BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, seperti yang dinyatakan oleh Hawadi dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak, disebutkan bahwa pendidikan prasekolah bertujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. (Hawadi, 2001). Sebagai sarana pembelajaran dan pemberian pengetahuan diluar masa sekolah, buku bacaan menjadi salah satu alternatif untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Nilai moral tentu penting sebagai dasar pendidikan dan kepribadian anak. Nilai-nilai seperti kesabaran, kejujuran, kebaikan, dan lain sebagainya biasanya diajarkan sejak usia dini agar anak dapat memiliki kepribadian yang baik. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya memiliki kepribadian yang baik yang diterapkan sejak kecil karena dapat menjadi dasar pembentuk karakter dan perilakunya hingga dewasa nanti.
1ii
Usia 0-6 tahun merupakan usia yang tepat untuk mengajarkan dan membentuk karakter baik dalam diri anak. Dalam bukunya yang berjudul Dasar dan Teori Perkembangan anak, Gunarsa menyatakan bahwa usia 0-6 tahun adalah masa dimana anak mulai membentuk konsep-konsep sederhana mengenai realitasrealitas sosial dan fisik. Mereka juga mulai belajar untuk melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara, dan orang-orang di sekitarnya (1982, hlm. 61). Tahapan berikutnya dalam perkembangan anak adalah pada usia 6-12 tahun, dimana pada masa ini, nilai yang telah diajarkan pada tahap sebelumnya mulai berkembang dalam bentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedang bertumbuh. Banyak kisah dan cerita ilustrasi untuk menggambarkan tentang nilai-nilai moral; namun melalui cerita bergambar, anak akan lebih tertarik dan mudah memahami serta mengerti isi dan pesan yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut. “Kisah Pohon Apel” merupakan sebuah kisah dengan alur sederhana yang menggambarkan hubungan antara orang tua dan anak dimana kasih sayang yang diberikan orang tua tidak terbatas sampai kapanpun. Cerita ini bertujuan untuk mengingatkan kepada anak bagaimana kasih sayang dan perjuangan yang diberikan oleh orang tua dalam membesarkan anaknya dan bagaimana seorang anak seharusnya menghargai dan menghormati orang tuanya. Untuk itu penulis ingin mengangkat sebuah cerita ilustrasi “Kisah Pohon Apel” yang mengajarkan anak tentang pentingnya menghormati dan mengasihi orang tua sebagai bentuk nilai yang dianggap penting untuk diajarkan kepada anak sejak usia dini.
2
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah untuk perancangan ini adalah: Bagaimana merancang buku ilustrasi anak berdasarkan “Kisah Pohon Apel” untuk anak usia 7 hingga 11 tahun.
1.3. Batasan Masalah Pembatasan bahasan penelitian ditetapkan sebagai berikut: Target audiens 1.
2.
Demografis •
Usia
: 7 – 11 tahun
•
Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
•
Strata Ekonomi
: A-B
Psikografis •
Memiliki ketertarikan terhadap buku bacaan
•
Memiliki rasa ingin tahu dan gemar mendengar cerita
3.
Geografis
Berdomisili di kota Jakarta dan sekitarnya
1.4. Tujuan Tugas Akhir Merancang buku ilustrasi anak berdasarkan “Kisah Pohon Apel” untuk anak usia 7 hingga 11 tahun.
3
1.5. Manfaat Tugas Akhir 1.
Manfaat bagi keilmuan
Perancangan buku ilustrasi ini sebagai karya Tugas Akhir diharapkan mampu berguna bagi ilmu Desain Komunikasi Visual karena dalam penulisan ini dijelaskan mengenai penelitian untuk merancang buku ilustrasi yang baik sehingga dapat menarik minat audiens untuk membacanya. Selain itu karya tulis ini juga dapat menjadi bahan referensi dan pembelajaran untuk perancangan buku ilustrasi lainnya. 2.
Manfaat bagi masyarakat umum
Masyarakat yang membaca buku ilustrasi ini diharapkan mampu mendapatkan pesan dan nilai moral yang terkandung didalamnya. 3.
Manfaat bagi penulis
Melalui penulisan ini, penulis mampu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang buku ilustrasi untuk anak.
1.6. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perancangan penelitian ini karena metode penelitian kualitatif sangat cocok digunakan oleh ilmu-ilmu kemanusiaan karena tujuan utamanya untuk memahami dan mengerti gejala, fakta, realita dan peristiwa yang dialami oleh manusia (Semiawan, 2007, Hal. xviii). Penulis akan melakukan observasi dan pengamatan mengenai minat anak usia 5-8 tahun terhadap kegemaran mereka dalam membaca. Pengumpulan data literatur juga akan dilakukan melalui sumber seperti buku, jurnal, dan media 4
internet. Selain itu pengumpulan data kuantitatif melalui angket atau kuesioner juga digunakan untuk mengetahui minat dan kesukaan terhadap gaya ilustrasi yang disukai anak.
1.7. Metode Perancangan Metode perancangan merupakan beberapa tahap dalam pengaplikasian hasil pengumpulan data kedalam perancangan. Tahap ini terdiri dari: 1.
Pemilihan Tema Penelitian dimulai dengan mencari suatu permasalahan yang terdapat di dalam lingkungan untuk diangkat sebagai tema perancangan. Tema yang penulis angkat adalah permasalahan mengenai kurangnya rasa hormat terhadap orang tua.
2.
Latar Belakang Menjelaskan secara lebih mendalam mengenai permasalahan yang dihadapi yaitu mengenai masalah menghormati orang tua yang terdapat di lingkungan kota Jakarta.
3.
Perumusan Masalah Merumuskan masalah sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang ingin dipecahkan melalui penelitian dan perancangan ini yaitu tentang bagaimana merancang buku cerita ilustrasi untuk anak berdasarkan kisah pohon apel yang mengajarkan anak untuk lebih hormat kepada orang tua.
5
4.
Tujuan Perancangan Tujuan perancangan didasari oleh rumusan masalah yang telah dipaparkan. Tujuan perancangan penelitian ini adalah untuk merancang buku cerita ilustrasi untuk anak berdasarkan kisah pohon apel untuk anak usia 3-6 tahun.
5.
Tinjauan Pustaka Landasan teori untuk perancangan yang akan dibuat agar hasil akhir sesuai dengan teori yang relevan.
6.
Analisa Lapangan Melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan beberapa metode penelitian seperti survei, wawancara, observasi, dan lainnya.
7.
Konsep Perancangan Pembuatan storyboard untuk mengeksplorasi ide dan konsep cerita yang kreatif dalam perancangan ilustrasi cerita.
8.
Sketsa Perancangan Melakukan perancangan secara kasar lewat penggambaran sketsa ilustrasi untuk mencari pengembangan karakter dan elemen dalam ilustrasi lainnya.
9.
Digitalisasi Perancangan dalam sketsa sebelumnya dibuat secara digital sebagai proses finishing dan dilakukan revisi apabila terdapat kekurangan.
10.
Pencetakan & Penjilidan Setelah tahap digitalisasi, maka perancangan ilustrasi masuk kedalam tahap cetak dan dilihat untuk dinilai apakah masih terdapat kekurangan.
6
Apabila sudah dianggap layak makan akan masuk ke dalam tahap penjilidan. 11.
Karya Akhir Karya yang telah dijilid menjadi buku kemudian akan diterbitkan sesuai dengan target dan batasan yang sudah ditetapkan.
7
1.8. Skematika Perancangan
8