BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
perantara bagi pihak berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Selain itu, bank syariah biasa disebut Islamic Banking atau interest free banking yaitu suatu sistem perbankan yang dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar) (Ali, 2008:1). Bank syariah memiliki berbagai jenis jasa yang diberikan yaitu jasa pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), jasa pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah), jasa pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa Istishna) (Kasmir, 2004:25). Berdirinya bank syariah di Indonesia didasari dari perkembangan bank yang berkonsep syariah diberbagai negara. Dengan dipelopori oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mendapat dukungan dari pemerintah dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) serta berbagai kalangan pengusaha muslim kemudian berdirilah bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muammalat pada tahun
xii Universitas Sumatera Utara
1991. Hal ini juga didukung dengan adanya UU no.10 tahun 1998 tentang perubahan UU no. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang memberikan pengakuan terhadap bank syariah secara yuridis sehingga memberi peluang tumbuh dan berkembang secara luas. Beberapa tahun terakhir ini perbankan syariah di Indonesia memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan yang positif. Secara institusional, jumlah bank syariah di Indonesia pada tahun 2008 yang terdiri dari 5 bank umum syariah dan 27 unit usaha syariah dan berkembang menjadi 11 bank umum syariah tetapi terdapat penurunan jumlah unit usaha syariah menjadi 24 unit usaha syariah pada akhir tahun 2012. Perkembangan dari segi jaringan kantor layanan, pada tahun 2008 terdapat 576 kantor dan bertambah menjadi berjumlah 1734 kantor pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia pada akhir 2012. Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Kelompok Bank 2008 2009 2010 2011 Bank Umum Syariah 5 6 11 11 Unit Usaha Syariah 27 25 23 24 Jumlah Kantor BUS & UUS 790 998 1477 1640 Jumlah BPRS 131 138 150 154 Total 953 1167 1661 1829 Sumber: Laporan Statistik Perbankan Syariah Desember 2012
2012 11 24 2227 158 2420
Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini total aset perbankan syariah dari total keseluruhan total aset perbankan Indonesia sudah mencapai 174,09 Trilyun meningkat 37% per Oktober 2012 dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya di bulan yang sama sekitar 127,15 Trilyun. Bahkan berdasarkan penelitian IFSB
xiii Universitas Sumatera Utara
(Islamic Financial Services Board) pada tahun 2023 aset perbankan syariah di Indonesia bisa mencapai Rp 15.000 Trilyun dan menjadi nomor satu di dunia serta menggeser Malaysia yang berada di posisi ke 11 (www.fossei.org). Makin berkembangnya tingkat kepercayaan nasabah dalam memilih menabung di bank syariah biasanya ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga mempunyai pandangan tentang dirinya (self concept) dan mencoba hidup yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki (life style). (Supranto & Limakrisna, 2007:18). Pandangan tentang dirinya dan bagaimana cara mencoba untuk hidup yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki menghasilkan munculnya kebutuhan dan keinginan yang akan dipenuhi didalam berbagai situasi yang dihadapi setiap hari. Pandangan tentang dirinya dan cara mencoba hidup ditentukan oleh faktor yang berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar seseorang. Adapun faktor yang berasal dalam diri yaitu motivasi, persepsi dan sikap dalam memutuskan menggunakan produk atau jasa yang akan dikonsumsi. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekitarnya berdasarkan pengaruh keluarga dan budaya seseorang dalam memaknai suatu produk maupun jasa. Berbagai situasi yang muncul menyebabkan seseorang untuk mempertimbangkan dalam melakukan pengambilan keputusan. Studi ini memilih Bank Sumut Syariah karena merupakan salah satu bank konvensional yang telah membuka unit usaha syariah yang ada di Indonesia serta telah melakukan pelayanan kepada nasabahnya dengan sistem syariah melalui produk yang berbasis syariah. Secara umum, Bank Sumut Syariah dalam pengembangan usaha perbankan menggunakan prinsip kemitraan yang berarti xiv Universitas Sumatera Utara
