BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan terbatas menurut Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007 memiliki pengertian badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, perusahaan
terbatas didirikan dengan tujuan melakukan kegiatan usaha dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya tersebut. Perusahaan terbatas merupakan entitas yang terpisah dengan pemiliknya.
Pemilik modal menyerahkan
pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Tahun 2016 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana ASEAN menjadi kawasan dimana terjadi aliran barang, jasa, tenaga kerja, dan aliran modal yang lebih bebas antar negara ASEAN.Dengan diberlakukannya MEA, iklim bisnis di Indonesia menjadi lebih menantang, baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja Indonesia. Produk barang dan jasa yang diproduksi oleh Indonesia akan bersaing dengan barang dan jasa dari negara ASEAN lainnya, begitu pula dengan tenaga kerja Indonesia, yang harus bersaing dengan seluruh tenaga kerja di kawasan ASEAN. Iklim bisnis di Indonesia akan sangat berubah dengan adanya keputusan MEA.
Perusahaan memiliki tantangan untuk mencapai tujuan usahanya
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dengan persaingan bisnis yang lebih luas.
Perusahaan perlu mengambil
kebijakan strategis berkaitan dengan akan diberlakukannya MEA sehingga tujuan awal yang digagas oleh pemegang saham dapat dicapai dalam kondisi persaingan yang lebih kompleks. Perusahaan terbatas merupakan entitas yang melakukan pemisahan antara pemilik modal dan pengelola perusahaan. Pengelola perusahaan (manajemen) bertanggung jawab terhadap pemilik modal.
Dengan adanya pemisahan
fungsi tersebut, pemilik modal memberikan kepercayaan kepada manajemen untuk mengelola bisnisnya. Pemilik modal memberikan target yang harus dicapai oleh manajemen. Pemisahan fungsi antara manajemen dan pemilik modal menimbulkan peluang dilakukannya praktek earnings management. Earnings management merupakan tindakan manajemen dalam proses penyusunan pelaporan keuangan sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya (Scott, 2015).
Manajemen akan berusaha untuk
memenuhi harapan pemilik modal, dengan harapan dengan terpenuhinya harapan dan target yang diberikan oleh pemilik modal, manajemen bisa mendapatkan insentif berupa kenaikan gaji, bonus, dan sebagainya. Fakta historis tentang earnings management seperti kasus enron pada tahun 2001, dimana terjadi persekongkolan antara manejemen dengan auditor untuk membuat laporan keuangan yang menarik bagi investor. Kasus lippo, yang menerbitkan aporan keuangan ganda yang sangat kontras perbedaannya, yaitu laporan dengan laba bersih sebesar Rp.98 milyar dan laporan dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
rugi bersih sebesar Rp.1,3 triliun untuk periode september 2002.
Kasus
Kimia Farma, dimana terjadi kesalahan material dalam melaporkan laba bersih sebesar Rp.32,7 milyar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2001.
Kasus terbaru adalah kasus Toshiba, dimana terjadi
penggelembungan keuntungan sebesar US$ 1,2 miyar selama periode lima tahun. Scott (2015) menyatakan bahwa laba merupakan salah satu informasi akuntansi yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan publik sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi.
Investor seringkali mengambil
keputusan berdasarkan laba yang dilaporkan. Beberapa pola earnings management yang sering digunakan oleh manajemen adalah sebagai berikut (Scott, 2015: 447): 1. Taking a bath 2. Income minimization 3. Income maximization 4. Income smoothing Model pendeteksi earnings management pertama kali dikenalkan oleh Jones (1991), dan kemudian pada tahun 1995, Dechow, et al mengenalkan model untuk mendeteksi earning management yang dikenal dengan modified jones model. Modified jones model ini memakai estimasi cross sectional, yang mengasumsikan bahwa perusahaan dalam jenis industri yang sama menghasilkan proses akrual yang sama pula.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Model akrual tidak
4
membedakan proses akrual yang terjadi apakah di pos pendapatan atau di pos beban. Tahun 2010, Stubben mengembangkan model yang menggunakan piutang sebagai
komponen
utama
pendapatan
untuk
memprediksi
earnings
management, yang dinamakan revenue discretionary model. Terdapat dua formula dalam revenue discretionary model, yaitu revenue modelyang menitikberatkan padapendapatan yang berhubungan secara langsung dengan piutang, dan yang kedua adalah conditional revenue model, yaitu adanya tambahan parameter ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan margin kotor. Kinerja perusahaan identik dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting yang harus dikontrol oleh perusahaan jenis apapun karena kinerja perusahaan merupakan bukti dari kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan yang diamanatkan oleh shareholders kepada manajemen. Kondisi keuangan perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan keuangan perusahaan menurut PSAK 1 (revisi 2013) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.Komponen laporan keuangan lengkap menurut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
PSAK 1 (revisi 2013)terdiri dari laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan
informasi
penjelasan
lain,
informasi
komparatif
mengenailaporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Kinerja
perusahaan
sering
diukur
dengan
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, nilai saham, pertumbuhan penjualan.Profitabilitas diukur dengan rasio-rasio keuangan diantaranya Return on Investment (RoI), Return on Equity (RoE), Dividend Payout Ratio (DPR).
