1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung sebuah universitas. Salah
satu
perpustakaan
yang
disoroti
dalam
perkembangannya
yaitu
perpustakaan perguruan tinggi. Tim penyusun pedoman perpustakaan perguruan tinggi (1994) menyebutkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat koleksi serta mendayagunakannya baik bagi civitas akademika.Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan informasi serta peningkatan kebutuhan pemustaka, maka fungsi dan tugas perpustakaan perguruan tinggi mulai dikembangkan. Perkembangan tersebut diantaranya adalah Preservation of Knowledge Center, bahwa fungsi perpustakaan juga sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan sebagai hasil karya yang disimpan baik sebagai koleksi deposit. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai salah satu sarana bagi civitas akademika untuk mencari informasi memiliki koleksi yang banyak dan beragam, sehingga rentan terhadap kerusakan koleksi. Perpustakaan yang memiliki bahan
2
pustaka lengkap dan beragam tentu akan lebih banyak diminati oleh pengguna, namun akan berbeda apabila bahan pustaka tersebut ditemukan dalam keadaan rusak atau bahkan tidak di tempatnya (hilang). Hal ini yang menjadi kekecewaan besar bagi pengguna yang ingin mendapatkan informasi dari perpustakaan yang dianggap dapat dipercaya. Seharusnya perpustakaan dapat menjaga setiap koleksinya agar tidak rusak atau hilang, namun justru sebaliknya bahwa bahan pustaka yang dianggap telah dimiliki tidak ada di tempatnya. Sebagai pencegahan kerusakan koleksi, maka perpustakaan perguruan tinggi perlu memberikan sistem keamanan terhadap koleksi. Sebagian besar perpustakaan perguruan tinggi masih menggunakan sistem barcode
sebagai
upaya
untuk
melindungi
koleksi.
Adanya
kemajuan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi, jumlah koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dapat disimpan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan. Sebagai hasilnya ada perubahan pemahaman di kalangan pustakawan yaitu mengkombinasikan sumber daya digital dan koleksi fisik yang dimiliki
perpustakaan
dalam
memenuhi
kebutuhan
pemustaka.
Namun,
pergeseran tersebut tampaknya masih kurang disadari di kalangan perpustakaan perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan masih diterapkannya bentuk-bentuk konvensional dalam sistem keamanan koleksi di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Koleksi yang tersedia hendaknya dikelola dengan baik agar memudahkan pemustaka dalam mengakses informasi. Namun, salah satu tantangan utama perpustakaan perguruan tinggi adalah masalah keamanan, yaitu bagaimana mengamankan koleksi perpustakaan yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
3
Akinfolarin (1992) mengamati bahwa salah satu masalah serius yang telah mengganggu pustakawan dan perpustakaan dari awal kali hingga saat ini adalah bagaimana
menjamin
keamanan
bahan
pustaka,
terutama
terhadap
penyalahgunaan, pencurian, perusakan dan mutilasi koleksi maupun fasilitas layanan perpustakaan. Tujuan dari sistem keamanan di perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan keamanan bagi koleksi perpustakaan dan kenyamanan pemustaka. Penerapan sistem keamanan dimaksudkan sebagai upaya untuk pencegahan, pencurian, penyalahgunaan, perusakan koleksi cetak atau non-cetak. Banyaknya koleksi di perpustakaan memiliki banyak permasalahan diantaranya yaitu: 1) Belum terjaminnya keamanan buku di perpustakaan. 2) Belum optimalnya layanan perpustakaan. 3) Belum optimalnya sumber daya manusia perpustakaan yang terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi menghadapi sejumlah tantangan keamanan dengan koleksi yang dimiliki. Keamanan dalam hal koleksi
mengharuskan
perpustakaan
menyediakan,
memelihara,
dan
mengamankan koleksi untuk memastikan koleksi tersebut tetap terjaga dengan baik, sehingga aksesibilitas dan penyediaan layanan yang ada, serta efektif kepada pemustaka. Perpustakaan perlu strategi yang efektif untuk meningkatkan keamanan koleksi. Kesiapan perpustakaan maupun perguruan tingginya untuk membangun sebuah sistem keamanan koleksi perpustakaan, haruslah berkesinambungan dengan aspek-aspek yang ada dalam sistem keamanan perpustakaan. Dalam
4
membangun sistem keamanan perpustakaan itu sendiri, peran masing-masing pihak akan sangat berpengaruh terhadap perubahan yang diinginkan oleh organisasi perpustakaan. Penerapan sistem keamanan koleksi perpustakaan tentunya mengubah beberapa kegiatan perpustakaan, misalnya perubahan penting dan mendasar bagi pengelolaan perpustakaan, baik dalam memberikan layanan maupun menjalin hubungan antar lembaga, unit atau institusi. Sebagai kesiapannya,
perpustakaan
seharusnya
memiliki
tanggung
jawab
untuk
mengeksplorasi kemungkinan dalam menemukan metode pengamanan. Metode sistem keamanan untuk mengelola koleksi yang dapat diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi adalah mengaplikasikan teknologi tepat guna yangdiharapkan berfungsi untuk membantu dalam identifikasi suatu objek. Teknologi
tersebut
seharusnya
memiliki
kelebihan
daripada
teknologi
pengidentifikasi sebelumnya, seperti barcode. Keunggulan teknologi pengganti sebelumnya seharusnya mampu membaca suatu objek data dengan ukuran tertentu tanpa melalui kontak langsung (contacless) dan tidak harus sejajar dengan objek yang dibaca, selain itu dapat menyimpan informasi sesuai dengan kapasitasnya penyimpanan (Tarigan, 2004). Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan suatu perangkat teknologi tepat guna yang dapat membaca data kunjungan perpustakaan, pengembalian buku, dan peminjaman buku dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang ada dan mengoptimalkan data agar lebih bermanfaat dan efisien. Untuk itulah maka
diperlukan
teknologi
yang
dinamakan
RFID
(Radio
Frequency
Identification). RFID memiliki indentifikasi cakupan yang meliputi buku
5
perpustakaan, peminjaman buku, dan pengembalian buku dengan self-service yang diharapkan dapat mempengaruhi informasi pendukung yang lebih akurat, peningkatan perpustakaan masa depan, dan sebagai penunjang keamanan. Sistem
keamanan
koleki
perpustakaan
berbasis
RFID
tentunya
memberikan dampak yang positif bagi perkembangan perpustakaan perguruan tinggi di era global. Hal ini juga memudahkan organisasi perpustakaan dalam menjaga dan mengamankan koleksi dengan baik karena pemenuhan kebutuhan civitas akademika terus berkembang dan perpustakaan yang belum menerapkan sistem keamanan koleksi perpustakaan tentunya akan kesulitan menangani masalah keamanan di perpustakaan. Saat ini perpustakaan perguruan tinggi mulai mengembangkan sistem keamanan perpustakaan dengan teknologi RFID, meskipun belum semua perpustakaan perguruan tinggi memunculkan ide untuk membangun sistem keamanan perpustakaan karena alasan dana maupun sumber daya yang belum mencukupi. Beberapa perpustakaan perguruan tinggi yang mulai mengembangkan sistem keamanan perpustakaan yaitu perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya (UK Petra) dimana perpustakaan ini mulai membangun sistem keamanan koleksi dengan teknologi RFID yang memiliki konsep self service. Setiap organisasi tentunya memiliki kebijakan sendiri dalam mengelola perpustakaan yang mereka miliki. Setelah melakukan pengamatan sebelumnya, sistem keamanan koleksi perpustakaan di Perpustakaan UK Petra sudah menggunakan RFID. Hal ini
6
dimaksudkan agar memudahkan para civitas akademika maupun pemustaka dalam memanfaatkan koleksi dan layanan perpustakaan. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengkaji bagaimana praktik perubahan sistem keamanan koleksi perpustakaan perguruan tinggi menuju implementasiself service atau layanan mandiri dengan menggunakan sistem RFID, khususnya di Perpustakaan UK Petra, dimana perpustakaan ini tentu akan memiliki struktur dan aspek yang berbeda dalam menerapkan sistem keamanan koleksi implementasi self service dengan teknologi RFID. Hal ini juga tergantung dengan sumberdaya yang dimiliki. Oleh karena itu berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang sistem keamanan koleksi RFID. Dengan demikian
peneliti
memilih
judul
“PROSES
PERUBAHAN
SISTEM
KEAMANAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN MENUJU RFID”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah proses perubahan sistem keamanan koleksi dengan RFID di perpustakaan UK Petra surabaya agar keamanan koleksi tetap terjaga? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
7
Mengetahui bagaimanakah Perpustakaan UK Petra dalam proses penerapan perubahan sistem keamanan koleksi.
Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat praktik penerapan peralihan sistem keamanan koleksi.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaatbagi pengembangan perpustakaan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
Secara teoritis/ akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pengetahuan dalam bidang perpustakaan, khususnya implementasi peralihan sistem keamanan koleksi perpustakaan.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembuat kebijakan, dalam meningkatkan manajemen kualitas perpustakaan.