BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial juga sangat berpotensial menimbulkan kecemasan. Dampak yang sangat merugikan dari adanya gangguan kecemasan yang sering dialami oleh masyarakat dan karyawan khususnya disebut stres. Stres kerja merupakan aspek yang penting bagi perusahaan terutama keterkaitannya dengan kinerja karyawan. Perusahaan harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila kinerja menurun dapat merugikan perusahaan. Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Proses berlangsung secara bertahap, akumulatif, dan lama kelamaan menjadi semakin memburuk. Dalam jangka pendek, stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal sehingga kinerjanya pun akan terganggu. Dalam jangka panjang, karyawan tidak dapat menahan stres kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap yang semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan mengundurkan diri.
1
2
PT.Muintan Adika Dakara merupakan distributor granit dakara se indonesia.PT.Muintan Adika Dakara yang terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produk granit dakara, agar pasaran tetap ramai dan penjualan meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa salah satu strategi yang dapat menunjang keberhasilan bisnis dalam sektor perdagangan adalah berusaha menawarkan kualitas produk dengan kualitas yang bagus, karyawan pada PT. Muintan Adika Dakara tentunya dihadapkan dengan kondisi dilematis. Di satu sisi mereka harus bekerja untuk focus pada visi perusahaan yaitu memberi kepuasan bagi pelanggan sementara disisi lain mereka memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan stres kerja. Oleh sebab itu penting bagi perusahaan PT. Muintan Adika Dakara untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan menciptakan kenyamanan kerja sehingga dapat mengurangi stres pada karyawan. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Muintan Adika Dakara
3
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah tingkat stres kerja dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Muintan Adika Dakara ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh tingkat stres kerja terhadap kinerja karyawan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Manfaat teoritis :
Meningkatkan wawasan keilmuan dan kemampuan meneliti permasalahan yang sesuai dengan disiplin ilmu peneliti.
Manfaat praktis :
Memberikan bahan pertimbangan kepada pihak perusahaan, khususnya mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan demi perbaikan dan perkembangan perusahaan yang diteliti.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1.Landasan Teori. 2.1.1.Kinerja Karyawan (y) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri,2005:50). Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.
4
5
2.1.2.Karakteristik Karyawan Yang Memiliki Kinerja Yang Tinggi . Karakteristik karyawan yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis. 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. 5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6. Mencari
kesempatan
untuk
merealisasikan
rencana
yang
telah
diprogramkan.
2.1.3.Indikator Kinerja. Menurut buku (riset sumber daya manusia ,2008:187) indikator dalam kinerja adalah: 1. Kualitas kerja : Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2. Tanggung
jawab
terhadap
pekerjaan
keharusan
untuk
berbuat
sesuatu,kesediaan untuk menerima konsekuensi dari suatu pekerjaan. 3. Kerjasama dengan rekan kerja adalah kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama.
6
4. Motivasi kerja adalah proses mempengaruhi atau mendorongan dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah di tetapkan. 5. Inisiatif karyawan adalah dimana karyawan di tuntut untuk melakukan sesuatu yang berbeda setiap harinya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.contoh:menemukan cara-cara baru untuk membuat pekerjaan menjadi lubih muda. Indikator-indikator kinerja karyawan sebagaimana disebutkan diatas memberikan pengertian bahwa pekerjaan yang dilakukan karyawan dilandasi oleh ketentuanketentuan dalam organisasi. Disamping itu, karyawan juga harus mampu melaksanakan pekerjaannya secara benar dan tepat waktu. 2.1.4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan.
a. Efektifitas dan efisiensi Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang) Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan
7
kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. c. Disiplin Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku (Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja. 2.1.5.Stres Kerja. Menurut Anwar (1993:93) Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Yoder dan Staudohar (1982 : 308) mendefinisikan Stres Kerja adalah Job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment. yang kurang lebih memiliki arti suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang.(Handoko1997:200)
8
Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang. 2.1.6.Katagori Stres Kerja. Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalamistres : 1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja. 2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. 3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior. (Robbins, 2003, pp. 800-802) 1. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan
9
darah,
timbulnya
sakit
kepala
dan
menyebabkan
serangan
jantung.
2. Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan. 3. Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur 2.1.7. Indikator Stres Kerja. Indikator stres berat jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan depresi, tidak bisa tidur, makan berlebihan, penyakit ringan, tidak harmonis dalam berteman merosotnya efisien dan produktifitas,konsumsi alkohol berlebihan dan sebagainya.Kehidupan saat ini dengan persaingan yang ketat bisa membuat orang mengalami stres, salah satu penyebabnya adalah beban pekerjaan yang semakin menumpuk. Adapun beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui stres yang disebabkan oleh pekerjaan, diantaranya : Menurut kim dalam buku riset sumber daya manusia(2008:185)
Ketidak jelasan peran.
Konflik kerja.
Beban pekerjaan ketersediaan sumber daya atau fasilitas.
2.1.8. Faktor Stres Kerja. Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu: 1.Faktor Lingkungan. Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
10
1.Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi. Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan kesejahteraan mereka. 2.Ketidak pastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja. 3.Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu. 4.Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasastres. 2.FaktorOrganisasi Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya.
11
Yaitu: 1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar. 2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan. 3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya di antara para karyawan
yang
memiliki
kebutuhan
sosial
yang
tinggi.
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada karyawanmerupakanpotensi sumber stres. 3.FaktorIndividu Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktorfaktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian
12
bawaan. 1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ke tempat kerja. 2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja. 3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalam kepribadian orang itu. 2.2.Penelitian Terdahulu 2.2.1. Riyani Tahir (2007) Riyani Tahir melakukan penelitian mengenai “Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Guru Sekolah Luar Biasa” Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 60 orang yang semuanya guru sebagai responden. Pengambilan sampel di Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian yang diperoleh: a. Terdapat pengaruh langsung stress kerja terhadap kinerja b. Hubungan positif dan signifikan antara stress kerja yang disebabkan oleh
13
faktor individual terhadap kinerja guru SLB. 2.2.2. Andi Rafika Chandra Alida (2011) Melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis faktor situasional dan faktor individual secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Koko Jaya Prim dan mengetahui faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Koko Jaya Prima. Sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan memilih langsung semua bagian costomer service dengan beberapa kantor cabang sebanyak 30 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Data dianalisis dengan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS 15.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor situasional dan faktor individual secara bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan PT. Koko Jaya Prima sebesar 80.4%. Faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Koko Jaya Prima adalah faktor individu sebesar 64.6% 2.3.Kerangka Konseptual kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya.dari masalah yangingin di teliti berdasarkan landasan teori yang telah di uraikan dalam teori terkait maka,pada bab ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel dependen dan variabel independen.
14
Kerangka konseptual: STRES KERJA
KINERJA KARYAWAN (Y)
(X)
Gambar 2.3 Kerangka konseptual 2.4. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.MUINTAN ADIKA DAKARA.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan merumuskan hipotesa untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan menggunakan metode survey dimana data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner ini merupakan persepsi dari responden dalam menganalisa yang kemudian dirumuskan dalam hubungan-hubungan fungsional. Penelitian ini bersifat kausal karena meneliti pengaruh antar variabel. Pendekataan ini diawali dari rumusan masalah dan kemudian ditarik suatu hipotesa serta teori – teori yang selanjutnya adalah membuat suatu model analisa, identifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan data (baik data primer maupun data skunder) berdasarkan populasi dan sample, dan kemudian melakukan analisa. 3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel Populasi adalah sekumpulan objek yang mempunyai karakter yang sama, populasi juga bisa didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai karateristik tertentu yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006:107). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Muintan Adika Dakara.
15
16
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu. Besarnya sampel dapat ditentukan dengan kepentingan penelitian yang akan dilakukan sehingga jumlah sampel yang diambil dapat mewakili dari populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2013: 56), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari populasi diatas akan ditarik sampel dengan menggunakan metode sensus sampling, dengan demikian dari keseluruhan populasi dijadikan sampel. mengingat jumlah populasi obyek penelitian (PT.Muintan Adika Dakara). 60 orang atau karyawan, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 orang.Sampel size mengacu pada pendapat Roscoe (1975) yang dikutip oleh Sekaran (2006 : 160), sampel size lebih dari 30 orang dan kurang dari 500 orang adalah tepat untuk semua riset. 3.3.Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1.Variabel Dependent (Kinerja (Y)) Variabel terkait (dependent variabel) adalah suatu variabel yang dikenai pengaruh oleh variabel lain dan dalam notasinya ditulis dengan Y. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan PT.Muintan Adika Dakara. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (Moh. As’ad, 2001:47). Dalam penelitian ini kinerja karyawan diukur dari jawaban kuesioner dari seluruh karyawan yang terpilih sebagai sampel, yang mana butir-butir pertanyaan disesuiakan dengan indikator yang diturunkan dari pengukuran kinerja menurut D ( Istijanto,m.m:2008) : a) Kualitas kerja
17
b) tanggung jawab terhadap pekerjaan. c) kerja sama terhadap rekan kerja. d)motivasi kerja. e)inisiatif karyawan. Mengacu pada teori di atas, untuk memperjelas konsep variabel, indikator, maka dibuatkan tabel beserta item pertanyaan seperti di bawah ini : Tabel 3.3.1. Konsep/Variabel, Indikator, Item pertanyaan Untuk
Definisi
Indikator
Item Pertanyaan
Kinerja
Hasil kerja yang
1.Kualitas Kerja.
1.Cermat tidak membuat
Karyawan
dicapai
2.anggung jawab
(Y)
seseorang atau
terhadap
kelompok orang
pekerjan.
Variabel
sesuai dengan
3.Kerja sama
wewenang/tangg
dengan rekan
ungjawab
kerja.
masing-masing
4.Motivasi kerja.
karyawan.
5.Inisiatif karyawan.
kesalahan . 2.Jumblah hasil kerja memenuhi tuntutan yang di harapkan. 3.Berusaha dengan serius menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas. 4.Melaporkan kepada atasan jika ada masalah pekerjaan. 5.Tidak kesulitan bekerja bersama-sama rekan
18
departemen lain. 6.Menjadi motivator dalam tim kerja. 7.Menunjukan semangat atau berusaha memberikan hasil kerja sebaik mungkin. Sumber:(istijanto,m,m)
3.3.2 Variabel Independent (Stres (X)
Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang fungsinya mempengaruhi (menerangkan) variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Stres Kerja. Stres Kerja adalah suatu tanggapan adaktif, ditengahi oleh perdebatan individual atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi, atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang Gibson (1987:204). Dalam penelitian ini stres kerja karyawan dilihat dari jawaban kuesioner dari para karyawan PT. Muintan Adika Dakara. Tabel 3.3.2. Konsep/Variabel, Indikator, Item pertanyaan Untuk
Definisi
Variabel Stres Kerja (X)
Adanya
Indikator
Item Pertanyaan
19
Adanya ketidak
Stressor Individu 1.Saya tidak tahu apa
seimbangan antara
(X1)
karakteristik kepribadian karyawan dengan
1.Ketidak 1. Konflikjelasan Peran 2peran 2.Konflik kerja.
karakteristik aspek- 3.Beban aspek pekerjaan dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan. 4.Tingkat bahaya pekerjaan
pekerjaan.
yang menjadi tanggung jawab pekerjaan yang saya jalankan. 2.Saya merasakan konflik dari tugas pekerjaan yang di bebankan atasan saya. 3.Beban tugas pekerjaan saya terlalu berat bagi saya. 4.Kecelakaan kerja yang serius sering kali terjadi dalam pekerjaan saya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dan memberikan daftar pertanyaan yang telah disiapkan kemudian dibagikan kepada setiap responden untuk diisi dan dijawab.
20
3.5.TEKNIK ANALISA DATA Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini digunakan dua macam metode analisis, yaitu : 3.5.1.Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif yang menggambarkan secara umum tentang stres kerja dan kinerja karyawan dengan mengunakan persentase atau rata-rata frekuensi. 3.5.2.Analisis Kuantitatif Analisis Kuantitatif yaitu metode analisis yang digunakan dengan cara mengumpulkan data, dan menyatakan variabel-variabel yang menggambarkan persepsi karyawan terhadap stres kerja serta kinerja karyawan dalam kategori yang pada akhirnya akan menjadi total skor dari pengisian kuesioner oleh responden. Pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert dengan lima poin. Adapun skor yang diberikan pada setiap jawaban responden, adalah : a. Sangat Setuju (SS) dengan bobot 5 b. Setuju (S) diberi bobot 4 c. Netral (N) diberi bobot 3 d. Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1
A. Analisis Regresi Linear Sederhana. Untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan kejadian (Variabel Y) dipengaruhi oleh variabel bebas X, sehingga rumus umum dari regresi linear Sederhana ini adalah : Y = a + bX + e Dimana: Y = Variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan
21
X = Variabel Independen yaitu stres kerja a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi e=eror B.Uji Hipotesis. Untuk menguji suatu hipotesa yang dikemukakan oleh penelitian, maka dilakukan uji statistik, yaitu : 1. Uji t Uji t dilakukan untuk menguji variabel- variabel bebas terhadap variabel tergantung secar parsial / bagian. Langkah- langkah pengujian : a. Merumuskan Hipotesa secara statistik Ho : b1 = 0, tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel - variabel bebas dengan variabel tergantung. b. Tingkat nyata (α) yang dgunakan sebesar 5% pada pengujian 2 arah dengan derajat kebebasan : df = n- k- l c.
thitung dicari dengan menggunakan rumus: th =
bi Sbi
Keterangan : th= t hitung bi = koefisien regresi untuk i S = standar error (simpan baku untuk masing-masing koefisien)
22
d. Kriteria pengujian untuk membandingkan antara t hitung dan t tabel maka dipergunakan: Apabila t
hitung
(-) > t
tabel>
t
hitung
(+) maka Ho diterima dan Hi, ditolak
berarti pengaruh stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.Muintan Adika Dakara. Apabila t hitung ( -) < t tabel < t hitung (+) maka Ho ditolak dan Hi diterima berarti pengaruh stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.Muintan Adika Dakara. 2
2. Koefesien Korelasi dan Determinasi (R )
Koefesien Korelasi
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
o
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
o
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
23
o
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
o
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
o
1: Korelasi sempurna
Determinasi (R2)
Determinasi (R2 ) dapat dihitung dengan rumus :
R2 =
Keterangan : R2 SSreg
SS reg Total ss
= koefisien determinasi berganda =
sum of squares regression (jumlah regresi
kuadrat) SS
= sum of squeres ( jumlah kuadrat)
Perhitungan koefisien determinasi berganda ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan PT.Muintn Adika Dakara. 3.5.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas 3.5.3.1. Uji Validitas Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis product momen correlation dari pearson. Variabel dinyatakan valid dapat diketahui dari signifikansi dari hasil perhitungan korelasi lebih kecil dari 0,05. Variabel juga
24
dapat dinyatakan valid jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel ( Santoso, 2009: 277 ). 3.5.1.2. Uji Reliabilitas Alat ukur yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Alat ukur yang reliable (dapat dipercaya) akan menghasilkan data yang juga dapat dipercaya (Rangkuti, 2008: 76). Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien alfa atau cronbach’s alpha (Sugiono dan Wibowo, 2001: 227). Item pengukuran dikatakan reliable jika memiliki koefisien alfa lebih besar dari 0,6 (Malhotra, 2005: 282).
25