BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pembiayaan dalam bank syariah mempunyai karakteristik yang spesifik dibandingkan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya business wise, sedangkan pada bank syariah penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan pada business wise, juga harus mempertimbangkan syariah wise. Artinya, bisnis tersebut layak dibiayai dari segi usahanya, dan acceptable dari segi syariahnya. Pada sistem pembiayaan bank syariah ada suatu hal yang sangat penting yang membedakan antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvensional yaitu adanya unsur kepercayaan yang sangat tinggi dalam sistem pembiayaan bank syariah. Apalagi dalam sistem pembiayaan bank syariah merupakan usaha paling utama, karena pendapatan terbesar dari usaha bank berasal dari pendapatan kegiatan usaha pembiayaan dalam bentuk modal yaitu berupa bagi hasil. Ada beberapa dampak yang timbul dari pembiayaan melalui pola mudharabah, musyarakah dan murabahah. Pertama, akan mengairahkan sektor rill, investasi akan meningkat yang disertai dengan pembukaan lapangan pekerjaan yang baru. Akibatnya tingkat pengangguran akan dapat dikurangi dan pendapatan masyarakat akan bertambah. Struktur pembiayaan menunjukkan berapa besar komposisi dari pembiayaan, antara yang berasal dari pola jual beli dengan keuntungan tetap dengan pola bagi hasil 1
yang keuntungannya berfluktuasi. Struktur pembiayaan ini akan mempengaruhi keuntungan yang diterima sehingga kinerja keuangan bank juga akan dipengaruhi oleh struktur pembiayaannya. PSAK No 102 yang lebih spesifik mengatur mengenai Murabahah. PSAK No. 102 mulai berlaku efektif 1 Januari 2008. PSAK No. 102 ini disusun berdasarkan pada Pernyataan Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Bank Indonesia. Yang diperlukan bagi perkembangan industri perbankan syariah terkait SAK murabahah adalah komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan industri. Hal tersebut adalah dengan segera menetapkan pembiayaan murabahah tidak sebagai transaksi jual beli, tapi sebagai transaksi intermediasi perbankan (republika.co.id, 2007). Murabahah merupakan pembiayaan yang memposisikan nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual. Murabahah berarti penjualan barang dengan harga barang tersebut ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Misalnya seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu, besarnya keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal tertentu atau dalam bentuk prosentase di harga pembelian. Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan analisis laporan keuangan. Dimana analisis laporan keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Analisis rasio memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk 2
mengevaluasi kondisi keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan akan menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu perusahaan. Faktor lainnya yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan deviden adalah laverage. Brigham dan Houston (2001), berpendapat bahwa kontrak hutang biasanya membatasi pembagian deviden dari laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Hal ini menurut Bambang Riyanto (2001) terjadi karena jika perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutang akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk dan mengurangi bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai deviden (menetapkan DPR yang rendah). Indikator laverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Kebijakan leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi kebijakan dividen dengan hubungan negatif. Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Hasil penelitian Minarti (1994) menemukan bahwa secara simultan keseluruhan variabel informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan, namun secara parsial rasio-rasio solvabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusam perbankan. Wijayanti (2007) yang menemukan pembiayaan secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat laba. Pembiayaan yang berpengaruh paling signifikan adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. 3
Dwi fani (2011) menunjukkan bahwa secara parsial variabel mudharabah, musyarakah, murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan variabel pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Ketidak konsistenan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebagaimana diuraikan di atas, yang menjadi alasan untuk melakukan penelitian lanjutan. Permasalahan dalam penelitian kali ini mengenai “PENGARUH PEMBIAYAAN DAN MURABAHAH TERHADAP DEBT TO EQUITY RATIO (DER) PADA BANK SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA”.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah pembiayaan dan murabahah berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada Bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan dan murabahah terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada Bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, perusahaan, dan pihak lain, adapun kegunaannya adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penulisan ini merupakan bagian dari proses belajar, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang akuntansi syariah. 2. Bagi Perbankan Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran mengenai Debt to Equity Ratio (DER). Faktor – faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam memberi pinjaman dari modal sendiri dan memenuhi semua kewajiban. 3. Bagi Masyarakat 5
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
6