1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para tujuan anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan suatu
prestasi dari pihak manajerial perusahaan. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk memutuskan suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat perusahaan tersebut telah menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja non keuangan (non financial performance) (Irham Fahmi,2011:2). Kinerja keuangan (financial performace) merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan (financial statement) yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement),
2
dan laporan arus kas (cash flow statement) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian financial performance tersebut (Irham
Fahmi,2011:2).
Seperti yang disebutkan pula oleh Munawir (2007) bahwa, “Mengadakan
analisa dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan (financial statement) dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi adalah perusahaan”. suatu
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi keuangan perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Salah satu alat analisis yang sering digunakan dalam mengukur tingkat kinerja keuangan perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laporan laba rugi) (Handono Mardiyanto, 2009:51). Analisis rasio keuangan sangat perlu dilakukan oleh perusahaan karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan yang sebenarnya. Dalam bukunya, Munawir (2007), mengatakan bahwa alat analisa rasio memberikan gambaran kepada penganalisa untuk mengetahui baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard ratio.
3
Dalam mengadakan perbandingan rasio, penganalisa jangan hanya
berpegang pada standard ratio saja tetapi harus memperhatikan trend atas
prosentase historis dan rasio dari perusahaan yang data keuangannya sedang
dianalisa (historical ratio). Dengan membandingkan angka rasio periode sekarang
dengan angka rasio periode yang lalu (trend dari angka rasio) akan diketahui perubahan angka-angka rasio yang dimiliki perusahaan dan akan diketahui tendensi atau kecenderungan kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.
(Munawir, 2007:67) Analisis rasio meliputi pengevaluasian aspek-aspek keuangan meliputi tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas/profitabilitas. Hasil dari analisis inilah yang kemudian dijadikan pedoman baik bagi pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Namun dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada aspek likuiditas perusahaan dan kemampulabaan perusahaan (rentabilitas/profitabilitas). Dalam bukunya, Horne dan Wachowicz (2005) menjelaskan bahwa, kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Dalam melakukan penelitian ini penulis menentukan objek penelitiannya yaitu PT. Bakrie Telecom Tbk. yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang bergerak dalam bidang jasa layanan telekomunikasi. PT. Bakrie Telecom Tbk. merupakan anak perusahaan dari PT. Bakrie & Brother Tbk.
4
yang sebelumnya dikenal dengan nama PT. Ratelindo yang dididrikan pada bulan Agustus 1993.
Sama seperti perusahaan lainnya, PT Bakrie Telecom Tbk. mempunyai
tujuan memperoleh laba (profit) dalam setiap periode akuntansinya. Namun dalam
empat tahun periode akuntansi (2007-2010) PT. Bakrie Telecom Tbk. mengalami penurunan laba bersih setiap tahunnya, dan pada tahun 2011 PT. Bakrie Telecom
Tbk. mengalami kerugian yang cukup besar yakni sebesar Rp 782.699 (dalam
jutaan rupiah). Penurunan laba bersih (net income) terbesar PT. Bakrie Telecom Tbk. terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 772.723 (dalam jutaan rupiah), dari Rp 9.976 (laba tahun 2010, dalam jutaan rupiah) menjadi – Rp 782.699 (kerugian tahun 2010, dalam jutaan rupiah). Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel perbandingan pendapatan usaha bersih (net operating revenue), beban usaha (operating expense), beban lain-lain bersih (net other charge), beban pajak (tax expense), dan laba bersih (net income) PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007 sampai tahun 2011: Tabel 1.1 Perbandingan Pendapatan Usaha Bersih, Beban Usaha, Beban Lain-lain Bersih, Beban Pajak, dan Laba Bersih PT. Bakrie Telecom Tbk. dari Tahun 2007 Sampai Tahun 2011 dalam jutaan rupiah (in million rupiah)
Tahun
Pendapatan Usaha Bersih (Net Operating Revenue)
2007
2008
1.289.889
2.202.293
2009 2.742.578
2010 2.765.084
2011 2.591.008
5
Beban Usaha (Operating Expenses)
971.600
1.823.660
2.463.319
2.574.281
2.765.018
Beban Lain-lain Bersih (Net Other Charges)
98.597
200.577
133.545
98.271
813.894
Manfaat (Beban) Pajak (Tax Expense)
(75.424)
(41.244)
(47.272)
(82.557)
205.205
Laba (Rugi) Bersih (Net Income)
144.269
136.813
98.443
9.976
(782.699)
Sumber: Laporan Laba Rugi (income statement) PT. Bakrie Telecom Tbk. Tahun 2007-2011
Berdasarkan fenomena di atas, dengan terjadinya penurunan laba pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2010 dan kerugian yang dialami pada tahun 2011, penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk. dengan menggunakan rasio keuangan yang ditinjau dari tingkat kemampulabaan perusahaan (profitabilitas/rentabilitas) dan likuiditas perusahaan. Adapun judul yang diambil dalam penelitian ini adalah: “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. BAKRIE TELECOM Tbk. TAHUN 20072011”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat likuiditas perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2011. 2. Bagaimana tingkat kemampulabaan (rentabilitas) perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2011.
6
3. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk.
dari tahun 2007-2011.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2011. 2. Untuk mengetahui tingkat kemampulabaan (rentabilitas) perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2011. 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. dari tahun 2007-2011.
1.3.2 Manfaat Penelitian Dengan adanya hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat untuk: 1. Bagi penulis, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam mengimplementasikan alat ukur rasio keuangan dalam menguji antara komponen-komponen dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi perusahaan dan investor, diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dan dapat menjadi
7
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan
sumber
informasi
selanjutnya.
dalam
melakukan
penelitian-penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
Irham Fahmi (2011:68), menyebutkan bahwa rasio rentabilitas/profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Sedangkan rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Dalam bukunya, Horne dan Wachowicz (2005) menjelaskan bahwa, kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Berhubungan dengan uraian tersebut penulis melakukan analisis laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk. guna mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut dari tahun 2007-2011 yang ditinjau dari aspek likuiditas dan kemampulabaan (rentabilitas) perusahaan.
8
Alat ukur dari aspek likuiditas dalam penelitian ini adalah current ratio,
cash ratio dan acid test ratio (quick ratio). Sedangkan alat ukur dari aspek
rentabilitas adalah ROI (retun on investment) dan ROE (return on equity).
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran
PERUSAHAAN BERORIENTASI LABA
PT. BAKRIE TELECOM Tbk.
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2007-2011
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RASIO KEUANGAN
LIKUIDITAS
RENTABILITAS
CURRENT RATIO, CASH RATIO, QUICK RATIO
ROE, ROI
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TAHUN 2007-2011
Sumber: Data diolah
1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan
kuantitatif,
yaitu
metode
yang
digunakan
untuk
9
menggambarkan hasil penelitian berdasarkan teori dan pengumpulan data kuantitatif dari berbagai studi literatur yang mendukung sesuai dengan tujuan.
Metode penelitian deskriptif pada penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki
secara terperinci gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan hasil dari
penelitian ini dapat memberikan rekomendasi untuk keperluan dimasa yang akan datang. 1.5.1 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan penulis adalah sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. yang terdiri dari neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement). Data-data tersebut bersumber dari internet dengan mengakses situs web resmi PT. Bakrie Telecom Tbk. 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan pencatatan-pencatatan dan pengkopian atas data-data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk. 2. Studi pustaka, yaitu mengumpukan data dan bahan penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku serta referensi lainnya yang berhu-bungan dengan masalah yang diteliti.
10
1.5.3 Alat Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini berupa
rasio keuangan, yang merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasidi masa lalu dan membantu mengambarkan trend pola perubahan tersebut (Warsidi dan Bambang, 2000). Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang
merupakan alat analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini: 1. Analisis Likuiditas Perusahaan Likuiditas, yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek (Munawir, 2007:71). Pada aspek likuiditas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Current Ratio (CR), merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek (Agnes Sawir,2005:8).
b. Cash Ratio (CsR), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang lancar dengan kas atau yang setara dengan kas (Agnes Sawir,2005:10).
11
c. Acid test ratio/quick ratio (ATR), rasio ini seperti halnya current
ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benarbenar likuid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan (Sartono,2001:118).
2. Analisis Kemampulabaan (rentabilitas/profitabilitas) Perusahaan Rentabilitas, memperoleh
yaitu
rasio
keuntungan
yang
mengukur
perusahaan
(Munawir,2007:86).
Pada
untuk aspek
kemampulabaan (rentabilitas/profitabilitas) alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Return On Investment (ROI), merupakan rasio yang mengukur hasil pengembalian atas modal yang diinvestasikan. (Munawir, 2007:89).
b. Return On Equity (ROE), merupakan rasio yang mengukur hasil pengembalian atas ekuitas. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modalnya sendiri secara efektif. (Agnes Sawir,2005:20).
12
1.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari media internet, buku serta sumber lainnya, sehingga penelitian ini tidak
dilakukan pada suatu tempat yang tetap. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, dari bulan Maret 2012 sampai
Juni 2012.