BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Berat janin penting diukur sebelum proses persalinan. Pengukuran tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan pertumbuhan bayi atau bayi besar. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan seperti gangguan pertumbuhan bayi atau makrosomia (bayi besar) (Julianty, 2009). Taksiran Berat Janin (TBJ) selama kehamilan merupakan salah satu cara yang bermanfaat untuk mengatasi masalah kesakitan dan kematian saat persalinan (Cunningham, 2005). Pendapat senada dikemukakan Mochtar (2000) yang menyatakan bahwa berat badan lahir akan mempengaruhi ketepatan penatalaksanaan persalinan dan hasilnya sehingga diharapkan dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada persalinan. Ada berbagai cara untuk menentukan TBJ, yaitu dengan palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonography (USG), dengan pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri maupun pengukuran lingkaran perut (Pillitery 2002). Meskipun ada berbagai metode untuk penaksiran berat janin, tetapi sampai saat ini belum ada suatu metoda pun yang berhasil membuat taksiran berat badan janin tepat (Julianty 2009). Teknik penaksiran berat janin yang paling banyak dilakukan oleh tenaga kebidanan adalah dengan pengukuran TFU. Sedangkan dokter obsgyn
seringkali menggunakan hasil USG sebagai dasar untuk mengetahui taksiran berat janin (Pilltery 2002). Pengukuran TFU secara tepat dilakukan lebih obyektif dengan skala centimeter. Pengukuran TFU dilakukan dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur. Pengukuran TBJ menggunakan TFU yang sering dilakukan adalah dengan rumus Mc. Donald dan metode Niswander (Siswosudarmo & Emilia 2008). Johnson dan Toshach pada tahun 1954 menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin yang secara sederhana dapat dinyatakan dengan cara mencari jarak dari bagian atas tulang kemaluan ( simfisis osis pubis ) ke puncak rahim (fundus ) dalam centimeter dikurangi 11 atau 12, hasilnya dikali 155 didapatkan berat bayi dalam gram. Pengurangan 11 atau 12 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang ( spina
ischiadika ) maka dikurang 12, jika belum melewati tonjolan tulang (spina ischiadika ) dikurang 11. Niswander telah memodifikasi rumus Mc. Donald tersebut menjadi TBBJ = (TFU – 13) 151 + 1030 gram apabila kepala belum masuk PAP (Kusmarjadi 2008). USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonic, untuk mempelajari struktur jaringan dari gelombang ultrasonic yang dipantulkan oleh jaringan. Dari beberapa metode pengukuran yang ada, cara pengukuran yang paling akurat adalah dengan USG. Didalam alat USG sudah terprogram berbagai metode pengukuran berupa algoritma,
dengan demikian hasil penghitungan USG 100 % tepat, karena pada dasarnya pemeriksaan USG juga menggunakan metode penghitungan yang telah di-set pada saat install USG untuk pertama kali. Dalam USG, ada beberapa metode penghitungan taksiran berat janin, tetapi hanya satu metode yang di-set pada awal instalasi USG dan jenis metode yang digunakan tergantung operator USG sendiri, sehingga hasil taksiran setiap USG dapat berbeda tergantung metode yang di-set pertama kali pada alat USG yang digunakan (Sumardjadi, 2007). Fenomena yang peneliti temui selama dinas di Rumah Sakit Aprillia Cilacap adalah masih banyak ibu hamil yang melahirkan bayinya dengan berat badan bayi yang masih jauh dari TBJ-nya, baik TBJ hasil penghitungan menggunakan TFU maupun penghitungan TBJ dari USG. Bahkan tidak jarang perbedaan TBJ menggunakan USG dengan berat lahir bayi mencapai 800 gram dan tidak jarang penghitungan TBJ menggunakan rumus Mc. Donald dan metode Niswander mendekati berat lahir bayi. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti telah melakukan studi pendahuluan terhadap data ibu bersalin di Rumah Sakit Aprillia Cilacap. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 60 data ibu bersalin di Rumah Sakit Aprillia Cilacap secara acak selama Tahun 2011 diketahui bahwa dari 60 data ibu bersalin seluruh berat lahir bayi lebih besar dari perhitungan TBJ menggunakan rumus Mc. Donald dan Niswander. Selisih perhitungan TBJ terkecil adalah 10 gram (2 orang) dan selisih perhitungan TBJ terbesar adalah 1225 gram (1 orang) serta tidak ada satupun
hasil penghitungan menggunakan Rumus Mc. Donald dan Niswander yang akurat. Sedangkan berdasarkan hasil TBJ menggunakan USG diketahui bahwa dari 60 kehamilan, ada satu hasil penghitungan yang akurat dan selisih perhitungan TBJ terbesar adalah 933 gram (1 orang). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Taksiran Berat Janin Dengan
Ultrasonography (USG), Rumus Mc. Donald Dan Metode Niswander Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap“.
B. RUMUSAN MASALAH. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Adakah perbedaan taksiran berat janin dengan ultrasonography (USG), rumus Mc. Donald dan metode Niswander Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap?“.
C. TUJUAN PENELITIAN. 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan taksiran berat janin dengan ultrasonography (USG), rumus Mc. Donald dan metode Niswander Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap. 2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui taksiran berat janin dengan ultrasonography (USG) Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap
b.
Mengetahui taksiran berat janin dengan rumus Mc. Donald Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap
c.
Mengetahu taksiran berat janin dengan metode Niswander Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap
d. Menganalisis perbedaan penghitungan akurasi berat badan janin menggunakan dengan Ultrasonography (USG), rumus Mc. Donald dan metode Niswander di Rumah Sakit Aprillia Cilacap
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan dan menambah wawasan dalam ilmu kebidanan, khususnya tentang menaksir berat badan janin menggunakan metode yang ada. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Penolong Persalinan Dengan mengetahui perbedaan akurasi TBJ maka dapat digunakan sebagai dasar bagi penolong persalinan untuk menggunakan metode pengukuran TBJ yang paling akurat.
b.
Bagi Rumah Sakit Aprillia Cilacap Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Aprillia Cilacap untuk mengantisipasi jenis persalinan berdasarkan hasil taksiran berdasarkan USG, rumus Mc. Donald atau metode Niswander.
c. Bagi Peneliti Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang pengukuran taksiran Berat Badan Janin.
E. KEASLIAN PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah mendapat referensi penelitian sejenis, yaitu : 1. Julianty (2009) dengan judul : “Perbandingan Akurasi Taksiran Berat Badan Janin Menggunakan Rumus Mc. Donald Dengan Modifikasi Rumus Johnson modifikasi Syahrir”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perbandingan akurasi taksiran berat badan janin menggunakan rumus Mc. Donald dengan modifikasi rumus Johnson modifikasi Syahrir. Penelitian dilaksanakan di RS Mohammad Husien Palembang dengan jumlah sampel 263 sampel, yang terbadi dalam 2 kelompok sampel yaitu 172 sampel diukur dengan rumus Mc. Donald dan 91 sampel diukur dengan Rumus Johnson Menurut Syahrir. Analisa data untuk mengetahui ketepatan penaksiran berat badan janin dengan chi-square pada interval kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan rumus Mc. Donald lebih baik sebab memiliki akurasi lebih tinggi (70,7%) dibanding modifikasi rumus Johnson-Syahrir (65%).
2. Martiny (2009) dengan judul : “Perbandingan Hasil Tafsiran Berat Janin Menurut Johnson Tohsach dan Niswander dengan Berat Badan Lahir pada Ibu Inpartu di BPS. Kab. Lampung Utara Tahun 2009”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil tafsiran berat janin menurut Johnson Tohsach dan Niswander dengan berat badan lahir pada ibu inpartu di BPS. Kab. Lampung Utara Tahun 2009. Penelitian tersebut merupakan penelitian analitik komparatif. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah sampel sebesar 290 ibu inpartu kala I. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda independent sampel T test . Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil tafsiran berat janin menurut Johnson Tohsach dengan Niswander (pv =0,000). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada tema penelitian, yaitu sama-sama meneliti tentang akurasi pengitungan TBJ. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada metode penghitungan TBJ. Penelitian sebelumnya menggunakan jumlah dan metode pengukuran. Metode penelitian sebelumnya hanya 2, yaitu rumus Mc. Donald dan rumus johnson modifikasi Syahrir, sedangkan metode penelitian ini ada 3, yaitu USG, rumus Mc. Donald dan metode Niswander. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah accidental sampling , sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan consecutive
sampling . Uji statistik penelitian sebelumnya adalah chi square dan
independent sample t test , sedangkan penelitian ini menggunakan uji beda 3 sampel yang tidak berhubungan, yaitu Uji Anova.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Berat Badan Lahir a.
Pengertian Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum (Saifuddin, 2006). Sedangkan menurut Soetjiningsih (2005) berat badan bayi lahir adalah berat badan yang ditimbang atau diukur pada pertama saat dilahirkan tanpa menggunakan pakaian. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain tulang, otot, lemak cairan tubuh dan lain-lain Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10.
b.
Klasifikasi Berat Lahir Menurut Prawirohardjo (2002), berat badan bayi baru lahir diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Bayi besar Adalah bayi dengan berat lahir > 4000 gram.
9
2) Bayi berat lahir cukup Adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 -4000 gram. 3) Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant Adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 - < 2500 gram. 4) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight
infant Adalah bayi dengan berat badan lahir 1000 - < 1500 gram.
c. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Menurut Saifuddin (2008) berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Faktor ibu yang meliputi; mal nutrisi, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun; jarak kehamilan yang terlalu dekat; penyakit menahun dan pekerja yang terlalu berat 2) Faktor kehamilan yang meliputi hidramnion; gemeli; perdarahan antepartum; pre eklamsi atau eklamsi dan ketuban pecah dini 3) Faktor janin, yang meliputi cacat bawaan, infeksi dalam rahim
2. Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) a. Pengertian Berat badan janin mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian asuhan kebidanan, khususnya asuhan persalinan. Apabila mengetahui berat janin yang akan dilahirkan, maka bidan dapat
menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan (Cunningham 2005). Selain itu, dengan mengetahui TBJ, penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan atau tidak (Masjoer 2001). b. Macam-Macam Cara Menentukan TBJ Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan bayi diantaranya palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri dan lingkar perut. Penggunaan USG telah umum dijumpai pada rumah sakit yang telah memiliki fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang cukup moderen terutama di kota besar (Pilliterry 2002). Penaksiran berat badan janin dalam suatu penelitian masih dipandang perlu oleh banyak ahli kebidanan, meskipun demikian belum ada suatu metode yang berhasil membuat taksiran berat badan janin yang tepat. Dibeberapa rumah sakit, masih dilakukan taksiran berat badan j anin intra uterin dengan pengukuran tinggi fundus uteri. Ketepatan taksiran berat badan janin baik melalui pengukuran tinggi fundus uteri ataupun cara lain akan mempengaruhi penatalaksanaan persalinan (Subagio 2000).
3. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Varney (2004) menyatakan bahwa pengukuran tinggi fundus uteri dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda. Engstrom dan Sitller
menulis sejarah pengukuran TFU dari tahun 1752 sampai sekarang dengan jelas. Terdapat 4 metode pengukuran TFU, yaitu : a.
Metode I Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan dihubungkan dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur. Ketidak akuratan metode ini adalah wanita secara fisiologis bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi umbilikus diantara 2 titik imajiner. Selain itu, lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur dan jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.
b.
Metode II Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm
(centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu. Keuntungannya antara lain lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Kerugiannya antara lain jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita pengukur. c.
Metode III Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan. Keuntungannya adalah lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah digunakan dan cukup akurat. Sedangkan kerugiannya adalah kurang akurat dibandingkan caliper.
d.
Metode IV Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar
fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut ; 1) Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan 2) Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan Walaupun sedikit petugas yang menggunakan metode ini, tidak ada penelitian yang dilakukan dapat menujukkan kesamaan pada selisih atau simpangan dari metode-metode lain yang menghasilkan sebuah ukuran dalam skala cm yang menunjukkan apakah formula matematika ini sungguh-sungguh benar dalam hubungannya dengan jumlah minggu kehamilan. Keuntungannya adalah cukup akurat, sedangkan kerugiannya adalah rumit dan tidak praktis.
4. Ultrasonography (USG) a. Pengertian USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonic, untuk mempelajari struktur jaringan dari gelombang ultrasonic yang dipantulkan oleh jaringan (Wiknjosastro 2007). Menurut Sumardjadi (2007) dari beberapa metode pengukuran yang ada, cara pengukuran yang paling akurat adalah dengan USG. Didalam alat USG sudah terprogram berbagai metode pengukuran berupa algoritma, dengan demikian hasil penghitungan USG di klaim 100 % tepat. b. Efek Samping USG Efek dari USG jelas pasti ada, seperti semua efek samping dari semua alat diagnosis yang lain, namun Food Drugs Association (FDA) dan World Federation of Ultrasound in Medicine and Biology (WFUMB) dan American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) sejak tahun 1986 telah melampirkan prosedur pemeriksaan yang disebut ALARA ( As low as possible accoustical exposure ) yang menekankan bahwa pendidikan ultrasound bagi para penggunanya sangat perlu sehingga mengerti dengan benar teknik, manfaat dan efek samping dari ultrasound dalam bidang tertentu (Andonotopo 2004).
Pada prinsipnya penggunaan USG baik 2D, 3D bahkan 4D, tidak menimbulkan efek samping pada kehamilan. Hanya dalam pemakaian Color Doppler dan Power Doppler saja yang berbeda, dan menggunakan gelombang ultrasound yang lebih tinggi untuk mendapatkan pantulan echo yang bisa menangkap sampai detil-detil arus darah yang mendarahi suatu jaringan, karena itu pemeriksaan ini tak lazim dipergunakan pada kehamilan trimester pertama karena menghasilkan efek panas, dimana bisa meningkatkan panas minimal 1 0 C lebih (Andonotopo 2004). Pemakaian alat USG dari 2D, 3D dan 4D pada pemakai ( user) yang mengerti dan paham akan membawa arah diagnosis ke suatu kelainan janin atau penyakit janin yang lebih jelas, tetapi USG yang dilakukan hanya untuk koleksi perkembangan janin, jelas tidak ada manfaatnya, dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak perlu terjadi (Kusmarjadi 2008). c. Cara Membaca Hasil Pemeriksaan USG Menurut Kusmarjadi (2008) selain gambar janin, foto USG juga terdiri dari beberapa tabel atau angka-angka yang diukur dari pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Semua itu bisa menghasilkan rumus yang menunjukkan berapa berat janin di dalam kandungan. Beberapa istilah yang umum ada di hasil foto USG antara lain:
1)
GS = Gestasional Sac Ukuran kantong kehamilan, berupa bulatan hitam. Untuk mengukur usia kehamilan trimester (TM) I
2)
CRL = Crown Rump Lenght Ukuran jarak dari puncak kepala ke 'ekor' bayi Untuk mengukur usia kehamilan TM I
3)
BPD = Biparietal Diameter Merupakan jarak antara kedua tulang parietal, penting untuk menentukan usia kehamilan, pertumbuhan janin, taksiran berat badan janin dan diagnosa hidrocephalus. Mulai dideteksi sejak kehamilan 12 minggu. Ukuran BPD bisa diperoleh melalui potongan bidang transversal atau koronal. Bidan transversal diperoleh bila kepala berada dalam posisi anterior atau posterior, sedangkan potongan koronal dipeoleh bila kepala dalam posisi transversal. Cara pengukuran BPD adalah dengan cara mengukur jarak antara tepi dalam tulang parietal satu sisi ke tepi luar sisi yang lainnya (Wiknjosastro 2007).
4)
FL = Femur Lenght Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi. Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III. Ukuran panjang femur mewakili nilai varibilitas yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran BPD. FL dapat dipakai untuk menentukan usia
kehamilan. Cara pengukuran yang digunakan adalah jarak antara trhonkhanter mayor sampai condilus lateralis , tetapi
caput femoris tidak dimasukkan. 5)
HC = Head Circumferensial Lingkaran kepala, digunakan untuk mengukur usia kehamilanTM II/III
6)
AC = Abdominal Circumferencial Ukuran lingkaran perut bayi. Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III. Dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi
7)
FW = Fetal weight Berat Bayi. Fungsi ini dapat digunakan sebagai salah satu aspek dalam menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
8)
F-HR= Fetal Heart Rate Frekuensi Jantung Bayi. Frekuensi dasar denyut jantung janin (basal heart rate ) normal adalah 116-160 denyut per menit (dpm) selama rekaman > 30 menit.