konsep yang diterapkan yakni nasabah sebagai mudharib dan pihak bank sebagai sahibul mal bukan hubungan antara kreditur dan debitur. Bank Sumut Unit Usaha Syariah (UUS) dibuka pada tanggal 04 November 2004, dengan 2 unit kantor operasional yaitu Kantor Cabang Syariah Medan dan Kantor Cabang Syariah Padang Sidempuan. Hingga sekarang Bank Sumut telah menambah jaringan operasional yaitu dengan 3 kantor cabang syariah yaitu di Tebing Tinggi, Sibolga dan Pematang Siantar, 17 kantor cabang pembantu syariah, serta 103 unit layanan syariah diseluruh unit konvensional Bank Sumut. Produk Bank Sumut UUS antara lain, Tabungan iB Martabe, Tabungan Haji Makbul, Deposit iB Ibadah, Giro iB, Pembiayaan KPR iB Griya dan Gadai Emas iB. Tabel 1.2 Pertumbuhan Bank SUMUT UUS 2004 - 2012 Kelompok Bank Wilayah Pertumbuhan Kantor Cabang Syariah Medan, Padang Sidempuan, Tebing Tinggi, Sibolga dan Pematang Siantar Kantor Cabang Pembantu Syariah Lubuk Pakam, Stabat, Kisaran, Binjai, Rantauprapat, Perdagangan, HM. Jhoni, Djamin Ginting, Multatuli, HM. Yamin, Simpang Kayu Besar, Marelan, Kota Baru, Hamparan Perak, Panyabungan, Karya dan Kampung Pon. Layanan Syariah 103 unit diseluruh unit konvensional Bank Sumut Sumber: Bank Sumut UUS (Irawan, Maret 2012)
xv Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3 Kinerja Bank Sumut UUS Keterangan 2007 2008 2009 207,709 364,989 491,467 Aset 111,401 207,200 293,672 Pembiayaan 76,463 129,974 260,082 DPK 145,7 159,4 112,9 FDR (%) (5,806) 9,153 21,671 Laba 2,43% 4,31% 4,81% Share Sumber: Bank Sumut UUS (Irawan, Maret 2012)
2010 826,126 408,549 431,574 94,66 23,124 6,92%
2011 1,333,383 901,995 666,916 132,05 27,532 7,42%
Banyak praktisi yang menyebutkan bahwa perbankan syariah akan terus tumbuh dan berkembang secara cepat, dan akan diperkirakan laju pertumbuhannya akan mencapai ± 20% per tahun. Perbankan syariah ini dapat diterima oleh semua kalangan baik itu dari kaum muslim maupun non-muslim, semua ini menunjukkan bahwa perbankan syariah terus tumbuh kearah yang sehat dan lebih kompetitif. Perubahan lingkungan sosial, ekonomi dan politik menuntut bank-bank Islam untuk mengembangkan pasar, melakukan inovasi dan kreatifitas dalam jasa dan produk, meningkatkan pelayanan nasabah menjadi bagian penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam komunitas muslim. Mereka juga harus mampu membuat keputusan yang strategis berkenaan dengan minimum atau maksimum capital yang ditawarkan konsumen pada peta investasi antar-unit bisnis dan antar-sektor yang ada. Untuk mengambil peran yang aktif dimasa depan, maka isu-isu pokok yang harus diperhatikan adalah mampu mengukur penerimaan bank ditengah masyarakat (brand equity), mengukur keefektifan pemasaran yang diterapkan, proses produk baru yang lebih baik, serta memperkirakan kepuasan konsumen.
xvi Universitas Sumatera Utara
Menurut Sakti (2007), melihat perkembangan pada beberapa tahun belakangan dan kondisi industri terakhir, faktor yang diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan industri perbankan syariah nasional, diantaranya adalah: 1. Berdirinya Bank Unit Syariah (BUS) baru baik yang muncul dari pelaku pasar (investor) baru maupun konversi Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi BUS, sebagai akibat dari sentimen positif akibat pengaruh UU Perpajakan dan UU Perbankan Syariah; 2. Ekspektasi akan tercapainya peringkat investment grade yang semakin kuat bagi Indonesia; 3. Kuatnya sektor konsumsi domestik, kinerja investasi dan kemampuan ekspor yang mampu mendukung kinerja sektor riil nasional, sehingga menyebabkan kinerja ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif dengan angka pertumbuhan yang relatif tinggi di bandingkan negara kawasan; 4. Keberhasilan program promosi dan edukasi publik tentang perbankan syariah. Dari berbagai uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan”
xvii Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah yan
akan dikaji lebih lanjut yaitu: 1. Apakah faktor motivasi, persepsi, sikap, keluarga dan budaya secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan? 2. Apakah faktor motivasi, persepsi ,sikap, keluarga dan budaya secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan? 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor motivasi, persepsi, sikap, keluarga dan budaya secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan 2. Untuk mengetahui faktor motivasi, persepsi ,sikap, keluarga dan budaya secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan
xviii Universitas Sumatera Utara
1.4
Batasan Masalah Karena ada banyak faktor dan karakteristik dari perilaku konsumen dalam
memutuskan membeli atau memilih produk. Maka dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada faktor internal yaitu motivasi, persepsi dan sikap serta faktor eksternal yaitu keluarga dan budaya dengan produk yang digunakan nasabah. 1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Bank Sumut Syariah, semoga dapat dijadikan bahan masukan dan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. 2. Bagi fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dijadikan tambahan keilmuan
bagi
mahasiswa,
khususnya
untuk
mahasiswa
Departemen
Manajemen yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi peneliti, dapat dijadikan tambahan keilmuan ilmiah baik tentang perliaku konsumen maupun tentang bank syariah. 4. Bagi masyarakat, dapat lebih mengenal dan mengetahui tentang bank syariah.
xix Universitas Sumatera Utara