BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbesar di dunia, yakni sekitar 200 juta jiwa (www.bps.go.id). Dengan jumlah tersebut,
sudah
selayaknya
Indonesia
dapat
menjadi
pelopor
dan
kiblat
pengembangan keuangan syariah di dunia. Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2015, Indonesia menduduki urutan ketujuh negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia, Saudi Arabia, United Emirates Arab, Kuwait dan Bahrain. Indonesia digolongkan sebagai Emerging Leaders yangmana memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pemain global di industri keuangan syariah. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Islamic Finance Country Index (IFCI) Tahun 2015 NEGARA
NILAI 2015 RANK 2015 Iran 85.6 1 Malaysia 80.3 2 Saudi Arabia 73.6 3 United Emirates Arab 38.0 4 Kuwait 36.7 5 Bahrain 26.3 6 Indonesia 24.7 7 Qatar 20.9 8 Sudan 15.7 9 Pakistan 14.7 10 Sumber : Global Islamic Finance Report 2015, diakses 12 Mei 2016. 1
2
Perkembangan perbankan syariah sebagai bagian dari aplikasi sistem keuangan syariah di Indonesia telah memasuki babak baru. Pertumbuhan industri perbankan syariah telah bertransformasi, dari sekedar memperkenalkan suatu alternatif praktik perbankan syariah, menjadi bagaimana Bank Syariah menempatkan posisinya sebagai pemain utama dalam percaturan ekonomi di tanah air. Bank Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama dan pertama bagi nasabah dalam pilihan transaksi mereka. Hal ini ditunjukkan dengan akselerasi pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia (Ikatan Bankir Indonesia, 2015). Perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Data statistik perbankan syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan edisi Februari 2016 memperlihatkan jaringan kantor perbankan syariah sebanyak 2.686 unit yang terdiri atas bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank pembiayaan rakyat syariah. Jumlah ini meningkat sebesar 120% dibandingkan dengan jumlah jaringan kantor perbankan
syariah
pada
tahun
2009
yang
hanya
berjumlah
1.223
unit
(www.ojk.go.id). Namun jika dibandingkan dengan jumlah jaringan kantor perbankan konvensional di Indonesia yang mencapai 38.940 unit yang terdiri atas bank umum dan bank perkreditan rakyat pada Februari 2016, jumlah jaringan kantor perbankan syariah terlihat sangat kecil hanya sebesar 7% dari jumlah jaringan kantor perbankan konvensional (www.ojk.go.id). Perkembangan Bank Syariah tidak hanya dapat dilihat dari jumlah kantor saja, namun dapat dilihat dari jumlah penghimpunan dana pihak ketiga. Data statistik perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan edisi Februari 2016 memperlihatkan jumlah dana pihak ketiga sebesar 231.819 Miliar Rupiah yang terdiri atas bank umum syariah dan unit usaha syariah. Jumlah ini meningkat sebesar 450%
3
dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah pada tahun
2009 yang hanya berjumlah 52.271 Miliar Rupiah
(www.ojk.go.id). Namun jika dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga bank umum konvensional di Indonesia yang mencapai 4.437.515 Miliar Rupiah pada Februari 2016, jumlah DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah terlihat sangat kecil hanya sebesar 5,5% dari jumlah DPK bank umum konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Penghimpunan DPK Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah Februari 2016 dalam Miliar Rp No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Lokasi Jawa Barat Banten DKI Jakarta D.I Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Timur Bengkulu Jambi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Sumatera Selatan Bangka Belitung Kepulauan Riau Lampung Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Gorontalo
Bank Umum Konvensional 364.899 129.925 2.255.336 45.595 214.574 419.844 10.047 23.591 30.701 185.128 34.075 62.590 58.473 13.976 41.069 31.386 39.385 43.166 83.500 19.104 15.294 78.294 21.039 4.314
BUS & UUS 26.197 6.375 116.891 3.768 12.036 19.067 551 1.043 3.646 8.117 2.833 3.909 4.049 219 1.489 1.833 3.016 1.780 4.307 671 758 3.516 226 221
4 Tabel 1.2 Lanjutan
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Sulawesi Barat 3.670 Sulawesi Tenggara 14.611 Nusa Tenggara Barat 19.374 Bali 75.783 Nusa Tenggara Timur 21.775 Maluku 12.231 Papua 36.768 Maluku Utara 6.422 Papua Barat 12.152 Lain-lain 9.427 Total 4.437.515 Sumber: www.ojk.go.id, diakses 10 Mei 2016.
149 627 1.170 804 108 332 597 377 314 823 231.819
Dari uraian di atas, persaingan dalam industri perbankan dapat dikatakan sangat tinggi. Perusahaan-perusahaan yang terjun dalam industri ini harus dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk tetap dapat bersaing dengan kompetitornya, termasuk perbankan syariah yang harus memiliki strategi untuk tetap dapat bersaing dengan perbankan konvensional meskipun perbankan syariah merupakan pemain baru dalam industri perbankan di Indonesia. Salah satu strategi yang perlu menjadi perhatian dalam menghadapi persaingan adalah strategi pemasaran. Menurut Al-Arif (2012) strategi pemasaran sangat diperlukan karena strategi pemasaran memperhatikan keadaan eksternal dan internal perusahaan secara menyeluruh sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kemampuan lokal. Dengan strategi pemasaran, perusahaan akan memiliki orientasi jangka panjang. Sumber daya yang dimiliki akan dialokasikan untuk memperoleh keunggulan daya saing yang berarti tanggap terhadap hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan dan juga dapat meningkatkan efektivitas pemasaran perusahaan. Perbankan syariah tidak hanya terdapat di wilayah Indonesia yang memiliki mayoritas masyarakat beragama Islam saja, namun perbankan syariah juga terdapat di
5
beberapa wilayah Indonesia yang memiliki mayoritas masyarakat nonmuslim, salah satunya adalah Provinsi Bali. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan jumlah jaringan kantor perbankan syariah di Bali hingga tahun 2016 mencapai 26 unit dengan proporsi 22 bank umum syariah, 3 unit usaha syariah, serta 1 bank pembiayaan rakyat syariah (www.ojk.go.id). Menurut data sensus penduduk tahun 2010, Bali merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.890.756 jiwa yang terdiri atas 520.244 masyarakat Muslim serta 3.370.512 masyarakat nonmuslim dengan proporsi 3.247.283 penganut agama Hindu, 64.454 penganut agama Kristen, 31.397 penganut agama Katolik, 21.156 penganut agama Budha, 427 penganut agama Konghucu, dan 5.795 penganut lainnya (bali.bps.go.id). Kota Denpasar, Bali merupakan ibukota provinsi Bali yangmana sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian. Kota Denpasar dihuni oleh 74,3% masyarakat nonmuslim. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar tahun 2013, jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 708.454 jiwa yang terdiri atas 182.054 masyarakat Muslim, serta
526.400 masyarakat nonmuslim
dengan proporsi 456.065 penganut agama Hindu, 35.938 penganut agama Kristen, 17.715 penganut agama Katolik, 16.462 penganut agama Budha, 175 penganut agama Konghuchu, dan 45 penganut agama Kepercayaan (www.denpasarkota.go.id). Sebagai Bank Syariah yang menggunakan dasar ajaran Agama Islam dalam melaksanakan segala kegiatan muamalahnya, maka Bank Syariah memiliki tantangan tersendiri ketika mendirikan sebuah kantor di wilayah Indonesia yang memiliki mayoritas masyarakat nonmuslim seperti Kota Denpasar, Bali. Selain faktor agama
6
masyarakat Kota Denpasar, Bali sebuah Bank Syariah juga akan menghadapi persaingan di dalam industri perbankan, baik dengan Bank Konvensional maupun dengan sesama Bank Syariah. Menurut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bali Triwulan IV 2015, perkembangan industri perbankan Provinsi Bali terkonsentrasi di Bali Selatan. Demikian juga dengan sebaran ketersediaan layanan perbankan di Provinsi Bali didominasi oleh Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Jumlah kantor bank di Kota Denpasar mencapai 297 unit (www.bi.go.id). Hal ini menunjukkan bahwa persaingan industri perbankan di Kota Denpasar, Bali cukup tinggi. Persaingan industri perbankan yang tinggi disertai tantangan untuk menembus pasar nonmuslim, Bank Syariah di Kota Denpasar harus dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk tetap dapat bersaing dengan kompetitor serta berhasil untuk menembus pasar nonmuslim. Bank Syariah pertama kali memasuki Kota Denpasar, Bali pada tahun 2004. Kehadiran Bank Syariah mendapatkan respon positif dari masyarakat Bali, sehingga Bank Syariah dapat terus berkembang hingga saat ini (republika.co.id). Namun Bank Syariah tetap harus memiliki strategi bisnis berkelanjutan agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Pokok perumusan strategi adalah menghubungkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan lingkungannya baik itu faktor sosial, ekonomi, maupun aspek utama yaitu faktor persaingan dalam industri yang dijalani oleh sebuah perusahaan. Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar merupakan Bank Syariah yang terletak di Jalan Raya Puputan no. 114, Kel. Sumerta Klod, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Hingga saat ini Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar
7
terus berkembang mengikuti perkembangan dan persaingan industri perbankan di Denpasar. Hal ini dapat terlihat dari pencapaian Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali sebagai Bank Syariah Mandiri terbaik se-Indonesia dalam layanan Gadai dan Cicil Emas. Namun di sisi lain tentu saja Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar memerlukan strategi bisnis berkelanjutan agar pencapaian yang telah diraih tetap terjaga bahkan terus meningkat. Pengaruh faktor agama masyarakat serta tingginya persaingan industri perbankan di Kota Denpasar memaksa Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali untuk bersiap diri agar pangsa pasarnya tidak tergerus dengan pesaing-pesaing yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis strategi pemasaran yang telah diimplementasikan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali. Tujuan analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dijalankan benar-benar telah memiliki elemen-elemen strategi yang ada pada tools Strategy Diamond yang akan digunakan dalam penelitian ini. Strategy Diamond ialah sebuah kerangka analisis formulasi atau rancangan sebuah strategi yang dikenalkan oleh Hambrick dan Frederickson (2001), dalam kerangka ini meliputi dari lima elemen strategi yang saling berkaitan, yaitu : Arenas, Vehicles, Differentiator, Staging, Economic Logic. Tujuan dari Strategy Diamond ini adalah untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan semua bagian dari strategi secara keseluruhan dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang terkait mencangkup Arenas : dimanakah kita akan aktif? Vehicles: dengan apa kita akan menuju kesana? Differentiator : bagaimana kita dapat memenangkan pasar penjualan? Staging: apa yang akan mempercepat pergerakan kita? Economic Logic:
8
bagaimana kita memperoleh keuntungan?. Melalui kerangka ini kita dapat mengetahui apakah strategi yang dijalankan sebuah perusahaan telah benar-benar menjadi sebuah strategi yang dapat diimplementasikan secara komprehensif sesuai dengan faktor eksternal yang mempengaruhi persaingan bisnis yang dimasuki oleh sebuah perusahaan maupun faktor internal dan visi misi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali. Alasan peneliti memilih Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali sebagai obyek penelitian karena Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali merupakan bank syariah terbesar di Bali yangmana berada di tengah mayoritas masyarakat nonmuslim namun dapat bertahan bahkan berkembang dari tahun ke tahun. Kemudahan dalam mengakses data penelitian juga menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali. Adapun subyek penelitian adalah pihak manajemen puncak dan divisi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar Bali yang menjadi sumber informasi mengenai strategi-strategi pemasaran yang telah diterapkan maupun yang akan direncanakan perusahaan untuk memenangi tantangan faktor lingkungan sosial perusahaan dan persaingan dalam industri perbankan di Denpasar yang ada.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bank syariah pertama kali berdiri di Bali pada tahun 2004. Kehadiran Bank Syariah di Bali mendapatkan respon positif dari masyarakat Bali, sehingga Bank Syariah dapat terus berkembang hingga saat ini
9
(republika.co.id). Namun Bank Syariah sebagai bank yang menggunakan dasar ajaran Agama Islam dalam melaksanakan segala kegiatan muamalahnya, maka Bank Syariah memiliki tantangan tersendiri ketika mendirikan sebuah kantor di wilayah Indonesia yang memiliki mayoritas masyarakat nonmuslim seperti Kota Denpasar, Bali. Kota Denpasar, Bali merupakan kota yang dihuni oleh 74,30% masyarakat nonmuslim. Selain faktor agama masyarakat Kota Denpasar, sebuah Bank Syariah juga akan menghadapi persaingan di dalam industri perbankan dan keuangan, baik dengan Bank Konvensional, sesama Bank Syariah maupun dengan Lembaga Keuangan non Bank yang telah berdiri sejak lama sebelum adanya Bank Syariah di Kota Denpasar, Bali. Sebagai Bank Syariah yang berada di wilayah masyarakat mayoritas nonmuslim, maka diperlukan penanganan strategi yang lebih komprehensif. Salah satunya pelaku bisnis dalam industri ini dituntut untuk dapat menentukan strategi pemasaran apa yang harus diterapkan untuk memenangi tantangan faktor lingkungan sosial perusahaan serta persaingan yang tinggi, namun juga harus disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki serta tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Bank Syariah Mandiri Cabang Denpasar, Bali sebagai salah satu pemain dalam industri ini tidak lepas dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, sehingga perlunya analisis untuk mengetahui apakah strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali yang telah dijalankan dan bagaimana strategi pemasaran yang akan diimplementasikan benar-benar telah sesuai dengan elemen-elemen strategi yang ada pada tools Strategy Diamond (Arenas, Vehicles, Differentiator, Staging, Economic
10
Logic) agar perusahaan terus dapat mempertahankan maupun meningkatkan prestasi yang telah dicapai untuk masa yang akan datang.
1.3 Pertanyaan Penelitian Permasalahan di atas memunculkan pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu : 1. Bagaimana strategi pemasaran yang telah diimplementasikan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali berdasarkan analisis elemenelemen Strategy Diamond (Arenas, Vehicles, Differentiator, Staging, Economic Logic)?
1.4 Keaslian Penelitian Penelitian tentang analisis Strategy Diamond dan strategi pemasaran Bank Syariah telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Berikut penulis memaparkan penelitian sebelumnya. Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu Peneliti, Tahun Pramono, 2007
Judul Analisa Strategic Diamond : Studi Kasus pada Kantor Pos II Bandung PT Pos Indonesia (Persero)
Tujuan Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan transformasi bisnis, mengetahui bagaimana analisa Strategi Diamond yang diterapkan, dan memahami tahapan yang dilalui ketika mengimplementasikan
Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus.
Hasil Penelitian Analisa Strategi Diamond menunjukkan adanya integrasi dan konsistensi dalam implementasi Transformasi Bisnis Pos.
11 Tabel 1.3 Lanjutan konsep Strategi Diamond. Memformulasikan strategi bisnis PT Allofindo Rakan Wisata dengan analisis yang komprehensif menggunakan pendekatan strategi diamond. Mengetahui elemenelemen strategi apa yang sudah maupun belum dimiliki oleh Whiz Hotel Yogyakarta untuk dapat memenangi persaingan dalam industri
Anindya, 2014
Formulasi Strategi Bisnis PT Allofindo Rakan Wisata dengan pendekatan Strategi Diamond
Penelitian menggunakan studi deskriptif serta analisis internal dan eksternal perusahaan
Formulasi strategi bisnis PT Allofindo Rakan Wisata telah menggunakan kerangka Strategi Diamond.
Singa, 2015
Analisa Strategi Diamond Pada Whiz Hotel Yogyakarta
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
Lima elemen strategi pada alat Strategi Diamond dapat dikatakan telah dimiliki oleh Whiz Hotel Yogyakarta guna menghadapi persaingan bisnis yang ada. Terdapat tujuh faktor penyebab penurunan kinerja perusahaan yaitu posisi produk yang belum jelas, segmen pasar yang belum dirumuskan matang, area geografis belum optimal, teknologi belum berkembang, pengembangan SDM terhenti, desain produk tidak unik, dan kualitas produk tidak stabil. Konsumen Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta telah puas dengan pelayanan BMI dalam hal produk, promosi dan harga. Responden tidak puas dengan jumlah cabang BMI.
