BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha yang dilakukan oleh manusia secara sadar untuk mengembangkan kemampuan yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh sebab itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan juga merupakan sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sebagai sarana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh seseorang. Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikehendaki pemerintah dalam bidang pendidikan bahwa Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 menghendaki bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi dasar peserta didik agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas jelaslah bahwa setiap warga negara atau setiap individu berhak untuk mendapatkan pendidikan. Hak untuk mendapatkan pendidikan tersebut telah diatur dan dijamin oleh pemerintah berdasarkan undang-undang karena pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang untuk maju. 1
Tim Perumus Undang-Undang Sisdiknas, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 7.
Salah satu lembaga pendidikan adalah sekolah, di sinilah terjadinya proses pendidikan dan belajar mengajar. Proses belajar di sekolah dimulai sejak sekolah rendah sampai ke tingkat yang tertinggi. Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah diperlukan sebuah strategi dalam belajar. Pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran akan memegang peranan yang penting agar tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam belajar. Pembelajaran aktif itu sendiri menurut Hisyam Zaini, dkk., adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dengan belajar aktif peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimum.2 Salah satu contoh adalah di pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia. Untuk lebih optimalnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, siswa bisa melakukan pengamatan tentang hal tersebut di sekitar lingkungan sekolah. Siswa dapat mengamati bagaimana bentuk permukaan bumi, hubungan antara keadaan awan dan cuaca, serta pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia. Ini berarti pembelajaran yang disajikan tidak hanya bersifat tekstual semata. Akan tetapi prosesnya bisa disesuaikan dengan kontekstual yang terjadi pada saat itu.
2
Hisyam Zaini, dkk.,Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. xiv.
Apabila dihubungkan dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) maka hal itu sangat mendukung untuk terjadinya pembelajaran secara aktif. Sebab pada hakikatnya pembelajaran kontekstual itu sendiri adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan anta materi pelajarannya dengan situasi dunia nyata peserta didik.3 Pembelajaran kontekstual menurut Daryanto akan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Hal ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).4 Berdasarkan konsep pembelajaran di atas maka optimalisasi kegiatan pembelajaran pada pembelajaran IPA dapat tercermin dari aktivitas siswa dalam belajar. Siswa dapat ceria dan antusias dalam pembelajaran sehingga mereka dapat lebih memperhatikan penjelasan guru, mengajukan dan menanggapi pertanyaan guru, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan sementara di tempat penulis bertugas, yaitu MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar setelah dilakukan pretest, masih banyak ditemui siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut penulis, hal inilah yang menyebabkan nilai rata-rata siswa pada tahun pelajaran 2013/2014 Semester I untuk mata pelajaran IPA masih banyak yang rendah atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Kurangnya optimalnya proses pembelajaran IPA ini juga disebabkan karena selama ini 3 4
Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 323. Ibid.
penulis kurang berusaha melakukan suatu terobosan dengan menerapkan strategi yang tepat dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil temuan tersebut dan upaya untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun diharapkan dapat lebih meningkat maka menurut penulis perlu menerapkan strategi pembelajaran PAILKEM. Dipilihnya strategi pembelajaran PAILKEM dalam kegiatan pembelajaran IPA ini karena strategi jenis ini mengedepankan pembelajaran yang berbasis lingkungan yang sesuai dengan kriteria pelajaran IPA. Strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku yang merupakan pegangan guru. Konsep pembelajaran ini menurut mereka berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya.5 Mempelajari mengenai lingkungan sangatlah baik karena kita secara tidak langsung menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan akan mengetahui kebesaran Allah melalui ciptaanNya dalam Surah Ali Imran ayat 190-191:
اياْل َخا ِإ يا ْل ِإ َخ ِإ ي اَّنْل ِإ يا الَّنَّن ِإاي َخ ٍت ِإ َّن ي ِإ ي َخ ْل ِإ ي َّن ِإ اَّن ِإذ َخني١٩٠ ا اي ْلُألااِإ ي ْل َخاْلَخ ِإي َخ َخ َخ ال َخ َخا َخ ْل َخ ِإ ود يا َخع َخىيجلُألوبِإ ِإ ميا َّنَخَّن َخف َّنكرا َخ ي ِإ ي َخ ْل ِإ ي َّن ِإ تي َخذ ُأل يم َخ َخ ْلق َخ يابَّنَّنلَخ َخ ياْل ْلَخا ِإ َخ ال َخ َخا ا َخ ياقُألَّنعُأل ً َخ ْلك ُألرا َخ ي هللَخيقَخ ًم َخ ُأل ْل َخ َخ ُأل ِإ ١٩١اي الَّن ِإاي يس ْل َخح نَخ َخ كي َخِإقلَخ َخ يع َخذ َخ َخه َخذ يبَخ ط ً ُأل Berdasarkan ayat tersebut dan berapa alasan yang penulis kemukakan di atas mendorong penulis untuk melalukan tindakan kelas agar pembelajaran lebih
5
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM ; Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Cet. Ke-4, h. 11.
optimal. Tindakan tersebut diaplikasikan dalam suatu strategi pembelajaran yang dinamakan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik). Atas istilah dasar inilah penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi PAILKEM pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa kondisi yang ada pada saat ini: 1. Proses belajar mengajar IPA masih belum optimal sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajarnya. 2. Aktivitas siswa dalam belajar IPA masih kurang karena dalam prosesnya tidak bersentuhan langsung dengan kenyataan di lapangan sehingga siswa kurang tertarik memperhatikan penjelasan guru, mengajukan, dan menanggapi pertanyaan. 3. Suasana belajar juga kurang mendukung sehingga siswa kurang ceria dan antusias dalam belajar, hal ini menyebabkan hasil belajar mereka juga menjadi rendah.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar?
D. Cara Memecahkan Masalah Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah melalui strategi pembelajaran PAILKEM. Melalui strategi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar. Sebelum penulis menggunakan strategi PAILKEM dalam proses belajar mengajar, terlebih dahulu dilaksanakan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Setelah itu, dilaksanakanlah beberapa tahapan strategi PAILKEM di bawah ini: 1. Kegiatan Awal Pada tahap ini dilakukan persiapan, baik lingkungan internal dan eksternal siswa agar mereka siap mengikuti proses belajar mengajar. Tahap persiapan ini dilakukan secara cepat dan mudah. Untuk mengkondisikan para siswa, siswa diajak belajar di luar ruang kelas, siswa dibentuk berkelompok agar para siswa dapat melakukan kontak satu sama lain sebagai suatu kelompok yang menyenangkan. Setelah itu dilaksanakan apersepsi agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan siswa diberi motivasi agar mereka mengetahui manfaat pelajaran yang akan didapatkan. 2. Kegiatan Inti Pada tahap ini yang dilakukan presentasi materi secara energetis dan dramatis. Guru dapat menggunakan segala sesuatu yang ada di alam yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Setelah itu, guru menyampaikan materi, bercerita, dan mengulangi materi. Para siswa juga ditampilkan dalam
kelompok-kelompok kecil sehingga terlaksana proses belajar mengajar yang efektif. 3. Kegiatan Akhir Pada tahap ini guru memerintahkan kembali kepada para siswa agar menyimpulkan bersama-sama materi pelajaran yang telah dipelajari.. Sehingga mereka lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Setelah siswa menyelesaikan materi yang telah diberikan selanjutnya diadakan tes akhir untuk mengetahui sejauhmana kemampuan daya ingat siswa terhadap materi tersebut.
E. Hipotesis Tindakan Penelitian ini direncanakan terbagi tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN AluhAluh Besar Kabupeten Banjar. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Diterapkannya strategi PAILKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA dapat lebih optimal dibandingkan dengan proses belajar mengajar sebelumnya yang tidak menerapkan strategi pembelajaran PAILKEM.
F. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini berdasarkan rumusan
masalah di atas sebagai berikut: Untuk mengetahui cara meningkatkan hasil belajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar.
G. Manfaat Penelitian Penerapan strategi PAILKEM pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru a. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran IPA. b. Sebagai bahan penelitian awal bagi para peneliti berikutnya. c. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA. 2. Siswa a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. b. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. 3. Sekolah a. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran IPA. b. Penggunaan strategi PAILKEM dapat menjadi salah satu alat pemecahan
masalah,
terutama
untuk
mengoptimalkan
kegiatan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA.
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah isi pembahasan penelitian ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab 1 pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II landasan teoritis tentang pengertian strategi pembelajaran, macammacam strategi pembelajaran, hakikat strategi pembelajaran PAILKEM, prinsip pembelajaran PAILKEM, lingkungan belajar dalam PAILKEM, dan proses pelaksanaan strategi pembelajaran PAILKEM. Bab III metode penelitian membahas tentang setting (waktu dan tempat) penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, teknik analisis data, siklus PTK, dan prosedur penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi setting penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V penutup yang berisi simpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Kata strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan siasat perang, ilmu siasat, rencana yang cermat mengenai kegiatan sasaran khusus.6 Suharyono menambahkan bahwa istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer yang diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan terutama erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan nativigasi ke dalam posisi perang
yang
dipandang
paling menguntungkan
untuk memperoleh
kemenangan.7 Oemar Hamalik juga mengemukakan pendapat yang hampir sama dengan dua pernyataan di atas, menurutnya kata tersebut berasal dari bahasa Yunani yakni stategos yang berarti keseluruhan usaha termasuk perencanaan, cara dan teknik
yang digunakan oleh militer untuk mencapai kemenangan
dalam
peperangan.8 Berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Jamal Ma’mur Asmani menghubungkannya dengan strategi belajar-mengajar. Kata strategi menurutnya bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar.9 Hal ini juga senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh T. Raka Jani bahwa dalam proses belajar mengajar istilah strategi diartikan sebagai “pola umum perbuatan guru dan murid di dalam mewujudkan kegiatan 6
belajar
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusaka, 1990), h. 859. Suharyono, Strategi Belajar Mengajar, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990), h. 5. 8 Oemar Hamalik, Strategi Belajar mengajar, (Bandung: Mandar Maju, 1999), h. 1. 9 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), Cet. Ke-7, h. 26. 7
mengajar.”10 Suharyono secara khusus juga mengemukakan bahwa istilah strategi dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Maksudnya di sini agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai secara efektif dan efesien. Dalam rumusan lain
beliau juga
mengemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil agar tujuan dapat tercapai secara efektif. 11 Roestiyah N.K. dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengemukkan bahwa di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu menurut beliau ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.12 Seorang guru yang sekaligus pendidik tentu harus mengetahui bagaimana mencari solusi yang terbaik dalam memilih strategi pembelajaran. Strategi yang dipilih tidak hanya berpusat pada guru sebagai sumber utama dalam pembelajaran. Akan tetapi, guru juga harus melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakannya. Keaktifan siswa inilah yang sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Selain guru dituntut memiliki pemahaman yang baik tentang strategi yang akan digunakannya dalam proses pembelajaran, guru juga harus mampu dan dapat membedakan antara pendekatan, metode, dan teknik. Ketiga istilah ini sering dicampuradukkan dan 10
tidak sedikit orang yang menyamakan pengertian ketiganya.
T. Raka Jani, Strategi Belajar Mengajar;Suatu Tinjauan Pengantar, (Jakarta: P3G Depdikud, 1990), h.1. 11 Suharyono., Op. Cit., h. 6. 12 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-7, h. 1.
Begitu juga dalam hal pemakaiannya. Oleh sebab itu, untuk menambah pemahaman tentang pengertian strategi ini akan dikemukakan perbedaan dari ketiga istilah tersebut seperti yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno sebagai berikut:
1. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. 2. Metode pembelajaran didefiniskan sebagai cara yang digunakan oleh guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.13 Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa strategi memiliki pengertian yang lebih umum dan luas dibandingkan dengan teknik dan metode. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Meskipun demikian, penggunaan istilah yang seringkali berbeda-beda ini tidak perlu diperdebatkan. Yang lebih penting adalah bagaimana agar strategi, metode, dan teknik yang dirancang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
B. Macam-macam Strategi Pembelajaran Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran merupakan proses komunikasi multiarah antarasiswa, guru, dan lingkungan belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung ke arah perubahan tingkah laku sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam rangka pencapaian tujuan yang dimaksud, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. 13
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-6, h.2-3.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Rowntree
(1974)
seperti
yang
dikutip
Wina
Sanjaya
mengelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu strategi penyampaian-penemuan (exposition-discovery learning), strategi pembelajaran kelompok (cooperative learning), dan strategi pembelajaran individual (groups-individual learning).14 Berdasarkan tiga kelompok strategi di atas, guru dapat menggunakan salah satu atau penggabungan dari beberapa strategi di atas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Akan tetapi, pemilihan strategi tersebut selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan dihadapinya. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad mengemukakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari tiga elemen, yaitu (a) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b) analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan (c) jenis materi pembelajaran yang akan dikomunikasikan.
15
Pemilihan ketiga elemen tersebut oleh guru selanjutnya
harus disesuaikan dengan media pembelajaran atau sumber belajar yang tersedia dan mungkin digunakan. Berikut ini adalah macam-macam strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan: 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori Ekspositori adalah bentuk pembelajaran yang lebih menekankan pada bertutur atau bercerita secara verbal. Guru mempunyai peranan paling utama untuk bertutur di hadapan siswa. Para siswa bertugas untuk menyimak dengan baik materi yang disampiakan oleh guru. Strategi pembelajaran ekspositori ini digunakan secara langsung oleh guru pada materi yang bersifat fakta-fakta sejarah yang sudah tidak menuntut lagi untuk berpikir ulang. 14 15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-5, h. 128. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad., Op. Cit., h. 4.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri Inkuir adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan. Strategi ini berfokus pada siswa. Pihak yang berperan sebagai subjek pembelajaran adalah siswa. 3. Strategi Pembelajaran Kontekstual Strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam rangka menemukan materi dan hubungannya dengan realitas kehidupan sosial. Belajar dalam strategi CTL tak hanya proses mendengarkan, mencatat, dan menghafal di dalam kelas, tapi proses mengalami secara langsung. Pengalaman di lapangan menjadi titik tekan utama dalam CTL. 4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Stretegi pembelajaran kooperatif atau gotong royong (cooperative learning) adalah bentuk pengajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan lainnya untuk memecahkan masalah. Tiap-tiap kelompok telah diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal atau bisa pula masalah lain yang bisa dijadikan bahan diskusi dengan teman-teman kelompoknya. Tiap-tiap siswa diharapkan mampu terlibat aktif dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. 5. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum memulai proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari penyelesaian. 6. Strategi Pembelajaran Foxfire Strategi pembelajaran foxfire lebih menekankan pada proses pemberian tugas terhadap siswa dalam rangka melakukan kajian langsung ke berbagai daerah sesuai dengan materi pelajaran. Bagi siswa, strategi ini cukup baik. Karena, siswa akan belajar dari lingkungan sehari-hari. Lingkungan sekitar yang selama ini dianggap sebagai suatu hal yang biasa dijadikan sebagai objek kajian. 7. Strategi Pembelajaran PAIKEM PAIKEM bisa diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan. Srategi PAIKEM dilatarbelakangi realitas model pembelajaran yang cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, di mana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat di buku tulis atas apa yang diucapkan oleh guru mereka. 8. Strategi Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan atau gagasan yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu.16 Meskipun terdapat beberapa macam strategi dalam pembelajaran. Akan tetapi, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menjelaskan bahwa ada empat strategi dasar yang dapat dipergunakan dalam belajar mengajar yang meliputi halhal berikut: a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.17 Strategi dasar di atas dapat dikelompokkan berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat dalam strategi pembelajaran. Apabila pengelompokkan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran maka menurut Gulo seperti yang dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar terbagi atas 6 bagian, yaitu: a. b. c. d. e. f. g.
