BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.1.1
Perkembangan Pengguna Kendaraan Roda Dua di Indonesia
Jumlah kendaraan bermotor roda dua terus bertumbuh. Menurut sumber tempo.com yang mendapat data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan jumlah populasi kendaraan bermotor di Indonesia hingga 2010 lalu mencapai 50.824.128 unit. Di tambahkan jumlah kendaraan di Indonesia menempati urutan pertama di Kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, pada saat yang sama jumlah kendaraan di Thailand hanya 25.290.000 unit, Vietnam 14.510.000, Malaysia 7.280.000 unit serta Filiphina 2.150.000 unit. Sehingga di dapat rasio antara jumlah penduduk dengan kendaraan bermotor di Indonesia 1 : 4,6. Peningkatan penjualan juga terjadi di jenis kendaraan roda dua. Tahun ini diperkirakan meningkat 10 persen menjadi 8,1 juta dari tahun lalu yang sebesar 7,2 juta unit. Sepanjang paruh pertama tahun ini penjualan kendaraan roda dua di tanah air telah menyentuh angka 4,07 juta unit atau naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Di Indonesia penggolongan kendaraan roda dua dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam : 1. Motor Bebek Motor Bebek adalah sepeda motor kecil yang di bangun diatas kerangka yang sebagian besar terdiri dari sebuah pipa berdiameter besar. Tenaga penggerak dari motor bebek di dasarkan pada sepeda motor konvensional. Mesin berada diantara kedua kaki dan roda belakang digerakan oleh rantai. Tangki bahan bakarnya terletak dibawah kursi/jog. Desain motor bebek meningkatkan kemudahan pembongkaran dan perakitan motor.
1
Gambar 1.1 : Honda Supra 125 (motor bebek) Sumber : google.com
2. Motor Gedhe (MOGE) Definisi motor besar atau lebih sering disebut moge adalah motor dengan klasifikasi 600cc/lebih. Tetapi di masyarakat awam klasifikasi moge adalah motor chooper yang lebih dikenal motor bermerek HARLEY DAVIDSON, kendati pada dasarnya pabrikan besar lain seperti BMW, HONDA, SUZUKI, juga mengeluarkan motor dengan kapasitas setara atau lebih dengan Harley Davidson, tetapi jajaran motor tersebut lebih sering disebut dengan motor balap / Super Bike ketimbang moge.
Gambar 1.2 : Kawasaki Er 6n (motor gedhe) Sumber : google.com
2
Gambar 1.3 : Harley Davidson Fourty Eight (motor gedhe) Sumber : google.com
3. Motor Tua/Antik Motor Tua merupakan motor keluaran eropa yang di produksi dan di pasarkan pada abad ke-19. Motor tua digemari pada abad ke-20 hingga sekarang karena dianggap memiliki nilai historis dan keunikan serta tingkat kelangkaan sebuah motor. Berikut ini jenis-jenis motor tua, diantaranya: 1. BSA (Birmingham Small Army)
Gambar 1.4 : BSA (motor tua/antik) Sumber : google.com
3
2. NORTON
Gambar 1.5 : Norton (motor tua/antik) Sumber : google.com
3. DKW
Gambar 1.6 : DKW (motor tua/antik) Sumber : google.com
4
4. TRIUMPH
Gambar 1.7 : Triumph (motor tua/antik) Sumber : google.com
1.1.2
Sejarah Perkembangan Modifikasi
Perkembangan industri untuk produk kendaraan roda dua dewasa ini bisa dikatakan cukup drastis, dilihat dari berbagai model dari merk - merk terkenal, tetapi meskipun demikian banyak pecinta kendaraan roda dua ini atau yang lazim disebut Bikers masih belum puas dengan model yang ada, maka dari itu mereka membuat model - model yang sesuai dengan kreasi mereka sendiri ataupun dibantu oleh para Modifikator demi untuk mengikuti sebuah kontes modifikasi atau menambah tampilan kendaraan roda dua. Menurut para Bikers, modifikasi kendaraan roda dua selain berguna untuk menyalurkan kreatifitas juga merupakan ajang penunjukkan jati diri pengendara kendaraan roda dua tersebut. Seiring perkembangan kendaraan roda dua yang di modifikasi, memunculkan beberapa kelas dalam modifikasi motor dan aliran modifikasi yang masing - masing memiliki karakter dan bentuk berbeda. Dengan banyaknya kelas dan aliran dalam modifikasi ini akan semakin memperkaya kreativitas dalam memberikan sentuhan perubahan modif. Berikut ini kelas dan aliran - aliran modifikasi kendaraan roda dua tersebut, sebab dalam setiap kelas dan aliran memiliki perbedaan yang sangan menonjol antara kelas dan aliran yang satu dengan yang lainnya.
5
Alira-aliran dalam memodifikasi kendaraan roda dua : 1. Chopper Sebagian besar para modifikator lebih menggunakan aliran modifikasi Chopper ini untuk sepeda Motor Gede (Moge). Sebab keserasian dengan menonjolkan bentuk mesin besar dari tampilan samping. Modifikasi ini merupakan model motor yang memiliki ciri menonjol utama Fork / Garpu depan yang cukup panjang sehingga memerlukan rangka yang di desain khusus sesuai panjang Fork dan kemiringannya. Kemudian untuk lingkar ban depan cenderung di buat besar dibanding ban belakang, bentuk stang juga tinggi. 2. Bobber Aliran modifikasi Bobber ini, lebih dulu dibanding dengan Chopper, keduanya sama prinsipnya yaitu memotong beberapa bagian, namun pada Bobber sasis tetap standar. Ciri utama modifikasi Bobber terletak pada bagian roda yaitu ban yang cenderung profilnya gendut untuk depan maupun belakang. 3. Flat Track Aliran modifikasi Flat Track ini berawal dari suatu ajang balapan yang dilaksanakan di track tanah. Tampilan motornya memiliki ciri khas diantaranya tangki yang kecil dan buntut yang meruncing. 4. Street Tracker Street Tracker merupakan suatu paduan dari motor Tracker dengan motor jalanan, tampilannya layaknya Trail Retro seperti Honda XL, Suzuki TS, Yamaha DT. 5. Jap's Style Aliran Jap's Style bisa terlihat dari perubahan tangki bensin yang didesain lebih mengecil dan simpel, alas duduk/jok yang dibuat lebih tipis dengan tipe Single Seater, menggunakan stang semi Hunger, lampu depan dan belakang mungil.
6
6. Cafe Racer Aliran modifikasi ini mengadopsi gaya balap tempo dulu. Secara garis besar aliran ini dibagi menjadi dua yaitu yang tanpa Fairing dan yang menggunakan Fairing baik full maupun half. Aliran ini punya ciri khas yang sangat menonjol, antara lain menggunakan stang cepit, tangki motor dibuat ramping dan memanjang. Ciri khas lain adalah jok yang rendah dengan buntut bagian belakang yang melengkung ke belakang. 7. Hotrod Hotrod merupakan suatu pakem modifikasi yang biasa dianut para Muscle-Car mania. Big block, classic car with powerfull engine, dan biasanya diadu di dragstrip. Penampilan menjadi salah satu nilai plus, maka beberapa diantaranya mengecat ulang dengan tampilan cat yang gahar.
8. Street Fighter Awal terbentuknya dari motor sport yang masih memiliki full fairing, beberapa pengendara muda di Inggris yang tidak mampu untuk menggantikan fairing rusak setelah kecelakaan, untuk itu mereka melepasnya. Ciri perubahan Street Fighter itu sendri adalah penelanjangan body yang hanya menampilkan kegagahan sektor mesin motor, sekaligus penerang jalan dan stang kemudi model flat. 9. Fighter Minor fighter merupakan sebuah keluarga perkumpulan motor Indonesia yang bergaya eropa style. Secara bentuk tidak berbeda jauh dengan street fighter, namun yang menjadi ciri perubahannya yakni pada stang terbalik, ekot buntung, single seater dan ditambah dengan ban ekstra lebar. 10. Trail Untuk modifikasi Trail atau yang bisa disebut dengan motor penggaruk tanah ini, harus merubah total penampilan motornya terutama kaki-kaki. Cirinya adalah suspensi yang panjang, ban model kembang tahu atau pacul dengan ukuran ring besar, stang rata,
7
knalpot undertail, ditambah dengan peningkatan torsi mesin. Untuk sekarang sudah banyak motor trail pabrikan seperti KTM dan sebagainya. 11. Super Moto Masih satu keturunan dengan trail, tapi jenis ban yang digunakan berbeda pada umumnya menggunakan ban khusus aspal dengan diameter velg berukuran 17 inc yang tampak lebar. 1.1.3
Peranan Pusat Modifikasi di Indonesia
Modifikasi kendaraan memang menuntut sebuah kreativitas sang pemilik kendaraan. Namun sebetulnya, apa dasar seseorang melakukan modifikasi pada kendaraan yang dimilikinya? Berikut peranan industri modifikasi di Indonesia. 1. Demi gaya Ini biasanya dilakukan oleh anak muda. Motor yang tadinya berbentuk standar dan normal bisa berubah dalam sekejap demi gaya. 2. Demi kebutuhan Modifikasi kendaraan tak melulu terkait dengan gaya, namun juga dituntut oleh kebutuhan pengendara kendaraan roda dua itu sendiri. 1.1.4
Kebutuhan akan Pusat Modifikasi Kendaraan Roda Dua di Yogyakarta Perkembangan otomotif roda dua di Yogyakarta semakin tinggi, dengan
Yogyakarta menempati urutan ke 7 se Indonesia dan urutan ke 5 se Jawa populasi kendaraan roda dua terbanyak. Hal tersebut terjadi karena pola fikir masyarakat yang konsumtif menjadikan populasi kendaraan semakin meningkat yang mengakibatkan kepadatan kendaraan. Beda halnya apabila pola fikir masyarakat yang kreatif dan inovatis dengan mengubah kendaraan lama menjadi kendaraan model sekarang dengan memodifikasinya, hal ini dapat menekan tingkat kemacetan di Yogyakarta. Memodifikasi kendaraan dapat dilakukan di bengkel-bengkel kendaraan roda dua yang ada di Yogyakarta. Namun bengkel-bengkel tersebut belum memenuhi kebutuhan dalam proses modifikasi, karena kebanyakan bengkel di Yogyakarta memusat dalam satu proses
8
modifikasi dan jarak antara bengkel-bengkel yang ada terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhan dalam proses memodifikasi. Dengan adanya pusat modifikasi kendaraan roda dua yang menangani segala proses modifikasi dalam satu lingkup bangunan dapat mempermudah dan lebih efisien dalam proses modifikasi. 1.1.5
Kebutuhan Akan Show Room Sebagai Media Pemasaran
Showroom adalah sebuah toko ritel dari sebuah perusahaan dimana produk yang dijual di ruang yang dibuat oleh merek atau perusahaan mereka. Showroom juga dapat dijadikan ruang untuk melihat mode barang yang di produksi oleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain, showroom dibutuhkan untuk memasarkan produknya, serta memberi mode/style bagi pengunjung untuk memilih maupun melihat-lihat hasil dari industri tersebut. Namun tidak semua pusat modifikasi/industri menggunakan showroom sebagai media pemasarannya, di karenakan telah memiliki distributor tersendiri ataupun bekerjasama dengan instansi yang terkain dengan hasil produksinya. Showroom merupakan media yang cukup menjanjikan untuk memasarkan hasil produksinya. 1.1.6.
