BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor non-medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa, padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa, sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan menjadi sebab tingginya kematian ibu. Selain itu juga pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang buruk (Ridwanamiruddin, 2007). Sebagai seorang wanita hamil, butuh pemahaman yang lebih baik dari pertumbuhan dan perkembangan vital dengan jumlah intervensi yang mungkin vital untuk kelahiran dan kesejahteraan ibu dan bayi. Sesuai dengan konsep “Four Pillar of Safe Motherhood” dari World Health Organization (WHO) yang terdiri atas Keluarga Berencana (KB), asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, dan pelayanan obstetric esensial, maka pendekatan risiko yang mengelompokan ibu hamil dalam kelompok 1
2
tidak berisiko dan berisiko, tidak efektif digunakan lagi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric (abortus, hiperemesis, anemia, kurang gizi, hipertensi, infeksi, dan lain-lain) yang sering tidak dapat diramalkan pada saat kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan, diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Di Amerika Serikat saja yang kondisi perawatan kesehatannya mengalami kemajuan modern, hampir 2000 wanita meninggal akibat kehamilan dan komplikasinya terhitung sejak tahun 1990 sampai 1995. Masih tinggi AKI di dunia membuat WHO dan United Nations International Children Emergency Fund (UNICEF) menyalurkan bantuan kepada Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pusat pengawasan ibu dan anak diseluruh dunia dalam bentuk uang, obat-obatan, tenaga terampil, dan peralatan, terutama pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Varney, 2006). Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Tingginya AKI di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2000) menunjukan bahwa pelayanan kesehatan ibu belum naik. Di propinsi Jawa tengah sendiri mempunyai AKI 252 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2005) dan dari data dinas Kabupaten Kebumen diperoleh 11 kasus kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas selama periode tahun 2011. Angka ini
3
akan terus meningkat jika Ante Natal Care (ANC) atau pelayanan kesehatan tidak sesuai standar (Depkes, 2004). Menurut Saifuddin (2006), penyebab kematian ibu ada 2 yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terkait penanganan perdarahan, sedangkan tidak langsung meliputi ketepatan memperhitungkan kelahiran, kecepatan membawa dan penanganan medis saat persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (60%80%), infeksi (20%-30%), dan 5% lain-lain. Mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal adalah masalah besar dinegara berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal di negara berkembang, sedangkan di negara maju hanya 1-2%. Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila dapat diberi pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba, 2003). Menurut Depkes RI (2008), lebih dari 80% kematian ibu dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Oleh karena itu upaya penurunan angka kematian ibu serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam peningkatan pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia sehat. Komplikasi pada saat kehamilan, melahirkan dan pasca persalinan merupakan penyebab utama kematian wanita usia subur (23%). Komplikasi obstetri yang sering adalah perdarahan, infeksi, eklamsia, abortus, dan partus lama. Menurut Depkes RI (2003) komplikasi-
4
komplikasi yang disebutkan diatas sebagian besar dapat dicegah bila kesehatan ibu hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal yang teratur dan pertolongan yang bersih dan aman. Dalam upaya penekanan AKI pemerintah sudah merancangkan berbagai program, diantaranya Safe Motherhood yang memuat 4 pilar dan ANC merupakan salah satu pilarnya. Bahkan dalam upaya MPS (Making Pregnancy Safer), sudah sangat jelas bahwa pemerintah menghendaki peningkatan kualitas pelayanan bagi ibu hamil untuk pencegahan komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002). Pelayanan antenatal yang standar atau sesuai pedoman pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, meliputi pemeriksaan antenatal minimal empat kali selama kehamilan dengan ketentuan satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin dan berkala, untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi
5
yang sehat. Dengan kata lain, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi sedini mungkin bila ada kelainan pada ibu hamil (Depkes RI, 2005). Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil. Selain untuk mengetahui hamil/ tidak, trimester satu merupakan masa dimana risiko kemungkinan komplikasi obstetrik kehamilan banyak terjadi seperti abortus, hiperemesis, anemia yang dapat membahayakan ibu dan janin. Namun kenyataannya masih banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 pada umur kehamilan empat dan lima bulan (K1 Akses), termasuk mereka yang sudah pernah hamil dan mempunyai anak sebelumnya. Menurut Wignjosastro (2005), pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara dokter dan wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ibu hamil di anjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III (DepKes RI, 2009).
6
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di BPS Hj. Kalimah jumlah ibu bersalin tahun 2012 berjumlah 300 orang, pada bulan Desember 2012 terdapat 40 orang ibu yang baru melahirkan di BPS Hj. Kalimah dan diketahui ada 18 diantaranya mengalami ketidaklancaran dalam proses persalinannya, selanjutnya dapat diketahui pula bahwa yang mengalami ketidaklancaran dalam proses persalinan tersebut, ternyata yang melakukan kunjungan ANC secara teratur ada 40% sedangkan 60% lainnya tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap yaitu, yang dilihat dari tidak teraturnya mereka dalam menaati jadwal dan frekuensi kunjungan ANC. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa tertarik dan berminat mengadakan penelitian tentang “Hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dengan kelancaran persalinan pada ibu bersalin di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu “Adakah hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dengan kelancaran persalinan pada ibu bersalin di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen”. C. Batasan Masalah Guna menghindari perluasan masalah, maka penelitian ini membatasi hanya pada masalah hubungan frekuensi kunjungan ANC dengan kelancaran persalinan di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor
7
Kabupaten Kebumen yang nantinya akan dianalisis secara inferensial menggunakan analisis statistik non parametrik. 1. Pengukuran variabel frekuensi kunjungan ANC dibatasi kelengkapan responden dalam melakukan kunjungan ANC sesuai jadwal dan frekuensi yang telah ditetapkan petugas kesehatan, yaitu minimal empat kali kunjungan selama kehamilan dengan ketentuan satu kali trimester pertama, satu kali trimester kedua dan dua kali trimester ketiga. 2. Pengukuran variabel kelancaran persalinan dibatasi pada indikator : ada tidaknya penurunan kepala bayi, ada tidaknya kegawatdaruratan, serta lama persalinan kala II. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dengan kelancaran persalinan pada ibu bersalin di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui frekuensi kunjungan ANC. b. Untuk mengetahui kelancaran persalinan pada ibu bersalin. c. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dan kelancaran persalinan pada ibu bersalin di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
8
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah keilmuan bagi profesi keperawatan b. Menambah khasanah kepustakaan di perpustakaan STIKES Muhammadiyah Gombong. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Mengetahui
hubungan
frekuensi
kunjungan
ANC
dengan
kelancaran persalinan pada ibu bersalin di BPS Hj. Kalimah Jatinegara Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. b. Bagi tenaga profesi keperawatan dan tenaga lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi petugas kesehatan tentang pelayanan antenatal kepada ibu hamil yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga diharapkan pelayanan antenatal selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan berkualitas, yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi. c. Bagi masyarakat Agar ibu hamil mengetahui gambaran tentang ANC sehingga ibu hamil bisa mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar pelayanan, sehingga apabila diketahui risiko kehamilan secara dini dapat dilakukan tindakan atau antisipasi lebih lanjut atau rujukan segera bila diperlukan.
9
F. Keaslian Penelitian 1. Istikomah (2007), penelitian yang dilakukan berjudul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kehamilan dengan keaktifan ibu melaksanakan ANC di Desa Surorejan, Puring Kabupaten Kebumen”. Penelitian dilakukan pada 35 responden ibu post partum dengan umur bayi 0-6 bulan dengan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan data dengan kuesioner dengan hasil : Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan kehamilan paling banyak berada pada tingkat baik dan cukup. Hanya sebagian kecil responden pada tingkat pengetahuan kurang. Frekuensi ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang melakukan ANC lebih dari 4 kali selama masa kehamilan terakhir. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Perawatan Kehamilan dengan keaktifan ibu melaksanakan ANC di Desa Surorejan, Puring Kabupaten Kebumen. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama- sama meneliti tentang ANC dan metode yang digunakan. Perbedaannya adalah dalam hal tempat, waktu.
2. Setiati (2007) penelitian yang dilakukan dengan judul “ Hubungan antara Frekuensi Kunjungan ANC dengan Kesiapan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Persalinan di BPS RSUD Kebumen”. Penelitian tersebut menggunakan problematika korelasi dengan rumusan masalah
10
ada tidaknya hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dengan kesiapan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan di BPS RSUD Kebumen. Sampelnya adalah ibu primigravida yang melakukan kunjungan ANC di BPS RSUD Kebumen, yang dijaring dengan teknik accidental sampling. Variabel yang diteliti (dikorelasikan) adalah frekuensi kunjungan ANC sebagai variabel bebas dan kesiapan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan sebagai variabel terikat. Analisis datanya menggunakan analisis korelasi non parametris Kendall Tau. Penelitian ini juga menggunakan problematika korelasi, tetapi dengan rumusan masalah yang berbeda, yaitu ada tidaknya hubungan antara kelengkapan kunjungan ANC dengan kelancaran persalinan di wilayah Kerja Puskesmas Sempor 2 Kebumen. Sampelnya adalah ibu melahirkan pada bulan november 2009 sampai dengan bulan desember 2009 yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas sempor 2 kebumen berjumlah 30 yang dijaring dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Variabel yang diteliti (dikorelasikan) adalah kelengkapan kunjungan ANC sebagai variabel bebas dan kelancaran persalinan sebagai variabel terikat. Analisis datanya menggunakan analisis yang berbeda, yaitu analisis korelasi non parametris Chi Square. Persamaan: sama-sama meneliti tentang kelancaran persalinan. Perbedaan : dalam hal tempat, waktu, dan metode yang digunakan.
11
3. Dian Setyawati Choeriyah (2010) Penelitian yang dilakukan adalah “ Hubungan Kepuasan Ibu Hamil Melakukan Ante Natal Care dengan Frekuensi Kunjungan ANC di BPS Yuni Martini di Desa Bumi Harjo Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik dengan tabel distribusi frekuensi dan prosentase. Sampel yang digunakan sebanyak 80 orang.Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini ada statistik korelasi spearman rank. Hasil penelitian ini meneliti hubungan kepuasan ibu hamil melakukan ANC dengan frekuensi kunjungan ANC. Menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai P sebesar 0,003 dengan nilai r hitung sebesar 0,052. Hal ini berarti nilai antara variabel terikatnya mempunyai hubungan sebesar 52% dengan taraf signifikansi 0,003 yang berarti bahwa kepuasan ibu hamil melakukan ANC dengan frekuensi kunjungan ANC di BPS Yuni Martini didesa bumi harjo mempunyai hubungan yang signifikan. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang frekuensi kunjungan ANC. Perbedaannya adalah dalam hal tempat, waktu, metode yang digunakan.