BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan semua manusia sejak dari dahulu hingga sekarang, dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya berupa akal dalam hidupya sehingga bisa menjadi manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk agama menjadi orang yang saleh, yang berwibawa, yang suci dan lain-lain. Peranan pendidikan Islam dikalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada generasi berikutnya sehingga nilai-nilai kultural religius yang dicitacitakan dapat berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Sejalan dengan missi agama Islam yang diturunkan Allah SWT kepada manusia, proses kependidikan berusaha merealisasikan misi itu dalam tiap pribadi manusia yaitu menjadi manusia yang sejahtera dan bahagia dalam cita Islam. Citacita Islam mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat abadi dan absolut, dalam pengalamannya tidak mengikuti selera nafsu dan budaya manusia yang berubah ubah menurut tempat dan waktu.1Proses kependidikan yang
1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI , Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK
(Bandung: Pustaka Setia, 1997), 11.
1
2
mentransformasikan (merubah) nilai tersebut selalu berorientasi kepada kekuasaan Allah dan Iradah-Nya yang menentukan keberhasilanya2 Untuk merealisasikan tujuan kependidikan itu salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran sebagai bagian upaya dalam mencapai tujuan pendidikan harus disusun dan direncanakan agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud. Maka dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Di katakan Zakiah Daradjat bahwa tujuan setelah mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola taqwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup didunia kini dan akhirat nanti.3 Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka 2
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK
(Bandung: Pustaka Setia, 1997), 12. 3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), 29
3
pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Menurut Tabrani Rusyan dkk., Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah tingkah laku baik menyangkut pengetahuan, keterampilan sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi, kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru4. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa kegiatan pembelajaran diarahkan pada pembentukan sikap dan keterampilan siswa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, dengan menguasai berbagai macam keterampilan dan kemampuan dengan mata pelajaran yang dipelajari disekolahan bersama guru dan teman-temanya sehingga terciptalah output seperti yang diharapkan, siswa dapat mengembangkan potensinya dalam interaksi beragama dan bermasyarakat, untuk itu guru/pengajar sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya juga ikut ambil andil dalam tingkat penguasaan materi yang diberikan kepada siswa. Dalam pelaksanaannya banyak sekali metode atau cara yang bisa dilakukan agar peserta didik kepada siswanya salah satunya dengan menggunakan pembelajaran berbasis bilingual.
4
Tabrani Rusyan dalam buku Abu Ahmadi-Joko Tri Prastyo, SBM Strategi Belajar
Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 17.
4
Kegiatan pembalajaran berbasis bilingual mengutamakan pada kemampuan siswa dalam pengusaan materi berupa keterampilan berbahasa Arab yang disusun dan direncanakan agar siswa menguasai kemampuan atau keterampilan tertentu dengan mata pelajaran yang disajikan. Dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rosul yang hadir ditengah mereka. Misalnya sebuah ayat yang mengandung nilai paedagogis dalam sejarah di gambarkan Tuhan sebagai berikut:
(111: )?=>=فX ِ Pَ Aْ ْW َ اJAِ ُؤS ةQَ Pْ O ِ ْNMِ L ِ L َ Kَ JIِ ن َ Hْ َآECَ Aَِ Artinya ”Sesungguhnya didalam kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang yang berakal.(QS.Yusuf:111)5 SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) merupakan salah satu mata pelajaran PAI diharapkan dapat memberikan kontribusi yang setrategis sebagai mata pelajaran yang menjadikan peserta didik dapat
memahami dan mengamalkan serta
mengambil manfaat dari Tarikh atau Sejarah berbasis bilingual. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan berbahasa Arab yang ada di AL-IMAN PUTRA serta keinginan peneliti untuk mengetahui lebih lanjut berkaitan dengan implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dari uraian diatas peneliti mengambil judul skripsi dengan judul “ Implementasi Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
5
Al Qu’an Digital versi 2.1.Jumadil Akhir 1425 / Agustus 2004)
http://www.alquran-digital.com.E-mail: (info@ alquran-digital.com).
5
Islam
Berbasis
Bilingual
di
Pon-Pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo”. B.Fokus Penelitian : Fokus
penelitian
adalah
bertempat
di
AL-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo, tepatnya dikantor Kulliyatul Mu’alimin AI-Islamiyah (KMI), guru Pengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam kepala sekolah, Pimpinan Pondok, Serta kegiatan pembelajaran kelas III Experiment, meliputi persiapan, pelaksanaan, media, evaluasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual yang ada di Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah persiapan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo ? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo ? 3. Apa sajakah faktor penghambat dan pendukung implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes AlIMAN PUTRA, Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo ? 4. Bagaimanakah perubahan yang terjadi setelah diterapkan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual di Pon-Pes AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo ?
6
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti merumuskan tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan persiapan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis Biligual di Pon-Pes AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perubahan apa yang terjadi setelah diterapkannya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. E. Manfaat Penelitian Dari Kebudayaan
hasil penelitian yang berjudul implementasi pembelajaran Sejarah Islam
berbasis
bilingual
di
Pon-Pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada:
7
1. Bagi Pondok/Sekolah Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga untuk sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam mengimplementasikan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual yang lebih baik. 2. Bagi Guru Dapat mempermudah guru dalam meningkatkan implementasi kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
berbasis
bilingual
di
Pon-Pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 3. Bagi Siswa Implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual diharapkan dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran
dan
mempermudah kegiatan pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Dapat mengetahui implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
berbasis
bilingual
Ngambakan/Bangunrejo,
yang
Sukorejo,
ada
di
Pon-Pes
Ponorogo.
AL-IMAN
Sebagai
wawasan
PUTRA dunia
kependidikan dan sebagai bekal bagi calon guru. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
8
alamiah (natural setting)
6
metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriftif ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat di amati dari orang-orang(subjek) itu sendiri7. dimana peneliti sebagai instrument kunci. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah atau natural setting, sehingga sering disebut sebagai metode naturalistik. Objek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi memasuki objek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relative tidak berubah8. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap tetapi mengandung makna yang ada dibalik makna tersebut dan metode kualitatif lebih menekankan makna, makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti dibalik data yang nampak. Pada penelitian ini menjelaskan peristiwa mengenai implementasi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual
yang dilakukan
langsung akan memberikan kontribusi dalam penelitian ini. 2. Kehadiran Peneliti: Kehadiran peneliti dalam penelitian ini, Peneliti dilokasi sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data
6 7
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2008), 1. Arif Furhan, Pengantar Metoda Penelitian Kuailitatif (Surabaya-Indonesia: Usaha
Nasional,1992), 22. 8
Ibid, 2.
9
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.9 Peran peneliti sebagai partisipan pengamat, dan
sebagai pendukung adalah berupa catatan-
catatan kecil, buku pelajaran, camera, alat perekam dan lain-lain. Setelah selesai menyusun proposal dalam penelitian ini peneliti datang ke lokasi dan melakukan penelitian dengan melakukan berbagai observasi dan wawancara dengan responden dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti yang kemudian dijawab oleh responden. 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini lokasi penelitian yang diambil adalah bertempat di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo kelas III Experiment guna menambah wawasan dalam implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual. 4. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualittif ini adalah kata-kata dan tindakan sebagai sumber utama, selebihnya adalah tambahan seperti data tertulis dan foto. Yang dimaksud kata-kata/tindakan, yaitu kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data ini dicatat melalui catatan tertulis dan pengambilan foto sedangkan sumber data tertulis merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.10 Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas
9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2008), 60.
10
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan skripsi STAIN Ponorogo. Jurusan Syariah/Jurusan
Tarbiyah/Jurusan ushuludin.( Sekolah Tinggi Agama Islam STAIN Ponorogo), 51.
10
III Experiment, Bapak direktur dan wakil direktur madrasah dan pimpinan Pondok Pesantren AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang falid dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan peneliti meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu aktifitas untuk korelasi data, dengan cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi-kondisi, proses-proses dan perilaku objek penelitian.11 Dengan fokus observasi akan berkembang selama observasi berlangsung. Observasi ini dimaksudkan untuk mengambil data berupa pengamatan langsung sebelum dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ada dikelas III Experiment yang kemudian dicatat dan di deskripsikan dari hasil observasi tersebut tentang persiapan, metode, media pembelajaran, cara mengevaluasi kegiatan pembelajaran tersebut. b. Wawancara/Interview Untuk mengetahui lebih mendalam tentang implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarih Islam berbasis bilingual yang ada di AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo, peneliti
11
Suryana Putra N Awangga, Desain Proposal Penelitian Panduan Tepat Dan Lengkap
Membuat Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Piramid Publiser 2007), 134.
11
menggunakan wawancara. Melalui teknik wawancara peneliti bisa merangsang responden agar memiliki wawasan pengalaman yang lebih luas.12 Interview atau wawancara merupakan suatu metode dalam koleksi data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diperlukan sebagai data penelitian. Hasil dari koleksi data penelitian ini adalah jawaban-jawaban.13 Selama wawancara atau interview dalam penelitian ini peneliti mencatat dalam catatan berupa catatan singkat atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai persiapan, pelaksanaan dan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis bilingual yang ada di Al-IMAN PUTRA. c. Dokumentasi Dokumentasi
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
non
insani.
Dokumentasi merupakan pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, suara, dll) terhadap segala hal, baik objek atau juga peristiwa yang terjadi. Hal-hal yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah berupa catatan hasil wawancara dan observasi, foto-foto kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, lokasi penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut.
12
John.W. BEST, Metodologi Penelitian Pendidikan, Trj.Sanafiah Faisal, Mulyadi Guntur
Waseso (Surabaya-Indonesia: Usaha nasional 1982), 213. 13
Surya Putra Awangga, Desain Proposal Penelitian Panduan Tepat & Lengkap Membuat
Proposal Penelitian (Yogyakarta: Pyramid Publiser, 2007), 134.
12
6. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di infomasisikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari sehinga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Miles and Huberman (1984) Mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas, sehinga datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam anilis data yaitu; data reduktion, data display dan conclusion.14 Dalam penelitian kualitatif ini peneliti mencari data yang diperlukan kemudian dikumpulkan serta dianalisis sebelum menentukan focus penelitian, dan selanjutnya mengadakan pengecekan kredibilitas data. a. Reduksi Data Setelah data diperoleh dan dari lapangan maka untuk itu perlu dicatat dengan teliti dan perinci, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang yang pokok, menfokuskan pada hal yang penting dicari tema dan polanya. dengan demikian data yang diperoleh dan direduksi akan memperoleh gambaran
14
Miles and Huberman Dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Ponorogo Jurusan
Syariah/Jurusan Tarbiyah /Jurusan Usuludin, (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, 2008), 54.
13
yang lebih jelas dan akan mempermudah pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. b. Penyajian Data Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data (penyajian data) dalam penelitian ini data akan disajikan secara singkat, bagan, hubungan antar kategori Flowcart dengan teks yang bersifat naratif. c. Verification/kesimpulan Selanjutnya langkah yang ketiga dalam analisis data adalah menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verification. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini setelah data diperoleh dengan data-data yang mantap maka dapat dijadikan data yang kredibel. 7. Pengecekan Keabsahan Data Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek peneilitian dengan daya yang dilaporkan oleh Peneliti15 dalam penelitian kualitatif penemuan dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan sesungguhnya yang terjadi. Uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif ini antara lain dilakukan dengan pengamatan yang tekun, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, member chek. a. Pengamatan yang tekun ketekunan yang dimaksud dalam pnelitian ini adalah menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan isu yang sedang dicari. b. Kecukupan referensial kecukupan referensial ini adalah sebagai alat menampung dan menyesuaiakan dengan kritik tertulis 15
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: cv. Alfabeta, 2008), 117.
14
untuk keperluan evaluasi, yaitu: dengan menyimpan informasi yang tidak direncanakan sebagai alternatif jika tidak tersedia alat perekam suara. Sewaktu pengujian, informasi tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pengecekan keabsahan data.16 c. Triangulasi dalam pengujian kredebilitas ini diartikan sebagai pengecekan dari sumber ke sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas pengumpulan data member chek adalah proses pengecekan data kepada pemberi data. 8. Tahapan-Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan penelitian ini adalah: a. Tahap pra lapangan, 1) Menyusun proposal penelitian, 2) Mengurus surat izin penelitian dari kampus dan lokasi penelitian, 3) Membuat instrumen penelitian, membuat instrumen pertanyaan dalam penelitian ini peneliti menggunakan buku mata pelajaran Tarikh Islam, foto-foto maupun buku catatan b. Tahab Penelitian lapangan, Selama dilapangan peneliti melakukan obsevasi, wawancara dengan responden yang kemudian c. Membahas dan menganalisis serta mencari data-data lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual yang kemudian di dokumentasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian. G. Sistematika Pembahasan
16
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Ponorogo Jurusan Syariah/Jurusan
Tarbiyah /Jurusan Ushuludin, (Sekolah Tinggi Islam Negeri STAIN Ponorogo, 2008), 56.