d. Perkembangan Janin dalam Gambaran USG Perkembangan janin dalam gambaran USG secara lengkap ditampilkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perkembangan Janin dalam Gambaran USG
Usia Kehamilan 14-20 hari 23 hari 5 minggu 6 minggu 7 minggu
8 minggu 10 minggu 12 minggu 12-16 minggu
Perkembangan Janin
Gambaran USG
Fertilisasi Implantasi Kantong amnion, embrio 3 lapis dan plasenta primitif Embrio 5 mm Embrio 10 mm
Tidak tampak Penebalan endometrium Kantong ketuban dan cincin
Embrio 18 mm, kantong ketuban 30 mm Embrio 32 mm, kantong ketuban 45 mm Janin 5-6 cm
Korion bersatu dengan decidua parietalis, pertumbuhan organ cepat
20 minggu
Janin tampak Dapat diukur denyut jantung, tmpak gerak janin dan yolk sac sebagai kantong kecil Kantong ketuban mengisi separuh cavum uteri Tampak kepala janin, plasenta jelas Kepala sama besar seperti tubuh, dapat diukur Vertebrae tampak jelas, juga gaster dan kandung kemih BPD 5 cm, dada dan perut jelas, lingkar perut
Sumber : Mochtar 2000
e. Ukuran Biometri Janin Berdasarkan Pemeriksaan USG Menurut Kusmarjadi (2008) tabel ukuran biometri bayi berdasarkan usia kehamilan dalam minggu tercantum pada tabel 2.2:
Tabel 2.2 Ukuran Biometri Janin Berdasaran Usia Kehamilan Berdasarkan Pemeriksaan USG
Sumber : Kusmarjadi (2008) Keterangan : BPD
:jarak antara kedua tulang parietal
FL
:Panjang tulang femur
HC
: Lingkaran kepala
AC
: Ukuran lingkaran perut janin
5. Rumus Mc. Donald a.
Pengertian Salah satu rumus untuk mengetahui perkiraan berat badan lahir bayi adalah rumus Mc. Donald. Rumus Mc. Donald menggunakan suatu metode untuk menaksir berat badan janin dengan pengukuran TFU, yaitu mengukur jarak antara tepi atas sympisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur (Marliana 2009). Pengukuran tinggi fundus uteri secara tepat dilakukan lebih obyektif dengan skala centimeter. Tinggi fundus uteri mempunyai hubungan yang kuat dan bermakna dengan berat badan bayi dan merefleksikan pertumbuhan janin serta ukuran fetus lebih akurat (Rosmina 2001).
b.
Cara Penghitungan Rumus Mc. Donald menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin dengan pengukuran (TFU) tinggi fundus uteri, yaitu mengukur jarak antara tepi atas tulang kemaluan ( simpisis osis
pubis ) sampai ke puncak rahim (fundus uteri) dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur Secara sederhana, Rumus Mc. Donald dapat dikatakan jarak dari bagian atas tulang kemaluan ( simfisis osis pubis) ke puncak rahim
(fundus uteri) dalam centimeter dikurangi 11 atau 12, hasilnya dikali 155 didapatkan berat bayi dalam gram. Pengurangan 11 atau 12 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala di atas atau pada spina ischiadika maka dikurang 12, jika kepala di bawah spina ischiadika maka dikurang 11 (Kusmarjadi 2008). Menurut Siswosudarmo & Emilia (2008), secara singkat, Rumus Mc. Donald adalah sebagai berikut : W (gram) = (tinggi fundus uteri – station ) X 155 Keterangan : W
: weight = berat janin dalam gram
Nilai station ditentukan sebagai berikut : 12
: bila kepala bayi masih di atas atau pada spina ischiadika, atau setinggi spina ischiadika
11
: bila kepala bayi di bawah spina ischiadika
6. Metode Niswander Niswander telah memodifikasi rumus Mc. Donald tersebut menjadi TBBJ=(TFU – 13) 151 + 1030 gram apabila kepala belum masuk PAP. Hal yang melatarbelakangi modifikasi rumus Mc. Donald oleh Niswander tersebut adalah penelitian yang dilakukan Niswander sendiri yang menunjukkan adanya kesalahan berat lahir janin rata-rata adalah 1030 gram (Kusmarjadi 2008).
7. Perbedaan Akurasi Penghitungan Berat Badan Janin Menggunakan Rumus Mc. Donald Dengan Ultrasonography (USG) Sampai saat ini belum ada peneliti yang membedakan akurasi penghitungan berat badan janin antara Rumus Mc. Donald dengan penghitungan USG. Hal ini dikarenakan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonic dan merupakan cara pengukuran yang paling akurat dibandingkan dengan beberapa metode pengukuran yang ada. Sedangkan berdasarkan penelitian Julianty (2009), penghitungan taksiran berat janin menggunakan rumus Mc. Donald memiliki akurasi ketepatan mencapai 70 %. Meskipun demikian, Julianty (2009) menyatakan bahwa sampai dengan saat ini belum ada satu teknik penghitungan berat janin yang tepat 100%. Sedangkan berdasarkan penelitian Martiny (2009) diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil tafsiran berat janin menurut Johnson Tohsach dengan Niswander.
