BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi semua manusia. Oleh karena itu, kemampuan berpikir menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan atau tantangan -tantangan didalam kehidupan yang selalu berkembang. Dalam hal ini, guru merupakan salah satu pihak yang mempunyai peran besar dan ikut mengambil peran secara langsung dalam mencerdaskan peserta didik guna memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan (Sudirman, 1991:4). Keberhasilan peserta didik sangat bergantung pada pengelolaan pembelajaran guru yang melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi . Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih kreatif mengamati berbagai persoalan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, diharapkan guru akan mampu melakukan berbagai inovasi pembelajaran, baik berupa pendekatan maupun metode, media atau hal lain yang dapat diterapkan saat mengajar sesuai dengan karakteristik siswa dan bahan ajar. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, dan jumlah siswa di kelas.Pelaksanaan yang baik memerlukan tindakan-tindakan dan keputusankeputusan yang jelas dari pendidik selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanaan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Beberapa diantara tindakan-tindakan tersebut dapat dijumpai pada model-model pengajaran yang lain, langkah-langkah atau
tindakan tertentu merupakan ciri khusus pengajaran langsung (Azwan dan Syaiful, 2013:184). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut menuntut
pembelajaran pada
dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis. Aspek - aspek dalam prinsip penilaian mencakup; aspek kognitif yang meliputi kemampuan berpikir (menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan menciptakan atau hasil karya), aspek psikomotor yang berhubungan aktivitas fisik sedangkan aspek afektif mencakup watak perilaku. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah tingkat pencapaian kompetensi ketuntasan belajar dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) (Depdiknas, 2006:19) yaitu batas minimal pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang ideal adalah 75%. Seorang guru harus mempunyai kemampuan yang baik untuk mengelola proses pembelajaran, sehingga antara guru dan peserta didik dapat berinterasksi secara baik demi mendapatkan hasil pendidikan yang baik pula. Peran seorang guru sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, karena keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran sangat bergantung pada guru. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang
pada peserta didik untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif, dalam mengeksplorasi dan mengolaborasi kemampuannya. Penilaian pencapaian hasil belajar diperlukan untuk mengindentifikasi kurang berhasilnya peserta didik dalam belajar, yaitu faktor akademik dan non akademik. Faktor non akademik seperti ketidak harmonisan keluarga, mengisolir diri dari teman, faktor ekonomi, faktor internal (malas). Jika kurang berhasilnya peserta didik dalam belajar disebabkan faktor akademik, maka perlu dicermati aspek mana dan butir mana masih memerlukan remedial. Dalam proses pembelajaran respon peserta didik diperlukan, karena respon merupakan perilaku yang lahir berupa sambutan atau sikap terbuka dari hasil masuknya stimulus ke dalam pikiran seseorang. SMP Swasta Beringin Kupang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari SMP Swasta Beringin Kupang bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) fisika untuk tiap peserta didik (ketuntasan individu) adalah 75 dan kriteria ini berdasarkan kriteria yang digunakan Depdiknas. Namunketuntasan belajar bisa dapat ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah dengan mempertimbangkan kondisi sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Yeni M. Kause S.Si selaku guru mata pelajaran Fisika kelas VIII di SMP Swata Beringin Kupang diperoleh gambaran kondisi riil saat pembelajaran Fisika berlangsung, antara lain: 1.
Partisipasi siswa masih rendah, ini dilihat dari peserta didik yang pasif meskipun diberi kesempatan untuk berpendapat tentang materi yang disampaikan sehingga sulit untuk mengetahui secara pasti apakah siswa telah memahami materi yang sedang diajarkan.
2.
Interaksi dalam proses pembelajaran hanya didominasi beberapa siswa tertentu.
3.
Peralatan praktikum yang kurang memadai dan banyak yang rusak sehingga guru kesulitan dalam membimbing peserta didik melakukan eksperimen.
4.
Kurangnya peralatan praktikum tersebut menyebabkan peserta didik kurang memahami atau sedikit saja menguasai konsep dan penggunaan peralatan praktikum.
5.
Mata pelajaran fisika kurang diminati atau disukai oleh peserta didik karena dianggap sulit.
Salah satu cara untuk mengatasi kondisi rill saat pembelajaran fisika berlangsung di SMP Swasta Beringin Kupang adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang memberikan waktu yang lebih banyak
kepada peserta didik untuk dapat berpikir,
berkomunikasi dan berinterakasi sosial dengan temannya, serta merespon. Tekanan merupakan materi pelajaran Fisika dalam pembelajaran IPA pada jenjang SMP yaitu pada kelas VIII berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada materi pokok ini, peserta didik akan mempelajari konsep tekanan yang dilengkapi dengan eksperimen-eksperimen yang berhubungan erat dengan pengalaman sehari-hari. Pembelajaran secara alternatif dengan penerapan model pembelajaran Langsung(direct instruction) adalah suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat di ajarkan secara detail (Kardi dan Nur, 2000: 2). Elestina dalam penelitiannya, yang berjudul penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) berbantuan gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ipa di kelas V SDN 5 Basi kecamatan Basindodo tolitoli, dalam penelitian elestina terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap dwngan jumlah siswa 30
orang, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 25 siswa atau sebesar 83,3
. Dari 30 siswa, dengan nilai rata-rata 69,5
sedangkan 5 siswa memperoleh nilai kurang dari 65 atau sebesar 16,7
dari 30 siswa. Hasil
tindakan siklus II, diperoleh ketuntasan belajar yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 28 siswa atau sebesar 93,3
dari 30 siswa dengan nilai rata-rata 75,7 , sedangkan
2 siswa memperoleh nilai kurang dari 65 atau sebesar 6,7
dari 30 siswa. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Basi. Mastuang,
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
implementasi
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama persiapan berupa pengembangan perangkat pembelajaran. Metode pengumpulan menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) keterlaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan rpp, (2) peningkatan hasil belajar kognitif mahasiswa meningkat dengan berkat berkategori tinggi, dan (3) respon mahasiswa terhadap pembelajaran berkategori baik. Berdasarkan temuan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah fisika dasar II. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul :“PenerapanModel Pembelajaran Langsung Materi Pokok Tekananpada PesertaDidik Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta BeringinKupang Tahun Ajaran 2016/2017 ”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan umum dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hasil penerapan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017?. Dengan demikian, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017?
2.
Bagaimanakah ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017?
3.
Bagaimana ketuntasan hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017?
4.
Bagaimanakah respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017?
C. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mendeskripsikan kemampuan guru dalam dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017.
2.
Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017.
3.
Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017.
4.
Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik: a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Bagi guru: a. Sebagai bahan informasi dalam memilih model atau pendekatan pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika. 3. Bagi sekolah.
Sebagai sosialisai bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan suasana kegiatan pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti. a. Mendapat pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran langsung sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penerapannya dalam lingkup pendidikan. b. Sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya.
E. Penjelasan Judul Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Penerapan adalah penggunaaan suatu model tertentu menurut aturan atau kaidah tertentu. 2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
yang sedemikian rupa sehingga
terscapainya tujuan pembelajaran. 3. Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. 4. Tekanan adalah salah satu materi pokok pada mata pelajaran Fisika kelas VIII SMP, tekanan didefenisikan sebagai gaya per satuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja.