1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dari pasar modal adalah menyediakan wahana atau tempat yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. kemudian setelah terjadi kesepakatan, dana tersebut akan diinvestasikan kepada pihak yang membutuhkan dana, sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal, karena pasar modal dapat membuka peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya. Pasar modal menurut Alwi (2003) didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Seperti yang kita ketahui bahwa instrumen modal merupakan suatu bagian yang penting dari sebuah perusahaan. Kashmir (2008:250) mendeskripsikan modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia memiliki karakteristik tersendiri dalam perekonomiannya, di latar belakangi oleh ketidakstabilan ekonomi dan juga di karenakan sistem pasar bebas yang semakin menghimpit negara-negara berpenghasilan rendah, menjadikan semakin tingginya minat masyarakat terhadap sistem ekonomi islam yang mampu memberikan jalan keluar dan bentuk ekonomi yang saling berpegang teguh pada muamalah dan kemaslahatan ummat. Hal ini merupakan tantangan besar untuk pemerintah, maka dari itu pemerintah melalui berbagai lembaga agama dan lembaga keuangan berusaha untuk menghadirkan komponen keuangan syariah di Indonesia. Dewan Syariah Nasional (DSN) berusaha untuk mendukung langkah pemerintah untuk menciptakan sistem pasar modal syariah di Indonesia, melalui salah satu fatwa 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal & Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari'ah di Bidang Pasar Modal. Dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai badan yang memiliki kewenangan melaksanakan kegiatan pasar modal di Indonesia bersama dengan PT. Dana Reksa Investment Management telah berusaha untuk mengembangkan pasar modal syariah di indonesia sejak tanggal 3 Juli 2000, dengan diperkuat fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN), Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 14 Maret 2003 di Jakarta. Indeks ini dibangun dengan tujuan agar menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index (JII) dapat menjadi alternatif untuk para investor yang ingin melakukan investasi secara halal dan terbebas dari halhal yang merupakan bentuk pelanggaran dalam agama Islam, seperti sistem keuangan
ribawi
serta
perdagangan
yang
mengandung
gharar
(ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Hal ini bisa dicapai melalui seleksi ketat yang dilakukan Jakarta Islamic Index (JII). Disamping itu Jakarta Islamic Index (JII) menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal (Sidarta, 2009). Gambar 1.1
Benchmark Perkembangan Saham JII dan Reksadana Syariah
Sumber: www.bareksa.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Berdasarkan grafik pada Gambar 1.1 diatas, dapat dilihat kenaikan yang signifikan setiap tahun pada saham Jakarta Islamic Index (JII). Bahkan dari perhitungan PT.BEI sampai bulan November tahun 2015 kemarin, Saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) terus menunjukkan tren kenaikan yang cukup konsisten. Instrumen keuangan yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal adalah ekuitas (saham). Ini dikarenakan mudahnya akses dan transaksi dalam pembelian dan penjualannya, akan tetapi ekuitas (saham) tidak terlepas dari resiko yang tinggi, resiko ini hadir tidak hanya karena ketidakpastian ekonomi suatu negara tapi juga dipengaruhi oleh jenis usaha, tata cara, dan tujuan akhir dari perusahaan dimana sahamnya diperdagangkan. Perusahaan berskala besar yang telah mencapai keadaan yang memungkinkan untuk melakukan ekspansi, maka akan melakukan penghimpunan dana melalui penjualan saham di pasar modal. Sebuah perusahaan memiliki tujuan jangka pendek untuk memaksimalkan laba yang diperoleh, sedangkan tujuan untuk jangka panjang perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pada pasar modal, nilai perusahaan ini dapat dilihat dari harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Harga saham perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama pada faktor pandangan masyarakat mengenai keadaan keuangan dan kemampuan perusahaan meraih laba yang baik. Sejauh ini kondisi yang baik pada sebuah perusahaan akan menjadi positif sesuai persepsi para investor di pasar modal, hal ini dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
