BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas lainnya (IAS 32). Instrumen keuangan perusahaan akan terlihat di dalam laporan keuangan entitas, oleh karena itu diperlukan adanya pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap instrumen keuangan yang dapat memberikan informasi yang menggambarkan kinerja entitas dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. Informasi yang terdapat pada nilai-nilai instrumen keuangan yang disajikan merupakan bagian yang penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, sehingga pada proses penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.50 (revisi 2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60 tentang pengungkapan instrumen keuangan, yang sebelumnya diatur dalam satu standar pada PSAK No.50 (revisi 2006) tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan. Seperti yang diketahui, setiap negara memiliki standar-standar akuntansi yang berbeda yang dapat mempersulit pengguna laporan dalam memahami isi laporan keuangan, dalam penelitian Arni (2011), analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan suatu perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama 1
satu periode akuntansi dan dapat memprediksikan masa depan perusahaan tersebut. Sehingga International Accounting Standards Board (IASB) menerbitkan standarstandar akuntansi internasional yang dapat diterapkan oleh setiap negara yaitu Internasional Financial Reporting Standard (IFRS). Oleh karena itu, setiap negara mulai melakukan konvergensi dari standar akuntansi negara masing-masing dengan IFRS dan telah mulai diterapkan di Uni-Eropa pada 1 januari 2005 dan di Indonesia sudah ada beberapa PSAK yang diadopsi dengan IFRS yang telah diterapkan pada tahun 2008. Konvergensi standar akuntansi Indonesia dengan IFRS, memberikan pengaruh terhadap PSAK No.50 (revisi 2006) yang sebelumnya mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan dalam instrumen keuangan. Pada tahun 2010, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melakukan pemisahan antara standar akuntansi yang mengatur antara penyajian dan pengungkapan atas instrumen keuangan, yang dipisah kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60 tentang pengungkapan instrumen keuangan. Dalam menentukan objek penelitian, peneliti melihat bahwa dengan adanya penerapan standar yang baru terhadap perlakuan standar akuntansi yang telah dikonvergensi dengan IFRS, terutama pada PSAK No.50 (revisi 2010) pada entitas yang memiliki instrumen keuangan dapat memberikan pengaruh ke dalam penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan pada laporan keuangan terutama pada industri perbankan. Dalam penelitian Murni (2011), Transisi menuju IFRS dan dampaknya terhadap laporan keuangan, menyatakan bahwa Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Didalam 2
penelitian Kumala (2009), pengaruh luas pengungkapan laporan keuangan tahunan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia terhadap keputusan oleh investor, pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan yang diatur pada PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah analisis perubahan penerapan PSAK no.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk., proyeksi jika Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. melakukan penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60, dan alasan pemisahan PSAK No.50 (revisi 2006) kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60. Oleh karena itu peneliti mengambil penelitian dengan judul : “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 50 (REVISI 2010) TENTANG PENYAJIAN INSTRUMEN
KEUANGAN
DAN
PSAK
NO.
60
TENTANG
PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk. )”
I.2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibuat untuk menghindari atau mencegah agar pembahasan tidak meluas. Ruang lingkup penelitian ini adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk yang telah melakukan penerapan PSAK No.50 (revisi 2006), sedangkan penelitian difokuskan pada penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) 3
mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 pada laporan keuangan PT BTPN Tbk. yang baru akan diterapkan pada 1 januari 2012.
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan penelitian : a. Untuk melihat perubahan penerapan PSAK no.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. b. Untuk melihat proyeksi jika Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. melakukan penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60. c. Untuk mengetahui alasan pemisahan PSAK No. 50 (revisi 2010) dan PSAK No. 60.
I.3.2 Manfaat penelitian : a. Bagi peneliti 1) Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 pada perusahaan perbankan 2) Untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI b. Bagi perusahaan Melihat penerapan penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dengan PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 60 yang berlaku.
4
c. Bagi kalangan akademik Memberikan kontribusi terhadap ilmu akuntansi mengenai bagaimana penerapan PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 60 pada industri perbankan yang terdaftar di BEI. d. Bagi penelitian selanjutnya Memberikan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
I.4. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kualitatif, yang menggunakan data sekunder yaitu data yang berupa tulisan mengenai hasil analisis atas penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada industri perbankan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan berbagai sumber evaluasi berupa buku ataupun sample. Adapun data sekunder yang digunakan penulis meliputi laporan keuangan tahun 2009 dan 2011 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. sehubungan dengan penerapan PSAK No.50 (revisi 2006). Data yang diperoleh langsung dari website BEI maupun website resmi perusahaan terkait. Waktu yang dibutuhkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sekitar 4 (empat) bulan terhitung sejak bulan Maret 2012 sampai bulan Juni 2012. Penelitian dilakukan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. dengan memfokuskan terhadap penyajian dan pengungkapan atas instrumen keuangan. Dengan penelitian ini, diharapkan penulis dapat menganalisis bagaimana penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada PT BTPN Tbk. dan proyeksi jika PT 5
BTPN Tbk. melakukan penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60, serta alasan pemisahan PSAK No.50 (revisi 2006) menjadi PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis selama penyusunan skripsi ini adalah metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method), yaitu melakukan pengumpulan data penelitian dengan cara mengumpulkan data berdasarkan buku-buku teori mengenai PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 maupun berbagai sumber data yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini khususnya mengenai penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
I.5.
Sistematika Pembahasan Di dalam skripsi ini terdiri dari lima Bab yang menjadi sistematika pembahasan, masing-masing bab akan diuraikan secara lebih spesifik menjadi beberapa sub-bab secara sistematis sebagai berikut: BAB I.
PENDAHULUAN Bab ini dibagi menjadi enam Sub-Bab yang terdiri dari latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II.
LANDASAN TEORI Pada Bab ini penulis akan memaparkan dengan lebih mendalam teori-teori yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan 6
dengan topik skripsi yang diperoleh dari studi pustaka, meliputi pengertian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), pengertian instrumen keuangan, pengertian aset keuangan, pengertian liabilitas keuangan, pengertian ekuitas keuangan, pengertian instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual dan pengertian nilai wajar. Selain itu juga akan dibahas komponen dari setiap instrumen keuangan. Dan yang terakhir pada bab ini akan membahas tentang penyajian dan pengungkapan atas liabilitas keuangan, ekuitas keuangan, instrumen dengan opsi jual, saham treasuri, bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, serta saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
BAB III.
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Pada bab ini terdiri dari objek penelitian dan jenis penelitian. Pada objek penelitian akan membahas tentang objek penelitian, desain penelitian, dan
penentuan jumlah sample. Dan pada bagian
metode analisis data digunakan prosedur analitis (analytical procedure) dan metode penelitian melalui studi kepustakaan.
BAB IV.
PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian penerapan standar akuntansi pada penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang ada. Dan di dalam Bab ini penulis juga akan membahas mengenai analisis perubahan 7
pada penerapan PSAK 50 (revisi 2006) tentang penyajian dan pengungkapan pada instrumen keuangan pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proyeksi atas penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dengan penerapan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60.
BAB V.
SIMPULAN DAN SARAN Pada Sub-Bab simpulan akan berisikan pengungkapan dari pokok masalah yang dibahas pada Bab-bab sebelumnya secara lebih singkat. Sedangkan pada Sub-Bab saran akan berisikan saran dan keterbatasan sebagai langkah perbaikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi persoalan yang ditemukan pada Babbab sebelumnya.
8