BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Sulawesi terletak di bagian tengah wilayah kepulauan Indonesia dengan luas wilayah 174.600 km2 (Sompotan, 2012). Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng IndoAustralia dan lempeng Eurasia (Bellier et al, 2001). Karena tumbukan antar lempeng-lempeng tersebut, pulau ini seakan dirobek oleh berbagai sesar, seperti sesar Palu Koro, sesar Poso, sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar Gorontalo dan lain-lain, dimana berbagai jenis batuan bercampur sehingga posisi stratigrafinya menjadi sangat rumit (Sompotan, 2012). Pulau Sulawesi merekam paling tidak empat peristiwa tektonik regional, yaitu penunjaman pada zaman Kapur, divergensi Mesozoik-Tersier, tumbukan di Sulawesi Timur pada kala Neogen dan tumbukan ganda yang berlawanan arah pada kala Kuarter (Simanjuntak, 1993). Sulawesi Tengah memiliki tiga pola punggungan, yaitu pola berliku-liku, pola melengkung dan pola memanjang, sesar Palu Koro merupakan batas antara pola melengkung dan pola memanjang (Sudradjat, 1981). Berdasarkan kenampakan pola pengaliran yang dipengaruhi retakan, pada umumnya di mandala barat sesar Palu Koro memiliki arah timur laut-barat daya dan tenggara-barat laut sehingga
1
menghasilkan perbukitan dan punggungan memanjang yang pada keseluruhannya mempunyai arah utama utara-selatan (Sudradjat, 1981). Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya, jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer (Billing, 1972). Sesar geser dan sesar naik sangat umum dijumpai di daerah Sulawesi (Sukamto, 1973). Sesar Palu Koro merupakan salah satu jenis sesar yang lajurnya panjang, Sudradjat (1981) menyatakan bahwa sesar Palu Koro membentang mulai bagian barat Kota Palu, menerus ke tenggara mencapai panjang sekitar 250 Km. Katili (1980) menyatakan bahwa gerak vertikal lebih dominan di bagian utara Lajur Sesar Palu Koro, sedangkan gerak mendatar-mengiri banyak terjadi di bagian selatan lajur sesar itu. Sukamto (1973) menyatakan bahwa di lajur Sesar Palu Koro berkembang sesar naik dengan kemiringan sesar ke arah timur. Hal ini menunjukan bahwa sesar naik begerak secara transpressional. Sudradjat (1981) menyatakan bahwa sesar Palu Koro bergerak dengan kecepatan sekitar 2 - 3,5 hingga 14 - 17mm/tahun. Tjia (1981) melakukan studi pengangkatan pada terumbu koral dan menyatakan bahwa kecepatan gerak vertikal adalah 4,5mm/tahun. Walpersdrof et al (1998), berdasarkan interferometri GPS,
2
menyatakan bahwa kecepatan gerak geser mengiri sesar Palu Koro adalah 3,4 mm/tahun.
1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang terkait dengan latar belakang penelitian, diantaranya : 1. Bagaimana arah kelurusan punggungan dan lembahan yang terbentuk di daerah penelitian? 2. Bagaimana arah tegasan lama (paleostress) dari struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian? 3. Bagaimana rezim sistem tegasan struktur-struktur geologi di daerah penelitian? 4. Bagaimana hubungan arah tegasan utama dengan peristiwa tektonik di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui arah kelurusan punggungan dan lembahan yang terbentuk di daerah penelitian. 2. Mengetahui arah tegasan lama (paleostress) dari struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian.
3
3. Mengetahui rezim sistem tegasan struktur–struktur geologi di daerah penelitian. 4. Mengetahui hubungan arah tegasan utama dengan peristiwa tektonik daerah penelitian.
1.4 Lokasi Penelitian Daerah yang menjadi objek penelitian terletak di blok barat Sesar Palu Koro tepatnya di Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan Marawola, Kota Palu, Propinsi Sulawesi Tengah. Daerah penelitian memiliki koordinat geografis 119o 48’ 28,8” BT - 119o 51’ 28,5” BT dan 0o 51’ 22,8” LS - 1o 0’ 5,5” LS.
Lokasi Penelitian Gambar 1.1 Peta lokasi daerah penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat membantu menganalisis faktorfaktor penyebab kegempaan yang sering terjadi di daerah penelitian, khususnya dalam bidang kajian seismotektonik dan juga dapat mengidentifikasi keberadaan dan kaitannya terhadap sesar-sesar yang terbentuk di lokasi penelitian, sehingga dapat diketahui gaya yang menyebabkan kemunculan dari sesar-sesar tersebut. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu Geologi, khususnya tentang Geologi Struktur dan Tektonik di Indonesia.
5