingin tetap bersaing dengan institusi lain. Banyuwangi dapat dijadikan sebagai contoh untuk daerah lain dalam pemanfaatan teknologi untuk memasarkan sektor pariwisata, sebab hasil yang dicapai sudah jelas terlihat. Oleh karena itu, penelitian ini lebih berfokus pada pembahasan manajemen perubahan model pemasaran pariwisata Banyuwangi yang sebelumnya berupa pemasaran secara konvensional menjadi pemasaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang lebih strategis. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana manajemen perubahan model pemasaran pariwisata di Kabupaten Banyuwangi?” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen perubahan di dalam Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selama masa perubahan model pemasaran pariwisata. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk Penulis Sebagai tambahan wawasan mengenai proses manajemen perubahan pemasaran sektor pariwisata yang mulanya konvensional menjadi berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta dinamika yang terjadi selama masa transisi. 2. Untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi 11
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah daerah terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dalam kebijakan pemasaran pariwisata Kabupaten Banyuwangi. 3. Untuk Masyarakat Kabupaten Banyuwangi Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi masyarakat Banyuwangi terutama kaitannya dengan pemasaran sektor pariwisata, sehingga diharapkan diseminasi informasi yang terjadi dapat lebih meningkat dengan adanya peran masyarakat. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses manajemen perubahan model pemasaran pariwisata Kabupaten Banyuwangi dengan lokus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sendiri merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Banyuwangi. Lokus penelitian difokuskan pada Disbudpar Banyuwangi agar dapat memberikan detail proses manajemen perubahan yang dilakukan oleh Disbudpar dalam mengelola perubahan model pemasaran pariwisata.
12