15
Untuk memberikan kemudahan dalam memahami terhadap
penulisan
sekripsi ini peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa Bab. Adapun pembahasan dalam sekripsi ini sebagai berikut: BAB I. Merupakan pembahasan pendahuluan yang berisi: A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian, C. Rumusan Masalah D.Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Metode Penelitian, G. Sistematika Pembahasan. BAB II Membahas Kajian Pustaka yang berisi: A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 2. Dasar dan tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 3. Metode
Pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam.
B.
Kegiatan
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis Bilingual 1. Devinisi Belajar, Mengajar 2. Pembelajaran Berbasis Bilingual, 3. Implementasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual. BAB III Berisi Data-Data hasil penelitian Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Di Al-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo A. Gambaran Umum Pondok Pesantren AL IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. B. Deskripsi data: 1. Implementasi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Pon Pes AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo.1. Persiapan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Al-IMAN PUTRA Ngambakan, Sukorejo, Ponorogo. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual di Kelas 3 Experiment Pon-Pes
16
AL-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. 3. Faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi pembelajaran Sejarah
Kebudayaan
Islam
di
Pon-pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo serta penjelasan upaya yang dilakukan oleh guru pengajar/pihak sekolah. 4. Perubahan yang terjadi setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. BAB IV Analisis kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual
di
Al-IMAN
Putra
Ngambakan/Bangunrejo,
Sukorejo,
Ponorogo. Pembahasan dalam Skripsi ini adalah tentang persiapan kegiatan pebelajaran Sejarah Kebudayaan
berbasis bilingual, Pelaksanaan
kegiatan Pembelajaran berbasis bilingual, faktor pendukung dan penghamabat serta perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis bilingual
yang ada di AL- IMAN Putra
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. BAB V PENUTUP, dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran Lampiran-lampiran
17
BAB II PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pembelajaran
ialah
membelajarkan
siswa
menggunakan
asas-asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.17Arti belajar mengajar belajar baik secara implisit maupun ekplisit terdapat kesamaan maknanya, yaitu devinisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada “Suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tetentu”, hal-hal pokok dalam pengertian belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena disengaja. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaktif educative, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan artinya interaksi itu telah dirumuskan pada satuan pelajaran18. Belajar merupakan tindakan yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri yang mana siswa merupakan penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Aliran psikologi kongnitif menganggap bahwa belajar pada dasarnya merupakan peristiwa behavioral yang bersifat jasmaniah. 17
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), 61.
18
Ibid., 64.
17
18
Sejarah dianggap salah satu bidang studi pendidikan agama, yang dimaksud dengan sejarah disini adalah studi tentang riwayat hidup Rasulullah SAW, sahabat-sahabat, dan Imam-Imam pemberi petunjuk yang diberikan kepada muridmurid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan social.19 Dari sini dapatlah diketahui bahawa pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam/Tarikh Islam. 2. Dasar Dan Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam a. Dasar Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran agama Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Al hadist di antaranya ayat yang menyebutkan berikut: Artinya ”Sesungguhnya didalam kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang yang berakal.(QS.Yusuf:111)20 Juga dalam surat yusuf ayat Al Qur’an:
t َ mْ vِIِ HَyAْ اt َ qِ Aَ zِ vِPْ Kَ ْt{ِ | َ nْ ن وِإنْ ُآ َ ْاQCُ Aْ اjَ َهl َ mْ Aَ ِإHَnْmo َ ْ َأوHَqrِ s َ L َ Cَ Aْ اt َu َo ْ َأl َ mْ vَO َ s ُ Cُ wَ t ُx ْ wَ (3:)?=>=ف Artinya: 3. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami 19
Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), 162. 20
Al Qu’an Digital versi 2.1.Jumadil Akhir 1425 / Agustus 2004)
http://www.alquran-digital.com.E-mail: (info@ alquran-digital.com).
19
mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Yusuf:3). 21 Ayat tersebut merupakan dasar pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
b. Tujuan Pembelajaran Sejarah Tujuan ialah suatu yang di harapkan tercapai setelah atau usaha kegiatan selesai22. Tujuan pembelajaran atau tujuan intruksioanal sering juga disebut dengan sasaran pembelajaran yang diartikan sebagai suatu upaya pendidik atau guru dalam hubungan dengan tugas-tugasnya membina peserta didik seperti meningkatkan kemampuan membaca siswa, melatih keterampilan tangan siswa yang menumbuhkan sikap disiplin dan percaya diri dikalangan siswa. a. Di antara tujuan mempelajari sejarah ialah: 1) Murid-murid yang membaca buku sejarah adalah untuk menyerap unsur-unsur keutamaan dari tokoh sejarah yang baik dan sholeh, agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku mereka dalam kehidupannya sehari-hari, maupun dalam menghadapi kesulitan-kesulitan mereka hidup. 2) Pelajaran sejarah Islam merupakan contoh teladan bagi umat Islam yang meyakinkannya dan merupakan sumber syariat yang besar, oleh karena itu, kesalahan pada penyajian peristiwa-peristiwa sejarah adalah kesalahan besar terhadap iman itu sendiri.
21
Al Qu’an Digital versi 2.1.Jumadil Akhir 1425 / Agustus 2004)
http://www.alquran-digital.com.E-mail: (info@ alquran-digital.com). 22
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1984), 29.
20
3) Studi
sejarah
dapat
mengembangkan
Iman,
menyucikan
moral,
membangkitkan patriotrisme dan mendorong untuk memegang pada kebenaran serta setia kepadannya. 4) Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkahlaku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan social anak-anak, serta mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang diterima sebagi realitas yang hidup dari sejarah misal (Rosul), sehingga mereka bertingkah laku seperti Akhlaq Rosul.23 b. Tujuan Mempelajari Kebudayaan Islam Kebudayaan Islam adalah hasil pikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang beragam. Artinya, kebudayaan Islam lahir dari Pemahaman ajaran yang mengatur kehidupan masyarakat yang menganut agama Islam sejak datangnya wahyu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan Islam mencakup tidak hanya hasil pikiran dan karya umat Islam saja, tetapi meliputi pula totalitas pikir dan karya orang-orang yang hidup dan bernaung di bawah panji-panji Islam baik ia bangsa Arab maupun non Arab24. Karena Islam sebagai system hidup, di satu sisi ia adalah akidah siapa saja orang non muslim yang hidup dibawah lindungan Islam pasti terpengaruh dengannya, baik dalam cara hidup maupun dalam berfikir.25
23
Muhammad Abdul Qodir Ahmad,
Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), 170-171. 24 25
Ibid, 210. Muhammad Abdul Qodir Ahmad,
Rineka Cipta, 2008), 211.
Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
21
Ajaran Islam berkembang ke berbagai pelosok bumi, sesuai dengan tujuan risalahnya, yaitu menghapuskan musuh-musuh Allah, musuh kebenaran dan kehidupan, selalu menghadapi rintangan dan hambatan. Musuh-musuh itu selalu berusaha menghambat jalannya risalah Islamiyah. Mereka berusaha mengaburkan nilai-nilai, petunjuk, dan keampuhan agama Islam dalam usahanya memperbaiki kehidupan kehidupan manusia. Ia sejak dulu telah mampu mengeluarkan manusia dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang. Memberi kebebasan, kesucian dan menegakkan keadilan di antara mereka, sehingga baik orang muslim maupun bukan dapat hidup berdampingan dengan aman dan berbahagia dibawah perlindungan Islam.26 Muhammad Abdul Qodir Ahmad (2008) memberi batasan tujuan dari mempelajari kebudayaan Islam sebagai berikut: 1) Memperbaiki pemikiran terhadap Islam dan memelihara generasi muda dari bahaya yang membawa kelemahan dan kehancuran yang menimpa mereka. Mempersiapkan mereka dengan sarana-sarana yang menuju pada ilmu pengetahuan, kekuatan, sehingga jelas bagi mereka jalan kehidupan yang terhormat dan mulia. Menyadari posisinya dalam kehidupan ini, berwenang memajukan dan mengatur masyarakatnya kelak. Di tangannya pula terletak kewajiban membebaskan manusia dari kebodohan. 2) Menanamkan kesadaran untuk berfikir terhadap adanya hubungan yang erat antara keluarga dengan tanggung jawab social, tolong menolong antar perorangan sesuai dengan ajaran Islam. 26
Muhammad Abdul Qodir Ahmad,
Rineka Cipta, 2008), 213-214.
Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
22
3) Memperkenalkan kepada murid-murid, sistem dan pola hidup muslim dalam pergaulan, seperti menepati janji, teguh pendirian, benar, toleransi, undangundang perkawinan dan hak-hak tetangga. 4) Mendidik anak didik ke arah yang benar, yang mampu menolong mereka untuk berinteraksi social yang utuh dan pergaulan yang harmonis sesama anggota masyarakat. 5) Kesadaran nasionalisme yang dimanifestasikan dalam kecintaan tanah air, kesediaanya berkorban demi tanah air, dan ikut memelihara kemerdekaan dengan keyakinan bahwa itu semua termasuk prinsip ajaran agama. 6) Meyakinkan mereka bahwa agama Islam adalah agama kemerdekaan, persaudaraan dan keselamatan antara umat manusia
yang beraneka
kepercayaan, warna kulit, dan tanah airnya. 7) Mengajar anak didik untuk memenuhi Islam sebagaimana pemahaman para pemuka utama dari shahabat Nabi, yang mampu menyingkap tabir dari khasanah agama. Prinsip-prinsip kemanusiaan, pandangan hidup dan kedudukan manusia didalamnya. 8) Mengajar murid-murid bahwa sumber kebudayaan Islam adalah Al-Qur’anul Karim. Sentralnya di langit, cerminnya bening mengkilap. Ia merupakan lambang persatuan dan keadilan. Al-Qur’anlah yang menghadiahkan bahasa yang abadi, yaitu bahasa Islam dan Al-Qur'an sebagai penguat kepentingan kepentingan bahasa ini dan membuktikan peranannya. 27
27
Muhammad
Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), 216.
23
3. Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara, jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Adapun istilah metodolgi berasal dari kata metoda dan logi. Logi berasal dari kata Yunani logos yang artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan.28 Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap dan dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai methode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sebaik-baiknya. Seorang guru dalam mengajarkan sejarah dapat mengikuti prosedur berikut: a. Apersepsi Guru dapat memberikan apersepsi yang menarik perhatian anak untuk mendengarkan cerita, misalnya guru menggunakan metode tanya jawab. b. Penyajian
28
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 2 Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK
(Bandung: Pustaka Setia,1997), 99.
24
Guru dalam menyajikan cerita sejarah hendaknya menggunakan gaya bahasa cerita, yaitu ia harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Hendaknya guru menggunakan gaya bahasa yang menarik. 2) Penyajian sejarah hendaknya secara periodesasi, yang setiap periodenya merupakan bagian yang tak terpisahkan dan diselingi dengan pertanyaanpertanyaan untuk memantapkan isi pokok dari masing-masing periode. 3) Menuliskan judul periode pada papan tulis sebelum dan sesudah penyajian. 4) Menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam cerita yang di uraikan, agar nama-nama tersebut menjadi ingatan pelajar dan memudahkan mereka mengingatnya. 5) Dalam penyajian guru harus memperhatikan usaha mengkongritkan pengertian melalui mimik dan pantomimik agar tergugah perasaan siswa mencintai dan meneladani tokoh pameran. c. Korelasi Menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah dengan relasi kehidupan sekarang dan topik-topik pendidikan agama yang lain, ataupun dengan bidang studi lain bila ada kesempatan. Disamping itu guru juga harus mengaitkan
sejarah
dengan
kehidupan
modern,
guna
menggerakkan
kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk memiliki semangat kehidupan masyarakat muslim sejahtera. d. Kesimpulan Guru menyuruh agar siswa-siswa mengulang cerita, dan menanyakan kepada mereka peristiwa-peristiwa, periode demi periode. Setelah itu guru
25
mencatat dipapan tulis pokok-pokok kesimpulan dari setiap metode dan ihtisar. Dalam hal ini termasuk rangkuman nilai-nilai luhur, moral dan ajaran-ajaran yang berkesan dengan di sertakan sedikit penjelasan tentang keteladanan serta saransaran yang berguna.29 e. Evaluasi Batasan yang di berikan Bloom et al (171) sebagai berikut: Artinya ”Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa”.
