BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebugaran dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjalani kegiatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki cadangan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Latihan kebugaran jasmani bisa dijalani dengan olahraga yang teratur sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan prosedur pelaksanaannya. Tujuan berolahraga dapat dibagi atas kebutuhannya yaitu : rekreasi, pendidikan, kesehatan, kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011). Dewasa ini, olahraga semakin diminati oleh masyarakat baik cabang olahraga individual maupun olahraga beregu. Salah satu olahraga yang menjadi kegemaran masyarakat adalah sepak bola. Permainan sepak bola saat ini merupakan permainan yang atraktif dan menarik untuk ditonton. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepak bola
1
2
adalah olahraga paling populer dimainkan saat ini. Survei ini menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang memainkan olahraga sepak bola di lebih dari 200 negara di hampir setiap bagian dari dunia (Nonalisa, 2013). Sepak bola adalah cabang olaharaga yang dilakukan beregu dengan penguasaan teknik-teknik dasar secara individu sangat diperlukan. Permainan ini masuk dalam aktivitas olahraga karena bentuk aktivitas fisik yang terstruktur, terencana dan berkesinambungan dengan tujuan untuk kebugaran tubuh yang lebih baik (Faruq, 2008). Sepak bola berkembang di semua tingkat usia dan semua lapisan masyarakat. Dari usia muda hingga dewasa, dari kalangan atas hingga masyarakat biasa karena sepak bola merupakan olahraga yang dapat dikategorikan murah. Pesatnya perkembangan olahraga ini ditandai dengan banyaknya kemunculan tim-tim sepak bola di sekolah-sekolah, instansi pemerintah/swasta, dan universitas. Bahkan di Bali banyaknya berkembang sekolah-sekolah sepak bola yang sangat diminati oleh masyarakat. Sekolah sepak bola ini terdiri dari berbagai tingkat usia dan berbagai lapisan masyarakat. Sekolah sepak bola ini rutin melakukan latihan dan mengikuti kompetisi-kompetisi. Kebugaran fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan prestasi pemain sepak bola. Kesegaran jasmani atau kebugaran fisik terdiri atas 10 komponen. Komponen tersebut sebagian besar merupakan komponen biomotorik yang merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas fisik dari tubuh manusia ditambah dengan komponen komposisi tubuh yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas kerja maupun olahraga (Nala, 2011). Kesepuluh komponen tersebut adalah : daya tahan kardiovaskular (cardiovascular
3
endurance), daya tahan otot (muscular endurance), kekuatan otot (muscle strength) kelentukan (flexibility), daya ledak (muscular power), kecepatan gerak (speed movement), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), kecepatan reaksi (reaction time), koordinasi (coordination) (Depkes RI, 1994). Kelincahan (agility) merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan kemampuan pemain sepak bola. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat, tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap posisi tubuh (Nala, 2011). Gerakan kelincahan berkelit ini tampak nyata pada gerakan tipuan bagian tubuh pemain sepak bola berlari cepat meliuk-liuk sambil menggiring bola melewati pemain lawan untuk menuju ke gawang musuh. Untuk mengetahui tingkat kelincahan seseorang dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan shuttle run test. Pengukuran ini dilakukan dengan lari cepat bolak balik sejauh 10 meter sebanyak 5 kali, dan dicatat waktu tempuhnya ke tempat semula dalam detik (Nala, 2011). Pelatihan diperlukan untuk meningkatkan performa atlet serta mendapatkan hasil yang maksimal dalam olahraga sepak bola. Latihan adalah suatu usaha untuk memperbaiki sistem organ atau alat tubuh dan fungsinya. Latihan merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual (Nala, 2011). Latihan bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan optimal. Untuk
4
dapat mewujudkan hal tersebut harus adanya kerjasama dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah fisioterapi. Seorang fisioterapi mampu memberikan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, latihan, modalitas elektroterapeutik, serta komunikasi (Kepmenkes, 2007). Peran seorang fisioterapis tidak hanya dalam hal kuratif saja tetapi seorang fisioterapis juga berperan dalam upaya meningkatkan prestasi dari seorang atlet. Upaya untuk meningkatkan prestasi dari seorang atlet tersebut akan dilakukan bersama-sama dengan pelatih maupun disiplin ilmu lain yang terkait dalam peningkatan prestasi seorang atlet. Fisioterapi berperan dalam upaya peningkatan prestasi atlet dengan cara mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional sesuai hasil analisis kebutuhan jenis olahraga sehingga tercapai prestasi yang maksimal (Arga, 2008). Dalam hal ini, latihan yang dapat meningkatkan komponen kelincahan antara lain : zig-zag run (lari belak-belok), lari bolak-balik, obstacle run, squart thrust, dot drill (hexagon drill), dan down the line drill (Nala, 2011). Masing-masing latihan mempunyai karakter dan teknik yang berbeda. Dimana dalam pelaksanaannya peneliti akan menerapkan latihan hexagon drill dan zig-zag run. Peneliti tertarik mengangkat tipe latihan ini karena tipe latihan ini secara aplikatif tergolong mudah diterapkan di dunia sepak bola. Selain itu, latihan ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan komponen biomotorik
