BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang. Obat ini dapat menyebabkan masalah gastrointestinal pada sekitar 20% pasien (Grosser, et al., 2011) yang berupa nyeri epigastrik, mual, muntah dan diare. Pada beberapa orang juga terjadi pengiritasian dinding lambung yang menyebabkan ulser peptik dan perdarahan pada saluran cerna (Sweetman, 2009). Untuk mengurangi efek samping natrium diklofenak, maka pada saat sekarang ini umumnya natrium diklofenak dibuat dalam bentuk sediaan tablet salut enterik. Penundaan pelepasan dari obat ini dapat menurunkan iritasi lambung karena dapat mencegah terjadinya lokalisasi obat di lambung (Reynolds, 1993). Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang dapat larut dalam air (Ansel, 2005). Pada umumnya cangkang kapsul terbuat dari gelatin. Tergantung pada formulasinya kapsul dapat berupa kapsul gelatin lunak atau keras. Bagaimanapun, gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah (Chang, et al., 1998). Kapsul gelatin umumnya dirancang untuk larut dalam asam lambung, melepaskan obat, yang akan diserap melalui dinding lambung. Tetapi, ada
Universitas Sumatera Utara
beberapa zat aktif farmasi yang tidak cocok untuk pelepasan di lambung misalnya obat tertentu yang dapat mengiritasi mukosa lambung, tidak stabil atau reaktif pada pH asam lambung, dapat dipengaruhi oleh metabolisme di lambung, atau target obat dapat berlanjut sepanjang saluran pencernaan (WIPO, 2008). Beberapa formulasi telah dikembangkan untuk membuat sediaan untuk obat yang tidak cocok bagi pelepasan di lambung. Salah satunya dengan membuat sediaan delayed release dengan salut enterik. Produk salut enterik dirancang untuk tetap utuh dalam lambung kemudian melepaskan zat aktif pada bagian atas usus halus (Meghal, et al., 2011). Sediaan obat berupa tablet natrium diklofenak telah dibuat dengan salut enterik menggunakan Eudragit L 30 D-55 dan menghasilkan tablet tidak larut dalam medium asam tetapi larut dalam
medium
basa
dan
memenuhi
persyaratan
delayed
release
(Padmadisastra, et al., 2007). Alginat merupakan polisakarida alami dari asam guluronat (G) dan manuronat
(M), yang
cukup berlimpah
di alam dari
alga
coklat
(Phaeophyceae). Alginat berasal dari alam sehingga aman untuk dikonsumsi. Cangkang kapsul alginat telah diuji tidak larut dalam medium lambung buatan (pH 1,2) dan larut dalam medium usus buatan (pH 6,8) (Bangun, dkk., 2005) sehingga tidak diperlukan penyalutan dalam pembuatan sediaan delayed release dari cangkang kapsul alginat. Polietilen glikol (PEG) merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu formulasi untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan pelarutan obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul organik. Cangkang kapsul dengan menggunakan basis polietilenglikol memiliki beberapa keuntungan karena sifatnya yang inert, tidak mudah terhidrolisis, tidak membantu pertumbuhan jamur (Martin, dkk., 1993). Penelitian sebelumnya (Halim, 2012) melakukan pengujian natrium diklofenak dalam cangkang kapsul alginat sebagai sediaan delayed-release, namun pelepasannya belum dapat memenuhi persyaratan USP XXX (2007) yaitu terlepas tidak kurang dari 75% dalam waktu 45 menit pada medium cairan usus buatan. Penelitian tentang pengaruh kadar uap air cangkang kapsul alginat terhadap kerapuhan cangkang kapsul alginat telah dilakukan sebelumnya (Hendra, 2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul alginat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penambahan PEG 6000 terhadap sifat-sifat fisik dan pelepasan natrium diklofenak dari cangkang kapsul alginat untuk dibuat sebagai sediaan kapsul lepas tunda (delayed release) sebagai metode pemberian terhadap obatobatan yang mengiritasi mukosa lambung. Dalam penelitian ini digunakan natrium diklofenak sebagai model obat.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Kerangka Pikir Penelitian Secara skematis kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1. Variabel Bebas
Variabel Terikat Parameter - Kerapuhan - Kesetimbang an Kadar Uap air
Kadar Uap Air
Cangkang Kapsul Alginat
Polietilen Glikol 6000 2%
Laju Pelepasan Natrium Diklofenak
Pelepasan Natrium Diklofenak Gambar 1.1. Kerangka pikir penelitian. 1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah penggunaan PEG 6000 di dalam pembuatan cangkang kapsul berpengaruh terhadap pelepasan natrium diklofenak dari cangkang kapsul alginat? b. Apakah penambahan PEG 6000 mempengaruhi kadar uap air cangkang kapsul alginat yang kemudian mempengaruhi sifat-sifat fisiknya, seperti kerapuhan dan kesetimbangan kandungan uap airnya?
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penggunaan PEG 6000 di dalam pembuatan cangkang kapsul berpengaruh terhadap pelepasan natrium diklofenak dari cangkang kapsul alginat. b. PEG 6000 mempengaruhi kadar uap air cangkang kapsul alginat yang dapat mempengaruhi mempengaruhi sifat-sifat fisiknya seperti kerapuhan dan kesetimbangan kandungan uap air. 1.5
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui pengaruh penambahan PEG 6000 di dalam pembuatan cangkang kapsul alginat terhadap pelepasan natrium diklofenak dari cangkang kapsul alginat. b. Mengetahui pengaruh penambahan PEG 6000 terhadap kerapuhan dan profil kesetimbangan kandungan uap air cangkang kapsul alginat. 1.6
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan terhadap
pengembangan cangkang kapsul alginat, sehingga dapat menjadi salah satu bentuk penyampaian obat yang baru.
Universitas Sumatera Utara