BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk
memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional, di samping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak memberikan menciptakan
sumbangan
terhadap
bidang-bidang
lainnya.
Diantaranya
dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Bali merupakan pulau yang memiliki keunikan dan potensi pariwisata yang sangat besar. Bali dikembangkan sebagai sebuah destinasi pariwisata yang berbasiskan pada budaya serta ditunjang oleh keindahan alam yang sangat menarik. Penataan, pengelolaan dan pengembangan potensi pariwisata umumnya terdapat pada sumber daya alam (natural resources) yang bervariasi serta sumber daya budaya (culture resources) yang beraneka ragam baik bentuk maupun karakter dari objek itu sendiri. Pengembangan pariwisata Bali bertumpu pada tiga unsur. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people), alam (nature), dan budaya (cultural) (Yoeti, 1999). Bali yang dikelilingi oleh pantai yang indah dan panorama bawah laut yang menawan memiliki banyak potensi alam khususnya dalam bidang bahari yang menarik untuk diekplorasi. Salah satu daerah di Bali yang berpotensi untuk 1
dikembangkan menjadi pariwisata bahari yaitu kawasan pesisir Desa Serangan. Desa Serangan yang secara geografis berada dalam sebuah pulau kecil yang sangat dekat jaraknya dengan daratan Pulau Bali merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Propinsi Bali. Desa Serangan memiliki luas asli 111 ha yang terdiri dari 6,465 ha lahan permukiman, 85 ha tegalan
dan 19 ha rawa atau hutan (Profil Keluraharan Serangan, 2014).
Sebagaian besar penduduk Desa Serangan berprofesi sebagai nelayan pesisir dan dibesarkan dalam kultur nelayan. Kekayaan hayati kawasan pesisir Desa Serangan membawa banyak manfaat bagi masyarakat dalam berbagai sektor terutama dari sektor pariwisata bahari, perikanan dan perlindungan pantai. Sebagian besar penduduk Serangan memiliki identitas sebagai orang pesisir yang dibesarkan dalam kultur nelayan. Terumbu karang yang cantik, habitat penangkaran penyu, keindahan mangove menjadi atraksi favorit bagi pariwisata bahari di Desa Serangan. Namun sayangnya sejak reklamasi yang dilakukan oleh PT. BTID (Bali Turtle Island Development) pada tahun 1995-1998 yang memiliki rencana proyek untuk membangun lapangan golf, resort, lagoon untuk rekreasi air, yacth club, beach club house, villa, marina/ferry, fasilitas penunjang pariwisata lainnya serta jembatan penyeberangan dari daratan Pulau Bali ke Pulau Serangan. Untuk mendorong simpati dari masyarakat Bali dan Serangan, pihak BTID berencana membangun pusat penelitian penyu dan bakau serta perbaikan fasilitas pemukiman masyarakat seperti sarana air, listrik, wc umum dan lain sebagainya. Keseluruhan proyek dari BTID tersebut memanfaatkan lahan Pulau Serangan sekitar 111 Ha yang sebenarnya seluruh wilayah pulau asli, ditambah 2
melakukan pengerukan dan penimbunan (reklamasi) pantai, sehingga luas lahan keseluruhan yang akan dikembangkan mencapai kurang lebih 481 Ha atau hampir 4 kali lipat luasan pulau asli. Proyek yang telah mencapai 50% dari rencana pengerukan dan reklamasi ini terpaksa dihentikan karena kondisi politik dan kesulitan dana akibat krisis moneter pada tahun 1998. (Juwitasari, 2013). Reklamasi yang dilakukan oleh PT.BTID menimbulkan kerusakan pada flora dan fauna di Desa Serangan, dampak
lain yatu secara tidak langsung
merusak ekosistem terumbu karang yang berakibat hilangnya mata pencaharian penambang karang serta minimnya ekosistem ikan hias dan ikan konsumsi Menyadari akan indahnya Serangan sebelum adanya reklamasi, muncul kepedulian dari masyarakat Desa Serangan yang kemudian menamai diri mereka Kelompok Nelayan Karya Segara yang secara efektif telah memulihkan kehidupan laut Desa Serangan menjadi lebih baik secara tertahap. Pengembangan wisata bahari di Desa Serangan dilakukan karena Desa Serangan memiliki potensi wisata bahari yang unik dan menarik, yaitu antara lain: adopsi terumbu karang, hutan mangrove yang masih dijaga, perikanan yang beranekaragam, budidaya rumput laut serta habitat penyu untuk bertelur, selain itu akses yang ditawarkan dekat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan jembatan yang menghubungkan pulau ini dengan jalanjalan di Bay Pass Ngurah Rai. Terlebih daerah ini didukung dengan kondisi lingkungan, sumber daya alam dan sosial budaya setempat. Alasan penting pengembangan pariwisata bahari ini agar masyarakat dapat berperan aktif untuk lebih dapat mengembangkan sumber daya bahari yang dimiliki oleh Desa
3
Serangan. Hal ini menjadi pertimbangan sebagai pendorong pengembangan pariwisata bahari di Desa Serangan. Melatarbelakangi hal tersebut, penelitian ini lebih berfokus pada studi pengembangan wisata bahari pada lahan milik Desa Serangan, sehingga nantinya dapat dihasilkan rencana prioritas dari upaya pengembangan wisata bahari yang bertujuan untuk mewujudkan pengembangan wisata bahari yang terencana.
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1 Apa saja kegiatan wisata bahari yang ada di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan ? 1.2.2
Bagaimana mekanisme pengembangan wisata bahari di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan?
1.3
Tujuan Penelian 1.3.1
Mengetahui kegiatan wisata bahari yang ada di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan.
1.3.2
Merumuskan mekanisme pengembangan wisata bahari di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Akademis Secara akademis bagi mahasiswa penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu perencanaan pariwisata yang didapat di bangku kuliah serta bermanfaat untuk mengaplikasikan teori dan konsep, mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan pengelolaan dan perencanaan disuatu objek wisata. 4
Selain itu juga menambahkan pengetahuan mahasiswa tentang studi pengembangan wisata bahari di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan. 1.4.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran, masukan dan pertimbangan bagi Dinas Pariwisata Kota Denpasar, aparatur Desa Serangan dan masyarakat Desa Serangan sebagai upaya menetapkan kebijakan strategis dalam pengembangan wisata bahari di Desa Serangan.
1.5 Sistematika Penyajian Adapun sistematika penyajian dalam penelitian ini terdapat lima bab yang akan memudahkan dalam memahami isi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang,
rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan berbagai konsep yang mendukung penelitian ini. Tinjauan konsep yang digunakan disini adalah tinjauan mengenai pengembangan pariwisata,
5
pariwisata bahari dan teori Quantitave Strategic Planning Matrix (QSPM). BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan membahas mengenai lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum dari Desa Serangan, kegiatan wisata bahari yang ada di Desa Serangan dan mekanisme yang digunakan untuk pengembangan wisata bahari di Desa Serangan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan terkait atas hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini.
6