Ukuran perusahaan bisa
ditentukan oleh besarnya Aset Tetap atau Total Aset. Salah satu komponen laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan. Free cashflow (FCF), berarti arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aset tetap, produk-produk
baru,
dan
modal
kerja
yang
dibutuhkan
untuk
mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2001). Arus kas bebas mencerminkan kas yang benar-benar tersedia untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
didistribusikan kepada para investor. Rumus yang digunakan untuk mencari free cash flow adalah arus kas dari aktifitas operasional – pengeluaran modal (Jensen, 2002). Jensen dalam karya ilmiahnya berjudul Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Take Overs(1986) menyebutkan bahwa konflik kepentingan dan insentif terjadi antara manajer dan pemegang saham terkait ukuran optimal dari perusahaan dan pembayaran tunai kepada pemegang saham. Konflik ini terjadi terutama pada perusahaan yang mempunyai arus kas bebas yang besar melebihi peluang investasi pada investasi yang menguntungkan. Teori yang dikembangkan jensen dalam karya ilmiah tersebut, salah satunya adalah mengenai keuntungan dari utang dalam mereduksi biaya agensi dari adanya free cash flow. Biaya agensi terkait utang telah banyak didiskusikan, tetapi keuntungan utang dalam memotivasi manajer dan perusahaan untuk lebih efisien diabaikan. Efek ini disebut control hypothesis untuk penciptaan utang (Jensen, 1986). Penelitian sebelumnya terkait free cash flow dilakukan oleh Nehkili et al (2015) dengan judul Free cash flow and earning management: The moderating role of governance and ownership . Variabel yang diteliti adalah free cash flow dan earning management, yang diproksikan dengan diskresi akrual. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Nehkli et al (2015) adalah untuk menganalisis efek moderasi dari tata kelola perusahaan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
kepemilikan perusahaan dalam mengurangi praktek earning management dalam kondisi free cash flow. Niken dan Nurmala (2014) melakukan penelitian dengan judul “Revenue Discretionary Model Pengukuran Manajemen Laba: Berdasarkan Sektor Industri Manufaktur di Indonesia”.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah perusahaan manufaktur yang ada di bursa efek indonesia terindikasi melakukan paktek manajemen laba Ismalia ahmad dan Lina (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Mekanisme Corporate Governanceterhadap Manajemen Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model.Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Al-Dhamari dan Ku Ismail (2011) melakukan penelitian dengan judul “Surplus Free Cash Flow and The Effect of Corporate Governance on The Informativeness of Earnings”.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan antara variabel-variabel tatakelola dengan kemampuan laba untuk memberikan informasi yang informatif dalam keadaan free cash flow pada lingkungan negara malaysia. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti melihat terdapat researh gap yang masih bisa dilakukan penelitian lebih lanjut.Peneliti menambahkan variabel independen berupa debt to equity ratio. Peneliti menduga bahwa debt to equity ratio merupakan komponen yang bisa diteliti untuk menilai apakah perusahaan melakukan praktek earnings management atau tidak. Oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Free Cashflow dan Debt to Equity Ratio terhadap Earnings Management”.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada
penambahan variabel independen yaitu debt to equity ratio. Sesuai dengan penelitian Stubben (2010) bahwa pendekatan pendapatan dapat mengukur earnings management dengan lebih baik dibandingkan dengan pendekatan akrual. Selain free cash flow dan debt to equity ratio,peneliti menambahkan variabel kontrol yaitu leverage, umur perusahaan, dan gross margin.Leverage mencerminkan kemampuan aset perusahaan dalam menanggung liabilitas yang dimilikinya.Umur perusahaan mencerminkan siklus hidup yang sudah dijalani oleh perusahaan, dan gross margin mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai : 1. Apakah free cash flow berpengaruh terhadap earnings management? 2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap earnings management? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh free cash flow terhadap earnings management.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2. Menganalisis pengaruh
debt to
equity ratioterhadap
earnings
management. D. Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dijadikan referensi historis dalam melakukan pengkajian mengenai earnings management melalui free cash flow dan debt to equity ratio. 2. Bagi Investor, dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi dengan mengantisipasi kemungkinan dilakukannya earnings management melalui diskresi pendapatan oleh perusahaan. 3. Bagi akademisi, dapat memberikan bukti empiris dan wawasan baru mengenai keterkaitan antara free cash flow,debt to equity ratio dan earnings management.
http://digilib.mercubuana.ac.id/