Evaluasi
merupakan
proses
menggambarkan
memperoleh
dan
menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.30 Guru mengadakan diskusi dengan siswa mengenai semua materi yang baru diberikan untuk mengetahui sampai dimana mereka menguasai pelajaran; atau dapat juga mereka di suruh menulis bagian-bagian pelajaran yang mengandung nila moral, atau mendramatisasi didepan kelas atau di pentas yang tersdia atau menyuruh siswa meuliskan perasaan-perasaan mereka terhadap tokoh sejarah dan seajauh mana mereka terpengaruh terhadap kepribadian tokoh tersebut. Dapat juga guru menyuruh beberapa siswa untuk mengulangi cerita tersebut dalam bentuk yang
Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 171 29
30
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 2 Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen
MKDK (Bandung: Pustaka Setia,1997), 129.
26
baik, yang dapat merangsang semangat kompetensi positif di kalangan siswa sendiri. f. Alat-Alat Peraga Hendaknya
guru
menyiapkan
bermacam-macam
alat
peraga
dan
menggunakannya bilamana perlu. Dalam menguaraikan peristiwa hijrah Nabi misalnya,
guru
dapat
menggunakan
slide
atau
film
kalau
tersedia,
memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering di putar dari pemancar radio pada hari-hari besar Islam seperti maulid, hijrah ataupun Isro’ mi’roj31. B. Pembelajaran Berbasis Bilingual 1. Pengertian Pembelajaran berbasis bilingual Dalam kamus bahasa Inggris berarti Kb “seorang yang pandai
dua
bahasa32” Devinisi bilingual, bi artinya dwi, dwi artinya dua, lingual artinya bahasa, bahasa yang dimaksud adalah bahasa asing dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Bilingual artinya adalah teks dwi bahasa yang isinya sama. 33
Awalnya, sekolah dwibahasa memberi kemampuan kepada anak berbahasa
dalam dua bahasa sambil memahami dua budaya. Gene memberi contoh Kanada yang memiliki puluhan ribu sekolah dwibahasa karena di sana ada dua budaya, yakni Inggris dan Prancis. Ada dua sistem yang dipakai, full immersion yang menenggelamkan siswa ke dalam bahasa asing sepanjang hari dan semiimmersion yang lebih banyak menggunakan bahasa ibu. Untuk yang semi ada tiga 31
Thordike dalam buku Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 170-172. 32
Jhon M. Echols Dan Hasan Sadily. Kamus Inggris- Indonesia , (Jakarta: PT Gramedia,
1975), 64. 33
Bilingual,w ww. Google.com
27
variasi, early immersion, middle immersion, dan late immersion, dengan perbandingan antara bahasa ibu dan bahasa asing masing-masing 20 : 80, 50 : 50, dan 80 : 20. Di kelas early immersion, mulai kelas 2 ke atas, disiapkan program language arts untuk bahasa ibu. Anak mulai belajar membaca dan menulis dalam bahasa asing, sebelum kemudian bahasa ibu. Walau kemampuan akademisnya lambat, namun kelak akan setara dengan anak reguler. Di kelas 5 dan 6, kemungkinan kelas yang menggunakan bahasa asing tinggal 50%, terus sampai SMA pelajaran dalam bahasa asing tinggal 20%. Jadi, anak yang memakai bahasa asing sejak TK, akan berubah menggunakan bahasa Ibu untuk sebagian besar pelajaran di SMP dan SMA. Pada kelas late immersion sebaliknya, anak berbahasa ibu sampai kelas 6 - 8 dengan bahasa asing hanya 20%, dan di tahun terakhir SMA penggunaan bahasanya 50 : 50, atau bisa 80% bahasa asing dan 20% bahasa ibu. Jika siswa mengalami kesulitan belajar bahasa asing, maka ia mendapat bantuan khusus atau pindah kelas. Cuma, kalau diterapkan di sini, Gene khawatir, orangtuanya protes. Sebab, mereka sudah membayar uang pangkal sekolah puluhan juta rupiah dan tak bisa dikembalikan.34 2. Konsep Pembelajaran Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasi aktivitas siswa dalam arti luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga
34
Stephen Krashen. 1997. Why Bilingual Education? ERIC Digest,
http://www.ericdigests.org/1997-3/bilingual.html , 2009
28
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing end facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai devinisi atau batasan pengertian dari hal yang di amati. Sedangkan menurut Rosser (1984) Konsep merupakan suatu abtraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama35. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasi latar belakang akademiknya, latar belakang social ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indicator sukses pelaksanaan pembelajaran. Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar dan mengajar dengan pendidikan bukanlah suatu yang bertentangan justru proses pembelajaran merupakan aspek terintegrasi dari proses pendidikan.36 UUSPN NO 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan
35
Masnur Muslich, Seri Standar nasional pendidikan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) Dasar Pemahaman Dan Pengebagan Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, Dan Guru (Jakarta: Bumi Aksara ),73. 36
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2008), 62.
29
belajar37. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas yang dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang lebih terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkan
sebagai
pelajaran
diajarkannya
suatu
pelajaran
yang
dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Belajar dan pembelajaran di arahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pembelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri, tetapi dikontruksikan dalam diri dari individu siswa.38 Menurut Syaiful Sagala Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu : Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki akitivitas siswa dalam proses berfikir siswa. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri. Proses pembelajaran dalam aktivitasnya dalam bentuk interaktif belajar mengajar dalam Suasana educative yaitu interaksi yang sadar akan tujuan artinya interaksi 37
Penerbit Asa Mandiri, Standar Nasional Pendidikan ,(SNP) (Asa Mandiri, 2006), 240.
38
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2008), 63.
30
yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan pada suatu pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogamkan guru merupakan kegiatan
integralistik
antara
pendidik
dengan
peserta
didik.
Kegiatan
pembelajaran secara metodologis berakar pada pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pediagogis terjadi pada diri peserta didik.39 Pembelajaran berkaitan dengan konteks dan isi, dilihat dari sisi konteks akan dapat dilihat bagian-bagian yang dibutukan untuk mengubah suasana yang membudayakan, landasan yang kukuh. Lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dilihat dari segi isi akan ditemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun disamping yang di butuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari yaitu penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan informasi menerapkan apa yang dipelajari guru dalam situasi pendidikan sehari-hari. 3. Definisi Belajar Mengajar Teori koneksioneisme dari Thordike. Belajar adalah proses pembentukan asosiasi antara yang sudah di ketahui dengan yang baru. Teori “Conditioning” dikuti dan di kembangkan oleh sejumlah ahli seperti: Watson, Skiner, Dan Guthrie. Menurut teori tersebut: belajar adalah. Proses yang terjadi karena adanya stimulasi. Perubahan perilaku manusia terjadi sebagai hasil dari” Conditioning” berupa latihan atau kebiasaan mereaksi stimulasi.
39
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2008) 64.
31
Teori Gestalt, di kembangkan oleh Kohler, Kofka, dan Wr Wertheimer. Teori Gestalt mengangap bahwa “Insight” merupakan inti dari belajar. Belajar adalah pengubahan struktur kongnitif, pengalaman sukses mendorong belajar, dan aspirasi menurut pemusatan tenaga.40 Berkaitan dengan konsep dan teori belajar, dalam hal ini banyak orang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah semata-mata mencari ilmu atau menuntut saja. Adalagi secara lebih khusus mengartikan belajar adalah tingkah laku menyerap ilmu pengetahuan41. Hakekat proses belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan, meliputi, segenap aspek pribadi, Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tangung jawab guru.42 Menurut L.crow & A.crow belajar haruslah didorong sedemikian rupa sehingga minat terhadap isi mata pelajaran di topang kepada diri anak.43 Menurut Masnur Muslich Makna dan hakekat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi akibatnya guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku kepada siswa. Proses mengajar lebih bernuansa memberitahu daripada
40
. Noeng muhadjir, Ilmu Pendidikan Dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan Edisi
IV , Penerbit Rake Sarasin P.O.box.1083 Yoyakarta, 39-40 41
Sagala, Syaiful. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar Mengajar( Bandung CV. Alfabeta. 2008).261-261. 42
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Setrategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK , (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 17. 43
L. crow&crow, Psikologi Pendidikan, Nur Cahaya, 293.
32
membimbing siswa menjadi tahu sehingga sekolah lebih berfungsi sebagai pusat pemberitahuan daripada sebagai pusat pengembangan potensi siswa. 44 Mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar. Dari devinisi tersebut dapat diketahui bahwa seorang pengajar atau guru adalah orang dituntut dan bertanggung jawab atas pembelajaran siswa minimal dalam kelas yang di ajar. Hal ini berarti seorang guru atau pendidik dengan segaja mengatur jalannya kegiatan belajar siswa yang nantinya juga akan mempengaruhi tujuan belajar yang sedang dijalani oleh siswa. Pendidik mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menjalankan kegiatan pembelajaran bersama siswa-siswanya maka dari itu sebagai pengajar/pendidik bukanlah pekerjaan yang mudah, hanya saja kegiatan pembelajaran akan berjalan seperti yang diharapkan jika seorang pendidik mampu menguasai jalannya kegiatan belajar mengajar yang ada disekolah dengan persiapan yang telah direncanakan sebelumnya. C. Implementasi Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Tingkat perkembangan kebudayaan/peradapan masyarakat itulah yang banyak mewarnai corak dan isi pendidikan Islam dalam arti bahwa tingkat kemajuan berfikir nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki menjadi latar belakang
44
Masnur Muslich, Seri Standar nasional pendidikan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) Dasar Pemahaman Dan Pengembagan Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, Dan Guru (Jakarta: Bumi Aksara ), 51.
33
yang akan mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam pada saat tingkat tertentu. Implementasi atau pelaksanaan berarti menjalankan aktivitas tertentu yang sudah direncanakan yang kemudian untuk di evaluasi dan di kembangkan pada tahab berikutnya. Dari sini dapat diketahui bahwa implementasi kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas belajar mengajar yang dilaksanakan dalam upaya, pelaksanaan progam-progam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogamkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidik dengan peserta didik, kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pediagogis terjadi pada peserta didik. Sejarah Kebudayaan Islam sebagai salah satu mata pelajaran agama Islam dimaksudkan agar siswa dapat memahami menghayati serta dapat mengetahui sejarah perkembangan pada masa nabi dan sahabat/khulafaurosidin, salah satu bidang studi pendidikan agama. Pembelajaran bilingual pada pendidikan anak usia dini adalah pembelajaran dengan lingkungan yang menyenangkan. Untuk itu, menggunakan gerakan tubuh, tindakan dan perbuatan, dan gambar untuk mengiringi makna verbal yang dimaksudkan. Dengan cara seperti ini anak akan membangun pengetahuannya dengan
menggunakan
imajinasi
mereka
berdasarkan
tanda-tanda
disekitar/lingkungannya. Strategi lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan permainan (games), menyanyikan lagu, atau puisi sederhana. Juga
34
menggunakan cerita sederhana yang diiringi dengan gambar-gambar dan dramatisasi. Sikap ini penting sebagai landasan guru untuk lebih memahami bahwa bahasa anak-anak adalah bahasa yang sedang berkembang secara dinamis. Dengan pemahaman yang benar dan utuh, guru akan mampu memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak. Kedua, guru bilingual perlu menguasai bahasa Inggris secara memadai. Penguasaan berbahasa lisan aktif akan lebih dituntut. Guru perlu memiliki pengucapan yang baik dan benar karena guru akan menjadi salah satu model bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasa a. Sebagai model, ia akan menjadi contoh, sumber panutan, dan acuan penggunaan bahasa bagi anak-anak. Untuk mencapai pembelajaran yang menyenangkan, guru juga dituntut untuk punya banyak akal (resourceful) dan kreatif. Ia adalah guru yang menguasai berbagai strategi dan teknik mengajar serta mampu memberdayakan berbagai sumber belajar yang ada, di luar buku teks. Pada era global, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi akan merupakan nilai tambah, termasuk memberdayakan informasi maya sebagai sumber pembelajaran. Terakhir, guru bilingual adalah guru yang reflektif, yaitu guru yang tidak mudah merasa puas dengan strategi pembelajaran yang diterapkan untuk anak didiknya. Ia adalah juga guru yang memiliki keyakinan dan mau berinovasi dengan
45
strategi
pembelajaran
baru
yang
dikembangkannya.45
kegiatan
www.google.com.Pembelajaran Anak Melalui Pembelajaran Bilingual, 21/12/2008,
02:49 Filed Under: PAUD | Tags: PAUD.
35
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan upaya yang di lakukan oleh seorang guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar sebagai kegiatan pembelajaran yang berimbas bukan hanya pada penguasaan materi/bahan ajar saja akan tetapi suatu kegiatan dalam mengoptimalisasikan belajar mengajar agar peserta didik sanggup menyesuiakan diri dengan budaya yang ada pada saat ini, menjadikan suasana belajar mengajar yang interaktif dan kominikatif berbahasa Arab sehingga penguasaan sejarah kebudayan Islam dengan menggunakan bahasa Arab menjadi bagian dari keduhidupan sehari-hari karena kegiatan-kegiatan yang telah di laksanakan.
36
BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM BERBASIS BILINGUAL DI AL-IMAN PUTRA NGAMBAKAN, BANGUNREJO, SUKOREJO, PONOROGO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pondok Pesantren Al-IMAN PUTRA bertempat di desa Ngambakan, Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo dibawah pimpinan Bapak Ust Drs.K. Achmad Zawawi. Dengan luas tanah di Pondok Pesantren Al-IMAN PUTRA Ponorogo. Gedung Kelas Dan Masjid
2.870 M.
Gedung TK
115 M.
Lahan Pertanian
4.864 M.
Gedung Darul Fatah
596 M.
Sawah Wakof
1.400 M.
Jumlah Keseluruhan
9.845 M.46
1. Keadaan Guru (KMI) Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah AL-IMAN PUTRA KMI Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah merupakan lembaga yang sengaja diciptakan dan dibentuk untuk mendidik dan mencetak guru-guru yang handal dengan memadukan mempresentasikan kurikulum berbasis kesatuan (integrasi) antara ilmu syari’ah (revealed knowledge) dan ilmu kawniyah(acquered knowledge, sehingga di manapun dan kapanpun sanggup mendidik dan siap
46
Intan, Informasi Tahunan Pondok Pesantren Al-Iman, 2008.
36
37
mengajar.47 Seluruh guru (KMI) Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah Pondok Pesantren Al-IMAN dan beberapa tamatan (KMI) Kulliyatul Mu’alimin AlIslamiyah Gontor yang kemudian melanjutkan studinya diberbagai perguruan dalam Negeri, antara lain; ISID, STAIN, INSURI, UNMUH, UNMER, STKIP dan perguruan luar Negeri antara lain AL-AZHAR Kairo Mesir.
TABEL 1 NAMA GURU KMI (KULLIYATUL MU’ALIMIN AL-ISLAMIYAH) AL-IMAN PUTRA.
Daftar Nama Guru KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah)Al-IMAN PUTRA No
Nama
Lulusan
1
Ust. Drs. K.H.Imam Bajuri
IAIN Serang
2
Ust. Drs. K. Achmad Zawawi
ISID Gontor
3
Ust. Sulaiman Jammin
4
Ust. H. Achmad Zulkarnain,S.H
5
Ust. Iman Nur Hidayat,MA.
Al-Azhar Mesir
6
Ust. Fachry Hidayat.M.A.
Al-Azhar Mesir
7
Ust. Mujahidin,S.Ag
IAIN Serang
8
Ust. Imam Rohmad.S.Ag
ISID Gontor
9
Usth. HJ.Saiyah Umma Taqwa
10
Ust. Mukhtarul Hudaya
11
Ust. Mujaroini.S.Pd
UNMUH
12
Ust. Nuryadi Muhyidin
AL-IMAN
13
Ust. Bambang Susanto
47
Ibid.,11.
Al-Islam Joresan UNMER PONOROGO
Al-Azhar Mesir IKIP
AL-IMAN
38
14
Ust. Edy SujarwoM.S
AL-IMAN
15
Ust. Halief Ramadloni Prasetyo
AL-IMAN
16
Ust. Mujiono at-Taqi
AL-IMAN
17
Ust. Asrofi
AL-IMAN
18
Ust. Arief Maulana
AL-IMAN
19
Ust. Rony Ahmada
Al-IMAN
20
Ust. Ricky Maulid Abidin
Al-IMAN
21
Ust. Hafizh Badrut Tamam
Al-IMAN
22
Ust. Ahmad Al-Khadry
23
Ust. Edy Nasrudin
Al-IMAN
24
Ust. Rahmat Abdu Rosyid
Al-IMAN
25
Ust. Khoirul Anwar
Al-IMAN
26
Ust. Toyyib Lukman
Al-IMAN
27
Ust. Aulia Ilham Iskandar
28
Ust. Afton Mustamsikin
Al-IMAN
29
Ust. Agus Hermanto
Al-IMAN
30
Ust.Yoke Suryadarma
Al-IMAN
31
Ust. Nurul Hakiem
Al-IMAN
32
Ust. Ilham Nurdiansah
Al-IMAN
33
Ust. Rusli
Al-IMAN
34
Ust. Hafizh Basyir Ahmad
Al-IMAN
35
Usth. Dra.Usnida Mubarokah M.Pd
Al-IMAN
36
Ust. Imam Sudarmoko
Al-IMAN
37
Ust. Dimas Adham
AL-IMAN
38
Ust. Ahmad Assikon
AL-IMAN
39
Ust. Dwi Marta Putra
ALIMAN
KMI Gontor
KMI Gontor
39
40
Ust. Safrizal Sarifudin
AL-IMAN
41
Ust. Ahmad Yaskin
AL-IMAN
42
Ust. Didik Purnomo
AL-IMAN
43
Ust. Nadarul Huda
AL-IMAN
44
Ust. Angkasa Putra wardana
Darussalam Gontor
45
Ust. Adi Saputra Rambe
Darussalam Gontor
46
Ust. Ahmad Zuhdi
47
Ust. Sarifudin
Al-IMAN AL-IMAN
Ket: 1s/d 9 adalah guru tetap di Kuliyatul Mualimin Al-Islamiyah (KMI) Putra dan Putri 10s/d 35 adalah guru di Kuliyatul mu’alimin AI-Islamiyah (KMI) PUTRA Pada awal tahun ajaran 2007-2008 jumlah guru Kulliyatul Mu’alimin Al Islamiyah (KMI) sebanyak 51 orang namun empat diantaranya sudah pindah. Dari jumlah tersebut sekitar 12 orang guru telah berkeluarga yang kemudian disebut guru senior. Sedangkan sebagian besar adalah guru pengabdian, yakni selain menambah guru, mereka juga mahasiswa pada sejumlah Perguruan Tinggi di Ponorogo dan
sekitarnya atau mahasiswa MA’HAD ALI. Sedangkan guru
Sejarah Kebuayaan Islam berjumlah 5 orang. 2. Guru sejarah Kebudayaan Islam TABEL 2 GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Kelas
Mata Pelajaran
Buku
I
Sejarah Kebudayaan Islam
Darussalam Press
40
II
Tarikh Islam
tmCmA=ر اw Lv
III
Tarikh Islam
J{>Wر? ااH
1Experiment
Tarikh Islam
Umar Abdul Jabar
III Experiment
Tarikh Islam
Umar Iskandar Dan Mi’roj Safdaz
IV
Tarikh Islam
J{>Wر? ااH
, Darussalam Pres
3. Struktur Organisasi Pon-Pes Al-IMAN
TABEL 3 STRUKTUR ORGANISASI PON-PES AL IMAN
Struktur Organisasi Pondok Pesantren AL-IMAN
Majlis A’la . Keterangan Garis insytriktur Garis konsultasi
Pimpinan Pondok Pesantren
Yayasan
Pengasuh Santri
OPPI/OPSI Dan Pramuka
Santri/Santri
Ikatan Keluarga PP AL-Iman
Alumnus
Direkur
KMI danTU
Wali Kelas dan Guru Siswa/Siswi
Wali Siswa/Santri
MTs dan MA
41
4. Kurikulum Kurikulum KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Al-IMAN PUTRA merupakan gabungan dari beberapa kurikulum yang dipadukan menjadi satu. I.
Kurikulum KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Gontor.
II. Kurikulum Salafiyah. III. Kurikulum MTs/MA Depag. 5) Data Siswa/santri TABEL 4 DATA SISWA KMI (KULLIYATUL MU’ALIMIN AL-ISLAMIYAH) PON-PES AL-IMAN PUTRA PONOROGO Data Siswa KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Pondok Pesantren Al-Iman Putra Ponorogo. Tahun Pelajaran 2007-2008 Bulan/Kelas
I
II
III
IV
IX
IIIX
V
VI
Jumlah
Juli
12
11
17
16
9
6
22
32
125
Agustus
11
11
17
17
9
6
22
32
125
September
10
11
17
18
9
6
22
32
125
Oktober
10
11
17
18
9
6
22
32
125
November
10
11
17
18
10
8
21
36
128
Desember
10
10
14
18
9
8
21
36
122
Januari
10
10
14
18
9
8
21
36
126
Februari
10
10
14
18
9
8
21
36
126
Maret
10
10
14
18
9
8
21
36
126
April
10
10
14
18
9
8
21
36
126
Mei
10
10
14
18
9
8
21
36
126
Juni
10
10
14
18
9
8
21
36
126
42
-Siswa/Siswi SISWA / siswi Al-Iman putra berjumlah 125 orang pada awal thun ajaran tahun2007-2008. M/1427-1428 jumlah tersbut pada akhir pertengahan tahun berkurang menjadi 122 siswa. Ekonomi, kesehatan, akademis, dan keluarga. Pada awal tahun kedua, jumlah tersebut kembali bertambah menjadi 126 karena adanya pindahan siswa dari sebagian Pondok alumni Gontor dan sekolah lain. Jadi jumlah Santri Al-IMAN pada akhir tahun 2007-2008 adalah 126 siswa. Keadaan tersebut berbanding dengan keadaan guru yang ada yaitu hanya sekitar 47 orang. Namun itu semua tidak mengurangi eksistensi dan kapasitas kemampuan santri dalam menerima pelajaran dan peran aktif guru sebagai pendidik dan pengajar yang di contoh dan ditiru. 6) Kegiatan Yang Di kelola Kuliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah: Kegiatan harian, meliputi: 1. Kegiatan belajar mengajar. 2. Gerakan Tabkir (masuk kelas tepat waktu). 3. Supervisi proses pengajaran. 4. Pengecekan persiapan mengajar (I’dad). 5. Pengawasan disiplin seragam sekolah. 6. Pengontrolan kelas dan asrama santri saat pelajaran berlangsung. 7. Penugasan guru piket. 8. Penyelenggaraan belajar malam (Muwajjah lail) bersama wali kelas, yang berlangsung mulai pukul 20.00 sampai 22.00.
43
Kegiatan Mingguan, Meliputi: 1. Pertemuan Guru Kulliyatul Mua’limin AL-Islamiyah (KMI). Pertemuan guru KMI Al-IMAN PUTRA dilaksanakan setiap ahad malam guna mengevaluasi kegiatan belajar selama satu minggu. Forum ini juga di gunakan
oleh
Pimpinan
pondok
untuk
memberikan
pengarahan
dan
menyampaikan progam pondok untuk menyampaikan progam pondok mendatang 2. Pertemuan seluruh staf Kulliyatul Mualimin Al-Islamiyah (KMI) Pertemuan seluruh staf (Kuliyatul Mua’limin Al-Islamiyah) KMI Al-IMAN PUTRA di laksanakan setiap jum’at malam. 3. Kajian ulang kitab kuning48 Kegiatan Tengah Tahunan meliputi: 1. Ujian semester I meliputi a,ujian safahi, b. Ujian Tahriri (tulis). 2. Ujian semester I meliputi ujian safahi dan ujian tahriri (tulis). 3. Taftisul kutub adalah pengecekan seluruh buku yang dimiliki siswa sampai kelas lima KMI (Kulliyatul Mualimin Al-Islamiyah) meliputi buku paket maupun tulis. Kegiatan Tahunan Meliputi: 1. Penerimaan siswa baru. 2. Kuliyah Umum khutbatul arsy. 3. Progam kelas Enam: 1. Karantina 2. Tarbiyah Amaliyah (Praktek Mengajar), 3. Ujian Nasional Dan Praktek Ebta 5. Imamah dan dakwah Islamiyah, 6. Tadribul Al-Dirosah Al-Islamiyah Fi Kutubi Al-Turots, 7. Rihlah Iqtisodiyah 48
INTAN, Informasi Tahunan Pondok Pesantren AL-IMAN. 2008. 18.
44
(Study Tour) 8. Khutbatul wada’, 9. Yudisium, 10. Pesan Dan Nasehat, 11. Khotaman/Haflatu Takhrij.49
B. Deskripsi Data 1. Implementasi Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Implementasi/penerapan kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas belajar mengajar
yang
dilaksanakan
dalam
upaya
pelaksanaan
progam-progam
pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi Discovery-Inquiri. Dari sini maka kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah persiapanpersiapan yang jelas meliputi metode, tujuan, media yang kemudian nanti di implementasikan dalam bentuk kegiatan selama proses belajar mengajar. a. Persiapan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di AlIMAN PUTRA Ngambakan, Sukorejo, Ponorogo. Sebagai langkah awal Implementasi dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual yang dilaksanakan di AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo kelas 3Experiment dilaksanakan 49
INTAN, Informasi Tahunan Pondok Pesantren AL-IMAN. 2008. 19.
45
dengan menyusun rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum Gontor yakni didesain pembelajaran murni dengan berbahasa Arab dengan cara mencari/memberikan murodifat yang kemudian diterangkan atau dijelaskan dengan berbahasa arab yang biasa disebut dengan I’dad. Adapun persiapan yang dilakukan oleh ust/guru AL-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo adalah sebagai berikut: 1) Memiliki Buku Pribadi Yang digunakan guru Pengajar AL-IMAN Putra dalam mendesain mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa dengan rancangan pembelajaran sebagai berikut: a)
I’dad
Sejarah
Kebudayaan
Islam/Tarikh
Islam
Al-Iman
Putra
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo.
: HAا Senin : =مmAا 4-04-2009 : ?رHAا
: دةHqA :LAا zP>HPA اAوEAراELىI {=xA ا: ==عqAا
: مHAض اQyAا :صHAا :داثQqAا KHPAاQP \ mwEqA ا: mn{Aا HI={ : H{=>Q{ CuAا = ه: =w NآHo : tq : مHxAا tO ىQo :tO C>ا zw ا:HOوQu{ :Lv مHmCA اr كHqAع اHu
اXP>W وHmHK لHqA| اmPA Hnm{ اواE HK H{H{ ا: mvAن اHآNmAHKW اJI QMLr وIAاQ{= وr E?Eo لHo رJA اzP=اr .CvqA اvuA اq¢> وmvA اtO ب¤Pw Q?=زA اCP¦ :n? zاءEMAا
46
.Q?=زA> اH Qr ªAHLqA ا, ءH>ؤQA§ اq¨r =? هA© اv¨{ دوان,En¨A دوان ا,حHPLA دوان ا,وجQxA| دوان اK=A اlA ذاI ªAHLqAاف اEاه م و دوانH{Aل دوان اHqA اJA ,Q®nA دوان ا,E?QPA دوان ا, H>QA دوان ا,m¦QuAا .HMqاج اهQAن دوان اHا¯ وآQآWا >HmuAت واHP
H{ت واH{={EqA§ اn وu رXن واHI : H>QA دوان اCP¦و .vxqA اrH±ت واHPvA اvO vA ا:دودQAو
¨ ا .qMqAاآ اQqA اI ىEMqAْ اH²w :نH{QvA دوان z>\رسEqvAا zI\ فQuqAا : HAا : =مmAا : ?رHAا
:دةHqAا :LAا : ==عqAا :مHAض اQyAا :صHAا
mvAا Q?=زAا ?A© اv¨{ : HMqاه اةQAم اH{A اNAH®qA اJIQ®nA اE?QPA ا H>QA اm¦Q²A اEn¨Aع اHPLAوج اQAدوان ا z>\رسEqvAا
zI\ فQuqAا
Dari desain mata pelajaran dapat di ketahui Sejarah Kebudayaan Islam yang terdiri atas mata pelajaran, kelas, pokok bahasan/maudlu’, waktu, dan tanggal kemudian pada kolom kedua merupakan tujuan umum dan khusus, dan pada kolom ke tiga adalah kata kata sulit dan syarh kemudian terakhir nama musrif dan pengajar.
47
b) Persiapan kegiatan pembelajaran kelas Persiapan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ada di Al-IMAN PUTRA
dilakukan dengan berbagai persiapan diantaranya membuat desain
rencana pembelajaran berupa penyediaan alat-alat pembelajaran serta persiapan penguasaan terhadap materi pembelajaran yang nantinya dapat memungkinkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, guru memiliki buku catatan ringkasan mufrodat dan sarh terhadap mata pelajaran agar seorang guru mudah dalam memberikan penjelasan terhadap murid, media pembelajaran berupa peta, atlas papan tulis, buku maroji’, buku yang dipakai adalah buku Tarikh Al-Islami juz 2 Kuliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah karangan Umar Iskandar Dan Mi’roj Safdaz. Guru adalah sebagai pelaksana progam-progam yang telah ditentukan oleh Pondok atau sekolah dengan berbagai media yang telah dipersiapkan oleh pihak sekolah, metode yang dipakai adalah
direct methode/atau metode langsung,
ceramah dan tahawuriyah. Sedangkan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran tersebut pihak pondok/sekolah mengadakan pertemuan seminggu sekali untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran, setelah akhir belajar mengajar buku siswa dikumpulkan, sebagai bahan pendukung hasil belajar siswa.50 Mengadakan pertemuan guru
KMI (Kuliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah)
dilaksanakan setiap ahad malam guna mengevaluasi kegiatan belajar selama satu minggu.51
50
Lihat transkip wawancara no:08/2.W/F-2,3,4/19-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini
51
Lihat transkip wawancara no:11/2.W/F-1,2 ,4/19-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini
48
b. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual di Pon-Pes AL-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Al-IMAN PUTRA Ponorogo adalah sebagai berikut: Menurut Bapak Sulaiman Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan dengan cara membuat I’dad, I’dad adalah persiapan belajar mengajar, yang disusun oleh guru pengajar yang kemudian di koreksikan kepada musrif/guru senior dan kemudian praktek mengajar.52 Sedangkan menurut Bapak Iman Nur kegiatan
pembelajaran
Hidayat dan Dimas Adham pelaksanaan
menggunakan
satu
bahasa
bahasa
Arab
(Uni
Lingual)53dengan menggunakan kurikulum Gontor bukan salafi.54 Setelah guru selesai merencanakan kegiatan di atas pembelajaran maka selanjutnya adalah melakasanakan perencanaan tersebut. Setelah wawancara persiapan pembelajaran selesai kemudian selanjutnya peneliti observasi kelas untuk melihat jalannya kegiatan pembelajaran berbasis bilingual yang ada di ALIMAN PUTRA Untuk melihat dan mengamati langsung bagaimana jalannya kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut, peneliti datang ke kelas 3 Experiment dan mengamati secara langsung bersama guru pengajar Sejarah Kebudayaan Islam. Kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Al-IMAN PUTRA ini di implementasikan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar yang disusun dan di 52
Lihat transkip wawancara no: 10/2-W/F-1,2 ,4/19-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini
53
Lihat transkip wawancara no: 03/1-W/F/30-III/2009 dalam lampiran skripsi ini
54
Lihat transkip wawancara no: 04/1-W/F/29-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini
49
rencanakan berdasarkan kurikulum Gontor dan Salafiyah. Pada penelitian ini setelah peneliti melakukan wawancara mengenai persiapan kegiatan pembelajaran dikantor KMI(Kulliyatul Mu’alimin AL Islamiyah) selanjutnya peneliti masuk ke kelas dan melihat langsung pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ada di kelas 3 Experiment. Peserta dalam kegiatan pembelajaran ini adalah berjumlah 13 murid/santri putra dan yang tidak hadir/izin sejumlah 2 orang. Bertempat di gedung “Teheran” dengan bangku dan tempat duduk yang cukup untuk 3 anak/santri. Karena guru pengajar sempat sibuk kegiatan pembelajaran dilaksanakan di mulai jam 12.30 (Setengah satu siang) selesei sholat dhuhur berjama’ah kegiatan pembelajaran kelas 3 Experiment dilaksanakan dengan cara menyuruh siswa mengharokati judul materi pelajaran, mencari kosa kata yang sulit, mencatat di buku tulis sedangkan guru pengajar menulis di papan tulis kemudian menerangkan dengan berbagai metode yang ada dengan kata mufrodat Arab yang mudah dipahami oleh siswa, kegiatan pembelajaran di akhiri dengan penutup. Media: Buku cetak, metode yang di gunakan adalah metode ilqoiyah:cerita, Evaluasi: Ulangan harian, tes middle, dan UAS. Dalam kegiatan pembelajaran usaha murid perlu dipantau dan diukur tingkat keberhasilannya di AL-IMAN PUTRA, Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo, dilakukan beberapa kali dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, yakni dengan ulangan harian adapun dari pihak guru sendiri melakukan evaluasi terhadap mata pelajaran melalui pertemuan guru seperti yang telah saya sebutkan dalam awal bab ini. Maksud dan tujuan Evaluasi adalah menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
50
siswa
dimana
evaluasi adalah
suatu
proses yang berlangsung
secara
berkesinambungan. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan ulangan harian kemudian middle dan ujian akhir. Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut dapatlah diketahui bahwa dilihat dari segi persiapan sudah ada dan guru tampak menguasai bahan pelajaran yang ada dan bisa mengguanakan media yang ada seperti buku, papan tulis, memberikan motivasi kepada siswa, sedikit memberi perhatian kepada peserta didik yang kurang konsen terhadap mata pelajaran, bahasa yang di gunakan adalah bahasa Arab dan Indonesia, namun kegiatan pembelajaran agak sedikit molor tapi secara keseluruhan kegiatan pembelajaran tersebut berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan guru pengajar.55 c. Faktor Penghambat Dan Pendukung Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
Berbasis
Bilingual
Di
Pon-Pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Dalam setiap kegiatan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan atau bahkan gagal, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti faktor penghambat dan pendukung kegiatan pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam berbasis bilingual antara lain sebagai berikut: Dalam
pelaksanaan
implementasi
kegiataan
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam/Tarikh Islam yang ada di Al-IMAN Putra Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Faktor pendukungnya antara lain sebagai berikut:1. Sebagian
55
Lihat transkip observasi no: sabtu,18-04-2009 dalam lampiran skripsi ini.
51
pengajar merupakan alumni Pon-Pes Al-IMAN PUTRA sehingga mereka lebih mengetahui bagaimana
situasi dan kondisi Pondok, 2. Kemampuan siswa
berbahasa Arab, 3. Pembiasaan berbahasa Arab akan memudahkan siswa memahami mata pelajaran yang disajikan.56 Semua murid atau santri bertempat di asrama/pondok sehingga kegiatan santri dapat menunjang terhadap penguasaan mata pelajaran khususnya Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa Arab. Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual berbahasa arab adalah siswa yang ngantuk adapun langkah yang diambil guru Sejarah Kebudayaan Islam di Al-IMAN PUTRA adalah dengan menggunakan pendekatan hukuman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar hal ini dimaksudkan agar siswa yang ngantuk dapat memahami mata pelajaran yang disajikan.57 4. Perubahan yang terjadi setelah penerapan/implementasi pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
berbasis
bilingual
di
Pon-Pes
Al-IMAN
PUTRA
Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Dalam bab ini pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini sebagaimana dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain yang pengajarannya menggunakan bahasa Arab maka peneliti Salah satu indikator bahwa kegiatan pembelajaran pembelajaran di katakan berbahasil apabila setelah di laksanakan kegiatan pembelajaran siswa maupun guru pengajar mengalami perubahan dalam diri mereka. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
56 57
Lihat transkip wawancara no: 10/2.W/F-1,2 ,4/19-IV/ 2009dalam lampiran skripsi ini. Lihat transkip wawancara no: 07/2.W/F-2,3,4/14-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini.
52
perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual adalah di paparkan sebagai berikut: Pada awal masuk di AL IMAN Putra siswa di beri waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan Pondok kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan bahasa Arabdan
Indonesia dan
Perubahan/hasil yang terjadi
adalah sebagai berikut: Pengetahuan tentang perjalanan perjuangan nabi beserta sahabat dalam mengajarkan agama Islam bertambah dalam kenyataan yang dilapangan dan ruh dalam membela Islam bertambah wujudnya budaya agama dilingkugan sekitar. Anak-anak lebih termotivasi terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.58 Anak menjadi mudah memahami kegiatan pembelajaran bahasa Arab karena memang sudah terbiasa.59 Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan, dengan kebiasaan berkomunikasi dalam lingkungan berbahasa Arab siswa akan lebih mudah faham terhadap mata pelajaran yang disajikan dan mereka menganggap itu bukan suatu keanehan karena bagi mereka itu sudah merupakan rutinitas yang sudah biasa mereka jalani.
58
Lihat transkip wawancara no: 06/2,4.W/F-2,3,4/14-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini.
59
Lihat Transkip Wawancara No: 10/2.W/F-1,2 ,4/19-IV/2009 dalam lampiran skripsi ini.