Tipologi Bangunan Pusat Modifikasi Kendaraan Roda Dua dan Showroom
Bangunan pusat modifikasi dan showroom kendaraan roda dua adalah tempat dimana para bikers dapat menyalurkan hobby merakit ataupun memodifikasi kendaraan pribadinya agar memiliki bentuk dan gaya yang diinginkan. Disisi lain dapat juga menjadi tempat dimana menjual aksesoris/part serta kendaraan roda dua yang merupakan hasil dari produksi itu sendiri. Secara garis besar pusat modifikasi ini menggabungkan antara produksi dan pemasaran hasil produksi dimana terdapat dua kegiatan didalamnya, yaitu: 1.
Kegiatan Produksi Kegiatan produksi industri ini meliputi perubahan rangka kendaraan, pembuatan body kendaraan, dan juga pengecatan kendaraan.
2.
Kegiatan Pemasaran Kegiatan Pemasaran ini berupa showroom yang didalamnya dilakukan display hasil produksi berupa kendaraan yang telah termodifikasi maupun part / aksesoris 9
kendaraan sebagai contoh para bikers untuk memodifikasi kendaraannya, maupun membeli produk jadi hasil industri ini.
1.2
Permasalahan Desain
1.2.1
Permasalahan Non Arsitektural
Belum adanya bangunan pusat modifikasi dan showroom kendaraan roda dua di Yogyakarta
Kurangnya wadah yang menfasilitasi kreatifitas dan inovasi dalam memodifikasi kendaraan roda dua.
1.2.2
Permasalahan Arsitektural
Bagaimana merancang bangunan pusat modifikasi yang mampu menampung segala fungsi dari suatu produksi dan pemasaran modifikasi kendaraan roda dua
Bagaimana merancang bangunan pusat modifikasi dan showroom yang secara arsitektural memenuhi standar ruang dan memiliki program ruang yang baik.
Merancang bangunan pusat modifikasi dan showroom sehingga memiliki hubungan antar ruang yang baik.
Merancang bangunan pusat modifikasi dan showroom sehingga terciptanya sirkulasi, tata ruang yang baik, serta memiliki penghawaan dan pencahayaan alami.
1.3
Tujuan dan Sasaran
1.3.1
Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah: -
Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam merancang bangunan pusat
modifikai terkait fungsi, konfigurasi, bentuk dan elemen di dalamnya. -
Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam merancang bangunan pusat
modifikasi dengan penekanan pada penggabungan beberapa fungsi dengan sifat yang
10
berbeda dalam suatu bangunan agar fungsi-fungsi tersebut dapat berintegrasi dan saling mendukung. 1.3.2
Sasaran
Sasaran penulisan laporan ini adalah menghasilkan sebuah konsep desain bangunan pusat modifikasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan perubahan pola pikir yang konsumtif menjadi kreatif dan inovatif sehingga mencapai efisiensi demi peningkatan kualitas kota dan lingkungan.
1.4
Manfaat Manfaat dilakukannya penulisan laporan ini adalah agar penulis dapat memahami lebih
jauh mengenai teori dan desain-desain bangunan pusat modifikasi/industri kecil dan komersial, serta dapat mengetahui dan menemukan kebutuhan ruang dan pola hubungan yang telah ada.
1.5
Metode Pembahasan
1.5.1
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dalam membuat laporan ini terdiri atas beberapa cara: - Studi Pustaka Mempelajari teori mengenai bangunan modifikasi dan showroom melalui referensi buku, hasil-hasil tulisan atau penelitian pemerintah ataupun perorangan, serta peraturan-peraturan yang berlaku untuk mendapatkan data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. - Pengamatan Langsung (Observasi) Pengamatan langsung dilakukan terhadap objek studi berupa bangunan modifikasi dan showroom yang sudah ada untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. 11
- Pengumpulan Data dari Studi Kasus Mengumpulkan data-data dari berbagai contoh bangunan modifikasi dan showroom yang sudah ada sebagai dasar untuk rumusan proses selanjutnya. 1.5.2
Metode Pengolahan Data
Metode yang digunakan untuk mengolah data dan informasi dalam membuat laporan ini terdiri atas beberapa cara: -
Analisis Merupakan tinjauan mengenai topologi-morfologi, standar, kriteria, dan syarat implementasi desain yang baik pada bangunan modifikasi. Analisis dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang menggunakan deskripsi ataupun uraian-uraian yang mengandung kekuatan argumentasi. Sementara analisis kuantitatif adalah analisis menggunakan hasilhasil perhitungan. Analisis ini dilakukan berdasarkan landasan teori dan berisi upaya untuk menguraikan masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
-
Sintesis Sintesis data dilakukan terhadap data kondisi eksisting yang ada di area internal dan eksternal pengembangan, permasalahan yang terjadi di perkotaan, data mengenai kasus-kasus serupa, serta terhadap standar dan teori untuk menjadi dasar dalam proses penyusunan konsep perancangan.