B. KERANGKA TEORI Penghitungan Taksiran Berat Janin
Mc. Donald
Berat Badan Lahir : 1. Faktor ibu 2. Faktor kehamilan 3. Faktor janin
USG
Berat Badan Lahir
Niswander
Selisih TBJ dengan berat bayi lahir (gram)
Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : Saifuddin (2006), Soetjiningsih (2005), Prawirahardjo (2002), Cunningham (2005), Mansjoer (2001), Pillitery (2002), Subagio (2000), Marliana (2009), Rosmina (2001), Kusmarjadi (2008), Siswosudarmo dan Emilia (2008), Sumardjadi (2007), Wiknjosastro (2007), Andonotopo (2004) dan Mochtar (2000)
C. KERANGKA KONSEP Pengukuran TBJ saat hamil: 1. USG 2. Mc. Donald 3. Niswander
Selisih TBJ dengan berat bayi lahir (gram)
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
D. HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada perbedaan taksiran berat janin dengan ultrasonography (USG), rumus Mc. Donald dan metode Niswander Di Rumah Sakit Aprillia Cilacap.
BAB III METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi analitik, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan antar variabel dapat berupa perbedaan, hubungan atau pengaruh (Suparyanto 2010). Bentuk hubungan variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah perbedaan (komparatif) atau deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif adalah penelitian untuk menggambarkan suatu keadaan didalam suatu populasi, serta apakah mempunyai perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Notoatmojo, 2010). Pendekatan penelitian ini adalah kohort atau prospektif, yaitu penelitian untuk mengetahui dinamika hubungan antar faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan (Machfoedz, 2007). Pada penelitian ini, peneliti melakukan perhitungan perkiraan berat badan janin dan akan diketahui kebenarannya setelah bayi lahir.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009). Populasi pada 25
penelitian ini merupakan popu si finit, yaitu populasi yang belum diketahui jumlah pastinya (Machfoedz 2007). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin kala I di
Rumah Sakit Aprillia pada saat penelitian. Jumlah persalinan di RS Aprillia periode 1 Januari – 31 Desember 2011 adalah sebanyak 385 persalinan dengan rata-rata perbulan adalah 57 persalinan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi untuk diteliti (Sugiyono 2009). Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Machfoedz 2007). Cara pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling, yaitu sampel diambil dari semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria sampel sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi (Saryono 2010). Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus sederhana untuk populasi kecil yaitu lebih kecil dari 10.000 (Notoatmodjo, 2010) : N n= 1 + N(d)2 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar 10% 57 n= 1 +57 (10%)
2
57 n= 1 +57(0,01)
57 n= 1,57 n = 36,3 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah data ditentukan sebanyak 36 data. Besar sampel pada penelitian ini ditentukan sejumlah 36 ibu bersalin, dimana seluruh sampel dilakukan penghitungan 3 kali dengan USG, rumus Mc. Donald dan Metode Niswander. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut : a. Kriteria inklusi 1) Ibu bersalin dengan usia gestasi aterm 2) Ibu bersalin yang melahirkan bayi hidup b. Kriteria eksklusi 1) Ibu bersalin dengan gemelli 2) Ibu bersalin dengan polihidramnion
C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian mengambil lokasi di RS Aprillia Cilacap dengan waktu penelitian pada Bulan September 2012.
