BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.1 Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi melibatkan empat unsur atau perangkat yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Peranan koperasi dalam lalu lintas bisnis, dapatlah dianggap sebagai kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh hampir semua pelaku bisnis, baik pengusaha besar maupun pengusaha kecil. Salah satu produk yang diberikan oleh koperasi dalam membantu kelancaran usaha debiturnya, adalah dengan pemberian pembiayaan, dimana hal ini merupakan salah satu fungsi koperasi yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi.2 Salah satu peranan koperasi yang sangat menonjol adalah sebagai penghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman pembiayaan. Mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang masih di bawah standar, dimana pendapatan masyarakat masih dibawah rata-rata, maka dalam hal ini peranan koperasi dalam bidang penyaluran pembiayaan 1
Sullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin, Ecomomics: Principles in action. Upper Saddle River,(New Jerey, Pearson Printice 2003). Hal. 202 2 Sutojo, Siswanto, Analisis Kredit Bank Umum, (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995). Hal. 176
1
2
sangat penting keberadaannya. Pembiayaan sangat dibutuhkan banyak orang atau pihak dalam menata kehidupan ekonomi yang lebih baik. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.3 Pada umumnya lembaga keuangan atau koperasi dalam setiap operasinya mempunyai tujuan untuk menentukan kelangsungan lembaga dimasa mendatang. Salah satu tujuan utama didirikannya lembaga keuangan adalah untuk mendapatkan keuntungan agar lembaga tersebut dapat berjalan dan berkembang dengan baik. Dalam mengantisipasi ketidakpastian dimasa yang akan datang, diperlukan suatu penilaian terhadap kinerja lembaga keuangan. Penilaian terhadap kinerja merupakan cara bagi manajemen untuk melakukan evaluasi kinerja lembaga dalam menggunakan sumbersumber dana yang tersedia. Adanya penilaian kinerja dimaksudkan agar sedapat mungkin perusahaan menyadari kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi dimasa yang akan datang dan menemukan cara untuk menyiasatinya sejak dini.
3
Hendrojogi, koperasi: Azas-azas, teori & praktek, (jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2012), hal. 46
3
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu koperasi hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan suatu perusahaan, hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya lapora keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan koperasi yang bersangkutan, dimana dengan hasil analisis tersebut dapat diketahui penggunaan sumbersumber ekonomi, kewajiban yang harus dipenuhi dan modal yang dimiliki koperasi, serta hasil-hasil yang telah dicapai koperasi tersebut. Laporan keuangan dan interprestasi pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan koperasi dan potensi ataukemajuannya melalui laporan keuangan. Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran hubungan yang berarti dan berguna dalam preses pengambilan keputusan. Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi.4 Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu Koperasi. Di mana informasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen Koperasi maupun pihak eksternal. Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
4
Husnan, s. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjan): Buku Satu, Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE, 2000. Hal 68
4
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dari penilaian keuangan itu dapat diketahui tingkat kesehatan koperasi. Tujuan penilain kesehatan koperasi adalah untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat agar koperasi dapat melakukan kegiatan usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan berdasarkan jatidiri koperasi dan pola syariah secara profesonal sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan, sehinga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitar.5 Sikap ketidakhati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan juga dapat dikategorikan sebagai tindakan moral hazard secara tidak langsung. Kurangnya sikap kehati-hatian dari pihak manajemen dalam menyalurkan pembiayaan menimbulkan moral hazard secara tidak langsung kepada nasabah,
sehingga
meningkatkan
risiko
kredit
macet.
Selain
itu
pendistribusian risiko yang tidak merata juga bisa menjadi faktor terjadinya kasus pembiayaan bermasalah.6 Manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian atau prudent mutlak diperlukan di dunia bisnis keuangan yang bergerak pada sektor pemberian pinjaman atau kredit, seperti perbankan dan koperasi simpan-pinjam. Tanpa itu, risiko besar seperti kebangkrutan bakal mengancam usaha tersebut.
