BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Meskipun dibayangi penurunan harga sejak akhir 2012, Prospek minyak
kelapa sawit mentah (CPO) diyakini masih tetap akan cerah dimasa akan datang. Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan, kebutuhan minyak sawit dunia akan mencapai 78 juta ton pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas 6,3 juta hektar untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan data office of chief Economist Bank Mandiri, Pada tahun 2012 Indonesia dan Malaysia memberikan kontribusi sebesar 85% dari seluruh pasakon minyak sawit mentah dunia. Produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 2012 sebesar 25,4 juta ton dan Malaysia sekitar 18,2 juta ton. Tabel 1.1 Pangsa Produksi CPO Dunia Negara Indonesia Malaysia Thailand Nigeria Lain-lain Total (,000 ton)
2010/11 48.2% 37.1% 2.9% 1.9% 9.9% 49,085
2011/12 50.3% 35.8% 3.1% 1.8% 9.0% 50,805
Sumber : Oil World yang dikutip dari Office of chief economist Bank Mandiri Tingginya permintaan dunia akan minyak sawit mentah dimasa depan akan terus meningkat, hal ini didorong oleh pertumbuhan penduduk dunia kemudian meningkatnya kesadaran akan penggunaan renewable resoures. Banyak
1
negara menetapkan target untuk melepaskan diri dari ketergantungan bahan bakar fosil, dengan menggunakan energi yang terbarukan, yaitu bahan bakar hayati . Sejarah Perkembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak 1970 dan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terutama pada periode 1980-an. Berdasarkan data Departemen Pertanian, hingga tahun 2011 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 8.908.399 hektar, yang terdiri dari : 1. Perkebunan milik pemerintah seluas 636.713 hektar atau sekitar 7%. 2. Perkebunan swasta seluas 4.651.590 hektar atau 52%. 3. Perkebunan rakyat seluas 3.620.096 hektar atau 41%. Dengan luas areal tersebut, Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia. Sementara itu, produksi pada tahun yang sama mencapai 23,9 juta ton, yang berasal dari perkebunan pemerintah sebesar 2,1 juta ton atau 9%, perkebunan swasta sebesar 13,2 juta ton atau sekitar 55%, dan perkebunan rakyat sebesar 8,6 juta ton atau sekitar 36%. Dalam konteks perkebunan komersial, yang menjadi tujuan perusahaan yaitu keuntungan yang optimal. Keuntungan optimal secara pasti diperoleh dari fungsi produksi tanaman yang ditanam di kebun. Untuk mencapai produksi yang optimal tersebut, perlu dicapai keadaan rata-rata umur tanaman 15 tahun karena akan tercapai produksi puncak. Salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan adalah dengan melakukan kegiatan penanaman kembali (Pahan, 2006). Strategi peningkatan produktivitas produksi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu Ekstensifikasi dan Intensifikasi. Bentuk Ekstensifikasi dalam perkebunan kelapa
2
sawit adalah penambahan luas areal secara besar-besaran, namun demikian hal ini sulit untuk dilakukan dikarenakan oleh regulasi dan kompetisi yang ada di industri perkebunan kelapa sawit. Regulasi yang dianggap membatasi para pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit dalam usaha penambahan lahan adalah moratorium (penundaan) Pemberian izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 10 Tahun 2011. Menyikapi isu moratorium lahan tersebut, bagi perusahaan-perusahaan yang telah lama beroperasi, perlu dilakukan usaha untuk menggiatkan program intensifikasi yang bertujuan meningkatkan produksi rata-rata per hektar dan total produksi lahan perkebunan kelapa sawit. Selain isu regulasi, penambahan lahan perkebunan juga dibatasi oleh kompetisi yang ada didalam industri perkebunan kelapa sawit. Investor asing sangat berminat pada bisnis kebun sawit, ditambah dengan faktor ketersediaan lahan yang semakin terbatas khususnya di area Sumatera dan Kalimantan maka persaingan untuk mendapatkan lahan semakin ketat. hal ini juga menjadi pendorong untuk dilakukan intensifikasi lahan. Salah satu bentuk intensifikasi perkebunan kelapa sawit adalah program peremjaan. Peremajaan tanaman bertujuan untuk menggantikan tanaman tua yang tingkat produktivitasnya sudah turun dan sudah tidak ekonomis lagi. Pada saat peremajaan perusahaan mempunyai kesempatan untuk menggantikan tanaman produktivitas rendah dengan bibit baru yang memiliki potensi lebih baik.
3
Dalam pelaksanaan program peremajaan, perusahaan perkebunan kelapa sawit menghadapi beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. Kondisi internal dan lingkungan eksternal dalam industri kelapa sawit sangat banyak berpengaruh. Mengingat pada saat peremjaan tanaman perusahaan harus menunggu selama kurang lebih 4 tahun dari tanaman yang belum menghasilkan (TBM) menjadi tanaman menghasilkan (TM), maka diperlukan pertimbangan yang tepat agar perusahaan tetap dapat beroperasi secara ekonomis selama proses peremjaan tanaman tersebut. Beberapa faktor internal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan program penanaman kembali adalah : 1. Umur tanaman kelapa sawit, terkait dengan tingkat produktivitas tanaman eksisting. 2. Kemampuan dan ketersediaan tenaga kerja baik untuk pemanenan tanaman kelapa sawit eksisting maupun untuk penanaman kembali tanaman kelapa sawit baru. 3. Proyeksi produktivitas yang dihasilkan dari tanaman baru yang akan ditanam kembali. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan perkebunan kelapa sawit perlu memperhatikan : 1. Ketersediaan bibit kelapa sawit yang bermutu. 2. Tingkat permintaan produk CPO dunia. 3. Proyeksi dan trend pergerakan harga CPO dunia. Sinarmas Plantation merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar kedua didunia dengan total luasan lahan tertanam sebesar 448,900 hektar
4
(termasuk perkebunan plasma) pada 30 September 2011, berlokasi di Indonesia. Perusahaan memiliki operasi yang terintegrasi dengan berfokus pada produksi minyak makan dan lemak nabati dari kelapa sawit. Sinarmas Plantation berfokus pada produksi minyak kelapa sawit yang lestari. Di Indonesia kegiatan usaha utamanya terdiri dari pembudidayaan dan pemanenan tanaman kelapa sawit, pemrosesan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit, serta rafinasi CPO menjadi produk dengan nilai tambah seperti minyak goreng, margarin dan shortening. Terkait dengan cerahnya prospek bisnis minyak kelapa sawit dalam perdagangan dunia dimasa depan maka perusahaan perkebunan kelapa sawit harus menyadari pentingnya usaha yang berkelanjutan dalam mengembangkan bisnisnya. Replanting atau peremajaan adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan kelapa sawit dalam rangka meningkatkan Competitive Advantages. Competitive Advantage didefinisikan sebagai kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Pelaksanaan replanting atau penanaman kembali di perusahaan perkebunan kelapa sawit secara umum dapat memberikan manfaat antara lain, mempertahankan keuntungan atau profit, meningkatkan hasil produksi tandan buah segar karena dengan program replanting dapat menanam bibit kelapa sawit yang memiliki potensi lebih baik.
5
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan tesis ini adalah meng-evaluasi strategi internal Sinarmas Plantation dalam melakukan peremajaan tanaman sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Akan dianalisa apakah strategi peremajaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan akan tepat sesuai dengan visi, misi, dan target operasional perusahaan dimasa yang akan datang ?.
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis faktor internal untuk mengetahui kondisi internal perusahaan terutama mengenai kekuatan perusahaan dibanding kompetitor sekaligus melihat dampak pelaksanaan strategi bagi perusahaan. 2. Menganalisis faktor eksternal untuk menjelaskan kondisi industri perkebunan kelapa sawit saat ini. 3. Mengevaluasi strategi program peremajaan yang ditetapkan oleh Sinarmas Plantation apakah sesuai dengan visi, misi dan target operasional yang sudah ditetapkan?
6
1.4
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, deskriptif kuantitatif dan
kualitatif berupa studi pada Sinarmas Plantation. Metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis internal mengenai operasional produksi dan proyeksi produksi Sinarmas Plantation. 2. Menganalisis lingkungan eksternal industri perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan alat analisis Porter Five Forces, PEST, Analisis Driving Forces, dan Analisis Key Success Factors. 3. Setelah dilakukan analisis internal dan eksternal diatas maka dilakukan Evaluasi strategi peremajaan untuk menentukan apakah strategi tersebut layak untuk dieksekusi atau tidak. Pengumpulan Data analisis lingkungan internal dilakukan dengan observasi pada Sinarmas Plantation dan analisis lingkungan eksternal dilakukan studi pada data pustaka yang menunjang penelitian.
1.5
Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sinarmas Plantation pada sisi produksi
sehingga diperoleh hasil penelitian pada aspek produksi atas strategi peremjaan tanaman yang telah ditetapkan manajemen Sinarmas Plantation.
7
1.6
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, 1. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dipertimbangkan oleh pihak manajemen dalam merumuskan dan mengevaluasi strategi perusahaan dalam upaya peningkatan produktivitas perusahaan dalam persaingan yang dihadapi. 2. Bagi Penulis, penelitian ini memberikan kesempatan untuk dapat menerapkan
pengetahuan
yang
telah
didapat
selama
menempuh
pendidikan terutama yang berhubungan dengan masalah yang tidak terkait strategi perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain, sebagai bahan informasi yang mungkin berguna bagi penelitian selanjutnya.
1.7
Susunan Penelitian Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan, maka penulisan penelitian tesis ini terdiri dari beberapa bab pembahasan berikut pembahasan yang ada dimasing-masing : BAB I :
PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari topik penelitian tesis ini, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika dan kerangka analisis penelitian ini.
8
BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori pendukung mengenai karakteristik perkebunan kelapa sawit, manajemen strategi, Analisis Porter Five Forces, PEST, Analisis Driving Forces, dan Analisis Key Success Factors. BAB III : METODOLOGI
PENELITIAN
DAN
PROFIL
PERUSAHAAN Pada bab ini dibahas mengenai profil perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian, dan akan membahas prosedur penelitian meliputi sumber data, teknik pengumpulan data, dam tahapan penelitian. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengolahan data sekaligus analisis dari hasil yang diperoleh. BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada simpulan, penulis berusaha untuk menarik kesimpulan atas pembahasan yang telah dijabarkan diatas dan mengajukan rekomendasi sebagai masukan yang berguna bagi perusahaan.
9