Tujuan pengajaran Pengajar Peserta didik Materi pelajaran Metode pengajaran Media pengajaran Faktor administrasi dan finansial.18 16
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), h. 45-166. 17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, h. 5-6. 18 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-2, h. 23-25.
Oleh sebab itu, pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran sangat penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Apabila strategi yang digunakan ingin dipilih secara tepat maka ketujuh komponen di atas harus diperhatikan. Lebih-lebih lagi dalam hal penggunaan strategi untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Strategi yang digunakan dalam hal ini harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, pemilihan strategi PAILKEM ini sangat tepat digunakan dalam pembelajaran ketika mau menyampaikan materi tentang kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia.
C. Hakikat Strategi Pembelajaran PAILKEM Istilah PAILKEM dapat dikatakan merupakan strategi pembelajaran yang baru. Namun, pada hakekatnya, landasan-landasan teori yang digunakan dalam PAILKEM adalah mengambil teori-teori tentang active learning atau pembelajarn aktif. Menurut Jamal Ma’mur Asmani, untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu pada tahun 1999, strategi ini dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif, dan Menyenangkan).19 Seiring dengan semakin berkembangnya tuntutan dan kebutuhan dalam dunia pendidikan, strategi ini mengalami perkembangan dan perubahan sehingga kita ada mengenal istilah-istilah seperti PAKEM, PAIKEM, PAIKEMI, dan yang terakhir ini dikenal dengan istilah PAILKEM. Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan 19
Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit., h. 63.
(3) mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini, seperti Reigeluth dan Merill yang telah melatakkan dasar-dasar instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran. PAILKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara singkat akan diuraikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran yang Aktif Konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar harus aktif. Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran yang aktif ini, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.20 2. Pembelajaran yang Inovatif Pembelajaran inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar.
20
Ibid., h. 60.
3. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan Strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Misalnya siswa yang sekolahnya berada di pedesaan maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yang ada di desa menjadi sumber belajar siswa. Demikian pula siswa yang sekolahnya di sungai yang airnya pasang surut, bagaimana menggunakan sungai dan sekitar itu sebagai sumber belajar siswa. Dengan mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan bentuk permukaan bumi sebaiknya diberikan contoh secara langsung. Jangan memberikan contoh hanya dengan menggunakan globe. Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran. 4. Pembelajaran yang Kreatif Pembelajaran yang kreatif juga sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif menurut Jamal Ma’mur Asmani, juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.21 5. Pembelajaran yang Efektif Pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik atau tuntas. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, efektif yang dimaksudkan disini menurut Jamal Ma’mur Asmani berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.22 6. Pembelajaran yang Menyenangkan Menyenangkan menurut Jamal Ma’mur Asmani maksudnya adalah membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu curah anak pada pelajaran (time on task) menjadi tinggi. Menurut hasil penelitian, beliau juga mengemukakan bahwa tingginya waktu curah perhatian anak ini terbukti akan meningkatkan hasil belajar.23
21
Ibid. Ibid. 23 Ibid., h. 61. 22
Muara dari semua strategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Strategi ini tentu tidak akan berjalan hampa tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran
yang mendorong siswa akan
memperdalam apa yang dia pelajari. Guru sebagai fasilitator dalam hal ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut: a. Media pembelajaran disiapkan dengan baik; b. Lingkungan belajar di-setting sesuai dengan objek materi yang dipelajari; c. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan; d. Siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani; Intinya, strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa diibaratkan pelanggan dalam sebuah toko swalayan yang perlu dilayani dengan baik. Untuk lebih memperjelas mengenai hakekat strategi PAILKEM penulis memberikan contoh secara konkret yang diharapkan mampu menjelaskan bahwa PAILKEM merupakan strategi bukan metode atau teknik yang digunakan dalam pembelajaran. Berikut ini penjelasannya:
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Peserta Didik
: Siswa Kelas III MIN Aluh-Aluh Besar
Standar Kompetensi : Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Kompetensi Dasar
: Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai bentuk permukaaan bumi (daratan dan sebaran air) 2. Siswa dapat menjelaskan melalui pengamatan model bahwa sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air 3. Siswa dapat menyimpulkan melalui pengamatan model bahwa bentuk bumi tidak datar tetapi bulat pipih Materi Pokok
: 1. Kenampakan permukaan bumi 2. Cuaca 3. Pengaruh Cuaca terhadap kehidupan
Strategi pembelajaran yang dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain: 1. Siswa dikelompokkan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk permukaaan bumi (daratan dan sebaran air) 2. Siswa ditugaskan mengamati secara langsung bentuk permukaaan bumi yang sebagian besar permukaannya terdiri atas air; penerapan PAILKEM. 3. Tiap
kelompok
siswa
diminta
untuk
mempresentasikan
hasil
pengamatannya mengenai bentuk permukaan bumi. 4. Siswa yang lain diminta untuk memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. 5. Siswa diharapkan dapat menyimpulkan melalui pengamatannya bahwa bentuk bumi tidak datar tetapi bulat pipih.
Metode pembelajaran yang dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, yaitu: 1. Pada strategi pembelajaran 1 digunakan metode Informasi 2. Pada strategi pembelajaran 2 digunakan Pemberian Tugas. 3. Pada strategi pembelajaran 3 digunakan metode Diskusi. 4. Pada strategi pembelajaran 4 digunakan metode Tanya Jawab. 5. Pada strategi pembelajaran 5 digunakan metode Demonstrasi Teknik pembelajaran yang dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut adalah penggunaan berbagai media, seperti OHP, globe, dan gambar permukaan bumi. Demikian penjelasan mengenai hakekat strategi pembelajaran PAILKEM dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran. Apabila dikaji kembali, defenisi strategi pembelajaran yang dikemukakan sebelumnya oleh berbagai ahli, sebagaimana yang telah penulis uraikan terlebih dahulu, maka jelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode dan teknik yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
D. Lingkungan Belajar dalam PAILKEM Apabila melihat dari definisi yang sejenis dengan PAILKEM, yaitu disebutkan bahwa PAKEM adalah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.24
24
Ibid., h. 59.