5
Keputusan Merteri koperasi dan Usaha kecil Menengah No.35.3/Per/M.UKM/X/2007 Mustofa Edwin Nasution dan Ranti Wiliasih, “Profit Sharing dan Moral hazard dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Pembangunan Indonesia, Vol. VII No. 01 (Januari 2007), hal. 106. 6
5
Kasus itu pernah terjadi di dunia perbankan kita, tatkala negeri ini dilanda krisis moneter pada 1998. Saat itu, banyak bank, khususnya yang tidak sepenuhnya menerapkan prinsip prudent, kolaps. Pemilik dan pengelola pasrah, aset-asetnya diambil alih oleh pemerintah (Badan Penyehatan Perbankan Nasional/BPPN) untuk menutup utangnya. Ratusan karyawannya pun terpaksa di-PHK (pemutusan hubungan kerja). Unit Jasa Keuangan SyariahMitra Jaya Siberuk Tulis adalah sebuah lembaga keuangan yang terletak di kabupaten Batang yang didirikan pada tahun 2004 pada mulanya koperasi ini berkembang cukup singnifikan dari tahun ketahun, dari modal Rp.30.000.000 yang beranggotakan 30 Orang,Pada tahun 2011 jumlah modal meningkat mencapai Rp.570.000.000 jumlah anggota mencapai 1500 oarang.
Jumlah
karyawan
yang
bekerja ada sembilan orang, dua orang dari lulusan sarjana, satu orang lulusan D3, empat orang lulusan SLTA dan dua orang lulusan SLTP. pada tahun ketahun aset modal mencapai miliaran rupian, dari perkembangan itu koperasi banyak membuka cabang-cabang baru disekitar Batang, seperti kecamatan warungasem dan kecamatan gringsing. Dari perkembangan itu tidak selalu baik, koperasi ini juga mengalami berbagai masalah yang dihadapi mulai dari manajemen, modal dan tenagakerja. Pada tahun 2013 pembiayaan bermasalah atau NPF sebesar 6%. Pembiayaan
yang
besar
adalah
pembiayaan
mudharabah,
jumlah
pembiayaan mudharabah sebesar 55% dan 45% musyarakah dan ijaroh
6
dengan total keseluruhan dari pembiayaan Rp 1.727.168.621.7 Pada tahun 2014 pada pertengahan tahun NPF mengalami peningkatan kurang lebih 30%, yang menjadikan lembaga keuangan tidak sehat, Pada akhir tahun Unit Jasa Keuangan Syariah Mitra Jaya mengalami kredit macet dan hutang koperasi tidak bisa
terbayarkanyang sangat besar dan menimbulkan
kemacetan kemudian tidak bisa beroperasi seperti biasanya. Sementara ini Unit Jasa Keuangan Syariah Mitra Jaya dalam kondisi tidak beroperasi dan melunasi hutang koperasi secara bertahap. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik meneliti permasalah yang menyebabkan tidak beroperasinya Unit Jasa Keuangan Syariah Mitra Jaya, apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan dan kegagalan usaha UJKS Mitra Jaya. Maka dari masalah diatas akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
KEBANGKRUTAN
UJKS
MITRA
YANG JAYA
MENYEBABKAN SIBERUK
TULIS
BATANG”.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang diuraikandiatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang? 7
Wawancara dengan Saudara Festiana Era Nadliati, selaku mantan karyawan di UJKS Mirta Jaya Siberuk-Tulis-Batang, pada tanggal 11 september 2014 Pukul 09.00 WIB.
7
C.
Batasan Masalah Agar masalah dibahas lebih spesifik maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Faktor Internal -
Manajemen koperasi melibatkan anggota, pengurus, manajer dan karyawan.
2.
D.
Moral hazard manajemen.
Faktor Ekternal -
Karakter nasabah.
-
Moral hazard oleh anggota atau nasabah
-
Persaingan usaha
Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang.
E.
Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari peneliti ini adalah : 1.
Kegunaan praktis a.
Untuk memenuhi persyaratan kelulusan program studi S.1 Ekonomi Syariah.
8
b.
Dapat berguna sebagai bahan informasi para pihak yang berkepentingan seperti masyarakat luas atau nasabah terutama UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang.
2.
Kegunaan teoritis a.
Bagi pembaca merupakan bahan informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kebangkrutan UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang.
b.