Yuharmelia, 2015
Strategi untuk Bisnis yang Menurun dengan pendekatan Strategi Diamond Studi pada Hasan Batik Bandung
Mengidentifikasi penyebab dari penurunan kinerja yang signifikan dan alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam perbaikan kinerja pada Hasan Batik.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan eksplanatori studi kasus.
Khalid, 2006
The Marketing Strategy of Bank Muamalat Indonesia.
Mengetahui kesesuaian strategi pemasaran yang diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.
12
Joharuddin, 2007
Strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta dalam Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Tabel 1.3 Lanjutan Mengetahui strategi yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta dalam meningkatkan kepuasan nasabah di bidang marketing mix.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisa deskriptif dan analisa kesenjangan (GAP Analysis)
Produk, harga, promosi, dan distribusi Bank Syariah Mandiri Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta telah memenuhi dan meningkatkan kepuasan nasabah dalam marketing mix walaupun beberapa atribut membutuhkan peningkatan kinerja.
Dari keenam penelitian di atas, penulis meyakini bahwa penelitian yang terfokus pada strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali berdasarkan analisis elemen-elemen Strategy Diamond belum diteliti.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali dengan menggunakan elemen-elemen Strategy Diamond dalam rangka mempertahankan maupun meningkatkan prestasi yang telah dicapai sehingga dapat memenangi tantangan faktor lingkungan sosial perusahaan dan persaingan dalam industri.
13
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu: 1.6.1 Akademis Dari sisi akademis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan baru serta sebagai dasar penelitian-penelitian yang akan dilakukan di masa yang akan datang. 1.6.2 Praktis Dari sisi praktis, penelitian ini bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali yang terlibat dalam industri perbankan di provinsi Bali untuk dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi tantangan faktor lingkungan sosial perusahaan dan persaingan di dalam industri perbankan ini.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian Studi kasus bertujuan mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang diteliti dengan tetap mempertahankan keutuhan dari objek, sehingga data yang dikumpulkan bisa dipelajari sebagai keseluruhan yang terintegrasi (Creswell, 2013). Oleh karena itu, perlu adanya ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian secara mendalam dan intensif dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali. 2. Pihak manajemen puncak dan divisi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar Bali sebagai sumber informasi mengenai strategistrategi pemasaran yang telah diterapkan maupun yang akan direncanakan
14
perusahaan
untuk
memenangi
tantangan
faktor
lingkungan
sosial
perusahaan dan persaingan dalam industri perbankan di Provinsi Bali yang ada. 3. Pembatasan objek penelitian pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Denpasar, Bali.
1.8 Sistematika Penulisan Pada Bab I telah dijelaskan latar belakang masalah yang mengungkapkan pentingnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode analisis dan sistematika penulisan. Pada Bab II akan dijelaskan tinjauan pustaka dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan meliputi teori dasar mengenai alat analisis yang digunakan, dasar pengambilan keputusan serta dasar teori analisis elemen-elemen strategi perusahaan untuk menghadapi kecenderungan yang akan terjadi dalam industri perbankan di provinsi Bali. Pada Bab III akan menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan, meliputi : jenis penelitian, objek penelitian, kerangka analisis penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Pada Bab IV akan menjelaskan mengenai gambaran umum industri perbankan syariah saat ini, kondisi perusahaan yang berjalan pada saat ini untuk tetap dapat eksis dalam persaingan industri tersebut. Serta akan diuraikan analisis data dan pembahasan, hasil analisis secara mendalam dan komprehensif mengenai struktur industri perbankan syariah dan elemen-elemen strategi perusahaan dalam menghadapi
15
tantangan faktor lingkungan sosial perusahaan dan persaingan yang ada pada industri perbankan saat ini. Pada Bab V akan dilakukan simpulan pembahasan dan saran.