BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut produk domestik bruto atau gross dometic product (yang sering disingkat GDP). Ada banyak definisi GDP, salah satunya adalah nilai dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (Blanchard, 2009). GDP sering digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat perkembangan perekonomian dari suatu negara dengan mengukur berapa nilai barang dan jasa yang telah dikumpulkan oleh negara tersebut pada suatu periode tertentu. Nominal produk domestik bruto merupakan nilai dari barang dan jasa yang diukur dengan current price (Mankiw, 2010) dan akan meningkat seiring dengan peningkatan harga atau jumlah. Data nominal GDP Indonesia terus mengalami peningkatan selama periode 12 tahun, dimulai dari tahun 2000 hingga tahun 2012. Badan Pusat Statistik Indonesia juga menunjukkan kenaikan tersebut melalui data yang dipublikasikan yang mengindikasikan adanya kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2010. Hal ini seperti yang bisa kita lihat pada Gambar 1.1..
1
Gambar 1.1 Nominal GDP Indonesia (Kuartal)
2500 2000 1500 Triliun (Rupiah) 1000 500
2000Q1 2000Q4 2001Q3 2002Q2 2003Q1 2003Q4 2004Q3 2005Q2 2006Q1 2006Q4 2007Q3 2008Q2 2009Q1 2009Q4 2010Q3 2011Q2 2012Q1 2012Q4
0
Sumber : OECD Statistics, diolah (2013) Produk domestik bruto Indonesia memperlihatkan kemajuan sepanjang periode 2000 hingga akhir periode tahun 2012. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1 di atas, di mana GDP Indonesia terus meningkat setiap tahunnya selama 12 tahun sampel. Peningkatan pada produk domestik bruto mempengaruhi pendapatan nasional karena produk domestik bruto merupakan bagian dari pendapatan nasional. Penelitian yang dilakukan Ghalayani (2011) semenjak pertengahan abad ke 20 menunjukkan bahwa minyak mentah menjadi indikator utama bagi perekonomian dunia, karena pentingnya persediaan minyak mentah bagi kebutuhan energi dunia. Fluktuasi harga minyak merupakan konsekuensi dari aktivitas perekonomian. Maka dari itu, setiap terjadi kenaikan harga minyak, tentu hal ini akan menjadi kabar yang kurang baik bagi negara–negara yang termasuk 2
ke dalam golongan importir minyak. Sebaliknya, kenaikan harga minyak merupakan keuntungan bagi negara–negara pengekspor minyak. Gambar 1.2 Harga Minyak Internasional (Rupiah/Barel)
1,400,000.00 1,200,000.00
Rupiah
1,000,000.00 800,000.00 600,000.00 400,000.00 200,000.00 2012
2009
2006
2003
2000
0.00
Sumber: Energy Information Administration, diolah (2013) Gambar 1.2 di atas memperlihatkan kenaikan harga minyak selama 12 tahun terakhir. Menurut EIA (Energy Information Administration), terdapat beberapa guncangan yang telah terjadi sepanjang periode tersebut (12 tahun), tetapi yang menonjol adalah guncangan yang terjadi di tahun 2008 silam. Di tahun tersebut, harga minyak mentah menembus 100 USD/barrel dan mencapai harga baru di bawah 150 USD/barrel pada Juli 2008 yang lalu. Setelah itu, di tahun 2009 harga minyak merosot hingga 40 USD/barel karena adanya dampak dari kenaikan harga yang begitu tajam di tahun 2008. Selama periode tahun 2010 hingga 201, harga minyak terlihat lebih stabil, walaupun disertai kenaikan harga di akhir 2011.
3
Gambar 1.3 Konsumsi – Produksi Minyak Indonesia
1800
Ribuan Barel per Hari
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : BP Global, diolah (2013) Keterbatasan yang dihadapi oleh energi nasional Indonesia membuat negara Indonesia terus menerus melakukan impor minyak hingga sekarang. Hal inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian mengenai dampak guncangan harga minyak terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian dan pengamatan terhadap fluktuasi harga minyak mentah dunia perlu dilakukan untuk mencegah dampak negatif di masa yang akan datang. Gambar 1.3 menunjukkan bahwa konsumsi minyak jauh melebihi produksinya semenjak tahun 2004. Menurut EIA (Energy Information Administration), Indonesia berada diurutan ke 20 di antara produsen minyak di seluruh dunia pada tahun 2011. Minyak, gas dan industri pengolahan, menyumbang sebanyak 7% produk domestik bruto pada tahun 2010. Karena produksi minyak dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan pasar dunia, 4
pada akhirnya Indonesia memutuskan untuk mengundurkan diri dari organisasi OPEC di bulan Januari tahun 2009. 1.2 Rumusan Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki cadangan minyak yang cukup banyak dengan ditemukannya minyak pertama di tahun 1885, namun keterbatasannya di dalam sektor energi, dalam hal ini adalah minyak, membuat Indonesia masuk ke dalam golongan negara pengimpor minyak. Porsi konsumsi minyak terus meningkat sejak beberapa tahun belakangan ini dan pada akhirnya negara ini untuk mengundurkan diri dari keanggotannya di organisasi OPEC pada tahun 2009. Pemenuhan kebutuhan minyak domestik Indonesia, yang kini merupakan negara pengimpor minyak bersih, sangat tergantung kepada minyak mentah dunia. Harga minyak dunia dikenal sangat fluktuatif dan sangat terpengaruh oleh situasi politik dunia. Padahal, kebutuhan minyak Indonesia sangat besar hingga terus menerus menggerus APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Hal ini menjadi alasan mengapa harga minyak sangat penting untuk disoroti. Selain itu, pengamatan terhadap harga minyak dunia juga bemanfaat untuk mengetahui dampak guncangan harga minyak terhadap perekonomian Indonesia terutama produk domestik bruto, kurs, impor minyak, indeks harga konsumen, jumlah uang beredar.
5
1.3 Pertanyaan Penelitian Apakah guncangan harga minyak membawa dampak yang negatif terhadap produk domestik bruto, kurs, impor minyak, indeks harga konsumen, dan jumlah uang beredar? 1.4 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis dampak guncangan harga minyak terhadap produk domestik bruto, kurs, impor minyak, indeks harga konsumen dan jumlah uang beredar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.
Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang lebih terutama mengenai fenomena makroekonomi bagi seluruh pembaca.
2.
Penelitian ini ditujukan untuk pembuat kebijakan dan keputusan guna memberikan pandangan lain dalam memahami gejolak yang serupa di kemudian hari.
1.6 Sistematika Penulisan Susunan tesis ini adalah sebagai berikut. Penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian dipaparkan di dalam Bab I. Bab II berisi studi literatur dan review mengenai penelitian terdahulu yang telah mengangkat permasalahan yang hampir sama. Penjelasan terkait metodologi penelitian beserta variabel penelitian yang akan digunakan akan dijabarkan di Bab III,. Bab IV memaparkan hasil
6
penelitian dan analisis serta intepretasinya bagi Indonesia. Penelitian ini ditutup dengan Bab V yang berisi kesimpulan dan saran.
7