Bagi peneliti berikutnya ini digunakan sebagai bahan acuan dibidang
penelitian
sejenis
dan
sebagai
pengembangan
penelitian lebih lanjut.
F.
Tinjauan Pustaka 1.
PenelitianTerdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan tema yang hendak diteliti diantaranya yaitu :
9
Tabel 1.1 No Peneliti / tahun 1 Galuh Purnama Sari/ 2011
Judul Prediksi Kebangkrutan Unit Bisnis Dengan Model Altman (Studi Pada Kopma UM dan Kopma “PB” UIN Maliki Malang Tahun 20062010)
Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif
2
Andi Eko Nugraha/2010
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif analisis. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif.
3
Irsyad
Analisis Z Score Altman Untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) “KOKEL” Di SMP N 1 Jatinom (Studi Empiris Tahun 20052009) Peranan Analisis Metode
Hasil Penelitian Sumber Berdasarkan penerapan analisis Model Skripsi Altman pada Kopma UM dan Kopma “PB” UIN Maliki Malang, maka dapat diketahui bahwa kedua koperasi tersebut termasuk dalam kategori sehat karena nilai Z-Score dari koperasi tersebut masingmasing lebih besar dari 2,9. Terbukti bahwa Kopma UM dan Kopma “PB” UIN Maliki Malang dalam menjalankan operasinya masih mampu menghasilkan SHU.8 Alat yang digunakan adalah Uji regresi Skripsi sederhanadengan sekala pengukuran rasio pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian mengenai peranan analisis metode Z-Score dalam memprediksi kebangkrutan suatu koperasi dari hasil SHU yang dihasilkan.9
Metode yang
Data diambil dalam bentuk yang sudah Jurnal
8
GaluPurnama Sari, Prediksi Kebangkrutan Unit Bisnis Dengan Model Altman (Studi Pada Kopma UM dan Kopma “PB” UIN Maliki Malang Tahun 2006-2010), (Malang: Skripsi Universitas Negeri Malang, 2011) 9 AndiEkoNugraha, Analisis Z Score Altman Untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) “KOKEL” Di SMP N 1 Jatinom (Studi Empiris Tahun 2005-2009), (Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010)
10
4
Nurdin/2012
Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Suatu Perusahaan dan Kaitannya Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia )
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus.
Anggraini Nur Dina Fahma/2012
Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Probabilitas Kebangkrutan Bank (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Periode 2003-2009)
Penelitian ini termasuk penelitian ex-post factos, Pemilihan sampel ditentukan dengan purposive sampling.
10
dipublikasikan oleh perusahaan- ilmiah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai peranan analisis metode Z-Score dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan berperan terhadap perubahan harga saham di BEI.10 Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 1) CAR berpengaruh negatif tetapi tidak Skripsi signifikan terhadap probabilitas kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi -0,037 dan nilai signifikansi 0,411, 2) Pemenuhan PPAP tidak berpengaruh negatif terhadap probabilitas kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi 0,005 dan nilai signifikansi 0,495, 3) NPM tidak berpengaruh negatif terhadap probabilitas kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi 0,096 dan nilai signifikansi 0,117, 4) ROA berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap probabilitas
IrsyadNurdin, Peranan Analisis Metode Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Suatu Perusahaan dan Kaitannya Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia ), (Bandung: Jurnal ilmiah Universitas Siliwangi, 2012)
11
5.
Ali Nurrudin/2005
11
Analisis Prediksi Kebangkrutan pada Perbankan Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini mencoba menerapkan metode multivariate discriminant analisys dengan menggunakan rasio-rasio dalam metode Z-
kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi -0,454 dan nilai signifikansi 0,380, 5) BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi 0,039 dan nilai signifikansi 0,005. 6) LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas kebangkrutan bank, dengan nilai koefisien regresi 0,050 dan nilai signifikansi 0,020. Nilai Nagelkerke R square sebesar 0,614 menunjukkan bahwa pengaruh CAR, Pemenuhan PPAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR terhadap probabilitas kebangkrutan bank sebesar 36,1%, sedangkan sisanya sebesar 63,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.11 Penelitian ini m Skripsi enggunakan sampel sebanyak 3 bank yang mengalami kebangkrutan dan 20 bank yang tidak mengalami kebangkrutan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan publikasi pada tahun 2001-2003. Hasil penggunaan multivariate discriminant
AnggrainiNur Dina Fahma, Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Probabilitas Kebangkrutan Bank (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Periode 2003-2009), (Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2012).
12
ScoreAltman dalam melakukan prediksi.kebangkrutan serta membandingkan hasilnya dengan kenyataan yang terjadi.
6.
Sari Mukhsinati/2011 12
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Penelitian ini merupakan jenis
analisys menunjukkan bahwa semakin lama rentan waktu antara prediksi dengan kondisi yang terjadi, tidak terdapat kecendrungan semakin banyak perusahaan yang diprediksikan akan mengalami kebangkrutan. Hasil penggunaan rata-rata rasio keuangan menunjukkan lebih banyak jumlah bank yang diprediksikan akan mengalami kebangkrutan dibandingkan pada 2 tahun dan lebih sedikit pada 3 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan /ketidakbangkrutan. Sedangkan ketepatan prediksi pada 1 tahun sebelum kebangkrutan/ketidakbangkrutan sebesar 87.0 %, pada 2 tahun sebesar 91.3 %, pada 3 tahun sebesar 87.0 % dan pada perhitungan rata-rata selama 3 tahun sebesar 87.0 %. Kesalahan prediksi tersebut lebih banyak di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah serta adanya peningkatan maupun penurunan kinerja di tahun kebangkrutan 12 /ketidakbangkrutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skripsi penyebab terjadinya kredit macet
Ali Nurrudin, Analisis Prediksi Kebangkrutan pada Perbankan Go Public di Bursa Efek Jakarta, (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang,
2005).
13
7.
Reny Sri Harjanti/2011
13
Kredit Macet Pada Bank “X” di Kabupaten Jember.
penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif.
Analisis Pengaruh RasioRasio KeuanganTerhadap Prediksi Kebangkrutan Bank ( Studi pada Bank Umum Swasta Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 20042008 ).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif.
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, berdasarkan faktor Character (X1), kedua faktor Capacity (X2), terakhir faktor Capital (X3).Sedangkan untuk faktor Collateral (X4) dan Condition (X5) menunjukkan hasilyang berbeda dimana variabel tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadapadnya kredit macet.13 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Skripsi rasio-rasio keuangan seperti CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR dapat digunakan untukmemprediksi kebangkrutan bank. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = -0,509 – 0,060 CAR + 0,006 NPL + 0,155 ROA – 0,147 ROE + 0,300 NIM +0,015 BOPO – 0,014 LDR. Dari hasil regresi tersebut diperoleh rasio CAR, NIM, dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi kebangkrutan bank, hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansinya yang kurang dari 0,05, sedangkan ROA, ROE, NPL dan LDR mempunyai pengaruh terhadap prediksi kebangkrutan bank.14
Sari Mukhsinati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet pada Bank “X” di Kabupaten Jember, (Jenber: Skripsi Universitas Jember , 2011). 14 Reny Sri Harjanti, Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kebangkrutan Bank ( Studi pada Bank Umum Swasta Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2004-2008 ), (Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
14
8.
Penni Mulyaningrum/2 011
15
Pengaruh Rasio Keuangan TerhadapKebangkrutan Bank Di Indonesia.
Data penelitian diperoleh secara sensus yang berarti keseluruhan populasi digunakan dalam penelitian yang sejumlah 130 bank pada tahun 2006. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logit.
Hasil uji multivariate memperlihatkan Tesis bahwa variabel LDR signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas kebangkrutan bank di Indonesia pada α = 5% namun tidak mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan. Variabel CAR, NPL, BOPO, ROE, dan NIM mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan namun tidak signifikan. Variabel ROA tidak signifikan dan mempunyai tanda yang berbeda dengan yang diprediksikan. Secara umum, hasilnya tidak menerima keseluruhan Ha.Ketepatan prediksi kebangkrutan bank tahun 2006 sebesar 94.6%. Tingkat kesalahan yang dilakukan dalam memprediksi kebangkrutan adalah tipe II yaitu bank yang diprediksi bangkrut ternyata tidak bangkrut.15
PenniMulyaningrum, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebangkrutan Bank Di Indonesia, (Semarang:Tesis Universitas Diponegoro, 2008).
xv
2.
Kerangka Teori a.
Manajemen Koperasi Pengertian manajemen itu dapat menunjuk kepada orang/sekelompok orang atau bisa kepada proses. Dalam hal yang disebut pertama, manajemen koperasi itu terdiri dari: rapat anggota, pengurus dan manajer. Ada hubungan timbal balik antara ketiga unsur tersebut, dalam arti bahwa tidak satu unsur pun akan bisa bekerja secara efektif tanpa dibantu atau didukung oleh unsur-unsur lainya. Menurut Ewill Paul Roy, dari Agricultural Economics and Agribusiness Louisiana State University mengatakan bahwa manajemen dari koperasi itu melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Khusus tentang karyawan ini dikatakan bahwa mereka itu merupakan penghubung antara menajemen dan anggota pelangan.16 Maka dalam hal pegertian menajemen ini menunjukan proses, maka manajenem dapat diberi batasan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengadilan upaya anggota organisasi dan proses penggunaan lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi
16
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, danPraktik, (Jakarta: PT RajagrafindoPersada,2012)hal. 135
xv
xvi
yang telah ditetapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan kunci bagi keberhasilan suatu manajemen.17 b.
Moral Hazard Persepsi yang buruk terhadap risiko adalah perilaku seseorang yang tidak peduli terhadap risiko, bahkan cenderung ugal-ugalan atau urakan. menyebut persepsi yang buruk terhadap risiko ini sebagai ‘Morale Hazard’ yang secara sederhana dideskripsikan sebagai carelessness or indifference to a loss (kecerobohan atau ketidakpedulian terhadap kerugian). Disamping morale hazard, ada pula yang disebut sebagai physical hazard. Physical hazard adalah kondisi fisik
yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian, sementara moral hazard adalah ketidakjujuran seseorang yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian. Kedua jenis hazard ini memang tidak secara serta merta menimbulkan kerugian. Namun, keduanya memberi pengaruh yang sama yaitu meningkatkan peluang atau kemungkinan berubahnya suatu risiko menjadi kerugian. Ketidakpedulian dan perilaku urakan terhadap risiko (morale hazard) ini agaknya merupakan faktor yang paling dominan karena kehadirannya dapat menjadi pemicu timbulnya Moral hazard. 17
Ibid, hal. 137
xvi
xvii
Moral
hazard
merupakan
dampak
dari
asimetris
informasi, hal ini selalu ada bila sekelompok orang dengan informasi yang menggiurkan merubah perilaku masyarakat agar memilih cara yang menguntungkannya ketika biaya naik dengan informasi yang kurang lengkap. c.
Karakter Nasabah Karakter nasabah atau perilaku nasabah menurut Bagozzi dan Zaltman adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang ditampilkan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan atau mengunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamanya dengan produk, pelayanan, dan dengan sumber-sumber lainya.18 perilaku adalah studi tentang unit pembelian dan prosesproses
pertukaran
yang
dilibatkan
dalam
mendapatkan,
mengonsumsi, dan mengelola barang, jasa, pengalaman, dan ide. Mengapa karakter atau perilaku nasabah dipelajari 1)
Nasabah sebagai titik sentral perhatian pemasaran maka memahami nasabah akan menuntun bank dalam membuat kebijakan yang tepat.
2)
Perkembangan perdagangan saat ini menunjukan lebih banyak produk yang ditawarkan dari
18
pada permintaan
Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm. 306
xvii
xviii
terhadap produk tersebut. Jadi, supply lebih besar dari pada demand. Kelebihan supply barang dapat di sebabkan: a)
Kualitas produk yang rendah,
b)
Produk tidak memenuhi needt dan wents nasabah,
c)
Kurangnya komunikasi pemasaran dari pihak produsen sehingga produk tidak dikenal oleh nasabah.
d.
Persaingan Usaha Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan. Menghadapi pesaing bukanlah hal yang mudah, perusahaan harus mengetahui kondisi pesaing baik dalam ataupun luarnya agar perusahaan dapat membuat strategi untuk menghadapi pesaing tersebut. Dalam dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet pelanggan sebanyak mungkin, baik pelanggan baru maupun pelanggan lama, dan juga bagaimana cara mematikan laju
perkembangan
pesaing.
Dengan
demikian,
dalam
menjalankan strategi perusahaan yang kompetitif, seorang pengusaha diharapkan untuk terus-menerus mengetahui dan memantau setiap gerak-gerik pesaing.
xviii
xix
e.
Manajemen Risiko Risiko adalah konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan
yang
merugikan.
Setiap
bisnis
senantiasa
berhadapan dengan risiko. Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis
dan
menentukan
sistematis sikap,
dalam
menetapkan
indentifikasi, solusi,
serta
kuantifikasi, melakukan
monitoring dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.19 Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas terkait di dalam organisasi. Tindakan berkesinambungan yang dilakukan sejalan dengan definisi manajemen risiko yang telah dikemukakan. G.
MetodePenelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian dalan penelitian ini adalah mengunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dalam penelitian yang menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan
19
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011). Hal. 5
xix
xx
antara fenomena yang diamati, dengan mengunakan logika ilmiah.20 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field rescarch), yaitu penelitian yang dilakukan ditempat gejala-gejala yang diselidiki.21 Dari penelitian ini akan diperoleh suatu data deskriptif yang menggambarkan suatu karakteristik mengenai bidang tertentu. Data yang di gunakan dalam penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data-data informasi yang ditemukan dilapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang. 2.
Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. a.
Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari.22 Dalam penelitian ini, penelitian mengambil atau memperoleh data primer dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak
UJKS Mitra
Jaya Siberuk Tulis Batang, baik pengurus, manajer, karyawan, anggota atau nasabah.
20
Saifudin Azwar, Metode Penelitian,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 62 22 Saifudin Azwar, op.cit,. hal. 91 21
xx
xxi
b.
Data sekunder Yaitu
data
yang
diperoleh
mulai
literatur
yang
berhubungan dengan penelitian, baik berupa buku yang memuat teori, hasil penelitian terdahulu, pencatatan data yang sudah ada diperusahaan berupa sumber elektronik, dari situs website dan lain-lain. Data pendukung yang telah diperoleh digunakan untuk menganalisis data primer yang
berkaitan dengan variabel
penelitian. 3.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan cara sebagai berikut : a.
Observasi Observasi adalah jenis informasi tertentu yang dapat dilakukan dengan baik melalui pengamatan langsung.23Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data secara jelas dengan
mengadakan
pengamatan
dan
pencatatan
yang
sistematis. Dalam hal ini penulis melakukan observasi ketempat objek yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data primer. b.
Wawancara atau interview Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk
23
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian, Suranaya: Usaha Nasional, 1982. Hal. 391
xxi
xxii
menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti mewawancarai pihak UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang, baik pengurus, manajer, karyawan, anggota atau nasabah. c.
Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang.
4.
Metode Analisis Data Metode induktif adalah metode yang berangkat dari fakta penelitian konkrit atau khusus kemudian ditarik suatu generalisasi yang bersifat umum. Dalam penelitian ini penulis akan menarik kesimpulan khusus mengenai kebangkrutan Unit Jasa Keungan Syariah sehinga dapat di tarik kesimpulan yang bersifat umum.24
H.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami isi penelitian secara keseluruhan, maka penulisan untuk skripsi ini secara umum dibagi dalam lima bab dan beberapa sub bab di dalamnya:
24
Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 140
xxii
xxiii
BAB I
: Berisi pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,metode penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan dasar dan pedoman untuk dipergunakan sebagai bahan penulisan.
BAB II
: LandasanTeori, yang memuat urain teoritis tentang variabel yang diteliti.
BAB III : Berisi tentang laporan hasil penelitia nmengenai gambaran umum UJKS Mitra Jaya Siberuk Tulis Batang, mulai dari sejarah berdirinya, visi misi perusahaan, struktur organisasi, dan ruanglingkup. BAB IV : Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V
: Berisi penutup yang didalamnya terdapat simpulan dan saran.
xxiii