1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dasar (SD). Melalui pelajaran IPS siswa mempelajari berbagai
macam
hal
yang
terkait
dengan
masalah
sosial,
seperti
kemasyarakatan, budaya, kenampakan alam, pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dalam kegiatan ekonomi, keanekaragaman suku bangsa, sejarah, dan lain sebagainya. Tujuan dari pembelajaran IPS yaitu untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengahtengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab (Gunawan, 2013: 48). Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPS diberikan kepada siswa memiliki tujuan untuk membentuk siswa yang nantinya akan menjadi warga negara yang memiliki kemampuan sosial untuk dapat bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat dan memiliki andil dalam kehidupan sekitarnya sehingga nantinya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. IPS merupakan “integrasi dari berbagi cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya” (Gunawan, 2013: 105).Integrasi dari berbagai cabang ilmu merupakan karakteristik dari 1
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015
2
IPS. IPS di SD hanya menekankan pada bahan kajian geografi, ekonomi dan sejarah. “Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik” (Sapriya, 2014: 20). Berdasarkan karakteristik tersebut maka dapat dilihat bahwa di dalam IPS terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang dipelajari, hal itu membuat materi IPS menjadi luas dan kompleks sehingga membuat siswa merasa kesulitan untuk mempelajarinya. Siswa juga cenderung menghafal materi, tentu saja hal tersebut dirasa sangat membosankan dan menjadikan siswa pasif, karena tidak ada proses berpikir secara mendalam yang kemudian menjadikan nilai-nilai esensi yang terdapat di dalam pelajaran tidak dapat tersampaikan secara baik pada siswa hingga pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Kompleksitas dan padatnya materi IPS juga sering menjadi alasan guru untuk menyampaikan materi dengan cara ceramah, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri secara luas. Permasalahan di atas dialami siswa kelas IV di SD Negeri 3 Teluk. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas IV diperoleh beberapa informasi, di antaranya yaitu bahwa siswa kelas IV merasa kesulitan didalam memahami materi IPS. Siswa merasa bahwa materi IPS yang dipelajarinya cukup banyak dan cakupannya luas, beberapa materi harus mereka hafalkan sehingga siswa sering merasa bosan di dalam proses
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015
3
pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai-nilai ulangan mata pelajaran IPS yang masih tergolong rendah, baik itu ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester. Misalnya saja seperti nilai ulangan harian materi kegiatan ekonomi dan sumber daya alam ternyata siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ada 18 anak dari 30 siswa. Itu artinya separuh lebih dari jumlah siswa belum mampu mencapai batasan ketuntasan minimal yang telah ditentukan, adapun KKM mata pelajaran IPS di SD N 3 Teluk yaitu 68. Nilai tertinggi yang diraih siswa pada ulangan tersebut yaitu 95 dan nilai terendahnya yaitu 37,5. Guru di dalam menyampaikan materi juga masih menggunakan metodemetode pembelajaran yang sederhana misalnya metode ceramah dimana belum digunakan metode-metode yang lain. Guru juga belum menggunakan modelmodel pembelajaran yang dapat membangun pemahaman siswa terhadap materi dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Ditambah lagi proses pembelajaran yang dilaksanakan masih pada tingkat menyampaikan, memberikan, dan mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa yang membuat siswa belum dapat membangun pengetahuannya sendiri. Siswa juga dibiasakan oleh guru untuk menggunakan cara hafalan dalam memahami materi sehingga tidak menumbuhkan kebiasaan berpikir. Hal tersebut membuat kemampuan berpikir siswa kelas IV SD N 3 Teluk masih rendah, khususnya kemampuan berpikir kreatif. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang belum dapat memecahkan masalah dengan baik ketika guru manyajikan soal yang di dalamnya terdapat permasalahan yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015
4
harus dipecahkan oleh siswa, sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam merencanakan
penyelesaian
soal,
pola
berpikir
siswa
masih
belum
berkembang, dalam menjawab soal pemecahan masalah jawaban siswa bersifat homogen, masih sedikit siswa yang dapat mengerjakan soal dengan penyelesaian masalah yang berbeda-beda, siswa merasa takut dan tidak percaya diri apabila memberikan jawaban yang berbeda dari teman-temannya. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti dan guru sepakat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS dengan
melakukan
Penelitian
Tindakan
Kelas
menggunakan
model
pembelajaran Treffinger di kelas IV SD N 3 Teluk.Model Treffinger adalah “model pembelajaran yang berupaya untuk mengajak siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah” (Miftahul Huda, 2013:319). Di dalam model Treffinger terdapat 3 komponen penting, yaitu Understanding Challenge (Memahami Tantangan), Generating Ideas (Membangkitkan Gagasan), Preparing for Action (Mempersiapkan Tindakan). Alasan diterapkannya model pembelajaran Treffinger karena model ini sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan di dalam pelaksanaan
model
Treffinger
guru
menyajikan
permasalahan
untuk
diselesaikan siswa. Model ini merangsang siswa untuk berpikir secara kreatif karena siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dengan penyelesaian masalah yang beragam. Model Treffinger juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPS, siswa tidak hanya dituntut untuk menghafal materi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015
5
tapi juga dituntut untuk memamahami secara mendalam dengan proses kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“bagaimana penerapan model Treffinger dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD N 3 Teluk?” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaituuntuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD N 3 Teluk. D. Manfaat Penilaian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi siswa a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dari pembelajaran yang biasa dilaksanakan. b. Mendorong siswa untuk dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan berpikir kreatif pada setiap pemecahan masalah. 2. Bagi guru a. Memperoleh pengalaman pembelajaran menggunakan metode Treffinger. b. Memberikan pengalaman untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas secara kolaboratif . c. Mendapatkan
pengetahuan
tentang
metode
Treffinger
dan
pelaksanaannya dalam pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015
6
3. Bagi sekolah Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Puput Weningtyas Jayanti, FKIP UMP, 2015