D. DEFINISIOPERASIONAL
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi operasional meliputi varibel yang definisikan, cara pengukuran, hasil ukur atau kategori dan skala pengukuran (Notoatmodjo 2010). Definisi operasional pada penelitian ini disajikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Identifikasi variabel, definisi operasional dan skala pengukuran Variabel Penghitungan taksiran berat badan janin dengan menggunakan USG
Definisi Penghitungan taksiran berat janin yang ada di hasil rekaman USG
Penghitungan taksiran berat badan janin dengan rumus Mc. Donald
Penghitungan taksiran berat badan janin menggunakan rumus :
Penghitungan taksiran berat badan janin dengan metode Niswander
Penghitungan taksiran berat badan janin menggunakan rumus :
(TFU – station) X 155
(TFU –13) 151 + 1030 gram
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Cara Ukur Diperoleh dengan cara melihat TBJ pada hasil rekaman USG dan membandingkan dengan berat lahir Diperoleh dengan cara melihat dokumentasi tentang TBJ berdasarkan TFU di status pasien dan membandingkan dengan berat lahir Diperoleh dengan cara melihat dokumentasi tentang TBJ berdasarkan TFU di status pasien dan membandingkan dengan berat lahir
Hasil Ukur Berdasarkan data ri il selisih perbedaan TBJ dengan berat lahir dalam satuan gram
Skala Rasio
Berdasarkan data ri il selisih perbedaan TBJ dengan berat lahir dalam satuan gram
Rasio
Berdasarkan data ri il perbedaan selisih TBJ dengan berat lahir dalam satuan gram
Rasio
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran TFU ibu bersalin. Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan medik tentang hasil TBJ menggunakan USG merk Fukuda Denshi dan data berat lahir janin. Seluruh ibu hamil yang ada datang pada periode penelitian di RS Aprillia Cilacap diukur TFU-nya. Dari data tersebut, kemudian peneliti menghitung TBJ berdasarkan rumus Mc. Donald dan metode Niswander. Setelah bayi lahir, kemudian peneliti melihat kembali status bayi untuk mengetahui berat badan lahir (BBL).
F. INSTRUMEN PENELITIAN Peneliti menggunakan daftar tabel yang terdiri dari hasil penghitungan taksiran berat janin berdasarkan USG merk Fukuda Denshi, rumus Mc Donald dan metode Niswander, berat badan lahir dan selisih TBJ dengan berat bayi lahir.
G. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 1. Pengolahan Data a. Editing Mengedit adalah memeriksa kembali data yang diperoleh. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam status ibu bersalin. Seluruh data pada penelitian ini telah lengkap dan dapat dijadikan sumber data penelitian. b.
Coding
Coding adalah mengklarifikasi kategori dari para responden ke dalam kategorikategori. Klarifikasi dilakukan dengan cara memberi kode berbentuk angka pada masing-masing kategori. Dalam penelitian ini, coding untuk jenis penghitungan TBJ dilakukan sebagai berikut : 1) Penghitungan TBJ dengan USG, diberi kode 1 2) Penghitungan TBJ rumus Mc. Donald, diberi kode 2 3) Penghitungan TBJ metode Niswander, diberi kode 3 c. Tabulating Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.
2. Analisa Data Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah melakukan analisa data. Analisa data dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui proses komputerisasi. a. Analisis Univariat Dilakukan dengan uji statistik deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi akurasi penghitungan TBJ. Penghitungan selisih dilakukan dengan cara mengurangi BBL dengan TBJ sehingga akan didapatkan nilai selisih negatif atau positif. Nilai negatif berarti BBL lebih rendah daripada TBJ, sedangkan selisih positif berarti BBL lebih besar daripada TBJ. Rumus frekuensi yang digunakan adalah sebagai berikut :
f P=
X 100%
n Keterangan : P
: persentase
F
: jumlah sampel pada kategori yang dinilai
N
: jumlah seluruh populasi
100% : konstanta persentase b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara 3 sampel yang tidak berhubungan menggunakan uji Anova. Rumus yang digunakan adalah :
Sb
2
F= Sw
2
Keterangan : Sb
: varian antara
Sw
: varian dua variabel 2
Nilai Sb ditentukan dengan rumus : n 1 (x 1 – x) + n2 (x2 – x) + n ... (x ... – x)2 + nn (xn – x) 2 2
2
2
Sb : k-1 2
Nilai Sw ditentukan dengan rumus : 2
2
2
n 1 (x 1 – 1)S 1 + n2 (x 2 – 1)S s + n ... (x ... – 1)S .. 2 + nn (xn – 1)S n
Sw : n-k keterangan : n
: banyak sampel
2
X
: rata-rata gabungan
Xn : rata-rata kelompok k
: banyaknya kelompok Pengambilan keputusan Ho diterima atau ditolak dengan melihat taraf
signifikasi. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5% (=0,05) dengan ketentuan Ho diterima bila pv > a, dan Ho ditolak bila pv < a (Santoso 2008).
H. ETIKA PENELITIAN Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan etika penelitian menurut Notoatmodjo (2010) yang meliputi : 1. Anonim (tanpa nama) Peneliti tidak memberikan nama responden pada data penelitian, hanya inisial saja. 2.
Confidentiality (kerahasian)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.