-
Penyususnan Konsep Setelah dilakukan analisis dan sintesa terhadap data yang didapatkan selanjutnya akan disusun konsep awal perancangan. konsep awal ini menjadi dasar untuk proses mendisain selanjutnya.
12
1.6
Kerangka Berpikir
Latar Belakang 1. Pesatnya jumlah pengguna kendaraan roda dua di Yogyakarta 2. Bangunan pusat modifikasi kendaraan roda dua yang disertai showroom sebagai salah satu kebutuhan dalam gaya hidup bagi pengguna kendaraan roda dua. 3. Merubah pola pikir yang cenderung konsumtif menjadi pola pikir yang kreatif dan inovatif 4. Menekan populasi kendaraan roda dua di Yogyakarta.
Permasalahan Non Arsitektural
Tujuan dan Sasaran
1. Belum adanya bangunan pusat
Merumuskan konsep dasar perencanaan dan perancangan bangunan modifikasi
modifikasi dan showroom kendaraan roda dua di Yogyakarta 2. Belum adanya wadah yang menfasilitasi kreatifitas dan inovasi dalam memodifikasi kendaraan roda dua. 3. Kekreatifitasan para bikers terhadap kendaraannya belum terwadahi secara optimal
Tinjauan Bangunan Industri
Permasalahan Arsitektural
2. Observasi
1. Bagaimana merancang bangunan
3. Pengumpulan Data Studi Kasus
1. Studi Pustaka
industri yang mampu menampung segala fungsi dari suatu produksi dan pemasaran modifikasi kendaraan roda dua 2. Bagaimana merancang bangunan modifikasi dan showroom yang secara arsitektural memenuhi standar ruang dan memiliki program ruang yang baik.
Analisis Kebutuhan dan site Konsep Perencanaan dan Perancangan
3. Merancang bangunan modifikasi dan showroom sehingga memiliki hubungan antar ruang dan penghawaan serta pencahayaan yang baik. 13
1.7
Keaslian Penulisan Selama penulisan Pra Tugas Akhir ditemukan adanya beberapa penulisan dengan tema
yang hampir sama di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Terdapat beberapa penulisan yang mengambil studi kasus Bangunan Industri namun memiliki perbedaan dalam hal permasalahan yang diangkat maupun pendekatan yang digunakan. Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka diperlukan adanya perbandingan dari beberapa penulisan yang berkaitan dengan tema yang diangkat pada penulisan ini, antara lain: -
Eddy Sofyan (2000), Bengkel Kreasi Otomotif di Yogyakarta, JUTAP-FT UGM.
1.8
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas lima bab: -
Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang dan permasalahan bangunan modifikasi dan showroom, serta tujuan, sasaran, dan metode pembahasan yang digunakan.
-
Bab II Tinjauan Teori Berisi tinjauan teori mengenai bangunan modifikasi dan showroom terkait definisi, karakteristik, klasifikasi, dan prinsip perancangan, serta tinjauan teori mengenai prinsip arsitektur modern.
-
Bab III Rona Wilayah Berisi data-data tentang letak site yang akan digunakan, yaitu di Kota Yogyakarta.
-
Bab IV Analisis Berisi analisis tentang konsep perancangan dan perencanaan, dengan standar bangunan Modifikasi dan Showroom.
14
-
Bab V Konsep Perancangan Berisi tentang aspek-aspek yang terpilih dari alternatif sebelumnya.
15