BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Objek dari penelitian ini adalah perusahaan multifinance di Indonesia.
Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), pada Januari 2010, posisi pembiayaan multifinance masih di Rp 145,28 triliun. Namun, pada Agustus 2010 posisinya sudah menyentuh Rp 175,17 triliun atau naik 22,89% dari akhir 2009 (year to date atau ytd). Biro riset Infobank memprediksikan, pertumbuhan pembiayaan multifinance akan mencapai 25%. Industri multifinance akan berpacu makin kencang pada 2011. Tidak hanya karena kondisi ekonomi yang membaik dengan pertumbuhan yang diprediksi menyentuh 6,4% - 6,6% pada 2011, tetapi juga didukung oleh penjualan kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil yang diperkirakan akan naik tajam. Hampir sebagian besar multifinance mengandalkan dana perbankan untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Selain pinjaman perbankan, sumber dana industri ini antara lain berasal dari modal sendiri dan obligasi. Dikutip dari Koran Kontan tanggal 25 Februari 2011, tertulis bahwa Fitch Ratings memuluskan jalan Indonesia untuk meraih predikat layak investasi alias investment grade. Pada hari Kamis, 24 Februari 2011, lembaga pemeringkat dunia tersebut mengubah outlook peringkat Indonesia menjadi positif sekaligus menegaskan rating BB+. Fitch Ratings mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu mencapai 6,1% menjadikan rata-rata pertumbuhan Indonesia selama lima tahun
1
menjadi 5,7% per tahun. Angka tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara yang mendapat peringkat BB dan BBB. Sebelum ini, Moody’s Investors Service telah menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi Ba1. Ini peringkat tertinggi versi Moody’s sejak krisis ekonomi 1997. Peringkat versi Moody’s itu juga setara dengan satu level dibawah investment grade. Berdasarkan pemeringkat Standard & Poor’s (S&P), Indonesia masih dua level dibawah investment grade. S&P menaikkan peringkat utang Indonesia dari BB- menjadi BB pada Maret tahun lalu, dengan outlook positif. Perubahan prospek peringkat ini tentu disambut baik oleh para pengamat dan pelaku pasar keuangan di negeri ini. Berikut adalah sekilas tentang perkembangan obligasi di Indonesia dari tahun 2004 sampai caturwulan 1 tahun 2010:
Gambar 1.1 Statistik Obligasi Indonesia 2004 sampai Q1-2010 Sumber: IDX Fact Book 2010 (2011)
Terlihat perkembangan nilai obligasi yang meningkat (uptrend) pada obligasi pemerintah maupun korporat. Pada masa krisis keuangan global pada tahun 2008,
1
obligasi korporat mengalami penurunan nilai akibat terkena imbasnya, tetapi berbeda dengan obligasi pemerintah yang tetap stabil meningkat. Ini berarti kepercayaan investor dengan produk investasi satu ini lebih kuat daripada terpaan maupun isu krisis global. Ini menjadi landasan positif bagi korporat untuk menerbitkan obligasi untuk menghimpun dana eksternal. Tercatat pula jumlah obligasi yang dirilis lebih banyak dari korporat daripada pemerintah. Jadi peluang di investasi ini masih terbuka dilihat dari histori. Bagi para investor, pasar modal merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan dananya (dalam aset finansial). Dalam hal ini aset finansial tersebut sering kita kenal dengan istilah surat berharga. Pada dasarnya, surat berharga di pasar modal dikategorikan menjadi 2 bentuk, yaitu surat berharga yang bersifat ekuitas (saham) dan surat berharga yang bersifat pendapatan tetap (fixed income), umumnya dikenal dengan nama “Obligasi”. Pada penelitian ini akan dibahas tentang surat berharga berupa obligasi. Pada hakikatnya obligasi sama dengan bentuk hutang jangka panjang lainnya (term loan contohnya). Semua surat hutang tersebut membebani debitur dengan beban tetap, yaitu pembayaran bunga dan pokok hutang. Meskipun demikian, penerbitan obligasi memiliki beberapa karakteristik khusus. Salah satunya adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi umumnya sedang membutuhkan dana dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut kesulitan dalam mencari seorang kreditur tunggal untuk memenuhi segala kebutuhan dana tersebut. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut maka diterbitkan beberapa lembar obligasi. Dalam hal ini total nilai obligasi
2
sama dengan total jumlah dana yang dibutuhkan. Obligasi-obligasi ini selanjutnya akan dijual kepada publik dengan memanfaatkan jasa pialang (perusahaan sekuritas). Obligasi adalah surat perjanjian yang diterbitkan oleh pihak yang butuh dana jangka panjang, dimana penerbit obligasi berjanji akan membayar bunga dan pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan (jatuh tempo). Ada 2 tipe obligasi, yaitu (1) tanggal tetap pada saat jatuh tempo, dan (2) bunga tetap, biasanya dalam jangka kontrak 6 bulan (Fabozzi, 2007, p1). Berdasarkan definisi ini dapat disimpulkan bahwa obligasi merupakan surat pernyataan / pengakuan hutang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana jangka panjang. Obligasi akan membebani penerbitnya dengan kewajiban untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Kewajiban tersebut bersifat tetap. Penerbit obligasi bisa dari pemerintah (default-free bond) ataupun perusahaan (default-able bond), yang keduanya bermaksud untuk mendapat tambahan dana. Jurnal dari Gerardo Palazzo, CFA dan Stefano Nobili (2010) menyebutkan bahwa masa depan dari harga obligasi pemerintah bergantung pada lingkungan makroekonomi, salah satunya adalah inflasi. Menurut Frank J. Fabozzi (2007, p6), resiko dari obligasi mencakup interest-rate risk, reinvestment risk, call risk, credit risk, inflation risk, exchange-rate risk, Liquidity risk, dan volatility risk. Penetapan harga wajar suatu obligasi dapat ditentukan dengan perkiraan besar arus kas yang diharapkan dan besarnya hasil (yield) diinginkan yang sesuai. Secara umum, yield berarti perolehan imbal hasil (return) dari investasi obligasi dalam jangka waktu setahun. Yield yang diinginkan ditentukan dengan mengetahui yield yang ditawarkan oleh obligasi pembanding di pasar. Sehingga yield suatu obligasi 3
berhubungan dengan harga obligasi itu sendiri. Umumnya, yield yang diinginkan dinyatakan dalam bentuk suku bunga tahunan. Salah satu cara untuk mengukur yield yang umumnya digunakan oleh manajer portofolio adalah pendekatan hasil saat jatuh tempo (Yield to Maturity). Model yang mencerminkan hubungan hasil Yield to Maturity (YTM) dengan Time to Maturity (TTM) seringkali disebut kurva imbas hasil (yield curve). Untuk mengukur tingkat perubahan (sensitivitas) harga obligasi, dapat dilihat dari (1) nilai harga suatu basis poin, (2) nilai setelah perubahan harga, (3) lamanya. Salah satu indikator untuk mengukur sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga adalah dengan mengetahui waktu jatuh tempo (duration). Pada dasarnya obligasi dengan waktu jatuh tempo yang tinggi mempunyai resiko yang tinggi pula. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang durasi dari industri multifinance Indonesia. Metode yang akan digunakan adalah Macaulay Duration dan Modified Duration, lalu akan dilakukan uji secara statistik untuk melihat pengaruh durasi dengan perubahan harga. Riset yang didapatkan oleh Abdul Hamid, dkk (2006) memperkuat penelitian penulis ini, yaitu durasi dan konveksitas dapat digunakan untuk mengukur sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga. Penelitian yang dilakukan oleh Hadri Kusuma dan Asrori (2005) menyimpulkan bahwa durasi dan konveksitas secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap sensitivitas harga obligasi di Indonesia. Karena objek penelitian Hadri Kusuma (2005) adalah sama dengan penulis, yaitu di Indonesia, tetapi secara luas seluruh obligasi, ini yang membedakan dengan penulis, yaitu hanya industri multifinance yang diteliti. Urgensi yang penulis 4
dapatkan dari objek penelitian ini adalah pertumbuhan porsi pembiayaan naik sebesar 22,89% pada Agustus 2010 (ytd), ini adalah industri yang baik perkembangannya melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lebih dari 10%, contohnya pada tahun 2010 mencapai 6,1%. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji hipotesa penulis yaitu ada hubungan yang positif dan kuat antara durasi pada obligasi industri multifinance Indonesia di tahun 2011.
1.2
Identifikasi Masalah Tujuan dari pembahasan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah sebagai berikut: 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh durasi terhadap perubahan harga. 2. Mengetahui arah dan besar pengaruh durasi terhadap perubahan harga.
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah untuk membahas hal berikut: 1. Mengetahui masing-masing sensitivitas harga (melalui duration) obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan multifinance 2. Menguji secara statistik arah pengaruh dan besar kekuatan durasi terhadap perubahan harga. Berikut manfaat yang bisa penulis kontribusikan dengan adanya penelitian ini: 1. Bagi perusahaan penerbit -
Mengetahui seberapa besar pengaruh durasi dengan perubahan harga.
5
2. Bagi perusahaan kompetitor di industri sejenis -
Mengetahui besar durasi yang sudah beredar agar bisa menjadi pembanding.
3. Bagi pemerintah Indonesia -
Penelitian terhadap minat antara obligasi pemerintah dengan obligasi di industri tertentu.
-
Menetapkan kebijakan makro terhadap suku bunga yang lebih relevan karena sudah mengetahui tingkat sensitivitas obligasi di suatu industri.
4. Bagi ilmu obligasi (pendidikan) -
Penelitian lebih spesifik kepada suatu perusahaan tentang obligasi, setelah sebelumnya diteliti dari segi nasional oleh Rezki Adhitia.
-
Pemahaman lebih aplikatif tentang penerapan Macaulay Duration yang ditemukan oleh Frederick Macaulay (1882-1970).
5. Bagi masyarakat -
Sebagai salah satu ilmu dan bahan pertimbangan untuk berinvestasi dalam obligasi.
-
Dengan pemahaman salah satu dari komponen obligasi ini, dapat mendongkrak investasi di bidang ini.
1.4
Ruang lingkup Batasan dari segi pembahasan diperlukan agar tidak banyak faktor lain yang
mempengaruhi. Berikut ruang lingkup dalam penelitian ini:
6
1. Penelitian ini menggunakan objek obligasi dalam industri multifinance yang masih beredar per Juni 2011. 2. Metode yang digunakan untuk menghitung Duration adalah Macaulay Duration dan Modified duration. 3. Uji secara statistik adalah uji normalisasi, perhitungan regresi, dan perhitungan korelasi.
1.5
Sistematika Penulisan Penelitian ini akan terdiri dari lima bab beserta lampiran. Secara garis besar
masing-masing bab akan membahas hal berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori dasar, penelitian sebelumnya, yang relevan dengan persoalan yang dibahas dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian untuk mencapai tujuan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil pengolahan data dan perhitungan obligasi dengan metode duration dan uji statistik.
7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang penulis ambil dari hasil penelitian ini. Serta saran yang penulis rasa relevan untuk pengembangan penelitian ini.
8