Lingkungan secara umun terbagi atas dua jenis, yaitu lingkungan alam dan buatan. Lingkungan alam merupakan salah satu potensi yang diciptakan Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup yang perlu dijaga kelestariannya. Akan tetapi, sekarang kita menyadari bahwa kualitas lingkungan dari hari ke hari bukan semakian membaik tetapi malah sebaliknya. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa diajak untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Allah SWT telah menegaskan dalam al-Qur’an bahwa kerusakan lingkungan itu disebabkan oleh manusianya sendiri yang tidak pandai mengelola lingkungan. Akibatnya, lingkungan menjadi kehilangan fungsinya akibat perbuatan-perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan. Selanjutnya, lingkungan pun dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa. Siswa dapat mempelajari konsep tentang lingkungan, seluk-beluk dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia. Depdiknas (1990) seperti yang dikutip
oleh
Hamzah
B.Uno
dan
Nurdin
Mohamad
dalam
bukunya
mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan, dan hubungan. Samatowa (2006) dalam buku yang sama juga mengatakan bahwa pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas (out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam.25 Siswa dalam hal ini akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bernilai sebab
25
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad., Op. Cit., h, 137.
para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan alam dalam dunia nyata. Selain itu, lingkungan merupakan sumber belajar yang paling efektif dan efisien serta tidak membutuhkan biaya yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Terutamaa dalam rangka mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada khususnya. Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan merupakan sebuah konsep pembelajaran yang mengidentikkan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar. Misalnya, ketika guru ingin mengenalkan materi tentang pengaruh matahari terhadap alam, yaitu mengenai pergeseran waktu maka siswa dapat diajak secara langsung ke alam agar peserta didik lebih memahaminya. Dalil alQur’an surah al-Furqan ayat 45 berikut dapat dijadikan landasan mengenai hal tersebut.
فيم َّندي اظِّ َّنيااَخو َخشآءياَخجع َخهُأل ِإ يج َخع ْللَخ ي َّن يع َخْل ِإهي ىيابِّ َخ س َخ يس كلً يثُأل َّنم َخ َخ ْل َخ َخ َخ َخ ك َخيك ْل َخ َخ أَخاَخ ْلميتَخَّن َخريِإاَخ َخ اش ْل َخ
٤٥ًَخداِإ ي Terkait dengan hal tersebut, lingkungan digunakan sebagai sumber inspirasi dan motivator dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Dalam hal ini, lingkungan merupakan faktor pendorong yang menjadi penentu dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam setiap pembelajaran. Secara garis besar, konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut: 1. Peserta didik dibawa langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya bisa untuk menghayalkan materi; 2. Lingkungan dapat digunakan setiap saat, kapan pun dan di mana pun sehingga tersedia setiap saat, tetapi tergantung dari jenis materi yang sedang diajarkan;
3. Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan tidak membutuhkan biaya karena semua telah disediakan oleh alam lingkungan; 4. Mudah untuk dicerna oleh peserta didik karena peserta didik disajikan materi yang sifatnya konkret bukan abstrak; 5. Motivasi belajar peserta didik akan lebih bertambah karena peserta didik mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya; 6. Suasana yang nyaman memungkinkan peserta didik tida mengalami kejenuhan ketika menerima materi; 7. Memudahkan mengontrol kebiasaan buruk dari sebagian peserta didik; 8. Membuka peluang kepada peserta didik untuk berimajinasi; 9. Konsep pembelajaran yang dilaksanakan tidak akan terkesan monoton; 10. Peserta didik akan lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung untuk memikirkan materi yang diajarkan karena materi yang diajarkan telah tersaji di depan mata (konkret).26 Dari beberapa kelebihan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan memberikan peluang yang sangat besar kepada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya dan secara umum konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut: 1. Lebih cenderung pada mata pelajaran IPA atau Sains dan sejenisnya. 2. Perbedaan kondisi lingkungan di setiap daerah (dataran rendah dan dataran tinggi); 3. Adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan setiap saat; 4. Timbulnya bencana alam.27 Walaupun konsep pembelajaran ini memiliki kelemahan, akan tetapi seorang guru harus bisa membaca situasi dan kondisi di mana lingkungan yang mau dijadikan sebagai sumber belajar dalam PAILKEM. Kamampuan seorang guru dalam menyesuaikan materi pelajaran dengan kondisi lingkungan yang ada dapat menjadi faktor utama dalam pembelajaran menggunakan strategi ini. Oleh
26 27
Ibid., h. 146-147. Ibid, h. 147-148.
sebab itu, pemberian materi dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan domisili di mana sekolah atau siswa itu berada. BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting (Waktu dan Tempat) Penelitian Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi: waktu dan tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Semester II tahun pelajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik madrasah, karena PTK memerlukan beberapa siklus. Setiap siklus tersebut membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 2. Tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar untuk mata pelajaran IPA. Pemilihan madrasah ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui penerapan strategi PAILKEM di kelas III pada khususnya.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III di MIN AluhAluh Besar Kabupeten Banjar pada Semester II (dua) Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 23 orang siswa terdiri dari 14 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Sedangkan objeknya adalah peningkatan hasil belajar melalui strategi
PAILKEM pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupeten Banjar.
C. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data pokok dan data penunjang. a. Data Pokok Data tentang peningkatan hasil belajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. b. Data Penunjang Data penunjang ini merupakan data pelengkap dalam penelitian ini, meliputi: 1) Sejarah singkat lokasi penelitian 2) Keaadaan kepala madrasah, guru-guru, dan staf tata usaha. 3) Keadaan siswa 4) Keadaan sarana prasarana. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari tiga sumber. Ketiga sumber tersebut adalah: a. Siswa Untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam belajar melalui strategi PAILKEM dan peningkatan hasil belajar mereka. b. Peneliti
Untuk mengetahui proses KBM melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam agar dapat meningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti mengadakan praktik secara langsung dalam pembelajaran. c. Teman sejawat Teman sejawat dimaksudkan adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA pada kelas yang lain sebagai observer untuk melihat implementasi PTK yang peneliti lakukan secara komprehensif, baik dari sisi peneliti sendiri, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar yang didapatkan siswa.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: a. Tes: menggunakan materi pelajaran sebagai instrumen soal secara tertulis untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat teman sejawat tentang penerapan strategi PAILKEM. 2. Alat Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data dalam PTK ini meliputi penugasan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap akhir materi dan lembar observasi. Lembar observasi yang dimaksud ada dua macam, yaitu: a. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru
Lembar observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru berpedoman kepada tabel berikut ini:
Tabel 1 : Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru No
Indikator /Aspek yang Diamati
I
Pra Pembelajaran
1
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2
Memeriksa kesiapan siswa
3
5
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan. Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis. Apersepsi
6
Motivasi
II
Kegiatan Inti Pembelajaran
7
Membentuk kelompok.
8
Memberi petunjuk cara-cara pembelajaran.
9 10
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai. Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS).
11
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
12
Mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain.
13
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
14
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
15 16
Menggunakan bahasa lisan, dan tertulis secara jelas, baik dan benar Menggunakan media dan metode
17
Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran.
18
Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa.
19 20
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
III
Kegiatan Akhir
21
Melakukan penilaian (tes) akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan).
4
Ya
Tidak
22
Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa.
23
Memberikan penghargaan.
24
Memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Menutup pelajaran.
25
Jumlah Lembar observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut digunakan oleh teman sejawat atau guru mata pelajaran IPA di kelas lain untuk menilai proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan strategi PAILKEM pada mata pelajaran IPA. Melalui pedoman observasi ini dapat diketahui baik kelebihan maupun kekurangan yang didapatkan pada setiap pelaksanaan siklus pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. b. Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Lembar observasi pengamatan aktivitas peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung berpedoman kepada tabel berikut ini: Tabel 2: Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Peserta Didik No
Indikator/Aspek yang Diamati
1 2
Peserta didik mendengarkan penjelasan dengan baik. Peserta didik mengajukan pertanyaan.
3
Skor 1
2
3
4
1
2
3
4
Peserta didik menjawab pertanyaan guru.
1
2
3
4
4
Peserta didik berani berpendapat
1
2
3
4
5
Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya.
1
2
3
4
6
Peserta didik melakukan diskusi.
1
2
3
4
7
Peserta didik berani maju.
1
2
3
4
8
Peserta didik senang mengikuti pelajaran.
1
2
3
4
9
Kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran.
1
2
3
4
10
Kesopanan peserta didik dalam pembelajaran.
1
2
3
4
Total Skor
Lembar observasi pengamtan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar penulis gunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik setelah strategi
PAILKEM peneliti gunakan untuk menyampaikan materi pada mata pelajaran IPA. Melalui pedoman observasi ini dapat diketahui tingkat keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
E. Indikator Kinerja Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. 1. Siswa a. Tes, berupa nilai hasil belajar siswa. b. Observasi siswa dalam pembelajaran. 2. Guru a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. b. Kemampuan guru dalam observasi.
F. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentasi
untuk
melihat
kecenderungan
yang
terjadi
dalam
kegiatan
pembelajaran. 1. Aktivitas belajar siswa: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar IPA. Kemudian dikategorikan dalam sangat aktif, cukup aktif, dan kurang aktif dengan indikator sebagai berikut: a. Kategori siswa sangat aktif yaitu 80% siswa berani mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar IPA
dan kreatif menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga tercapai tujuan yang sudah dirancang guru. b. Kategori siswa yang cukup aktif yaitu 70% siswa belum sepenuhnya mampu mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar IPA dan masih kurang kreatif menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga kurang tercapai tujuan yang sudah dirancang guru. c. Kategori siswa kurang aktif yaitu 60% siswa belum bisa mencari kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar IPA dan belum kreatif menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga tidak tercapai tujuan yang sudah dirancang guru. 2. Implementasi
pembelajaran:
dengan
menganalisis
peningkatan
keberhasilan implementasi strategi PAILKEM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat meningkat, meningkat, cukup meningkat, kurang meningkat, dan tidak meningkat. 3. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir pembelajaran. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
G. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Hal ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran IPA di kelas III di MIN AluhAluh Besar Kabupaten Banjar berdasarkan tabel berikut: Tabel 3. Tabel Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di MIN
Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar No
Kegiatan
1
Pembuatan instrument pengumpulan data Perencanaan tindakan
2
1
Maret 2 3
4
√
√
1
April 2 3
√
√
4
April 2 3 √
4
Lanjutan: No
Kegiatan
1
Maret 2 3
3
Pelaksanaan tindakan
1 √
4
Observasi dan pengumpulan data
√
√
5
Refleksi
√
√
6
Konsultasi
√
4
√
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga siklus, yaitu siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Masing-masing siklus terdiri dari 1 kali pertemuan. Siklus 1 Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) a.
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada anak.
b.
Membuat RPP dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan Bentuk permukaan bumi.”
c.
Merencanakan
langkah-langkah
yang
pembelajaran sebagai implementasi PTK d.
Membuat lembar pengamatan
akan
diambil
dalam
e.
Membuat lembar kerja siswa
f. Menyusun alat evaluasi 2. Pelaksanaan (Acting) a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. b. Melakukan evaluasi pembelajaran. c. Melakukan pengamatan/observasi 3. Pengamatan (Observation) a. Situasi kegiatan belajar mengajar b. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar c. Kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran. 4. Refleksi (Reflecting) Penelitian Tindakan Kelas berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a. Guru dapat menerapkan pelaksanaan pembelajaran secara optimal (presentasi observasi kegiatan pembelajaran di atas 75%). b. Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan meningkatnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran IPA (nilai rata-rata di atas 65). Siklus 2 Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat RPP berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.”. 2. Pelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan (Observation) Peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Refleksi (Reflecting) Penelitian Tindakan Kelas berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a. Guru dapat menerapkan pelaksanaan pembelajaran secara optimal (presentasi observasi kegiatan pembelajaran di atas 75%). b. Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan meningkatnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran IPA (nilai rata-rata di atas 65). Siklus 3 Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan (Planning) Peneliti membuat RPP berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.”.
2. Pelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan (Observation) Peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Refleksi (Reflecting) Penelitian Tindakan Kelas berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a. Guru dapat menerapkan pelaksanaan pembelajaran secara optimal (presentasi observasi kegiatan pembelajaran di atas 75%). b. Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan meningkatnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran IPA (nilai rata-rata di atas 65). c.
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan akhir atas pelaksanaan pembelajaran melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran IPA di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MIN Aluh-Aluh Besar MIN Aluh-Aluh Besar beralamatkan di Jalan Lapangan MTQ Simpang Pipih Aluh-Aluh Besar RT. 06 Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. Secara geografis, madrasah ini terletak dengan batas-batas sebagai berikut:
Di sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Simpang Pipih.
Di sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk.
Di sebelah Barat berbatasan dengan MAN 5 Martapura.
Di sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.
2. Identitas MIN Aluh-Aluh Besar MIN Aluh-Aluh Besar berada di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjar dengan Nomor Statistik Madrasah 152630301007 dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional 60722808. Alamat email madrasah ini adalah
[email protected]. 3. Sejarah Singkat MIN Aluh-Aluh Besar
MIN Aluh-Aluh Besar secara resmi ditetapkan sebagai madrasah negeri berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Nomor 107 Tanggal 17 Maret 1997. Sebelum dinegerikan, madrasah ini adalah madrasah swasta dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Darussalam yang didirikan pada tahun 1987 oleh H. Ahmad Yusuf, A.Ma.
4. Visi, Misi, dan Tujuan MIN Aluh-Aluh Besar Visi yang dimiliki MIN Aluh-Aluh Besar adalah:” Terwujudnya siswa yang beriman, bertaqwa, dan berwawasan Iptek yang berkualitas dan moralitas dan yang menjadi misinya adalah:
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang mantap
meningkatkan personalia sesuai dengan bidang keahliannya
meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
meningkatkan ketatausahaan madrasah dan perpustakaan
meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat. Tujuan ditetapkan berdasarkan visi dan misi di atas, sehingga yang
menjadi tujuan MIN Aluh-Aluh Besar adalah:
meningkatnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang mantap
meningkatnya personalia sesuai dengan bidang keahliannya
meningkatnya kegiatan ekstrakurikuler
meningkatnya ketatausahaan madrasah dan perpustakaan
meningkatnya hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat.
5. Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi MIN Aluh-Aluh Besar Mengenai keadaan guru dan tenaga administrasi di MIN Aluh-Aluh Besar pada pelajaran 2013/2014 yaitu berjumlah 15 orang. Sebanyak 14 orang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1 orang yang berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru dan tenaga administrasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4: Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi di MIN Aluh-Aluh Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 No.
NAMA
1.
Dardiansyah, S.Ag. NIP. 19711181997031005 Imam Muslim, S.Pd.I NIP. 197503051998031002 H. Bahran, S.Pd.I NIP. 196605031999031002 Bastiah, A.Ma. NIP. 150279673 Muhammad Arsyad, S.Pd.I NIP. 197605031998031001 Rustam, A.Ma. NIP. 198006092005011003 Normawati, A.Ma. NIP. 197004272007012027 Ardiansyah, S.Pd.I NIP. 150396489 Norhayati, A.Ma. NIP. 150398630 Buna’im, A.Ma. NIP. 150411926 Salathiah, A.Ma. NIP. 197905052007102005 Tuni Akhmadi, A.Ma. NIP. 197311032007101002 Mujahidin NIP. 197301032007101003 Fitriani NIP. 150425368. Hadiatus Salehah, S.H.I
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
PENDIDIKAN
Jabatan
S1 Fak. Tarbiyah
Kamad
S1 Fak. Tarbiyah
Guru Mapel
S1 Fak. Tarbiyah
Guru Kelas
D2 PGMI Fak. Tarbiyah
Guru Kelas
S1 Fak. Tarbiyah
Guru Mapel
D2 PGMI Fak. Tarbiyah D2 PAI Fak. Tarbiyah
Guru Kelas Guru Mapel
S1 Fak. Tarbiyah
Guru Kelas
D2 PAI Fak. Tarbiyah
Guru Mapel
D2 PGSD
Guru Kelas
D2 PGMI Fak. Tarbiyah D2 PAI Fak. Tarbiyah
Guru Kelas Guru Kelas
PGAN
Guru Kelas
MAN
TU
S1 Hukum
Guru Mapel
Ket.
