perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Letak negara Indonesia yang berada pada tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik menyebabkan Indonesia sering mengalami bencana gempa bumi dan gunung meletus. Gempa bumi terbesar dengan korban dan kerusakan cukup parah dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United State Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter. (www.wikipedia.org) Gempa dengan kekuatan besar tersebut membawa akibat pada daerah sekitar Yogyakarta yaitu Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Karena begitu besarnya kekuatan gempa yang terjadi mengakibatkan kerusakan yang besar juga. Diantaranya rusaknya infrastruktur wilayah, rusaknya tempat tinggal penduduk, rusaknya modal sosial masyarakat serta lebih dari 5.800 jiwa meninggal dunia dan menimbulkan trauma yang mendalam terhadap korban gempa. (www.vivanews.com) Dalam wikipedia juga dilaporkan bahwa kerusakan akibat gempa tersebut juga menimpa situs-situs bersejarah yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Tabel 1.1 Kerusakan Situs-situs Bersejarah Akibat Gempa Bumi D. I Yogyakarta No
Nama situs bersejarah
Jenis kerusakan
1
Candi Prambanan
Bagian-bagian candi runtuh dan beberapa batuan yang menyusun candi rusak
2
Makam Imogiri
Beberapa
kuburan
amblas,
lantai-lantai
retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan runtuh, hiasan keramik pecah 3
Candi Borobudur
Bangsal Trajuman yang menjadi simbol keadilan ambruk
4
Bangsal Kraton Yogyakarta
Tidak mengalami kerusakan yang berarti
5
Obyek Wisata Kasongan
Gapura Kasongan patah di kiri dan kanan, kerajinan keramik sebaian besar rusak parah dan ambruk
Sumber: diolah dari www.wikipedia.org Kerusakan yang begitu besar menjadi masalah besar bagi masyarakat dampak gempa tersebut. Di tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat saat itu, negara-negara yang tergabung dalam Java Reconstruction Fund melalui World Bank memberikan dana bantuan untuk perbaikan permukiman pada daerah-daerah yang terkena dampak langsung dari bencana alam gempa bumi tersebut. Bantuan diberikan dalam bentuk program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak). Dimana dana yang digunakan adalah hibah dari Java Reconstruction Fund (JRF) yang merupakan kumpulan dari negara-negara European Commission, Netherlands, UK, Finland, Denmark,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dan Asian Development Bank yang diadministrasikan oleh Word Bank . (Dokumen Rencana Penataan Permukiman Desa Gombang, 2008) Rekompak adalah program pembangunan kembali permukiman pasca gempa bumi di wilayah D. I Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006 dengan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, dimana sumber dana adalah hibah dari Java Reconstruction Fund (JRF) dan lembaga pelaksana adalah Kementrian Pekerjaan Umum. Dalam implementasiya program Rekompak dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum sebagai executing agency dan implementasi dilapangan ditunjuk konsultan sebagai pendamping masyarakat. Ditingkat nasional ditunjuk National Management Consultant (NMC), ditingkat propinsi ditunjuk District Management Consultant (DMC) dan implementasi di tingkat masyarakat didampingi oleh Fasilitator. Pengimplementasian program Rekompak ini mulai dari tanggal 20 Oktober 2006 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. (Distric Management Consultant) Untuk menunjang proses rekonstruksi pasca gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, JRF membantu mulai dengan program Bantuan Dana Rumah (BDR) dan dilanjutkan dengan Bantuan Dana Lingkungan (BDL). Tujuan dari Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah pasca bencana gempa DIY dan Jateng ini adalah terbangunnya kembali rumah tahan gempa di wilayah bencana gempa di DIY dan Jateng. Masyarakat harus membangun rumah sesuai dengan Pedoman Teknis Rumah Tahan Gempa. Sedangkan program Bantuan Dana Lingkungan merupakan salah satu program dari Rencana Penataan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Permukiman (RPP) atau Community Settlement Plant (CSP). Rencana Penataan Perukiman adalah rencana pembangunan di tingkat kelurahan/desa untuk kurun waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukimannya serta mendukung kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Rekompak ini berbasis pemberdayaan, dari semua kegiatan yang diadakan oleh JRF harus dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan didampingi fasilitator di lapangan. Di Jawa Tengah terdapat tiga kabupaten yang mendapatkan bantuan dana dari JRF yaitu Klaten, Boyolali dan Magelang. Di Klaten, JRF telah berjalan maksimal seperti dikatakan oleh Asung Prakosa selaku Team Leader District (DMC): “Di Klaten program JRF bisa berjalan maksimal, selama beberapa tahun terakhir
dana
yang
sudah
dikucurkan
mencapai
26
miliar”.
(www.jatengprov.go.id) Klaten merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang terkena dampak langsung gempa bumi tersebut. Kerusakan yang terjadi cukup parah. Korban meninggal akibat gempa mencapai 1.819 jiwa. Di Klaten sendiri jumlah kecamatan yang mendapat bantuan BDR mencapai 12 kecamatan dengan 104 desa yang dikoordinasi oleh JRF dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) pemerintah Kabupaten Klaten. (Distric Management Consultant) Di website resmi Rekompak, disebutkan Klaten menerima bantuan pembangunan rumah korban gempa mencapai 5823 unit dengan jumlah nominal Rp. 66.660.000.000,- dan pembangunan prasarana lingkungan seperti bak kontrol; BOP; box/plat decker; drainase, selokan, SAH, SAL; gorong-gorong; jalan; jalan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
cor beton/blok; jalan-makadam; jalan-paving blok; jembatan; sanitasi, MCK; sumur suntik dan talud. Total dana yang diperlukan untuk pembangunan prasarana
lingkungan
di
Klaten
ini
mencapai
12.912.047.500
juta.
(www.rekompakjrf.org) Salah satu desa di Klaten yang memperoleh bantuan JRF adalah Desa Gombang yang termasuk ke dalam kecamatan Cawas. Desa ini merupakan salah satu desa yang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi Yogyakarta. Dalam program Rekompak, Desa Gombang memperoleh tiga program bantuan yaitu Bantuan Dana Rumah (BDR), Bantuan Dana Lingkungan (BDL) dan Simulasi dalam menghadapi bencana. Tidak semua daerah yang terkena dampak gempa mendapat program Bantuan Dana Rumah dan Bantuan Dana Lingkungan. Desa Gombang merupakan salah satu desa yang memenuhi kriteria untuk dapat mengajukan kedua bantuan tersebut. Di Desa Gombang pembangunan rumah yang rusak akibat gempa mencapai 37 buah dengan jumlah bantuan sebesar Rp. 740.000.000,-. Pemberian bantuan untuk per rumah roboh atau rusak parah sebesar Rp. 20.000.000,-. Pemberian bantuan pembangunan rumah diprioritaskan kepada keluarga miskin dan atau rentan yang rumahnya hancur total/tidak memungkinkan untuk dihuni. Keluarga miskin dan terparah yang menerima bantuan merupakan keluarga yang telah disepakati oleh masyarakat di setiap kelurahan. Keluarga yang diprioritaskan menerima bantuan rehabilitasi rumah tersebut tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat Perumahan (KSM-P) yang terdiri dari sekitar 10-15 anggota. Di Desa
Gombang sendiri terdapat 3 KSM-P dengan jumlah total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
anggota 37 keluarga yang menerima Bantuan Dana Rumah. (Distric Management Consultant) Sedangkan rencana pembangunan prasarana lingkungan di Desa Gombang yang termasuk ke dalam Rencana Penataan Permukiman meliputi pengaspalan jalan, betonisasi jalan, perbaikan drainase, selokan, SAL, dan SAH, pembuatan talud dan pengerukan, pembuatan TPS untuk pengolahan kotoran hewan, pengolahan air bersih, pembuatan sumur bor di lahan pertanian, pembuatan gorong-gorong, penambahan luas lahan pasar dan penambahan barang dagangan, pengadaan koperasi hasil tani. (Sumber: Dokumen Rencana Penataan Permukiman Desa Gombang, 2008) Penyusunan RPP ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan tiga sektor yang ada di masyarakat yaitu sektor masyarakat, sektor usaha dan sektor pemerintah. Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat, sektor masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program. Masyarakat yang lebih berdaya dalam menata dan membangun desa dan masyarakat yang lebih memahami keadaan wilayahnya sendiri. Dalam program ini diusahakan supaya dalam pembangunan tidak memperlambat atau dapat memperlancar laju perekonomian yang ada di desa tersebut. Sedangkan pihak pemerintah dapat membantu dalam birokrasi antara program Rencana Pembangunan Permukiman, Pemerintah Desa dan sektor luar. (Sumber: Dokumen Rencana Penataan Permukiman Desa Gombang, 2008) Pelaksanaan Bantuan Dana Lingkungan ini dilakukan secara bertahap. Di Desa Gombang pelaksanaan program ini mencapai 5 putaran. Rencana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Pembangunan Permukiman ini diharapkan dapat lebih mengakomodasikan kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan khususnya terkait dengan orientasi pembangunan lingkungan yang berbasis mitigasi bencana dan terkait dengan disaster risk reduction (DRR). Tujuan dari penyusunan Rencana Penataan Permukiman ini adalah mewujudkan lingkungan permukiman yang nyaman, aman, serasi, seimbang, dinamis, berwawasan lingkungan dan merupakan langkah mitigasi bencana dalam kurun waktu lima tahun. Secara keseluruhan jumlah bantuan yang telah diterima Desa Gombang untuk rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah
desa dalam
program Bantuan Dana Lingkungan sebesar Rp.
1.240.000.000,-. Data selengkapnya sebagai berikut: Tabel 1.2 Progress Pencairan Dana ke Rekening BKM/TPK Desa Gombang Desa Putaran Termin Tgl cair Gombang 1 1 05-Des-08 Gombang 1 2 29-Jan-09 Gombang 2 1 23-Jun-09 Gombang 2 2 14-Des-09 Gombang 3 1 18-Feb-10 Gombang 3 2 13-Apr-10 Gombang 4 1 20-Agust-10 Gombang 4 2 08-Des-10 Gombang 5 1 07-Apr-11 Gombang 5 2 25-Apr-11 Sumber: Distric Managemen Consultant
Dana cair 10.000.000 150.000.000 100.000.000 150.000.000 180.000.000 270.000.000 100.000.000 150.000.000 16.000.000 24.000.000
Proses rehabilitasi dan rekonstruksi daerah korban gempa sangat penting untuk memulihkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tekanan psikologis paska
gempa.
Sehingga
dalam
pelaksanaan
program
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas membutuhkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
suatu alat kontrol pertanggungjawaban yang jelas atau akuntabilitas agar program Rekompak benar-benar mampu mengakomodasikan kebutuhan masyarakat korban gempa D. I Yogyakarta dan Jawa Tengah. Akuntabilitas disini adalah ukuran yang menunjukkan apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan mampu mengakomodasikan kebutuhan masyarakat yang sesungguhnnya. Wujud dari akuntabilitas ini pada akhirnya dapat dilihat dari kinerja atau derajad pencapaian hasil dari pelaksanaan program. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah pelaksanaan program Rekompak di Desa Gombang, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten accountable atau tidak accountable.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah pelaksanaan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) di Desa Gombang Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten akuntabel atau tidak akuntabel?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui akuntabilitas pelaksanaan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas dalam rehabilitasi dan rekonstruksi daerah korban gempa Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2. Untuk melengkapi tugas akhir (skripsi) sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan studi ilmu administrasi negara dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian sejenis. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian sejenis.
commit to user