BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan.
Praktik
perataan
laba
terkait
erat
dengan
manajemen
laba, yaitu praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) ketika semua pihak berusaha untuk
mencapai
dan
mempertahankan
tingkat
kemakmuran
yang
dikehendakinya.Sasaran utamanya adalah untuk melunakkan variabilitas laba setiap tahunnya, dengan mengalihkan pendapatan dari tahun yang baik ke tahun yang buruk. Dalam hal ini pendapatan masa yang akan datang dapat dialihkan ke tahun sekarang atau sebaliknya, demikian pula halnya dengan biaya dapat dimodifikasi dengan mengalihkan
beban
atau kerugian
dari
periode
ke
periode. Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan di pasar dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah perusahaan. Selain
bertanggungjawab
untuk
menampilkan
performa
terbaik
perusahaan, manajemen juga bertanggungjawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan baik pihak intern atau ekstern perusahaan dengan informasi akuntansi perusahaan.
Laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
merupakan sarana komunikasi yang berguna sebagai penghubung pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak internal (manajemen) maupun pihak eksternal (pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan sebagainya). Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,membantu mengestimasi kemampuan yang
laba
representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko investasi atau
meminjamkan dana (Kirschen heiter dan Melumad 2002 dalam Juniarti 2005:148). Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen, sehingga manajemen cenderung melakukan disfungtional behaviour (perilaku tidak semestinya),yaitu dengan melakukan perataan laba untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara
manajemen
dengan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan dengan perusahaan (Sugiarto, 2003). Disfungtional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi (information asymetry) dalam konsep teori keagenan (agency teori). Teori
keagenan (agency theory)
menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri (disfunctional behaviour) dan atau perusahaannya. Kesenjangan informasi antara pihak manajemen dengan pihak yang berkepentingan lain menyebabkan memicu munculnya perataan laba (income smoothing).
Universitas Sumatera Utara
Topik perataan penghasilan (income smoothing) terkait erat dengan konsep manajemen laba (earnings management). Seperti halnya manajemen laba penjelasan konsep perataan laba juga menggunakan pendekatan teori keagenan (agency teory). Teori ini menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000). Adapun keuntungan yang diperoleh manajemen dari tindakan perataan laba ini adalah : 1. Skema kompensasi dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi yang dilaporkan, karena setiap fluktuasi dalam laba
akan berpengaruh langsung dalam kompensasi.
2. Fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilan atau penggantian manajemen secara langsung. Alasan perataan laba bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan kreditur, investor dan karyawan serta meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis ( Hector dalam Syahriana, 2006:3). Proporsi yang diajukan berkaitan dengan perataan laba
adalah: (1)
Kriteria
yang
digunakan
manajemen
perusahaan dalam memilih metode akuntansi adalah untuk memaksimumkan kepuasan
atau kemakmuran. (2) Kepuasan merupakan fungsi dari keamanan
pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan gaji serta level dan tingkat pertumbuhan besaran (size) perusahaan.
(3) Kepuasan pemegang saham dan kenaikan
Universitas Sumatera Utara
performan perusahaan dapat meningkatkan status dan reward bagi manajer. (4) Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan. Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum dan dilakukan di banyak Negara. Namun demikian, praktik perataan laba ini, jika dilakukan dengan sengaja dan dibuat-buat dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak
memadai
atau
menyesatkan.
Akibatnya,
investor
mungkin tidak
memperoleh informasi akurat yang memadai mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan risiko dari portofolio mereka. Penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan membuat manajemen konsisten terhadap laporan keuangan. Kenaikan harga minyak mentah dunia pada tahun 2007 yang mengakibatkan krisis keuangan global pada tahun 2008 mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan manufaktur. Adanya krisis global ini membawa dampak pada hampir semua aktivitas perekonomian. Laba perusahaan mengalami penurunan dan kenaikan
yang tajam. Akibat krisis global ini ada kemungkinan perusahaan
melakukan tindakan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang tinggi sehingga
sesuai
dengan
target
yang
diinginkan.
Tindakan
manajemen
merugikan banyak pihak terutama investor karena memberikan informasi yang salah. Hal ini lah yang memdorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah hasil penelitian yang dilakukan sebelum krisis global pada tahun 2008 konsisten dengan pada saat krisis global terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini merupakan replikasi dari Nani Syhriana (2006), yang meneliti faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya praktik perataan laba dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Variabel dependen yang diuji yaitu besaran perusahaan, net profit margin,operating profit
margin,
dan
return
on
asset
yang
memiliki
pengaruh pada praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penulis
tertarik
untuk
meneliti
kembali beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba yaitu besaran perusahaan,net profit margin, operating profit margin, return on asset dengan mengubah rentan waktu dari tahun 2000-2005 menjadi 2006-2009 sehingga penelitian ini memberikan kontribusi untuk menguji apakah terjadi penguatan konsistensi terhadap teori maupun penelitian yang ada selama ini atau sebaliknya. Dari latar belakang atau pernyataan-pernyataan yang telah disebutkan di atas
maka
penelitian
ini
diberi
judul ” Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” B. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan: 1. Apakah besaran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 2. Apakah net profit margin berpengaruh terhadap praktik perataan
Universitas Sumatera Utara
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 3. Apakah operating profit margin berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 4. Apakah return on asset berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar modal Indonesia, sedangkan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009 yang dipilih dengan metode purposive
judgement
sampling. Dengan
metode purposive
judgement sampling, sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. 2. Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Data laporan keuangan yang dipakai adalah total Assets, penjualan bersih, laba operasi (PO), laba sebelum pajak (PSP), laba bersih setelah pajak (PBSP), net profit margin (NPM) dan operating profit margin (OPM). Data tersebut diperoleh dari Directory BEI, home page BEI dan ICMD.
Universitas Sumatera Utara
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor besaran perusahaan, net profit margin, operating profit margin dan return on asset secara signifikan dapat mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI b. Untuk Mengetahui Konsistensi hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis , penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang memperngaruhi perataan laba pada perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia b. Bagi akademisi, untuk menambah wawasan tentang perataan laba (income smoothing) dan menambah literatur yang ada mengenai perataan laba. c. Bapepam sebagai pengawas perdagangan saham di pasar modal serta dalam membuat peraturan ataupun kebijakan yang diperlukan. d. Bagi pihak eksternal (penanam modal atau investor, kreditor dan pihak lain), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mengambil kebijaksanaan untuk membuat keputusan investasi. e. Bagi kalangan akademisi yang melakukan penelitian dengan topik
Universitas Sumatera Utara
sejenis,diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tambahan.
Universitas Sumatera Utara