Sumber: Dokumen Tata Usaha MIN Aluh-Aluh Besar Kecamatan Aluh-Aluh pada Tahun Pelajaran 2013/2014 6. Keadaan Peserta Didik di MIN Aluh-Aluh Besar Keadaan peserta didik di MIN Aluh-Aluh Besar pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah sebanyak 135 orang, laki-laki sebanyak 82 orang dan perempuan 53 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5: Keadaan Peserta Didik di MIN Aluh-Aluh Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 Siswa Laki-Laki Perempuan
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
I
13 orang
15 orang
28 orang
2
II
19 orang
8 orang
27 orang
3
III
15 orang
8 orang
23 orang
4
IV
17 orang
6 orang
23 orang
5
V
7 orang
9 orang
16 orang
6
VI
11 orang
7 orang
18 orang
Jumlah
82 orang
53 orang
135 orang
Sumber: Dokumen Tata Usaha MIN Aluh-Aluh Besar Kecamatan Aluh-Aluh pada Tahun Pelajaran 2013/2014 7. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Aluh-Aluh Besar Keadaan sarana dan prasarana di MIN Aluh-Aluh Besar juga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6: Keadaan Sarana dan Prasarana di MIN Aluh-Aluh Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1
Jenis Ruangan Ruang Kamad
Baik -
Kondisi Rusak Ringan 1
Jumlah 1 buah
2
Ruang Guru
-
1
1 buah
3
Ruang Kelas
3
4
7 buah
4
Ruang UKS
-
1
1 buah
5
Ruang Perpust
1
-
1 buah
6
Ruang Mushalla
-
1
1 buah
7
Ruang Pramuka
-
1
1 buah
4 buah
9 buah
13 buah
Jumlah
Sumber: Dokumen Tata Usaha MIN Aluh-Aluh Besar Kecamatan Aluh-Aluh pada Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan. Siklus pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi atas 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penelitian dalam setiap siklus tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini. 1. Siklus 1 a. Persiapan Tindakan kelas Siklus 1 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: 1) Peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada anak. 2) Membuat RPP dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan Bentuk Permukaan Bumi.” 3) Merencanakan
langkah-langkah
yang
pembelajaran sebagai implementasi PTK
akan
diambil
dalam
4) Membuat lembar pengamatan 5) Membuat lembar kerja siswa 6) Menyusun alat evaluasi b. Kegiatan Tindakan Kelas Kegiatan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Awal Apersepsi: a) Mengisi daftar kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga. b) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi sebelumnya 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a) Guru bersama dengan siswa mengidentifikasi besar permukaan bumi b) Guru dan siswa mengidentifikasi bentuk permukaan bumi c) Guru memperagakan bentuk bumi dengan globe d) Siswa secara beregu mengamati globe e) Siswa mencatat hasil pengamatan dari globe f) Siswa merangkum tentang materi permukaan bumi g) Guru menilai hasil kerja siswa
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; b) memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; c) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan Akhir, guru: a) Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan b) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya c) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru d) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa e) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan c. Hasil Tindakan Kelas
1) Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti selama 2 x 35 menit pada Siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7: Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1 No I 1 2 3 4 5 6 II 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 III 21 22 23
Indikator /Aspek yang Diamati Pra Pembelajaran Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan. Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis. Apersepsi Motivasi Kegiatan Inti Pembelajaran Membentuk kelompok. Memberi petunjuk cara-cara pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai. Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Melaksanakan pembelajaran secara runtut. Mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Menggunakan bahasa lisan, dan tertulis secara jelas, baik dan benar Menggunakan media dan metode Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran. Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Kegiatan Akhir Melakukan penilaian (tes) akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa. Memberikan penghargaan.
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
24 25
Memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Menutup pelajaran. Jumlah
√ √ 20
5
Berdasarkan data observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di atas, dapat dipersentasikan dengan rumus sebagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 20 𝑁= 𝑥 100 25 𝑁=
𝑁 = 80% Dari persentasi di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan kelas sudah termasuk dalam kategori baik walaupun ada 5 aspek yang tidak dilaksanakan, seperti: a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan b) Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis c) Mengaitkan materi dengan mata pelajaran lain d) Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa e) Memberikan penghargaan kepada siswa. 2) Observasi Aktivitas Peserta Didik Observasi
aktivitas
peserta
didik
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi PAILKEM dinilai berdasarkan pedoman observasi tabel berikut ini: Tabel 8: Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I No
Indikator/Aspek yang Diamati
Skor
1
Peserta didik mendengarkan penjelasan dengan baik. 2 Peserta didik mengajukan pertanyaan. 3 Peserta didik menjawab pertanyaan guru. 4 Peserta didik berani berpendapat 5 Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya. Lanjutan: No 6 7 8 9 10
Indikator/Aspek yang Diamati Peserta didik melakukan diskusi. Peserta didik berani maju. Peserta didik senang mengikuti pelajaran. Kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran. Kesopanan peserta didik dalam pembelajaran. Total Skor
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Skor 1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
724
Berdasarkan pedoman observasi tersebut di atas dapat diketahui jumlah total skor aktivitas siswa, yaitu 724. Kemudian jumlah total skor dihitung rataratanya dengan rumus sebagai berikut: 𝑁=
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁=
724 = 31,48 23 Setelah itu, berdasarkan rata-rata aktivitas siswa tersebut dapat
dipersentasikan aktivitas siswa secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut:
𝑁=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑁=
31,48 𝑥 100 40
N = 78,7 % Dari persentasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar termasuk dalam kategori cukup aktif. Hal ini
disebabkan
karena
pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan
Alam
dengan
menggunakan strategi PAILKEM ini merupakan hal baru dan peserta didik belum terbiasa. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibekali dengan penjelasan mengenai cara kerja dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi ini agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. 3) Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar pada Siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9: Tes Hasil Belajar pada Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 Jumlah Rata-Rata
Frekuensi 6 5 4 8 23
Nilai X Frekuensi 510 400 300 560 1770 76,96
Persentasi (%) 26,10 21,73 17,39 34,78 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi 85 diperoleh siswa sebanyak 6 orang (26,10%), nilai 80 diperoleh siswa sebanyak 5 orang (21,73%), nilai 75 diperoleh siswa sebanyak 4 orang (17,39%), dan nilai 70 diperoleh siswa sebanyak 8 orang (34,78%). Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada Siklus 1 ini adalah 76,96. Nilai ini berarti sudah jauh berada di atas Standar
Ketuntasan Belajar Mnimal (SKBM) yang telah ditetapkan oleh madrasah untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu minimal 60.
4) Refleksi Tindakan Kelas Siklus 1 Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi kegiatan siswa pada saat pembelajaran, dan hasil tes lembar kerja siswa pada Siklus 1 maka dapat direfleksikan sebagai berikut: a) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan strategi PAILKEM termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pada Siklus 1 rata-rata 80%. b) Aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan cukup aktif dengan persentasi keaktifan hanya 78,7%. c) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan cukup efektif. Hal ini terlihat dari tes hasil belajar siswa pada Siklus 1 ratarata hanya 76,96. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat/kolaborator mengenai proses pembelajaran berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas maka kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi PAILKEM ini masih perlu ditingkatkan dan akan dilanjutkan pada Siklus 2. 2. Siklus 2 a. Persiapan
Tindakan kelas Siklus 2 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: 1) Peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada anak. 2) Membuat RPP dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan Bentuk permukaan bumi.” 3) Merencanakan
langkah-langkah
yang
akan
diambil
dalam
pembelajaran sebagai implementasi PTK 4) Membuat lembar pengamatan 5) Membuat lembar kerja siswa 6) Menyusun alat evaluasi b. Kegiatan Tindakan Kelas Kegiatan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 April 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Awal Apersepsi: a) Mengisi daftar kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga. b) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi sebelumnya 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Tiap
kelompok
presentasi
hasil
pengamatan,siswa
lain
menanggapinya b) Melalui pengamatan model, guru menjelaskan bahwa sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air c) Guru bersama siswa mendefinisikan laut, palung, dan jurang d) Siswa menyebutkan contoh lautan yang luas di Indonesia dengan alat peraga peta e) Guru mengajukan pertanyaan tentang besar permukaan bumi f) Siswa menjawab pertanyaan guru secara tertulis g) Guru memberi penilaian terhadap jawaban siswa Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; b) memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; c) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan Akhir, guru: a) Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan b) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya c) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru d) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa e) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan c. Hasil Tindakan Kelas 1) Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti selama 2 x 35 menit pada Siklus 2 ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10: Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2 No I 1 2 3 4 5 6 II 7 8 9
Indikator /Aspek yang Diamati Pra Pembelajaran Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan. Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis. Apersepsi Motivasi Kegiatan Inti Pembelajaran Membentuk kelompok. Memberi petunjuk cara-cara pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai.
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Melaksanakan pembelajaran secara runtut. Mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Menggunakan bahasa lisan, dan tertulis secara jelas, baik dan benar Menggunakan media dan metode Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran. Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Lanjutan: No 19 20 III 21 22 23 24 25
Indikator /Aspek yang Diamati Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Kegiatan Akhir Melakukan penilaian (tes) akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa. Memberikan penghargaan. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Menutup pelajaran. Jumlah
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ 21
4
Berdasarkan data observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di atas, dapat dipersentasikan dengan rumus sebagai berikut: 𝑁=
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑁=
21 𝑥 100 25
𝑁 = 84% Dari persentasi di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan kelas termasuk dalam kategori baik walaupun masih ada 4 aspek yang tidak dilaksanakan, seperti:
a) Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis b) Memberikan motivasi kepada siswa c) Mengaitkan materi dengan mata pelajaran lain d) Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa
2) Observasi Aktivitas Peserta Didik Observasi
aktivitas
peserta
didik
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi PAILKEM dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11: Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator/Aspek yang Diamati Peserta didik mendengarkan penjelasan dengan baik. Peserta didik mengajukan pertanyaan. Peserta didik menjawab pertanyaan guru. Peserta didik berani berpendapat Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya. Peserta didik melakukan diskusi. Peserta didik berani maju. Peserta didik senang mengikuti pelajaran. Kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran. Kesopanan peserta didik dalam pembelajaran. Total Skor
Skor 1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
757
Berdasarkan pedoman observasi tersebut di atas dapat diketahui jumlah total skor aktivitas siswa, yaitu 757. Kemudian jumlah total skor dihitung rataratanya dengan rumus sebagai berikut:
𝑁=
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁=
757 = 32,91 23 Setelah itu, berdasarkan rata-rata aktivitas siswa tersebut dapat
dipersentasikan aktivitas siswa secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut:
𝑁=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑁=
32,91 𝑥 100 40
N = 82,28 % Dari persentasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar termasuk dalam kategori cukup aktif. Hal ini
disebabkan
karena
pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan
Alam
dengan
menggunakan strategi PAILKEM ini merupakan hal baru dan peserta didik berlum terbiasa. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibekali dengan penjelasan mengenai cara kerja dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi ini agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. 3) Tes Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar siswa pada Siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12: Tes Lembar Kerja Siswa pada Siklus 2 No 1 2 3 4
Nilai 100 95 90 85
Frekuensi 4 6 4
Nilai X Frekuensi 380 540 340
Persentasi (%) 17,39 26,08 17,39
5 6 7 8 9 10
80 75 70 65 60 55 Jumlah Rata-Rata
2 5 2 23
160 375 140 1935 84,13
8,70 21,74 8,70 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi 95 diperoleh siswa sebanyak 4 orang (17,39%), nilai 90 diperoleh siswa sebanyak 6 orang (26,08%), nilai 85 diperoleh siswa sebanyak 4 orang (17,39%), nilai 80 diperoleh siswa sebanyak 2 orang (8,70%), nilai 75 diperoleh siswa sebanyak 5 orang (21,74%), dan nilai 70 diperoleh siswa sebanyak 2 orang (8,70%). Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada Siklus 2 ini adalah 84,13. Nilai ini berarti sudah jauh berada di atas Standar Ketuntasan Belajar Mnimal (SKBM) yang telah ditetapkan oleh madrasah untuk mata pelajaran IPA, yaitu minimal 60. 4) Refleksi Tindakan Kelas Siklus 2 Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi kegiatan siswa pada saat pembelajaran, dan hasil tes lembar kerja siswa pada Siklus 1 maka dapat direfleksikan sebagai berikut: a)
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan strategi PAILKEM termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pada Siklus 2 rata-rata 84%.
b) Aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan aktif dengan persentasi keaktifan hanya 82,28 %.
c)
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan efektif. Hal ini terlihat dari tes hasil belajar siswa pada Siklus 2 rata-rata 84,13. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat/kolaborator mengenai
proses pembelajaran berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas maka kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi PAILKEM ini masih perlu ditingkatkan dan akan dilanjutkan pada Siklus 3. 3. Tindakan Kelas Siklus 3 a. Persiapan Tindakan kelas Siklus 3 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: 1) Peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada anak. 2) Membuat RPP dengan materi Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia, Sub Pokok Bahasan Bentuk permukaan bumi.” 3) Merencanakan
langkah-langkah
yang
akan
diambil
dalam
pembelajaran sebagai implementasi PTK 4) Membuat lembar pengamatan 5) Membuat lembar kerja siswa 6) Menyusun alat evaluasi b. Kegiatan Tindakan Kelas Kegiatan tindakan kelas Siklus 3 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Awal Apersepsi: a) Mengisi daftar kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga. b) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi sebelumnya 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a) Melalui pengamatan gambar, guru menjelaskan permukaan bumi tidak datar b) Siswa memberi alasan, mengapa permukaan bumi tidak datar c) Siswa
menyebutkan
beberapa
hal
yang
menyebabkan
permukaan bumi tidak datar d) Guru memperlihatkan gambar permukaan bumi e) Siswa menyebutkan perbedaan antara gunung dan pegunungan f) Siswa menuliskan perbedaan antara jurang, palung, lembah, dan samudera Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
b) memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; c) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan Akhir, guru: a) Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan b) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya c) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru d) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa e) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan c. Hasil Tindakan Kelas 1) Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti selama 2 x 35 menit pada Siklus 3 ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13: Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 3
No I 1 2 3 4 5 6 II 7 8
Indikator /Aspek yang Diamati Pra Pembelajaran Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan. Menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis. Apersepsi Motivasi Kegiatan Inti Pembelajaran Membentuk kelompok. Memberi petunjuk cara-cara pembelajaran.