53
BAB IV ANALISIS KEGIATAN PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM BERBASIS BILINGUAL DI AL-IMAN PUTRA NGAMBAKAN/BANGUNREJO, SUKOREJO, PONOROGO. A. Persiapan kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Al-IMAN Putra Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Kegiatan pembelajaran
yang ada di Al-IMAN PUTRA Ngambakan,
Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Perbedaan yang mendasar pada rancangan kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dimana kegiatan pembelajaran, direncanakan dan dilaksanakan dalam bentuk bahasa tunggal yakni bahasa Arab Pada kelas II dan kelas III Experiment. Di Al-IMAN PUTRA tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam : Tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam wal hadloroh Secara subtansi Pembelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) di AL IMAN PUTRA untuk kelas dua keatas telah di hapus dan digantikan dengan mata pelajaran Tarikh Islam Wal Hadlarah adapun tujuannya sebagai berikut: a. Siswa mengetahui kemajuan/kemunduran yang menganut Islam dan sebab-sebabnya. b. Siswa mengetahui pahlawan dan tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam menegakkan agama Islam dan agar dapat mencontoh mereka. c. Siswa dapat mengetahui masyarakt Islam yang adil dan makmur yang telah dibina oleh Nabi Muhammad sahabat dan khulafurosidin
53
54
d. Siswa dapat mengambil pelajaran dan teladan dari kemajuan dan kemunduran itu untuk masa depan 1) Persiapan/Perencanaan Pembelajaran Perencanaan Pengajaran (Intructional Design) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu: a) Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah setrategi
teori
pembelajaran
dan
pengajaran
untuk
menjamin
kualitas
pembelajaran. b) Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang setrategi pengajaran dan implementasinya terhadap setrategi tersebut. c) Perencanaan
pengajaran
sebagai sains (science) adalah
mengkreasi
pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun lebih sempit dari materi pembelajaran dengan segala kompleksitasnya; d) Perencanaan pengajaran sebagai realitas adalah ide pengajaran sebagai realitas adalah ide pengajaran di kembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu kewaktu dalam proses yang dikerjakan perencana mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik e) Perencanaan pengajaran sebagai sebuah sistem adalah sebuah susunan dari sebuah sumber-sumber
prosedur-prosedur
untuk
menggerakkan
pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan mengacu pada sistem perencanaan itu; dan f) Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat di kembangkan tingkah laku kongnitif dan
55
teori-teori konstruktif terhadap solusi-solusi pengajaran. Dari sini dapatlah dipahami bahwa kegiatan pembelajaran harus mengacu pada satu kurikulum agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Nasution (2008) kesiapan belajar adalah kondisi-yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa persiapan atau kesediaan ini proses belajar tidak akan terjadi. Bahwa perbedaan perkambangan kesiapan anak di sebabkan oleh perbedaan dalam keterampilan intelektual yang telah di pelajari sebelumnya. Persiapan kegiatan pembelajaran mengacu pada buku panduan mengajar “Tarbiyah Amaliyah” kurikulum Gontor dimana metode yang digunakan agak sedikit berbeda di antaranya adalah metode Direct Methode, Tahawuriyah, Tahririyah, Istimbat. Direct metode adalah metode mengajar dengan cara langsung kegiatan pembelajaran dilakukan dalam suasana interaktif educative antara murid dengan pengajar dalam suasana kelas yang ada. Tahawuriyah/ceramah metode ini adalah cara belajar paling tradisional dan telah lama di jalankan dalam pendidikan cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai tehnik kuliyah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaiakan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lesan. Sedangkan Tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya atau menjawab atas pertanyaan. Istimbat merupakan bentuk kegiatan belajar mengajar dengan cara meringkas terhadap materi pelajaran yang disajikan.
56
Berdasarkan rencana yang peneliti lihat dari RPP guru Sejarah Kebudayaan Islam, belum di tuliskan tujuan Umum dan Khusus (صHAض اQyAوا, مHAض اQyA)ا belum disebutkan atau dengan kata lain guru lebih suka melihat situasi dan kondisi yang ada didalam kelas. Persiapan sebagai langkah awal dalam menentukan proses dan hasil pembelajaran yang berlangsung menitik beratkan pada kemampuan seorang guru atau pendidik dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi menuntut adanya upaya yang sistematis sehingga dapat dipertanggung jawabkan peran guru sebagai seorang yang professional dalam mengemban tugas yang dijalankan. Maka dalam desain pengajaran, agar belajar berhasil dengan baik, maka, harus di penuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. kondisi intern terdiri atas penguasaan konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern mengenai ha-hal dalam situasi belajar yang dapat di kontrol oleh pengajar.Kondisi ektern ini terutama terdiri atas komuniikasi verbal. Selama proses kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang berlangsung di AL-IMAN PUTRA ada beberapa hal tak lepas dari sebuah kenyataan bahwa peserta didik merupakan memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang positif maupun negatife hal ini memerlukan pengawasan dari guru untuk senantiasa membimbing dan mengarahkan. Menghadapi peserta didik yang mengantuk merupakan satu kendala atau hambatan yang dihadapi pengajar guru Sejarah Kebudayaan Islam yang ada di AL-IMAN PUTRA.
57
Jika dilihat dari persoalan ada beberapa kemungkinan mengapa siswa mengantuk didalam kelas 1) karena kelelahan. 2) siswa tidak berminat terhadap materi pelajaran 3) siswa kurang senang dengan guru materi pelajaran, 4) anak malas belajar. Dari upaya yang telah dilakukan oleh guru pengajar Sejarah Kebudayaan Islam di Al-Iman memungkinkan siswa dapat kembali untuk belajar kembali dengan motivasi yang lebih karena ada dorongan dari luar, dan motivasi akan muncul dari dalam diri siswa setelah mendapat teguran atau dari seorang guru. Hal ini membuktikan bahwa persiapan pembelajaran yang ada di AL-IMAN PUTRA dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu juga menunjukkan bahwa persiapan dalam bentuk tertulis menjadi bagian yang harus dilaksanakan bagi seorang guru agama yang idealnya seorang guru harus selalu mempersiapkan segala sesuatunya baik secara mental maupun tertulis. Di lihat dari perencanaan sebagai sebuah teknologi maka guru AL-IMAN PUTRA Sudah menggunakan berbagai media yang ada sebagai pendukung dalam menjelaskan kepada para peserta didik. Meski hanya dalam bentuk peta atau buku/kitab berbahasa Arab. Pembelajaran merupakan aktifitas guru dan peserta didik sebagai proses interaksi
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran,
karena
itu,
rancangan
pembelajaran yang efektif terletak pada dua hal yaitu: (1) Pemilihan stimulus diskriminatif dan penggunaan penguatan. Pemilihan stimulus dalam pembelajaran dikelas meliputi dua hal penting yaitu diskriminatif dan generalisasi stimulus, hal ini merupakan prasarat penting bagi pembelajar untuk memperoleh tingkah laku
58
verbal yang rumit; dan (2) Memberikan penguatan agar belajar lebih efektif. Apabila seorang guru akan mengajarkan bahan pengajaran mengenai setiap pokok bahasan kepada siswa siswanya, maka guru tersebut harus mengadakan persiapan terlebih dahulu. B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual di Pon-Pes AL-IMAN PUTRA, Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Setelah perencanaan persiapan selesei maka selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai maka seorang guru sebagai pendidik/organisatoring maka guru harus mampu mengelola kelas dengan mengggunakan teknik dan langkah tertentu seperti yang tertuang dalam perencanaan pengajaran yang dibuatnya sendiri, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan suasana yang harmonis educatif, meaning full, berkualitas, dan mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudaan Islam di AL IMAN PUTRA adalah bisa 80% bahasa asing dan 20% bahasa ibu. Pada wawancara yang telah dilakukan peneliti
pelaksanaan kegiatan
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di AL-IMAN PUTRA antara lain guru membuat I’dad, guru mengkoreksikan I’dad kepada musrif, Syaikudiwan praktek kegiatan belajar mengajar.
59
C. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Dalam setiap kegiatan banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi
sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan atau bahkan gagal, Setelah peneliti datang kelokasi Pondok Pesantren Al-IMAN adalah mempunyai tempat yang setrategis karena : 1) Faktor pendukung nya antara lain sebagai berikut: a) Sebagian pengajar merupakan alumni Pon-Pes Al-IMAN PUTRA sehingga mereka lebih mengetahui bagaimana situasi dan kondisi Pondok. b) Kemampuan siswa berbahasa Arab. c) Pembiasaan berbahasa Arab akan memudahkan siswa memahami mata pelajaran yang disajikan. 2) Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual berbahasa arab adalah : a) Kondisi siswa yang mengantuk b) Sedikitnya waktu Sebagai langkah tegas guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara menegur siswa, tetapi jika siswa masih terus saja maka siswa diberi hukuman berdiri, sedangkan kurikulum yang banyak tidak bisa dilaksanakan semua sehingga diambil sedikit-sedikit agar bisa berjalan dengan maksimal.
60
D. Perubahan yang terjadi setelah penerapan implementasi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Pon-Pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. Sebuah kegiatan pembelajaran akan dikatakan berhasil jika dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini tujuan yang di harapkan dapat di capai, di antaranya sebagaimana dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain yang pengajarannya menggunakan bahasa Arab. Perubahan atau hasil yang terjadi adalah sebagi berikut Pengetahuan tentang perjalanan perjuangan Nabi Muhammad beserta sahabat dalam mengajarkan agama Islam bertambah dalam kenyataan yang dilapangan dan ruh dalam membela Islam bertambah wujudnya budaya agama di lingkugan sekitar. Anak anak lebih termotivasi terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Anak menjadi mudah memahami kegiatan pembelajaran bahasa Arab karena memang sudah terbiasa.
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Persiapan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan membuat rencana pembelajaran yang meliputi mata pelajaran, maudu’, waktu, kelas, hari, tanggal, kegiatan inti memberi mufrodat/murodif, dan dijelaskan dengan menggunakan bahasa Arab dan di koreksikan 1 minggu sekali kepada guru senior 2. Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam metode yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran adalah, Ceramah, direct metode/metode langsung, tanya jawab, Istimbat Ilqoiah. Evaluasi dan penilaian hasil belajar dilaksanakan dengan ulangan harian, midle test, ujian akhir, serta pada ahir semester buku siswa dikumpulkan sebagai tambahan pertimbangan nilai siswa. 3. Faktor penghambat: siswa yang ngantuk, sedikitnya waktu Faktor pendukung, Kemampuan siswa berbahasa Arab, siswa dan guru pengajar yang bertempat di lingkungan pondok. 4. Adapun perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan pemeblajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah: Pengetahuan tentang perjalanan perjuangan Nabi beserta sahabat dalam mengajarkan agama Islam bertambah dalam kenyataan yang dilapangan ruh dalam membela Islam bertambah wujudnya budaya agama di lingkungan sekitar.
61
62
B. Saran-saran 1. Persiapan kegiatan pembelajaran lebih dimaksimalkan. 2. Penilaian hasil belajar dilakukan sejak awal mata pelajaran. 3. Guru Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam menggunakan metode yang bervariasi dan alat audio-visual yang lebih menarik agar siswa tidak mudah merasa bosan dan dapat mempercepat pemahaman siswa.
63
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Tri Prasetyo, Joko Tri. Setrategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia. 2005. Ahmad, Muhammad Abdul Qodir. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Ahmad, Sutrisno, Al Ma’afi, Hasan Budiman, Zaid, Agus Abdul Hafid Ushuulu Tarbiyah Wa Ta’lim Juz Tsalis Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (Gontor: Darussalam, 2008. Awangga, Suryaputra N. Desain Proposal Penelitian, Panduan tepat & lengkap membuat proposal penelitian, Yokyakarta: Piramid Publisher. 2007. Amin, Moh. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Garoeda. Pasuruan.1992.
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara,1984. Echols, Jhon M. Dan Shadili, Hasan Kamus Inggris Indonesia An EnglishIndonesia Diectory. PT Gramedia, Jakarta.1976. Furhan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, Penerbit, Usaha Nasional, Surabaya Indonesia.1992.
Faisal, Sanapiah. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit : Usaha NasionalSurabaya-Indoesia.1982. Iskandar, Ahmad, Z, Suryana,Taryana. Microsof word 2007. Graha Ilmu. 2008. Iskandar, Umar dan Safdaz, Miroj Tarikh Islam juz 2. Muqorror Lisoffi Al- Robi’, Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah. Darussalam-Gontor-Indonesia. 2002. Intan, Informasi Tahunan Pondok Pesantren Al-Iman, 2008. L. crow&crow, Psikologi Pendidikan, Nur Cahaya. Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.1982. Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Ponorogo Jurusan Syari’ah/Jurusan Tarbiyah/Jurusan Usuludin, Sekolah Tinggi Islam negeri STAIN Ponorogo. 2008. Tim Pembelajaran Computer. STAIN. Ponorogo, Panduan Praktis Pengetikan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan Microsof Word 2003. STAIN Ponorogo.
64
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 2 Untuk Fakultas Tarbiyah komponen PMDK. Bandung: Pustaka Setia. 1997. Muslich, Masnur, Seri Standar nasional pendidikan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman Dan Pengembagan Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, Dan Guru, Jakarta: Bumi Aksara.2008. Ma’had Darussalam, Tarbiyah Amaliyah Fi Tadris, Muqorror Lisoffi Asaadis (Gontor: Darusalam: 2003), 37. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008. Sagala, Syaiful. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung CV. Alfabeta. 2008 Stephen Krashen. 1997. Why Bilingual Education? ERIC Digest http://www.ericdigests.org/1997-3/bilingual. html. WWW.Google. Pembelajaran Anak melalui Pembelajaran Bilingual, 21/12/2008, 02:49, Internet 2009.
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran: 1
Lampiran: 2
Lampiran 2
66
67
Lampiran 3
Foto kegiatan belajar mengajar kelas 3 Experiment Tgl 18-04-2009
Kantor KMI Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah Al-IMAN PUTRA Bangunrejo, Sukorejo, ponorogo.