meningkatkan harga saham dikarenakan akan meningkatnya permintaan terhadap saham tersebut di pasar modal di mana perusahaan tersebut terdaftar. Tapi tentu saja tidak mudah untuk sebuah perusahaan menarik minat investor agar menanamkan modalnya di perusahaan, setiap investor memiliki persyaratan dan kriteria tertentu dalam memutuskan investasi. Hal yang paling menjadi ukuran utama adalah permintaan dan penawaran terhadap saham yang diperdagangkan, ini sangat berhubungan dengan laporan keuangan yang diterbitkan sebuah perusahaan. Terdapat beberapa rasio keuangan yang sering digunakan oleh pelaku pasar modal, diantaranya adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity, Return on Investment, Earning per Share, dll. Kemudian rasio solvabilitas yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Debt to Asset, Long Term Debt to Networth, dan pada pasar modal juga biasa digunakan rasio nilai pasar yang terdiri dari Price Earning Ratio, Price to Book Value, dll. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham antara lain Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) Dan Debt to Equity Ratio (DER). Ketiga rasio ini digunakan bagi investor yang membutuhkan informasi jangka pendek (Samsul,2006). Return on Assets (ROA) Merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, Return on Assets sering dijadikan acuan dalam analisis. Dikarenakan mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lalu untuk kemudian diproyeksikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
pada masa yang akan datang. Menurut Hanafi (2008) Return on Assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya yang menandai aset tersebut. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya (Ang,1997). Rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak terbayarkan suatu hutang (Suharli,2005). Untuk melakukan analisis yang lebih baik terhadap return saham, maka digunakan pula rasio Price to Book Value (PBV). Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan,2006:76). Sebelum memutuskan investasi pada saham, seorang investor juga mengharapkan perolehan dividen, dan return saham yang menguntungkan. Return saham merupakan selisih dari kenaikan (capital gain) atau selisih dari penurunan (capital loss). Menurut Jogiyanto (2007) capital gain dan capital loss diperoleh dari selisih harga saham sekarang dengan harga periode sebelumnya. Hal ini juga menjadikan suatu emiten sangat menarik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dalam jangka waktu yang panjang. Gambar 1.2
Grafik Perkembangan Rasio Keuangan Jakarta Islamic Index Periode 2012-2014
Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwa saham yang terdapat di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2014 mengalami pertumbuhan dan kenaikan yang signifikan, selain itu tingkat fluktuasinya juga beragam. Ini menyebabkan investor banyak yang tertarik untuk berinvestasi pada Jakarta Islamic Index (JII) dengan harapan mendapatkan return saham dan mengurangi resiko terhadap menurunnya harga saham kedepannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Harapan return yang tinggi ini tidak hanya terdapat pada pasar modal konvensional, tapi juga di pasar modal syariah, dikarenakan persyaratan yang diatur ketat dan kepercayaan yang lebih tinggi kepada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Disamping itu dengan melihat tingkat return saham, investor dapat menilai kinerja perusahaan pada periode tertentu Dalam melakukan prediksi terhadap tingkat return saham, seorang investor akan menggunakan laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Investor biasanya menggunakan berbagai metode analisis, yang diantaranya adalah analisis fundamental, analisis ini dilakukan dengan melihat rasiorasio keuangan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Seperti kita ketahui dari paparan diatas bahwa pertimbangan dari investor untuk melakukan investasi di pasar modal salah satunya adalah besaran return saham yang akan diterima nantinya, dan melihat dari kesenjangan penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), dan Price To Book Value (PBV) terhadap Return Saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (Periode 2012-2014).”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
B. Rumusan Masalah Penelitian Seperti yang telah kita ketahui bahwa sampai sejauh ini terus terjadi perkembangan dan tren kenaikan pada saham Jakarta Islamic Index (JII) sesuai dengan Gambar 1.2 Maka peneliti memiliki pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 2012-2014? 2. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 2012-2014? 3. Apakah Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 2012-2014? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan permasalah yang telah di identifikasi sebelumnya, yaitu sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 2012-2014. b. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 20122014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
c. Untuk mengetahui pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index (JII) di BEI tahun 20122014. 2. Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitin ini, peneliti berharap dengan penelitian ini maka dapat memberikan manfaat dan kontribusi kepada berbagai pihak, antara lain: 1. Kontribusi akademik: Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti lebih lanjut dalam masalah yang sama atau sejenis di masa mendatang. 2. Kontribusi praktik: Sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam memperbaiki kinerja dan meningkatkan return saham pada perusahaannya dan sebagai bahan pertimbangan untuk calon investor di Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/