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √
Lanjutan: No 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 III 21 22 23 24 25
Indikator /Aspek yang Diamati Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai. Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Melaksanakan pembelajaran secara runtut. Mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Menggunakan bahasa lisan, dan tertulis secara jelas, baik dan benar Menggunakan media dan metode Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran. Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Kegiatan Akhir Melakukan penilaian (tes) akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa. Memberikan penghargaan. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Menutup pelajaran. Jumlah
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 23
2
Berdasarkan data observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di atas, dapat dipersentasikan dengan rumus sebagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 23 𝑁= 𝑥 100 25 𝑁=
𝑁 = 92% Dari persentasi di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan kelas termasuk dalam kategori baik walaupun ada 2 aspek yang tidak dilaksanakan, yaitu menulis judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis dan menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada siswa 2) Observasi Aktivitas Peserta Didik Observasi
aktivitas
peserta
didik
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi PAILKEM dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14: Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Siklus 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator/Aspek yang Diamati Peserta didik mendengarkan penjelasan dengan baik. Peserta didik mengajukan pertanyaan. Peserta didik menjawab pertanyaan guru. Peserta didik berani berpendapat Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya. Peserta didik melakukan diskusi. Peserta didik berani maju. Peserta didik senang mengikuti pelajaran. Kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran.
Skor 1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
10
Kesopanan peserta didik pembelajaran. Total Skor
dalam
1
2
3
4
787
Berdasarkan pedoman observasi tersebut di atas dapat diketahui jumlah total skor aktivitas siswa, yaitu 787. Kemudian jumlah total skor dihitung rataratanya dengan rumus sebagai berikut: 𝑁=
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁=
787 = 34,22 23 Setelah itu, berdasarkan rata-rata aktivitas siswa tersebut dapat
dipersentasikan aktivitas siswa secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut:
𝑁=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑁=
34,22 𝑥 100 40
N = 85,55 % Dari persentasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar termasuk dalam kategori aktif. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan strategi PAILKEM ini merupakan hal baru dan peserta didik berlum terbiasa. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibekali dengan penjelasan mengenai cara kerja dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi ini agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. 3) Tes Hasil Belajar
Tes Hasil Belajar pada Siklus 3 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 15: Tes Hasil Belajar pada Siklus 3 No Nilai Frekuensi Nilai X Frekuensi Persentasi (%) 1 100 2 95 2 190 8,69 3 90 8 720 34,78 4 85 7 595 30,44 5 80 3 240 13,04 6 75 3 225 13,04 7 70 8 65 9 60 10 55 Jumlah 23 1970 100% Rata-Rata 85,65 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi 100 diperoleh siswa sebanyak 2 orang (9,52%), nilai 90 diperoleh siswa sebanyak 2 orang (9,52%), nilai 85 diperoleh siswa sebanyak 4 orang (19,10%), nilai 80 diperoleh siswa sebanyak 4 orang (19,10%), nilai 75 diperoleh siswa sebanyak 7 orang (33,34%), dan nilai 720 diperoleh siswa sebanyak 2 orang (9,52%). Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada Siklus 3 ini adalah 85,65. Nilai ini berarti lebih jauh lagi berada di atas Standar Ketuntasan Belajar Mnimal (SKBM) yang telah ditetapkan oleh madrasah untuk mata pelajaran IPA, yaitu minimal 60. 4) Refleksi Tindakan Kelas Siklus 3 Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi kegiatan siswa pada saat pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa pada Siklus 3 maka dapat direfleksikan sebagai berikut: a)
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan strategi PAILKEM termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pada Siklus 3 rata-rata 92%.
b) Aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan aktif dengan persentasi keaktifan hanya 85,55 %. c)
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi PAILKEM dinyatakan efektif. Hal ini terlihat dari tes hasil belajar siswa pada Siklus 3 rata-rata 85,65. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat/kolaborator mengenai
proses pembelajaran berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas maka kegiatan pembelajaran melalui strategi PAILKEM ini dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pada semua aspek, baik berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktivitas peserta didik, dan rata-rata tes hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. C. Pembahasan Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan masing-masing 1 kali pertemuan melalui hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi kegiatan siswa pada saat pembelajaran, dan hasil penilaian lembar kerja siswa maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran melalui strategi PAILKEM ini dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar dan sangat efektif untuk diterapkan. Hal ini dapat terlihat dari pembahasan berikut ini:
1. Siklus 1
a. Kegiatan belajar mengajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar sebagaimana direncanakan oleh guru berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti, pada siklus 1 rata-rata 80%. b. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mulai dari Siklus 1 sampai pada Siklus 3 termasuk dalam kategori aktif pada saat pembelajaran. Hal ini sesuai dengan persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1 rata-rata 78,70%. c. Tindakan kelas dengan menerapkan strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang dilaksanakan pada siklus 1 nilai rata-rata 79,96.
2. Siklus 2 a. Kegiatan belajar mengajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar sebagaimana direncanakan oleh guru berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus 2 rara-rata 84%.
b. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mulai dari Siklus 1 sampai pada Siklus 3 termasuk dalam kategori aktif pada saat pembelajaran. Hal ini sesuai dengan persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 rata-rata 82,28%. c. Tindakan kelas dengan menerapkan strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang dilaksanakan pada siklus 2 nilai rata-rata 84,13. 3. Siklus 3 a. Kegiatan belajar mengajar melalui strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar sebagaimana direncanakan oleh guru berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus 3 rata-rata 92%. b. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mulai dari Siklus 1 sampai pada Siklus 3 termasuk dalam kategori aktif pada saat pembelajaran. Hal ini sesuai dengan persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 3 rata-rata 85,55%. c. Tindakan kelas dengan menerapkan strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar
Kabupaten Banjar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang dilaksanakan pada siklus 3 nilai rata-rata 85,65.
Berdasarkan
hasil
pembahasan
tersebut
dapat
dikatakan
bahwa
penggunaan strategi PAILKEM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIN Aluh-Aluh Besar Kabupaten Banjar. Strategi tersebut dimungkinkan karena siswa pada saat mempelajari materi tentang Kenampakan Permukaan Bumi dan Pengaruh Cuaca bagi Manusia diajak secara langsung untuk melakukan pengamatan tentang hal tersebut di sekitar lingkungan madrasah. Ini berarti pembelajaran yang disajikan tidak hanya bersifat tekstual semata. Akan tetapi, prosesnya telah disesuaikan dengan kontekstual yang terjadi pada saat itu.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan refleksi hasil tindakan kelas Siklus I, Siklus II, dan Siklus III penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa melalui strategi PAILKEM hasil belajar siswa kelas III MIN Aluh-Aluh Besar pada mata pelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan ini dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu aspek kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan aspek aktivitas peserta didik. Pada Siklus 1 hasil belajar siswa rata-rata 79,96. Nilai tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada Siklus 2, yaitu rata-rata 84,13. Pada Siklus 3 hasil belajar siswa kembali mengalami peningkatan, yaitu rata-ratanya menjadi 85,65.
B. Saran-Saran
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa sebenarnya dapat dilakukan tidak hanya melalui strategi PAILKEM ini. Akan tetapi, penggunaan strategi, metode, dan teknik tertentu yang disesuaikan dengan materi, situasi, dan kondisi siswa sangatlah menentukan hal tersebut. Oleh sebab itu, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada siswa agar lebih berperan aktif dalam menggali ilmu pengetahuan melalui strategi, metode, dan teknik yang digunakan guru. 2. Kepada guru agar dapat meningkatkan pengetahuannnya mengenai strategi, metode, dan teknik pembelajaran agar dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya. 3. Kepala madrasah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka. Terutama yang berhubungan dengan strategi, metode, dan teknik yang relevan dengan situasi dan kondisi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.