5
kecepatan dan daya ledak otot tungkai yang sangat diperlukan dalam meningkatkan performa pemain sepak bola. Dalam pelaksanaannya, peneliti akan membedakan efektivitas dari latihan hexagon drill dan zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola. Penelitian kelincahan ini akan dilaksanakan di Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Prestasi yang belum maksimal merupakan salah satu alasan mengapa penelitian ini diadakan di Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Setelah beberapa kali mengamati kegiatan pelatihan di Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar ternyata pelatihan yang dilakukan masih bersifat umum. Belum adanya pelatihan secara khusus mengenai kelincahan yang pedoman pelatihannya sesuai dengan prinsip pelatihan. Selain itu, sekolah sepak bola ini sudah memiliki jadwal latihan yang teratur sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan dengan jadwal penelitian. Menurut Hardiyanti (2013) dalam jurnal yang berjudul Efektifitas Latihan Hexagon Drill dan Zig-Zag Run Terhadap Kelincahan menunjukkan hasil “bahwa latihan hexagon drill dan zig-zag run berpengaruh pada peningkatan kelincahan atlet bulutangkis putri usia 10-12 tahun di PB. PWS dan PB. Pancing Sleman dimana latihan hexagon drill kurang efektif dibanding latihan zig-zag run dalam meningkatkan kelincahan atlet bulutangkis”. Selain itu, penelitian oleh Handoko Putra (2012) dalam jurnal yang berjudul Upaya Meningkatan Kelincahan Melalui Variasi Latihan Pada Atlet Bulutangkis Putra Indocafe menunjukkan hasil bahwa “Penelitian ini menyimpulkan bahwa variasi latihan dapat memberikan
6
peningkatan yang sangat besar dan signifikan terhadap kelincahan pada atlet bulutangkis putra Indocafe tahun 2012” Kedua penelitian tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengangkat latihan hexagon drill dan zig-zag run dalam pemain sepak bola. Selain itu belum banyaknya dilakukan penelitian terhadap latihan ini juga menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang latihan hexagon drill dan zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola. Berdasarkan fakta-fakta di atas, peneliti akhirnya berkeinginan bisa memberikan prestasi yang menggembirakan, membuka wawasan, meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya seorang fisoterapis dalam bidang olahraga dan pada akhirnya peneliti mengangkat judul “Perbedaan Efektivitas Latihan Hexagon Drill dan Zig-Zag Run Terhadap Peningkatan Kelincahan Pada Pemain Sepak Bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar” sekaligus memberikan suatu kontribusi bermakna melalui ilmu fisioterapi terhadap peningkatan performa pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar untuk lebih mengangkat prestasi tim ini bagi dunia sepak bola. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah latihan hexagon drill dapat meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar ? 2. Apakah latihan zig-zag run dapat meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar ?
7
3. Apakah ada perbedaan antara latihan hexagon drill dengan latihan zig-zag run dalam meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum tentang olahraga sepak bola, kelincahan, latihan hexagon drill dan latihan zig-zag run. 2. Tujuan Khusus a. Untuk membuktikan efektivitas latihan hexagon drill terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. b. Untuk membuktikan
efektivitas latihan zig-zag run terhadap
peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. c. Untuk membuktikan perbedaan efektivitas antara latihan hexagon drill dan latihan zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah a. Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh latihan hexagon drill dan latihan zigzag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola.
8
b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca (mahasiswa) dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat khususnya fisioterapis olahraga, pelatih sepak bola dan pemain sepak bola tentang pengaruh latihan hexagon drill dan latihan zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan.