BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat dihindari dengan melakukan rotasi tanaman. Rotasi tanaman adalah praktek budidaya berbagai jenis tanaman secara bergiliran di suatu lahan pertanian. Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman ialah pengaturan susunan urutan-urutan pertanaman pada suatu tempat tertentu. Seperti hal yang telah dilakukan oleh petani di Kecamatan Tawangmangu yang melakukan pergiliran tanaman dimana tanaman kubis (Brassica oleracea L.) ditanam sebelum bawang merah (Allium ascalonicum L.). Bawang merah biasanya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan kubis paling baik ditanam pada awal musim hujan. Pengolahan tanah yang tepat agar kualitas lahan dapat tetap terjaga bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimum, dengan tetap memperhatikan konservasi tanah dan air (Utomo, 2004). Untuk mempertahankan kualitas tanah maka diperlukan pengolahan tanah. Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan selain dari sistem olah tanah, juga dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan merupakan suatu tindakan pemberian unsur kedalam tanah atau tanaman sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal tanaman (Ciais et al., 2010). Penggunaan pestisida pada budidaya tanaman kubis sangat berlebih, hal ini disebabkan karena motivasi petani agar tanaman bebas dari serangan hama 1
2
penyakit dan gulma serta kurangnya pengetahuan petani tentang jenis dan cara pemakaian pestisida yang terukur. Menurut laporan Utomo (2004), biaya penggunaan pestisida pada tanaman kubis yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Bandung adalah sebesar 45% dari total biaya produksi. Ashari (1995) menyatakan bahwa petani responden yang menggunakan dosis anjuran yang tertera pada kemasan sebanyak 35% dan tidak sesuai dosis anjuran sebanyak 65%. Hal ini dikarenkan dosis anjuran tidak efektif atau tidak mematikan hama. Guna mendukung upaya pemenuhan ketersediaan pangan, petani melakukan banyak cara untuk meningkatkan hasil pertanian. Seperti pencegahan hama menggunakan pestisida (Dadang, 2006), peningkatan nutrisi tanah dengan menggunakan pupuk, baik organik maupun anorganik. Penggunaan pestisida dan pupuk anorganik secara terus menerus menyebabkan efek yang berbahaya bagi lingkungan. Penerapan pestisida menyebabkan tertinggalnya residu di lingkungan dalam waktu yang lama (Yuliastuti, 2011). Penerapan penggunaan pestisida yang tidak tepat, bukan hanya berdampak pada kerusakan lingkungan dan timbulnya hama tanaman yang resisten. Menurut Reijntjes et al., (1992), penggunaan pupuk anorganik dan pestisida dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan dan keseimbangan tanah, menurunkan dekomposisi bahan organik, yang kemudian menyebabkan degradasi struktur tanah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap kekeringan dan keefektifan yang lebih rendah dalam menghasilkan panenan. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Bawang merah merupakan jenis bawang yang paling banyak penggunaannya.
3
Berkaitan dengan kuantitas pemakaian umbi bawang merah ini sangat besar, maka tanaman bawang banyak diusahakan di seluruh Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah yang dibudidayakan pada lahan pasca budidaya kubis, perlu dikaji pengaruh pengolahan tanah dan variasi jenis pemupukan terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah pada penanaman berikutnya.
B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dari penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana pengaruh pengolahan tanah terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum)? 2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum)? 3. Bagaimana pengaruh interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum)?
C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum).
4
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk terhadap pengolahan tanah terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum). 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk terhadap respirasi tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum).
D. Manfaat Hasil dari penelitian ini secara keilmuan, diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu khususnya dalam bidang ilmu Ekofisiologi Tumbuhan yaitu informasi tentang gambaran pertumbuhan dan produktivitas bawang merah (A. ascalonicum) pada variasi pemupukan dan pengolahan tanah. Secara praktis, dapat memberikan informasi kepada masyarakat (petani) tentang pengaruh interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk terhadap respirasi tanah, rasio C/N dan implikasinya pada pertumbuhan dan produktivitas bawang merah (A. ascalonicum).
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan meneliti pengaruh pengolahan tanah dan variasi jenis pemupukan terhadap respirasi tanah, pertumbuhan tanaman bawang merah (A. ascalonicum). Lingkup Penelitian yang akan dilakukan meliputi pengukuran respirasi tanah, pengukuran kandungan C dan N di dalam tanah, serta pengukuran
5
pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang merah (A. ascalonicum) meliputi berat segar tajuk, berat segar akar, berat segar umbi, berat kering tajuk, berat kering akar, berat kering umbi, volume akar, dan nisbah akar / tajuk.