68
Lampiran 4 Data Hasil wawancara Penelitian ini ada beberapa informan yang peneliti jadikan sebagai informan diantaranya: 1. Ustad Drs.K.Ahmad Zawawi, 2. Ustad Iman Nur Hidayat, 3.Ust Asrofiq, 4. Ust Dimas Adham, 5. Ust Sulaiman. KODE
: 01/1-W/F-1/10-VIII/2009
Nama Informan : Drs.K.Achmad Zawawi Tanggal
: 27-03-2009
Jam
:
Disusun Jam
: 11.00-0.30 WIB
Tempat Wawancara : Kantor KMI ( KulliyatulMu’alimin AL-Islamiyah) Peneliti Informan
Setelah peneliti datang ke pondok pesantren (Bapak Ahmad Zawawi) AL-IMAN PUTRA peneliti datang sowan ke pimpinan Pondok Pesantren untuk meminta izin penelitian di lokasi dan setelah mendapat izin kemudian menemui guru/ustd tersebut berkenalan dan membahas masalah proposal penelitian yang peneliti ajukan, Serta masalah Pondok Pesantren AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo
Refleksi
Topik Wawancara: Proposal Judul Sekripsi
KODE
: 02/1-W/F-1/30-III/2009
Nama Informan : Dimas Adham Tanggal
: 30-03-2009
Jam
:
Disusun Jam
:
Tempat Wawancara : Kantor KMI ( Kulliyatul Mu’alimin Al Islamiyah) Topik Wawancara: Mengantar surat izin penelitian
69
Mengantarkan surat izin penelitan
Peneliti Informan Refleksi
Penelitian III KODE
: 03/1,2-W/F-1/30-III/2009
Nama Informan
: Iman Nur Hidayat,M.A
Taggal
: 27-03-2009
Jam
:
Disusun Jam
: 14,21-
Tempat Wawancara : ٌRumah Bapak Iman Nur Hidayat Topik Wawancara : Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual Di Al Iman Putra Peneliti
Informan
Pada penelitian kali ini bertemu, sowan ke rumah direktur Pondok Pesantren AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo. (Iman Nur Hidayat) Setelah menyerahkan surat izin penelitian peneliti menanyakan beberapa hal tentang pondok, serta sekolah Mts.MA. yang ada di Al-IMAN PUTRA setelah mendapat izin penelitian beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan antara lain: 1. Kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ada di AL-IMAN PUTRA tersebut menggunakan Bahasa Arab semua atau Unilingual yakni kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahasa arab hal ini di Indonesia pada kelas kelas I dan kelas II menggunakan bahasa Arab hal ini dimaksudkan agar anak didik mempunyai kemampuan berbahasa khususnya bahasa arab sedangkan buku pelajaran berupa buku Sejarah Kebudayaan Islam , Kholasoh Nurul Yaqin, Dan Tarikh Islam 2.
Refleksi
Di AL-IMAN semuanya ada
Ada beberapa hal yang terima peneliti disini bahwa perlu di perjelas lagi makna bilingual menurut peneliti.
Penelitian IV ahad 29-04-2009 KODE Nama Informan Tanggal
: 04/1-W/F-1/29 VI/2009 ; 1. Iman Nur Hidayat, 2. Dimas Adham : 29-04-2009
70
Jam : Disusun Jam : 14,08Tempat Wawancara : Kantor KMI( kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Topik Wawancara : Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual di AL-IMAN PUTRA Peneliti Informan
Mengantarkan surat izin penelitan Pada penelitian kali peneliti datang ke lokasi penelitian membahas masalah judul serta proposal yang kami ajukan hasil penelitian tersebut adalah: 1.Bahwa di Al-IMAN PUTRA Ngambakan, Sukorejo, Ponorogo. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilngual tidak berjalan atau dengan kata lain pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ada dilokasi adalah murni menggunakan bahasa arab untuk kelas dua, tiga, empat, lima, enam sedangkan untuk kelas satu menggunakan bahasa Indonesia. 2. Kurikulum yang diikuti adalah menggunakan kurikulum Gontor dan Ma’had bukan salafi. 3. Percakapan yang dilakukan di kantor antara ustad dan santri/murid adalah menggunakan bahasa arab 4. Devinisi bilingual, bi artinya dwi, dwi artinya dua, lingual artinya bahasa bahasa yang di maksud adalah bahasa asing dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Rafleksi
Penelitian V Pada penelitian peneliti ke lokasi pimpinan pondok dan memberitahuan daftar pertanyaan yang pada hari sebelumnya sudah diminta, setelah daftar pertanyaan/transkip wawancara sudah dibaca maka peneliti kemudian menemui guru pengajar Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam adapun hasilnya sebagai berikut: Transkip Wawancara Kode
: 05/1,4.W/F-1/11-IV/2009
Nama Informan
: Dimas Adham
Tanggal
: 11-04-2009
Jam
: 9.45-10.30
71
Disusun Jam
: 14-09-
Tempat Wawancara : Kantor KMI ( Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Topik wawancara
: Persiapan mengajar, pelaksanaan mengajar, penghambat dan pendukung Kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudauyaan Islam berbasis bilingual yang ada di AL- IMAN PUTRA Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo.
Peneliti
Informan
Materi Wawancara 1. Bagaimanakah persiapan yang anda lakukan dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam /tarikh Islam berbahasa arab yang ada di Al-IMAN PUTRA ? Tujuan. metode. media. evaluasi. Metode: direct methode/langsung Media : buku cetak, Peta/Atlas Mencari kosa kata yang sulit lalu memberikan makna yang lebih mudah di pahami murid Kelas: III tsanawiyah, I Aliyah 2. Apakah anda selalu menggunakan bahasa arab dalam setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? ya 3. Apakah anda menyukai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa arab? Mengapa? Di samping karena kurikulum di KMI(Kulliyatul mualimin Al Islamiyah) menggunakan bahasa arab otomatis mayoritas pelajaran berbahasa arab untuk menumbuhkan rasa dalam mata pelajaran mampu secara explisit. 4. Dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam metode apa yang paling sering anda gunakan? Direct metode/langsung Cermah, tahawuriyah/tanya jawab, istimbat 5. Dimana anda tinggal sekarang? Apakah tempat anda mendukung anda dalam kegiatan belajar mengajar anda? Kantor KMI (Kullliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah), guru Al-IMAN PUTRA dulunya santri AL-IMAN yang mempunyai pengalaman 6 tahun di Al-IMAN mempunyai Saikhu Diwan 3. Bagaiamakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam berbahasa arab yang ada di pon-pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo? Mensakel/mengharokati judul materi yang dipelajari untuk kelas II-IV mencari kosa kata yang sulit guru menerangkan dengan metode direct metode 7. Apakah anda selalu menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islamiyah/Tarikh Islam ? Ya, kapur tulis, CD film 8. Apakah anda memberikan kebebasan belajar mengajar di dalam kelas? 9.Untuk memperolah hasil yang optimal dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa Arab apakah anda menggunakan Bahasa Indonesia untuk memberikan kejelasan? Pada kegiatan pembelajaran diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berupa kata/mufrodat dengan bahasa yang mudah di kuasai anak. 10. Sudah berapa lama kegiatan pembelajran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa Arab di laksanakan? Apa dampak/pengaruh yang paling jelas bagi
72
Refleksi
perubahan siswa? Sudah ada semenjak AL-IMAN berdiri yang menggunakan kurikulum Gontor/Cabang Gontor di AL-IMAN PUTRA Ngambakan/Bangun Rejo, Sukorejo, Ponorogo mempunyai hak Veto dalam menggabungkan kurikulum Gontor dengan berbagai kurikulum pembaharuan. -Guru sebagai seorang diberi tugas mendidik bukanlah tanpa persiapan. -Meski tidak dalam bentuk tetulis penggunaan media juga masih di lakukan, yang tentunya akan menambah kesiapan bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran.
Mengetahui,
Nama Mahasiswa
Pimpinan Pondok Pesantren
Drs.K.Ahmad Zawawi
Arif muttaqin
Kode
: 06/2,4.W/F-2/14-IV/2009
Nama Informan
: Dimas Adham
Tanggal
: 14-04-2009
Jam
: 9.45-10.30
Disusun Jam
: 12: 33
Tempat Wawancara : Kantor KMI (Kulliayatul Mu’alimin Al Islamiyah) Topik wawancara
: Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Dan Perubahan yang terjadi terhadap Siswa Santri AL- IMAN PUTRA Materi Wawancara
Peneliti Informan
Reflekasi
Perubahan/hasil yang terjadi adalah sebagai berikut Pengetahuan tentang perjalanan perjuangan nabi beserta sahabat dalam mengajarkan agama Islam bertambah dalam kenyataan yang dilapangan dan ruh dalam membela Islam bertambah wujudnya budaya agama di lingkungan sekitar. Anak anak lebih termotivasi terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dari beberapa pertemuan yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan data yang diperoleh maka mengangap siswa akan termotifasi terhadap materi pelajaran jika sesorang siswa paham terhadap mata pelajan yang di ajarakan dengan berbagai metode dan strategi guru yang dilakukan dalam mensukseskan
73
kegiatan pembelajaran
Kode
: 07/2.W/F-2,3,4/14-IV/2009
Nama Informan
: Dimas Adham
Tanggal
: 14-04-2009
Jam
: 9.45-10.30
Disusun Jam
: 12: 33
Tempat Wawancara : Kantor KMI( Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Topik wawancara
: Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Dan Pengaruhnya Terhadap Siswa Santri AL- IMAN PUTRA Materi Wawancara
Peneliti Informan
Reflekasi
Kegiatan pembelajaran hari ini dilaksanakan dengan cara mensakel serta mencatat beberapa murodifat dan serta kholasoh/ringkasan materi pelajaran dan untuk kegiatan hari sabtu mendatang adalah meneruskan/menjelaskan materi yang sekarang di karenakan hari keterbatasan waktu. Jika siswa ngantuk ditegur dengan teguran tapi jika masih ngantuk disuruh berdiri. Menngenai penilaiannya masih berda di buku-buku siswa atau masih belum di bukukan.(belum ada buku kusus penilaian siswa untuk guru mencatat hasil ulangan/evaluasi belajar siswa), guru Sejarah Kebudayaan Islam memperlihatkan Buku RPP Kegiatan pembelajaran. Rencana pada kali ini adalah mengobservasi langsung ke kelas , tapi karena beberapa halangan penelitian hanya di lakukan di kantor dan menjelaskan beberapa hal terkait penelitian yang sebelumnya.
Kode
: 08/2.W/F-2,3,4/14-IV/2009
Nama Informan
: Dimas Adham
Tanggal
: 15-04-2009
Jam
: 9.45-10.30
Disusun Jam
: 12: 33
Tempat Wawancara : Kantor KMI ( kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) Topik wawancara
: Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Dan Pengaruhnya Terhadap Siswa Santri AL- IMAN PUTRA
74
Materi wawancara Peneliti
Informan
Pada penelitian kali ini membahas masalah masalah nilai/Evaluasi kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, di mana “disini untuk untuk evaluasi hasil belajar siswa, belum di bukukan mas, atau belum ada buku khusus untuk mencatat hasil ulangan siswa, hasil ulangan masih belum tercatat di buku guru, dan nanti setelah akhir belajar mengajar, buku siswa di kumpulkan untuk sebagai bahan pendukung hasil belajar siswa nanti. Dari pernyataan ini Nampak jelas bahwa dalam pelaksanaan penilaian yang di lakukan tidak dilakukan dari sejak awal atau mungkin guru lebih suka jika dalam menilai dilakukan secara keseluruhan tidak pada tiap-tiap kali ulangan.
Refleksi
Kode
: 09/2.W/F-2 ,4/15-IV/2009
Nama Informan
: Dimas Adham
Tanggal
: 15-04-2009
Jam
: 9.45-10.30
Disusun Jam
: 12: 33
Tempat Wawancara : Kantor KMI(Kulliyatul Mu’alimin Al islamiyah) Topik wawancara
: Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Bilingual Dan Pengaruhnya Terhadap Siswa Santri AL- IMAN PUTRA Materi Wawancara
Peneliti Informan
Refleksi
1
Bapak/ibu guru Bagaimana pengertian kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual di di AL-IMAN PUTRA La menurut mas gimana? Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual adalah kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan bahasa arab Bapak direktur menyuruh peneliti mencari buku referensi/literatur tentang pendidikan tentang bilingual/system bilingual, bagaimana saya menjawab kalau mas tidak bisa jelaskan bilingual. Ini merupakan yang ke beberapa kalinya ditanyakan dan selanjutnya mencari tambahan literatur untuk bahan rerensi
No CL
: 01
Koding
: 01/0/f-2/18-IIV/2009
Tanggal Pengamatan
: 18.04-2009
Jam
: 12.30,13,30
75
Disusun jam
: 15-23
Kegiatan yang di observasi
: Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbasis bilingual dikelas 1exeperimen.
Transkip Observasi
Tanggapan Pengamat
Setelah beberapa kali pertemuan untuk lebih jelasnya peneliti melakukan observasi ke kelas langsung melihat bagaimana kegiatan pembelajaran berlansung, adapun kegiatan tersebut sebagaimana berikut: guru mengucapkan salam, apersepsi, pelajaran kali ini merupakan kegiatan pembelajaran lanjutan dari pertemuan 06, tggl 14.04.2009. setelah guru mencatat selanjutnya guru menjelaskan kepada murid dengan berbahasa arab dan sesekali menggunakan bahasa Indonesia, pemerintahan pada masa Abassiyah. Selanjutnya, bentuk pemerintahan, dan bagian-bagian dalam pemerintahan Abassiyah diakhiri dengan salam. Metode yang dipakai adalah Ilqoiyah : Cerita Alokasi Waktu : 40 menit. Setelah observasi selesei selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan wawancara berlangsung peneliti menganggap kegiatan pembelajaran berlangsung sampai Akhir dan pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan bahasa Indonesia-Arab meski memang komunikasi berbahasa Arab lebih dominan.
Kode
: 10/2.W/F-1,2 ,4/19-IV/2009
Nama Informan
: Ust. Sulaiman Jammin
Tanggal
: 15-04-2009
Jam
: 15,24-10.30
Disusun Jam
: 11,45:12,30
Tempat Wawancara : Kantor (Kuliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah)KMI Topik wawancara
Peneliti
Informan
1
: Persiapan, Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudyaan Islam Berbasis Bilingual Dan Pengaruhnya Terhadap Siswa Santri AL- IMAN PUTRA Materi Wawancara Bagaimanakah persiapan yang anda lakukan dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudyaan Islam/Tarikh Islam berbahasa arab yang ada di Al-IMAN PUTRA ? Tujuan, metode, media, devaluasi, adapun nanti guru melakukan dengan berbagai metode tergantung guru masing-masing, dari pihak sekolah yang dipersiapkan adalah peta, buku maroji’, kemudian batasan-batasan pelajaran, kls I, II, III, IV.
76
2
Apakah anda selalu menggunakan bahasa arab dalam setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? Kelas I bahasa Indonesia, kls II, III, IV berbahsa arab.
3
Apakah anda menyukai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa arab? mengapa? bahasa arab merupakan bahsa sariat maka kalau mengaku orang Islam maka mempelajari bahasa arab beneran, yang di pentingkan adalah membudayakan bahasa Arab yang berbahasa Indonesia ndak usah diajarkan, baca sendiri aja. Dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam metode apa yang paling sering anda gunakan?
4
5 6
7
8
9
10
Refleksi
Dimana Bapak/Ibu guru tinggal sekarang? Apakah tempat anda mendukung anda dalam kegiatan belajar mengajar anda? dipondok Bagaiamakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam berbahasa arab yang ada di pon-pes Al-IMAN PUTRA Ngambakan, Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo? Biasa saja, suruh buat I’dad, sudah disiapkan dari pondok. Guru membuat persiapan RPP/I’dad, guru mengoreksi I’dad kepada musrif, praktek kegiatan belajar mengajar. Apakah anda selalu menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam/Tarikh Islam ? Apakah anda memberikan kebebasan belajar mengajar di dalam kelas? dalam mengajar metode boleh berubah tidak monoton dengan metode itu. Untuk memperolah hasil yang optimal dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa Arab apakah anda menggunakan Bahasa Indonesia untuk memberikan kejelasan? Tidak, bahasa arab. Sudah berapa lama kegiatan pembelajran Sejarah Kebudayaan Islam berbahasa Arab di laksanakan? Apa dampak/pengagaruh yang paling jelas bagi perubahan siswa? Sudah ada semenjak AL-IMAN berdiri, bahasa itu alat, karena disini terbiasa menggunakan bahasa arab maka siswa akan mudah menerima bahasa Arab, sejak pondok berdiri, kurikulum tidak boleh berubah-ubah, kurikulum pondok yang paling banyak digunakan, makna gandul di perkenalkan oleh guru Dari hasil wawancara ini peneliti hanya dapat memberikan beberapa komentar sedikit berkaitan tentang masalah yang di utarakan bapak wakil direktur dan terkadang dengan pembiasaan segalanya akan jadi mudah
Keterangan: Kode
: 1/1-W/F-1/10-VIII/2009
01
: kode Nomor transkip
1
: kode informan
W
: kode Wawancara
F-1
: Kode masalah yang berhubungan dngan fokus pertama
77
10-VIII : Kode tanggal/bulan di adakan wawancara 2009
: kode tahun di adakan wawancara
Lampiran 5 INSTRUMEN OBSERVASI KELAS RINTISAN SKM/SSN-TAHUN 2008 1. Nama sekolah
: AL-IMAN PUTRA,Ngambakan/Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo
2. Nama guru
: Dimas adham
3. Mata pelajaran
: J{>Wر? اH
4. Kelas/semester
: III Experiment
5. Hari/tanggal/jam ke
: Sabtu,18-04-2009,
6. Kompetensi dasar
:
7. Jumlah peserta didik
: 13 orang, hadir :11 orang, tidak hadir : 2 orang
no
2
ASPEK YANG DIAMATI
I. PERANGKAT GURU da Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat:
5
1
Catatan
a. Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan tugas mandiri tidak terstruktur
b. Identitas mapel, SK-KD, indikator, tujuanpembelajaran,materi,pembelajaran, alokasi waktu, metodepembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumberbelajar
Ada rancangan penilaian
Ada program remedial dan program pengayaan
Ada buku nilai yang memuat semua hasil belajar (nilai tugas,ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhirsemester) yang telah dilaksanakan
3 4
Ya Tidak
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN 1. Pembelajaran dilaksanakan di ruang/kelas mataya pelajaran(penerapan moving class) 2. Guru memberi apersepsi dan motivasi
Belum di bukukan secara spesifik
Belum ada
tidak
78
1 2 3 4 5
6
7
8 9
10 11 12 13
3. Guru memberitahu kompetensi yang akan dicapai (tujuanpembelajaran) 4. Guru menyiapkan bahan ajar B. KEGIATAN INTI 1. Guru tampak menguasai materi pembelajaran (materi pembelajaran disampaikan dengan jelas)
2. Guru mengelola kelas dengan baik 3. Metode/pendekatan variatif 4. Guru menggunakan alat bantu/media pembelajaran (alatperaga, peta, OHP, kaset & tape recorder, komputer & LCD,CD interaktif, dsb) 5. Guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu mengatasi kesulitan peseta didik 6. Guru menggunakan teknik bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
7. Guru mendorong peserta didik untuk memanfaatkan teknologi informasi (komputer, internet)
8. Peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
9. Pengembangan keterampilan peserta didik: Ya a. Menggali informasi dari berbagai sumber b. Mengolah informasi/data c. Memecahkan masalah/melakukan penelitian d. Berkomunikasi lisan/tertulis (diskusi/pidato/presentasi/mengarang, dsb) e. Mengajukan ide/pertanyaan kreatif/berbobot f. Menghubungkan materi pembelajaran dengan budi pekerti/teknologi/kehidupan sehari-hari/lingkungan. g. Mengambil keputusan/menarik kesimpulan 10. Peserta didik tampak ceria dan antusias dalam belajar 11. Ada penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi (ketercapaian tujuan pembelajaran) 12. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP 13. Pembelajaran diselesaikan tepat waktu C. PENUTUP 1. Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil Pembelajaran 2. Pemberian tugas untuk pertemuan berikutnya Guru yang diobservasi µ2008-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 3
Papan tulis
Tidak
CATATAN
Petugas/Observer
79
PANDUAN KEGIATAN PASCA OBSERVASI KELAS 1. Dilaksanakan setelah observasi kelas 2. Tanyakan dulu bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan tadi! 3. Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan), beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya! 4. Diskusikan secara terbuka hasil observasi. Berikan penguatan terhadap penampilan guru, hindari kesan “menyalahkan”. Usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya! 5. Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya! 6. Tanyakan pelaksanaan peserta didik pindah kelas (moving class) di sekolah ini!
no 1
PANDUAN WAWANCARA PASCA OBSERVASI KELAS RAMBU-RAMBU PERTANYAAN
CATATAN PENGAMAT
a. Siapakah yang membuat silabus yang Saudara gunakan?
Guru pengajar
b. Apakah kesulitan yang Saudara rasakan dalam mengembangkan silabus?
tidak
c. Bagaimana alternatif untuk mengatasi kesulitan itu? 2. a. Siapakah yang membuat RPP yang Saudara gunakan? b. Apakah kesulitan yang Saudara hadapi dalam menyusun RPP? c. Bagaimana alternatif untuk mengatasi kesulitan tersebut? 3
3. a. Bagaimana kesan Saudara setelah menyajikan pembelajaran ini? b. Apakah sudah sesuai dengan yang Saudara rencanakan?
Senang,efektif untuk metode ilqoiyah:cerita
80
4
5
6
4. Coba Saudara ceritakan hal-hal yang Saudara rasa telah memuaskan dan hal-hal yang kurang memuaskan dalam pembelajaran tadi!
Keadaan yang kurang memungkinkan
a. Bagaimana perkiraan Saudara mengenai ketercapaian kompetensi peserta didik?
ya
b. Apa yang menjadi kesulitan peserta didik? c. Bagaimana alternatif untuk mengatasi kesulitan tersebut? 6. Marilah kita identifikasi hal-hal yang telah mantap dan halhal yang perlu peningkatan berdasarkan kegiatan yang baru saja Saudara lakukan dan pengamatan yang saya lakukan! (Tunjukkan instrumen hasil observas kelas) Respon peserta terhadap hasil observasi:
7
8
7. a. Apakah Saudara menentukan kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur untuk semua KD dalam satu tahun pelajaran? (Petugas dapat minta copynya) b. Bagaimana Saudara mengatur waktu untuk tatap muka dan pemberian tugas pada mata pelajaran yang Saudara ampu? µ2008-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 4 8. a. Apakah Saudara melakukan analisis hasil ulangan harian? b. Kalau tidak, mengapa demikian? Kalau ya, apakah tindaklanjut yang Saudara lakukan berdasarkan hasil analisis tadi? c. Bagaimana Saudara melaksanakan program remedial dan program pengayaan? 9. a. Apakah Saudara melakukan analisis butir soal? b. Kalau tidak, mengapa demikian? Kalau ya, apa tindak lanjut yang Saudara lakukan berdasarkan hasil analisis tersebut? 10. Bagaimana Saudara mengolah nilai tugas dan nilai-nilai ulangan untuk menentukan nilai rapor? (Petugas dapat minta copynya) 11. Bagaimana penggunaan ruang-ruang mata pelajaran di sekolah ini? (Petugas dapat minta jadwal pelajaran dan pengaturan moving class)
Diberikan lagi dengan pemahaman dan dengan soal yang sama
81
12. a. Apakah menurut Saudara pelaksanaan peserta didik pindah ruang (moving class) di sekolah ini sudah terlaksana dengan baik? b. Kalau tidak/belum, bagaimana saran Saudara agar moving class terlaksana dengan baik?
1 2
CATATAN : 1. Rambu-rambu pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petugas/observer. 2. Jika memungkinkan petugas minta copy: a. Jadwal pelajaran dan pengaturan moving class, b. Perencanaan kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan tugas mandiri tidak terstrukturuntuk semua KD yang dibuat oleh guru yang bersangkutan, c. Contoh pengolahan nilai rapor dari tugas-tugas dan berbagai ulangan.
82
RIWAYAT HIDUP Arif Muttaqin lahir di ponorogo 06-02-1985, putra dari Bapak Shobari dan Munjiati. Pendidikan SD di tamatkan di SDN Gegeran 01, Sukorejo, Ponorogo. Tahun1997. Pendidikan berikutnya di jalani di MTs di tamatkan pada tahun 2000 dan MA pada tahun 2003, pada tahun yang sama menekuni ilmu pendidikan Islam di Pon-pes “NIDO BESARI”, Mambil, Gandu, Mlarak, Ponorogo. Pada tahun 2003 ia melanjutkan pendidikan ke UIIS yang sekarang UIN Malang, dengan mengambil Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam sampai semester 9, januari 2008, pada tahun yang sama menekuni ilmu pendidikan Islam MSAA (Ma’had Sunan Ampel Al-Ali ) kemudian ngotrak di Merjosari, Malang. selama kurang lebih 1 tahun dan di Pondok Pesantren “Sabilurrosyad” Gasek, Karang Besuki, Sukun Malang. Kemudian pindah ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Progam Studi Pendidikan Agama Islam.
(STAIN) Ponorogo. Jurusan Tarbiyah
83
84