BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan yang memiliki daya saing tinggi yang mampu bertahan dan berkembang. Kondisi tersebut dapat terpenuhi melalui peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi dalam perusahaan sulit dilakukan. Salah satu kendalanya adalah pihak manajemen tidak mampu menemukan sumber-sumber masalah dan hambatan dalam mencapai efisiensi dan produktivitas. Seperti terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia, tidak adanya alat yang bisa dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Bahkan manajemen perusahaan sering menganggap bahwa bila perusahaan telah menghasilkan keuntungan atau laba, maka tidak ada masalah dalam proses menghasilkan suatu produk dalam perusahaan. Dengan kata lain perusahaan yang memiliki keuntungan besar bukan berarti perusahaan tersebut tidak mengalami masalah dalam proses operasi produksinya. Perusahaan yang operasionalnya tidak efisien, tidak akan mampu berkembang secara berkelanjutan dalam jangka panjang, walaupun pada kondisi sekarang ini perusahaan tersebut memiliki penjualan dan pangsa pasar yang tinggi dan sekaligus memimpin dalam industrinya. Karena ketidakefisienan yang terjadi pada perusahaan akan mengikis kondisi perusahaan yang baik secara perlahan
1
2
tetapi pasti. Dampak yang akan segera terasa adalah kenaikan biaya-biaya, misalnya biaya produksi perunit akan makin tinggi, yang berakibat pula pada semakin tingginya harga yang diterapkan. Selanjutnya akan menimbulkan penyusutan pangsa pasar akibat berpindahnya para konsumen yang sensitif terhadap harga. Pada akhirnya keuntungan perusahaan menurun sebagai akibat dari tingginya biaya dan menyusutnya pangsa pasar. Untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam kegiatan operasi perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam merencanakan kegiatan di masa datang, tetapi ditentukan pula oleh kemampuan manajemen dalam mengendalikan kegiatan operasionalnya. Pengendalian ditinjau dari berbagai aspek, salah satu diantaranya adalah menentukan tata letak fasilitas produksi yang tepat sebagai upaya untuk mengoptimalkan fasilitas produksi yang ada, baik itu peralatan produksi, kapasitas produksi, tenaga kerja serta bentuk susunan tata letak yang diharapkan memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Peralatan yang tersedia di dalam suatu sistem operasi memainkan peranan yang penting untuk menuju apa yang seharusnya dilakukan dalam operasi perusahaan. Peralatan sering dikatakan sebagai fasilitas atau sarana, dimana hal ini bermakna sebagai alat untuk dapat lebih mudah dalam bekerja. Fasilitas, manusia, pekerjaan, metode kerja, dan prosedur, sebenarnya yang membuat sistem operasi bekerja dengan baik. Perusahaan harus mampu memutuskan konfigurasi dari departemen, kelompok kerja, dan tempat kerja individu di dalam suatu fasilitas supaya
3
pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan efisien sehingga komunikasi dan juga koordinasi dapat dengan mudah dicapai, lokasi dari unit-unit di dalam fasilitas sering dikatakan sebagai tata letak. Pemilihan tipe tertentu dari tata letak, umumnya melibatkan lebih dari hanya sekedar memutuskan dimana segala sesuatunya ditempatkan, tetapi berkenaan juga dengan entitas lainnya, seperti jenis tata letak yang cocok untuk produk-produk tertentu misalnya yang mempunyai volume output yang tinggi dengan produk standar, kondisi ini akan lebih tepat dengan menggunakan peralatan proses yang dibuat untuk tujuan spesifik. Sebaliknya, tata letak untuk sebuah sistem yang menghasilkan berbagai macam produk, maka peralatan proses yang digunakan lebih cenderung fleksibel dan dengan tujuan yang lebih umum. Dalam
perencanaan
tata
letak
ini
banyak
masalah
yang
harus
dipertimbangkan, contohnya menentukan semua langkah kerja yang harus dilakukan, urutan kerja yang harus dilakukan, dan upaya untuk melaksanakan langkah tersebut, serta bagaimana tujuan pekerjaan itu dikelompokan dan lain sebagainya, sehingga diperoleh hasil yang optimal pada tata letak fasilitas produksi untuk perusahaan. Penentuan tata letak fasilitas yang baik pada satu pabrik dengan pabrik lainnya tentunya sangat berbeda, walaupun pabrik tersebut menghasilkan produk yang sejenis sekalipun. Untuk itu diperlukan suatu pabrik sebagai objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya, sebuah pabrik yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana hanya pada bidang
4
pertenunan kain grey (kain setengah jadi) saja. PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya berlokasi di Jalan Raya Wates Kilometer 7,4, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Penulis memilih perusahaan ini dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini mempunyai prospek pengembangan dan menghasilkan produk yang cukup bagus, dimana pada masa sekarang ini banyak sekali muncul industri yang memproduksi jenis tekstil dengan corak dan kualitasnya masing-masing. Dalam berproduksi PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya selalu berusaha mencapai tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga menghemat biaya dan waktu dengan hasil produksi yang baik. Dari tata letak yang sudah ada pada bagian produksi, proses produksi sudah berjalan dengan baik. Disini perlu ditinjau kembali masalah keseimbangan lintasan (line balancing) fasilitas produksi karena tata letak yang diterapkan adalah tata letak produk, dimana pada teori di berbagai buku manajemen operasi atau produksi masalah yang sering muncul pada tipe tata letak produk adalah keseimbangan lintasan. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untuk
mengambil
judul
“ANALISIS
OPTIMALISASI
TATA
LETAK
FASILITAS PRODUKSI PADA PT. KUSUMA SANDANG MEKAR JAYA YOGYAKARTA”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dinilai bahwa masih terdapat berbagai macam pertimbangan dan usaha untuk mendapatkan tata letak
5
fasilitas produksi yang baik bagi suatu perusahaan. Dalam upaya untuk menetapkan tata letak yang optimal bagi perusahaan, maka sudah selayaknya perlu dilakukan berbagai usaha yang sesuai, sehingga diperoleh tata letak yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah tata letak fasilitas produksi pada PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya sudah optimal?”
C. Batasan Masalah Luasnya permasalahan yang terjadi di perusahaan, khususnya dalam masalah produksi, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada masalah tata letak fasilitas produksi PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya. Fokus pada penyeimbangan kapasitas produksi dengan waktu penelitian bulan Agustus sampai dengan September 2004. Tata letak fasilitas produksi dinyatakan optimal adalah apabila tercapai keseimbangan lintasan, dimana didapat persamaan kapasitas keluaran atau output dari setiap lintasan produksi pada suatu rangkaian proses produksi.
D. Hipotesis Tata letak fasilitas produksi pada PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya tidak optimal.
6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis diatas, maka ditetapkan tujuan dan kegunaan penelitian sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: a. Menentukan tata letak yang optimal dari fasilitas produksi yang digunakan. b. Mendapatkan keseimbangan lintasan berdasarkan kapasitas fasilitas produksi. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan serta sumbangan pemikiran dalam menetapkan tata letak fasilitas produksi yang optimal, guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional perusahaan. b. Bagi Penulis Sebagai sarana mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah, khususnya mengenai manajemen operasi. c. Bagi Pembaca Sebagai tambahan pustaka dan sumbangan pengetahuan dalam penerapan tata letak fasilitas produksi.
7
F. Metodologi Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah : a. Data Primer Merupakan data yang dibuat langsung oleh penulis sesuai kondisi sebenarnya berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Teknik pengumpulan data primer diperoleh dengan metode: 1) Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap tata letak fasilitas produksi perusahaan. Metode observasi dapat mengetahui keadaan sesungguhnya pada lokasi penelitian dan semua aktivitas perusahaan serta menambah informasi yang belum diperoleh dari wawancara. Dari hasil observasi, penulis dapat memperoleh antara lain data tata letak fasilitas produksi pabrik, kapasitas produksi di setiap stasiun kerja dan sistem kerja karyawan yang ada. 2) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Pimpinan perusahaan ataupun pihak yang berwenang untuk mendapatkan data-data. b. Data Sekunder Data ini berupa informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan penelitian dengan cara studi pustaka, yakni dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah dan subyek penelitian. Penulis juga menggunakan data dokumentasi, yaitu laporan
8
dari bagian produksi perusahaan kepada manajemen dan dokumendokumen yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan tata letak fasilitas produksi. 2. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menemukan susunan tata letak yang terbaik dengan menggunakan alat analisis keseimbangan lintasan (line balancing) berdasarkan data kapasitas mesin yang ada pada perusahaan. Keseimbangan lintasan merupakan persamaan kapasitas atau keluaran dari setiap operasi berikutnya dalam suatu rangkaian proses produksi (Buffa, 1984). pengalokasian kegiatan kerja yang berurutan ke tempat-tempat kerja agar diperoleh pemanfaatan tenaga kerja dan sarana dengan baik sehingga meminimumkan waktu menganggur. Tata letak yang optimal dapat ditentukan oleh keseimbangan lintasan yang sempurna. Dalam keseimbangan lintasan akan di analisis kapasitas produksi, sehingga diperoleh kapasitas keluaran (output) yang sama pada setiap lintasan di dalam suatu proses produksi. Prosedur menganalisis masalah keseimbangan lintasan meliputi : a. Menganalisis kapasitas produksi perhari dengan menggunakan rumus: Kapasitas mesin = Kecepatan mesin × 60 min/jam × 24 jam/hari b.
Menentukan kebutuhan kapasitas produksi perusahaan.
c. Menentukan selisih kapasitas produksi dengan menggunakan rumus: Selisih kapasitas produksi = kapasitas produksi yang ada – kapasitas optimis (berdasarkan data jumlah produksi)
9
d. Menemukan keseimbangan lintasan dengan menggunakan rumus: 1) Perubahan jumlah mesin = Selisih kapasitas mesin / kapasitas permesin. 2) Keseimbangan lintasan = jumlah mesin awal (+) atau (–) perubahan jumlah mesin e. Membandingkan kapasitas yang digunakan dan kapasitas menganggur sebelum dan sesudah diterapkan line balancing dengan menggunakan rumus: 1) Persentase kapasitas yang digunakan (utilization capacity) = Kapasitas yang digunakan / Kapasitas yang tersedia × 100 % 2) Persentase kapasitas menganggur (idleness capacity) = Kapasitas menganggur / Kapasitas yang tersedia × 100 % Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, untuk membuat grafik dan tabel-tabel guna menyajikan hasil analisis data yang lebih menarik pembaca untuk mengetahui isi penelitian serta lebih mudah dan cepat dipahami.
10
G. Sistematika Penulisan Hasil dari penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika pelaporan sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan Terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab ini akan menjadi dasar kerangka penelitian secara keseluruhan. Bab II, Landasan Teori Meliputi pengertian tata letak pabrik dan hal-hal yang terkait di dalam pengertian tersebut. Pembahasan dalam bab ini juga meliputi pemahaman konsep-konsep pengukuran data yang ada kaitannya dengan alat analisis. Bab III, Data Perusahaan Meliputi sejarah perusahaan, hasil produksi, layout fasilitas produksi, alur proses produksi, kapasitas produksi, bahan baku dan bahan pembantu produksi, data ketenagakerjaan dan data-data yang terkait. Bab IV, Analisis Data Meliputi metode analisis dan analisis data. Bab V, Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.