BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir saat ini hampir semua negara di dunia sedang menghadapi krisis ekonomi global, imbas dari krisis ekonomi global adalah menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan keuangan sehingga perlu memikirkan bagaimana cara untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha tersebut termasuk masalah pendanaan. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat ketidakmampuan memprediksi berapa jumlah batas maksimum hutang yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan tidak memicu timbulnya biaya financial distress (Lim, 2010, dalam Hidayat , 2013). Salah satu aspek penting yang berkaitan dengan operasional perusahaan adalah keputusan pendanaan atau kebijakan struktur modal. Struktur modal merupakan salah satu produk akuntansi yang dihasilkan oleh laporan keuangan yaitu dari laporan posisi keuangan perusahaan atau neraca sebelah kanan yang berupa kewajiban dan ekuitas. Kegunaan neraca menurut Emil Salim (2007) yaitu menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham yang merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan dapat menggunakan modal sendiri
1
dan modal asing atau hutang. Jika menggunakan hutang maka perusahaan akan menanggung biaya tetap yaitu bunga. Perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling optimal sehingga antara hutang dan ekuitas benar-benar kombinasi yang dapat menghasilkan keuntungan atau return bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan nilai perusahaan (Ambarwati, 2010). Ada berbagai macam perusahaaan manufaktur di Indonesia, diantaranya adalah PT Astra Internasional Tbk dan PT Semen Gresik Tbk. Berdasarkan info dari
Economy OkeZone,
pada
akhir
tahun
2010
Astra
Internasional
menandatangani revolving facilities agreement dengan 22 bank senilai Rp1,5 triliun dan US$200 juta dengan jangka waktu 3 tahun yang digunakan untuk memenuhi keperluan umum perusahaan. Dan Astra International mengalokasikan belanja modal pada tahun 2011 sebesar US$900 juta atau sekitar Rp8 triliun. Belanja modal dapat ditingkatkan jika perseroan memutuskan untuk melakukan perluasan bisnis di sejumlah proyek baru di luar ekspansi yang telah dilakukan. Pada tanggal 28 november 2013, PT Astra International Tbk (ASII) berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp20 triliun atau sekitar 25-30 persen dari total pendanaan yang akan dikeluarkan Astra. Ini dilakukan sebagai upaya mengembangkan bisnis perusahaan, terutama untuk pembiayaan sektor mobil dan motor. Astra sudah membukukan pendanaan pembiayaan untuk otomotif sebesar Rp50 triliun dan jika tahun depan pasar mendukung, akan disiapkan dana Rp60 triliun. Dan Astra akan memperoleh dana untuk pendanaan otomotif sebesar 3040 persen dari obligasi, sindikasi perbankan, dan bilateral loan.
Sedangkan info dari AntaraNews bulan juni 2012, menyebutkan bahwa PT Semen Gresik melakukan ekspansi pasar ke internasional untuk kawasan Vietnam dan Myanmar yang membutuhkan dana sebesar 400-500 juta dollar AS. Sebesar 30 persen pendanaan investasi di kawasan regional berasal dari internal, dan sisanya bersumber dari eksternal seperti pinjaman perbankan maupun obligasi. PT Semen Gresik juga melakukan stock split atau memecah nilai saham ketika harga sahamnya mencapai Rp20.000 per lembar. Stock split dilakukan agar saham perseroan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih likuid, dan akan diterapkan rasio satu banding lima (1:5). Pada maret 2014, PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman senilai Rp 1,4 triliun dalam bentuk letter of credit (LC) atau fasilitas non cash loan kepada anak usaha PT Semen Indonesia Tbk, PT Semen Gresik. Kerjasama di bidang finansial dengan Bank Mandiri bertujuan untuk memenuhi permintaan semen nasional yang terus meningkat setiap tahunnya. Fasilitas pendanaan tersebut berjangka waktu 42 bulan, yang akan digunakan untuk kelancaran proyek pembangungan pabrik semen baru di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas 3 juta ton semen per tahun. Setiap perusahaan memiliki kebijakan struktur modal yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Seperti PT Astra Internasional yang lebih menyeimbangkan penggunaan
hutang dan ekuitas, sedangkan PT
Semen Gresik lebih menekankan penggunaan dana internal dibandingkan
penggunaan dana eksternal dengan perbandingan rata-rata 20 persen hutang dan 80 persen ekuitas. Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan
mengutamakan
sumber-sumber
dari
dalam
perusahaan
dengan
menerbitkan saham yang bertujuan untuk meningkatkan harga atau nilai sahamnya guna memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran para pemegang sahamnya. Kebijakan stuktur modal merupakan kebijakan tentang bauran dari segenap sumber pendanaan jangka panjang yang digunakan perusahaan. Kebijakan struktur modal akan berpengaruh positif terhadap nilai saham melalui penciptaan bauran atau kombinasi sumber dana (hutang jangka panjang dan modal sendiri) sehingga mampu memaksimalkan nilai saham .
Akan tetapi adakalanya kebutuhan dana perusahaan meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan, dan jika dana internal tidak mencukupi bisa menggunakan dana eksternal yaitu hutang. Penggunaan hutang dalam suatu perusahaan akan menaikkan nilai saham, karena adanya kenaikan pajak yang merupakan pos deduksi terhadap biaya hutang, namun pada titik tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan nilai saham karena adanya pengaruh biaya kepailitan dan biaya bunga yang di timbulkan dari adanya penggunaan hutang tersebut. Maka manajemen perusahaan harus cermat dalam mengambil kebijakan yang tepat agar tercipta struktur modal yang optimal dan menguntungkan bagi perusahaan.
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara return dan resiko : (a) penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, misalnya resiko insolvabilitas, kenaikan suku bunga, dan financial distress. (b) namun penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi return atas ekuitas menjadi lebih tinggi. Misalnya adanya penghematan pajak karena bunga yang akhirnya dapat meningkatkan Earning Per Share dan Return On Equity. Kebijakan tentang struktur modal ini harus ditangani dengan cermat oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan menunjuk seorang manajer keuangan untuk menganalisis dan mengambil keputusan pendanaan yang tepat. Tugas dari manajer keuangan adalah untuk menentukan tujuan yang harus dicapai perusahaan, yaitu untuk memaksimal kan nilai perusahaan ( Suad Husnan, 2000). Tujuan tersebut dipergunakan karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih makmur (atau menjadi semakin kaya). Sedangkan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, likuiditas, dan profitabilitas yang diuji pengaruhnya dengan struktur modal.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Erwin Nur Hidayat (2012) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20082010 dengan variabel penelitiannya antara lain : ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan. Dalam penelitian ini ada pengembangan variabel, yaitu variabel likuiditas. Pemilihan variabel likuiditas karena likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan asset yang dimiliki, maka secara tidak langsung perusahaan juga akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban lain yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”. Dalam penelitian ini mengambil periode 2010-2012 karena : (1) kriteria sampel bisa dipenuhi. (2) data mudah didapatkan. (3) data yang digunakan yaitu laporan keuangan merupakan data terbaru. 1.2 Rumusan Masalah Perusahaan dalam memilih struktur modal yang harus melihat faktor yang berpengaruh sesuai dengan kondisi dari perusahaan itu sendiri. Selain itu dilihat dari sisi investor, hal penting yang dapat mempengaruhi investor dalam menentukan investasi adalah pengharapan mereka untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Masalah perolehan laba disini menjadi sangat penting karena hal tersebut berhubungan dengan pendapatan atau keuntungan yang
nantinya akan diterima oleh investor tersebut yang tercermin dari struktur modal yang dimiliki perusahaan, hal ini dapat dipakai sebagai sinyal oleh investor mengenai prospek perusahaan di masa mendatang. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain : ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan aktiva, leverage, dan kepemilikan manajerial. Namun hanya variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva, likuiditas, dan profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini karena terjadi perbedaan pengaruh (research gap) antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya. Dari penelitian terdahulu yang menunjukkan beberapa research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal antara lain : (1) Variabel ukuran perusahaan dinyatakan berpengaruh terhadap struktur modal oleh Seftianne(2011), Ratri Dian Hestuningrum(2012), Vina Ratna Furi(2012). Tapi dinyatakan tidak berpengaruh oleh Endang Sri Utami(2009) dan Joni dan Lina(2010). (2) Variabel struktur aktiva dinyatakan berpengaruh terhadap struktur modal oleh Joni dan Lina(2010). Tapi dinyatakan tidak berpengaruh oleh Ririn Vitriasari, Vina Ratna Furi(2012). (3) Variabel profitabilitas dinyatakan berpengaruh terhadap struktur modal oleh Endang Sri Utami(2009), Tapi dinyatakan tidak berpengaruh oleh Muhamad Yalis(2011), Seftianne(2010), Joni dan Lina(2010), Laksmi Indri Hapsari(2010), dan Fina Ratna Furi(2012). (4) Variabel likuiditas dinyatakan berpengaruh oleh Seftianne(2011), dan dinyatakan tidak berpengaruh oleh Vina Ratna Furi(2012), Ratri Dian Hestuningrum(2012)
dan Ilyas Muhajir. Research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal dapat diringkas dalam tabel sebagai berikut : 1.1 Tabel Research Gap Peneliti No
1.
Variabel
Ukuran Perusahaan
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Seftianne (2011), Ratri Endang Sri Utami (2009) Dian Hestuningrum
dan Joni dan Lina (2010)
(2012), dan Vina Ratna Furi (2012) 2.
Struktur Aktiva
Joni dan Lina (2010)
Ririn Vitriasari, dan Vina Ratna Furi (2012)
3.
Profitabilitas
Endang Sri Utami
Muhamad Yalis (2011),
(2009)
Seftianne (2010), Joni dan Lina (2010), Laksmi Indri Hapsari (2010), dan Fina Ratna Furi (2012)
4.
Likuiditas
Seftianne (2011)
Vina Ratna Furi (2012), Ratri Dian Hestuningrum(2012) dan
Ilyas Muhajir Berdasarkan
penelitian
terdahulu
ditemukan
research
gap
yaitu
ketidakkonsistenan arah atau hubungan antara satu penelitian dengan penelitian yang lain. Maka perlu diuji pengaruhnya secara lebih lanjut dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva, likuiditas, dan profitabilitas. Perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan kecil. Ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil, yang dapat mengurangi resiko dari penggunaan hutang. Selain itu perusahaan besar memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil, sehingga menurut trade off theory, semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai hutang lebih banyak, ini terkait rendahnya resiko perusahaan besar (Vina Ratna Furi, 2012). Perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan porsi aktiva tetap yang lebih tinggi lebih mudah melakukan pinjaman terhadap pihak eksternal karena dinilai memiliki aktiva jaminan yang lebih baik (Joni dan Lina, 2010). Berdasarkan trade off theory, semakin besar asset tetap perusahaan maka semakin besar pula hutang perusahaan, karena perusahaan memiliki jaminan asset tetap yang dijadikan sebagai jaminan hutang. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik akan meminjam uang lebih sedikit walaupun mempunyai kesempatan untuk meminjam lebih banyak. Hal ini sejalan dengan packing order theory yang mengemukakan bahwa
perusahaan cenderung mempergunakan sumber pendanaan internal sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berhutang (Seftianne, 2011). Semakin likuid suatu perusahaan, berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutangnya.
Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menetapkan suatu
urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Andina, 2013). Secara rinci dari rumusan masalah di atas, maka dapat diajukan empat pertanyaan penelitian yaitu : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 2. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 4. Apakah
likuiditas
berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini maka tujuan penelitian adalah untuk:
1. Menganalisis
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
struktur
modal
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20102012. 2. Menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 3. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 4. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: 1. Bagi pihak perusahaan, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan agar dapat meningkatkan kinerja dalam kegiatan operasional perusahaan. 2. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengam bilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal perusahaaan tersebut. 3. Bagi pihak perguruan tinggi, diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya memahami faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal perusahaan di Indonesia. 4. Bagi pihak umum, diharapkan dapat memberikan referensi yang memadai tentang kebijakan struktur modal. 1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan/atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori, yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh penelitipeneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka pemikiran adalah skema yang dibuat untuk menjelaskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian. BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional serta deskripsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian yang akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data adalah gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bagian ini menjelaskan tentang deskripsi objektif objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diinterpretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan interpretasi untuk memakai implikasi penelitian. BAB V Penutup Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan merupakan anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian.