1
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong oleh kemajuan pesat dalam teknologi komunikasi dan informasi, hal ini menyebabkan industri jasa memainkan peranan penting dalam revolusi globalisasi pada masa mendatang. Karena perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas. Di era modernisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks dan bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka pergi ke salon untuk perawatan dan menghabiskan waktu senggang untuk berjalan-jalan, shopping, dan menghabiskan waktu sambil bercakap-cakap dan menikmati makanan kecil disebuah café. Dari sekian gaya hidup masyarakat kota, saat ini yang menjadi salah satu trend adalah pergi ke cafe untuk melepas waktu luang. Kata kafe berasal dari bahasa Prancis,cafi, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai (minuman) kopi. Namun, tidaklah lantas berarti kafe memiliki pengertian yang sama dengan warung kopi. Meski fungsinya sama, yakni tempat di mana orang bisa minum (kopi) sambil bercakap-cakap, tetapi kafe berada dalam pemaknaan budaya yang berbeda. Kafe bisa saja dianggap sebagai warung kopi bagi mereka yang hidup dalam budaya urban perkotaan modern, yang karena itu pemaknaan kulturalnya berbeda dengan warung kopi dalam
2
masyarakat tradisional. Bahkan seiring dengan perkembangan jaman, banyak café yang berkembang dari konsep awal sebuah café. Konsep café dalam pengertian umum adalah suatu tempat yang menyediakan kopi, teh, minuman ringan, serta makanan kecil dan café ini awalnya berkembang di negara Eropa. Keberadaan kafe di Jogjakarta tumbuh bagai jamur dimusim hujan, bahkan keberadaan café sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat kota. Warung makan atau restoran yang menyediakan minuman kopi memang banyak, tetapi jelas bukan sekadar secangkir kopi yang dicari. Coba kita tengok kafe yang bertebaran di lingkungan kampus sampai mall dan hotel berbintang. Hadirnya kafe menjawab kebutuhan akan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk bertemu kawan sembari berbincang “ngalor-ngidul” cukup ditemani secangkir minuman favorit dalam suasana yang nyaman. Ada banyak alasan mengapa orang suka berkunjung ke kafe. Namun, satu hal yang pasti, mereka betah berlama-lama, entah karena alasan suasananya, keakraban, atau camilan yang disajikan. Tentunya, ini jika kafe yang dipilih sesuai. Saat ini keberadaan kafe bukan lagi sekadar pemuas dahaga atau lapar. Bagi sebagian masyarakat, kafe merupakan sarana untuk membangun kehidupan sosialnya, baik untuk nongkrong, bergaul, atau menjerat pacar. Loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau jasa tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi penentunya. Yang dimaksud dengan loyalitas disini ialah kesetiaan konsumen terhadap sebuah produk atau jasa. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekonmendasikan orang lain untuk membeli. Dalam
3
teorinya ada beberapa faktor penentu dalam menciptakan loyalitas atas suatu produk atau jasa yaitu; faktor sosial, faktor personal, faktor psikologi, dan faktor kultural. Dimana dari beberapa faktor tersebut memiliki masing-masing pengaruh kepada konsumen dalam menciptakan sikap loyalitas. Sebut saja faktor sosial mempunyai andil yang cukup besar dalam menciptakan loyalitas konsumen terhadap industri sejenis kafe. Misalnya saja, seorang konsumen dipengaruhi oleh beberapa kelompok atau group yang menjadi komunitas terdekat dari konsumen tersebut, sehingga konsumen tersebut terpengaruh mengunakan suatu jasa ataupun produk yang sama dengan komunitasnya, sehingga lama-kelamaan menciptakan sikap loyalitas. Faktor lain yang mempengaruhi sikap loyal seorang konsumen ialah faktor personal, faktor ini ditinjau dari kondisi ekonomi, gaya hidup, dan personality. Sikap loyalitas dapat terbentuk karena tuntutan dari beberapa faktor tersebut, konsumen merasa kondisi ekonominya mencukupi, dan gaya hidupnya menuntut banyak pergaulan, sehingga memilih kafe sebagai tempat untuk bersantai bersama teman, atau hanya sekedar minum kopi. Selain beberapa faktor diatas, masih ada beberapa faktor lainnya yaitu, faktor psikologi. Faktor ini juga memegang peranan dalam menciptakan loyalitas konsumen. Faktor ini dinilai dari segi motivasi (menyangkut kebutuhan konsumen), persepsi konsumen, dll. Misalnya seorang konsumen nongkrong di kafe menimbulkan persepsi konsumen tersebut memiliki gaya hidup mewah, berkelas, dan meningkatkan gengsi. Faktor penentu yang terakhir adalah faktor cultural. Biasanya faktor ini juga mempunyai pengaruh yang cukup besar, karena keinginan dan perilaku seseorang berawal dari persepsi, keinginan, dan
4
perilaku yang dipelajari secara terus menerus dalam sebuah lingkungan sehingga menciptakan sikap loyalitas.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah : 1. Apakah faktor sosial mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap cafe? 2. Apakah faktor personal mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap cafe? 3. Apakah faktor psikologi mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap cafe? 4. Apakah faktor kultural mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap cafe? 1.3. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan lebih spesifik, maka diberikan batasan sebagai berikut : 1. Objek penelitian adalah industri café di Jogjakarta. 2. Responden penelitian adalah mahasiswa yang minimal mengunjungi café atau coffe shop sebanyak 2 kali dalam 1 bulan terakhir. 3. Jumlah responden yang diteliti adalah 100 responden. 4. Profil Konsumen a. Jenis Kelamin 1) Pria
5
2) Wanita b. Usia 1) maksimal 20 tahun. 2) 21-22 tahun. 3) 23-25 tahun. 4) di atas 25 tahun. c. Pendapatan dari uang saku per bulan 1) Rp. 750.001,-/ bulan. 2) Rp. 750.001,- sampai Rp. 1.000.000,- / bulan. 3) Rp. 1.000.001,- sampai Rp.1.250.000,-/ bulan. 4) Rp. 1.250.001,- sampai Rp.1.500.000,-/ bulan. 5) Di atas Rp.1.500.000,-/ bulan. d. Atribut-atribut yang dianalis adalah: 1) Faktor sosial 2) Faktor personal 3) Faktor psikologi 4) Faktor cultural 5) Loyalitas
6
1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang diidentifikasikan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menguji pengaruh faktor sosial terhadap loyalitas konsumen cafe 2. Menguji pengaruh faktor personal terhadap loyalitas konsumen cafe 3. Menguji pengaruh faktor psikologi terhadap loyalitas konsumen cafe 4. Menguji pengaruh faktor kultural terhadap loyalitas konsumen cafe 1.5. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pelaku Usaha Memberi masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hasil penelitian juga diharapkan dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan strategi-strategi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Di samping itu, hasil penelitian diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui asosiasi konsumen terhadap produk mereka. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini adalah kesempatan yang baik bagi peneliti sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan secara praktis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama penulis menimba ilmu di Universitas Kristen Duta Wacana.
7
3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan sekitar dalam menentukan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk.