1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perusahaan industri kimia yang listing dalam BEI merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pembuatan produk. Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar profitabilitas yang dimiliki Weston dan Brigham (1991). Dengan mengetahui profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA) sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan rasio terpenting dalam rasio profitabilitas. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001), return on asset (ROA) merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan. Rasio ROA sering kali digunakan oleh top manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha yang multidivisional. Manajer divisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktiva yang digunakan dalam divisi tersebut, tetapi kurang mempunyai pengaruh terhadap bagaimana aktiva tersebut dibiayai karena divisi tersebut tidak merancang untuk mencari pinjaman sendiri, pengeluaran obligasi maupun saham.
1
2
Agar dapat memaksimalkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan,
manajer keuangan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masingmasing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalis dampak negatif yang timbul. Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas asset yang terjadi dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan seberapa besar laba yang akan diperoleh perusahaan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan produksi, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik untuk pemeliharaan ataupun biaya produksi. Lamanya periode perputaran dari beberapa faktor yang ada, akan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan harus mempunyai tingkat persediaan yang berimbang. Persediaan produk dalam perusahaan harusnya disesuaikan dengan jumlah kebutuhan konsumen. Setiap perusahaan memiliki penentuan iron stock yang dijadikan pedoman perusahaan dalam menentukan jumlah batas persediaan minimum yang ada dalam gudang. Persediaan barang adalah elemen utama dari modal kerja perusahaan dagang dan industri yang digolongkan ke dalam kelompok aktiva lancar yang selalu dalam keadaan berputar, dimana persediaan barang secara terus menerus mengalami perubahan. Penentuan jumlah persediaan atau besarnya dana yang di
3
alokasikan atau yang diinvestasikan dalam persediaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan. Kesalahan dalam menentukan jumlah persediaan dapat menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Jumlah persediaan yang terlalu besar dibanding dengan kebutuhan, akan menyebabkan beban yang harus ditanggung perusahaan menjadi besar seperti beban bunga, biaya penyimpanan, pemeliharaan gudang, resiko kerusakan, menurunya kwalitas barang dalam penyimpanan, biaya keamanan dsb, semua itu adalah faktor yang menyebabkan keuntungan perusahaan berkurang. Sebaliknya persediaan yang terlalu kecil dapat menghambat operasional perusahaan berupa tidak tersedianya barang pada saat dibutuhkan sehingga menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Karena persediaan perusahaan tidak dapat bekerja secara optimal berarti Capital Asset dan Direct Labor tidak dapat didayagunakan sepenuhnya sehingga biaya operasional atau produksi rara-rata akan menjadi tinggi yang berakibat keuntungan yang dapat diperoleh menjadi menurun. Selain mengurangi keuntungan hal ini juga akan mengguragi solvensi karena sejumlah dana yang semestinya dapat digunakan untuk ekspansi dan memperbaiki operasi perusahaan digunakan untuk penyimpanan barang. Selain persediaan, piutang juga mempengaruhi tingkat keuntungan dari perusahaan. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian
4
kredit terhadap debitur. Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan secara kredit dan berhak atas penerimaan kas dimasa yang akan datang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit pada langganan, melakukan pengiriman barang, penagihan dan pada akhirnya menerima pembayaran. Dengan kata lain piutang juga dapat timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel. Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan, karena lebih menarik calon pembeli sehinga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan keuntungan perusahaan. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur. Peputaran piutang akan menentukan keuntungan dalam suatu perusahaan. Hal ini disebapkan tingkat piutang yang tinggi akan dapat digunakan kembali untuk proses selanjutnya. Namun jika tingkat perputaran piutangnya terlalu rendah akan mengakibatkan perusahaan akan mengalami kemacetan dalam proses selanjutanya sehingga akan berdampak seuatu kerugian pada perusahaan. Hal ini sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di indonesia bahkan diseluruh dunia.
5
Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan. Selain itu tingkat perputaran piutang ini akan menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar selama setahun. Perputaran persediaan dan perputaran piutang merupakan unsur aktiva lancar yang secara kontinyu mengalami perputaran. Perputaran persediaan dan perputaran piutang mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan melalui pengelolaan perputaran persediaan dan perputaran piutang secara efektif dan efisien sehingga modal yang dibutuhkan semakin kecil dan dapat diperoleh keuntungan dengan tingkat yang tinggi. Jika peputaran ini berlangsung secara capat maka modal kerja yang terdapat dalam persediaan dan piutang akan dapat dialihkan kepada proses selanjutnya yang dapat menambah keuntungan dari perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti judul “Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada perusahaan sektor kimia yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012)”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus diambil untuk kelangsungan usaha.
6
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitiaan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan? 2. Apakah perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang diteliti oleh penulis, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara simultan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian Kegunaan utama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan kegunaan lain dari penelitian adalah: a. Bagi peneliti Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasar pada disiplin ilmu yang
7
diperoleh di bangku kuliah khususnya lingkup manajemen keuangan, dan menerapkannya pada data yang diperoleh dari objek yang diteliti. b. Bagi Kalangan Akademik dan Pembaca Bagi kalangan akademik dan pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan dengan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dengan melihat variabel manakah yang sesuai dengan teori dan bersifat signifikan. Variabel yang demikian layak menjadi variabel penelitian pada penelitian selanjutnya. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada perusahaan untuk segera melakukan evaluasi dan membuat suatu kebijakan yang efisien guna mengembangkan perusahaan.
8
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.2.1 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya menurut Riyanto (2008). Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Jenis-jenis Rasio Aktivitas Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva) Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu menurut Syamsuddin (2009).
8
9
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan
semakin
efisien
penggunaan
keseluruhan
aktiva
dalam
menghasilkan penjualan. 2. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja) Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja Sawir (2009). 3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover) Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap Sawir (2009). Rasio
ini
berguna
untuk
mengevaluasi
kemampuan
perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan
10
halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. 4. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock Riyanto (2008). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. 5. Rata-rata umur piutang Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari. 6. Perputaran Piutang Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan
volume
penjualan
kredit.
Posisi
piutang
dan
taksiran
waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang ratarata.
11
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
2.2.1.1 Perputaran Persediaan Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai berikut: “Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan kimia, barang-barang yang tengah diproduksi atau ditempatkan di dalam produksi.” Menurut Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam prinsip akuntansi Indonesia menyatakan bahwa istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud yang: a. tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi) b. masih dalam proses produksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalamproses/pengolahan) c. akan dipergunakan untuk produksi barang-barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka kegiatan normal usaha. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan barang adalah semua barang yang terdapat di perusahaan, maupun barang-barang yang berada diperjalanan dan barang-barang yang dititipkan ke pihak lain.
12
Perputaran persediaan menurut Jumingan (2006) yaitu : “Perputaran persediaan adalah menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”. Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianti (2005) menerangkan bahwa: “Perputaran persediaan adalah mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama satu tahun tertentu”. Menurut Hanafi dan Halim (2000) menerangkan bahwa : “Persediaan merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu berputar ” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu berubah-ubah. Dalam penentuaan basarnya persediaan harusnya seimbang dengan kebutuhan, sebap apabila jumlah persediaan terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhannya maka akan memperbesar terjadinya kerusakan, turunnya kwalitas juga akan menambah biaya guna pemeliharaan dan penyimpanan persediaan. Sebaliknya apabila jumlah persediaan terlalu kecil maka akan menghambat proses produksi sehingga tidak dapat menghasilkan barang yang optimal. Munawir (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
13
Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dalam aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan. Menurut (Kasmir, 2008:180) Perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Persediaan rata-rata
Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata.
2.2.1.2 Perputaran Piutang Kebijakan piutang yang efektif dan prosedur penagihan yang tepat waktu sangat penting untuk ditetapkan, sehingga dapat mengurangi resiko terganggunya likuiditas perusahaan akibat adanya piutang tak tertagih. Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan piutang yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan kerugian dari piutang.
14
Beberapa definisi piutang menurut para pakar: 1. Martono dan Harjito (2007), piutang dagang (account receivable) merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan”. 2. Horne (2005) mengatakan “piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit”. 3. Smith (2005) mengatakan “piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”. Pengertian piutang secara umum adalah tuntutan atau klaim antara pihak yang akan memperoleh pembayaran dengan pihak yang akan membayar kewajibannya, atau dapat disebutkan sebagai tuntutan kreditur kepada debitur yang pembayarannya biasanya dilakukan dengan uang. Pengelolaan piutang secara efisien sangat diperlukan karena akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan pendapatan. Meningkatnya proporsi piutang dalam laporan keuangan perusahaan akan membuat piutang menjadi bagian yang harus ditangani secara seksama. Rasio perputaran piutang merupakan perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua). Tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable turnover) mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
15
diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi turnover-nya berarti semakin cepat perputaran piutangnya, sebaliknya semakin rendah turnover-nya berarti semakin lambat perputaran piutangnya. Munawir (2005) mengemukakan bahwa “Makin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karna bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit”. Sartono (2010) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas. Riyanto (2001) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Sedangkan Bramasto (2008) menyatakan bahwa perputaran piutang berasal dari lamanya piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Di dalam usaha pengumpulan piutang, perusahaan haruslah berhati-hati agar tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha menagih piutang dari para pelanggan. Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar sebelum
menerapkan prosedur-prosedur
ditetapkan.
penagihan piutang
yang
sudah
16
Kebijaksanaan pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya bilamana sudah jatuh tempo. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam pengumpulan piutangnya secara aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu melihat latar belakang kemampuan finansial pelanggan yang diberikan kredit, sehingga dapat diputuskan cara penagihan yang tepat Syamsuddin (2000). Berikut adalah rumus perputaran piutang usaha (receivable turnover) sebagai berikut : Total Penjualan Kredit
Perputaran Piutang = Piutang Rata-rata
2.2.2 Profitabilitas 2.2.2.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh (Husnan, 2001) bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati(2005) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Prolitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan
17
pernyataan Shapiro (1991) Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
2.2.2.2 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan Penilaian profitabilitas adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas
bsnis
dilaksanakan
untuk
mencapai
tujuan
strategis,
mengeliminasi pemborosan-pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan Supriyono (1999). Ada beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan
18
seorang analis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan laba-rugi yang merupakan bagian dari laporan keuangan korporasi, yang dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan ekonomi. Berdasarkan financial report yang diterbitkan perusahaan, selanjutnya dapat
digali informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, struktur
permodalan, aliran kas, kinerja keuangan dan informasi lain yang mempunyai relevansi dengan laporan keuangan perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan sudah tentu merupakan kinerja perusahaan yang ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu untuk mengukur profitabilitas keuangan perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan keuangannya. Menurut pendapat Shapiro (1991) yang menunjukkan bahwa profitabilitas sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut.
19
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu; 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
20
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modalpinjaman maupun modal sendiri. 6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modalsendiri. Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode: 1) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 2) Mengetahui perkmbangan laba dari waktu ke waktu. 3) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri
2.2.2.3. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi kuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.
21
Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. Dalam prakteknya, menurut Kasmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah : 1.
Profit Margin on Sales Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas
penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan nama profit margin. Terdapat dua rumusan untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut: a. Untuk margin laba kotor dengan rumus: Profit Margin =
Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Sales
Profit Margin On Sales
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. b. Untuk margin laba bersih dengan rumus :
Net Profit Margin = Profit Margin On Sales
Earning After Interest and Tax (EAIT) Sales
22
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan penjualan. Baik Profit Margin on Sales maupun Net Profit Margin apabila rasio nya tinggi ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua
hal
tersebut.
Rasio
yang
rendah
bisa
menunjukkan
ketidakefisienan manajemen. 2.
Hasil Pengembalian Assets (Return on Assets) Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah asset
secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menujukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen. Menurut Dwi Prastowo (2008) rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung Return on Assets (ROA) adalah :
ROA =
Laba Setelah Pajak x 100% Total Assets
23
3.
Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur lalu bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semaki baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut: ROE =
Earning After Interest And Tax Equity
Menurut Helfert (2000), Return on Equity (ROE) menjadi pusat perhatian para pemegang saham (stakeholders) karena berkaitan dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen. ROE memiliki arti penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham. 4.
Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak.Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikrangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk
24
pemegang saham prioritas.Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut: Laba Saham Biasa Laba Per Lembar Saham =
Saham Biasa Yang Beredar
2.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pengelolaan persediaan merupakan suatu pekerjaan yang sulit, dimana kesalahan dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat fatal. Raharjaputra (2009)
menyatakan bahwa
semakin tinggi
tingkat
perputaran persediaan,
kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan, begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan. Sedangkan Munawir (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
2.2.4 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya
menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan
keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat.
25
2.2
Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang
dilaksanakan sebelumnya yaitu : Martinus Damanik (2006) melakukan penelitian tentang analisis efektivitas pengelolaan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan PT. Akari Indonesia Cabang Medan. Lewat perhitungan tingkat perputaran piutang dagang dan hari rata-rata pengumpulan piutang. Dalam penelitiannya, Martinus Damanik menggunakan analisis regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran piutang dengan profitabilitas perusahaan tersebut. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian martinus damanik adalah variabel bebas yakni perputaran piutang dan vaiabel terikat yang mennggunakan profitabilitas.
Sedangkan perbedaannya adalah penelitian matinus
tidak
mengunakan variabel perputaran persediaan dan tidak menggunakan analisis regresi berganda. Niken Hastuti (2010) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur. Lewat perhitungannya ROA, periode perputaran persediaan,
periode
perputaran hutang
dagang,
rasio
lancar,
leverage,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan. Dalam penelitiannya (Niken Hastuti, 2010) menggunakan metode analisis regresi dan menunjukan bahwa Periode Perputaran Hutang Dagang, Leverage, dan Ukuran Perusahaan yang
26
memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Persamaan penelitian niken dengan penelitian ini adalah pengunaan perputaran persedian sebagai variabel bebas dan ROA sebagai variabel terikat serta pengunaan analisis regresi. Sedangkan perbedaan alam penelitian niken tidak mengunakan variabel bebas perputaran piutang. Tabel 2.1 Tebel penelitian terdahulu Nama / tahun Martinus damanik (2006)
Niken hastuti (2010)
Judul Analisis efektivitas pengelolaan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan pt. Akari indonesia cabang medan Analisis pengaruh periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur
Variabel
Metode analisis
Hasil penelitian
Variabel bebas: perputaran piutang variabel terikat; profitabilitas
Mengunakanalisi regrisi sederhana pada penelitian ini
Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran piutang dengan profitabilitas
Variabel bebas: periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan variabel terikat: profitabilitas
Analisis regresi berganda
Periode perputaran hutang dagang, leverage, dan ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap roa. Sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan terhadap roa.
27
2.3
Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan kajian empiris maka penelitian ini dapat
digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut: Perputaran Persediaan X1
Perputaran Piutang X2
Profitabilitas Return on asset (ROA) (Y)
Parsial Simultan
2.4
Hipotesis Penelitian Berdasarkan pembahasan pada landasan teori dan penelitian terdahulu,
maka dapat dilihat bahwa masing-masing besarnya rasio aktivitas mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas perusahaan. Untuk memperjelas pembahasan yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Ho1 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. H1 =Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Ho2 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. H2 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian dasar. Yaitu tipe penelitian yang berkaitan juga dengan pemecahan persoalan, tetapi dalam pengertian yang berbeda, yaitu persoalan yang bersifat teoritis dan tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap penentuan kebijakan. Tujuan penelitian dasar adalah pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoritis. Ditinjau dari karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitiaan dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebap akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabelvariabel yang mempengaruhi (variabel independent). Sedangkan ditijau dari sumber data yang diambil , penelitian ini dikatakan sebagai penelitian yang bersumber dari data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun sehingga peneliti dapat langsung memprosesnya Sugiyono(2008).
28
29
3.2 Deskripsi Populasi Dan Penentuaan Sampel 1. Populasi Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/subyek yang mempunyai kwalitas dan kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan sektor kimia tahun 2009 sampai 2012 yang telah listing dalam BEI sebanyak 10 perusahaan yakni: a. PT. Barito Pasific Tbk b. PT. Budi Acid Jaya Tbk c. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk d. PT. Ekadharma International Tbk e. PT. Eterindo Wahanatama Tbk f. PT. Intan Wijaya International Tbk g. PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk h. PT. Indo Acitama Tbk i. PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk j. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 2. Sampel Menurut Sugiyono (2008), mengatakan bahwa pengertian sampel adalah sebagai berikut : “ Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut“.
30
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana dalam penentuan sampel diperlukan suatu kriteria tertentu. Sampel yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan sektor kimia yang mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan: 1. Perusahaan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012 yaitu sebanyak 10 perusahaan. 2. Perusahaan kimia yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2008 - 2012. Berdasarkan kriteria diatasdapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
31
Tabel 3.1 Sampel penelitian perusahaan kimia No
Emiten
1
PT. Barito Pasific
2
PT. Budi Acid Jaya
3
PT. Ekadharma International
4
PT. Intan Wijaya International
5
PT. Indo Acitama Tbk
6
PT. Chandra Asri Petrochemical
7
PT. Unggul Indah Cahaya
Sumber : www.idx.co.id
3.3 Variable Dan Definisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel dibedakan menjadi dua yakni variabel bebas (perputaran persediaan, perputaran piutang) dan variabel terikat (ROA). Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau
32
mengembangkan cara pengukuran conctruct yang lebih baik. Nur Indrianto (2002 : 69) Operasional variabel didasarkan pada karakteristik yang dapat di observasi dari apa yang sedang di definisikan atau dengan kata lain mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan diuji kebenarannya oleh orang lain. Dalam definisi operasional ini, variable yang diamati dalam penyusunan penelitiaan ini adalah: 1. Perputaran persediaan(X1) Perputaran persediaan adalah suatu stok yang dikelola dan dijual dalam satu periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu berubah-ubah. Dalam penelitian peputaran persediaan akan dihitung menggunakan rumus: Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Persediaan rata-rata 2. Perputaran Piutang(X2) Perputaran piutang adalah suatu ukuran yang menunjukan berapa kali suatu piutang perusahaan telah diputar kembali menjadi kas, frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun. Dalam penelitian perputaran piutang akan dihitung menggunkan rumus : Total Penjualan Kredit Perputaran Piutang = Piutang rata-rata
33
3. Profitabilitas (Y) Tingkat profitabilitas diukur mengunakan Return On Asset (ROA) yang merupakan kemempuan dari modal ang dinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghaasilkan keuntungan. Dalam profitabilitas rumus ROA yang digunakan adalah: Laba Setelah Pajak x 100%
ROA = Total Asset
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumental Penelitian Data
laporan
keuangan
perusahaan
sampel
dikumpulkan
melalui
pengunduhan lewat website www.idx.co.id yang merupakan situs resmi dari Bursa Efek Indonesia. Instrumental penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dengan mengambil data perusahaan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012 serta memenuh kriteria yang telah ditentukan.
3.5 Teknik Analisi Data Adapun teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian berikut
adalah sebagai berikut: 1. Menentukan sampel penelitian. 2. Mengumpulkan data laporan keuangan mulai tahun 2008 – 2012. 3. Melakukan tabulasi pada masing-masing variable.
34
4. Melakukan pengujian deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsi suatu data yang dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian menurut Imam Ghozali (2005) 5. Melakukan pengujian asumsi klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan Kolmogorov Smirnov dengan melakukan pengujian pada standardized residual pada model penelitiannya. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel data pada unstandardized residual dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) < Z table (1,96) atau angka signifikansi > taraf signifikansi (α) 0.05, maka distribusi data dikatakan normal.
35
2. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi < taraf signifikansi (α) 0.05 distribusi data dikatakan tidak normal. b.
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 menurut Imam Ghozali (2005). c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas menurut Imam Ghozali (2005).
36
d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dari suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel tidak bebas tertentu menurut Imam Ghozali (2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dari nilai Durbin-Watson Patokan besaran DURBIN-WATSON: a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada gejala autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berarti ada korelasi negatif 6. Melakukan analisis regresi berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Atau menunjukan arah hubungan dari variabel independen dan variabel dependen menurut Ghozali (2005). Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukan input data variabel ke dalam fugsi regresi. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dinyatakan :
37
Y= a + b1X1 + b2X2 + e Dimana : Y
: profitabilitas perusahaan
a
: konstanta
b1,b2
: koefisien regresi variabel X1, X2
X1
: periode perputaran persediaan
X2
: periode perputaran piutang
e
: standart eror
7. Melakukan pengujian hipotesis Metode ini dilakukan dengan cara memasukan semua variabel secara bersama-sama dan pada setiap saat dilakukan pembuangan terhadap variabel yang tidak signifikan sampai diperoleh model regresi yang baik. a. Uji parsial atau Uji t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen menurut Imam Ghozali (2005). Tahap pengujian yang akan dilakukan, yaitu : 1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik diuji dalam bentuk: a. Jika Ho : β1>0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. b. Jika Ho : β1 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
38
2. Menghitung nilai sig t dengan rumus: (βi)
T hitung =
Se(βi) Dimana : (βi) : koefisien regresi Se(βi) : standar eror dari estimasi βi 3. Derajat keyakinan (level significant/α = 5%) a. Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat α yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan ditolak oleh data. b. Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil darti tingkat α yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan didukung oleh data. b. Uji simultan atau Uji F Menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tak bebas terhadap variabel dependen . Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut Fhitung =
R2/(k-2) (1- R2 )/(N-k)
Dimana : N = jumlah sampel K = jumlah variabel Pengambilan kesimpulan sebagai berikut : 1. . Bila Fhitung < Ftabel : maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
39
2. Bila Fhitung > Ftabel : maka variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadapvariabel dependen. c. Koefisien determinasi(R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel independen akan mampu menjelaskan variabel dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai koefisien R2 mempunyai interval nol sampai satu (0 ≤ R2 ≤1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Untuk menghindari bias, maka digunakan nilai Adjusted R2 , karena Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model menurut Imam Ghozali (2005).
40
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian data 4.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tanggal 10 Agustus 1977 Bursa
Efek
diresmikan
kembali
oleh
Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
40
41
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya 16 Juni 1989. Pada tahun 2002
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading). Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATSNextG tahun 2009. 4.1.2 Visi Misi Bursa Efek Indonesia VISI Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. MISI Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
4.1.3 Profil Perusahaan a. PT. Barito Pacific, Tbk PT Barito Pacific Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UndangUndang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
42
Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 19 tanggal 12 Mei 2011 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-27243.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin. Kantor Perusahaan berada di Jakarta dengan alamat di Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan dan transportasi. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak (“Grup”) sebanyak 2.540 dan 2.135 karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Barito Pacific. b. PT. Budi Acid Jaya, Tbk PT Budi Acid Jaya Tbk (Perusahaan), didirikan berdasarkan Akta No. 15 tanggal 15 Januari 1979 dari Henk Limanow, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No YA5/279/11 tanggal 12 September 1979 dan
43
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 8 Februari 1980, Tambahan No 67. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 04 tanggal 9 Januari 2009 dari Ny. Kartuti Suntana S., S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU 06226AH0102.Tahun 2009 tanggal 5 Maret 2009. Perusahaan dan entitas anak (selanjutnya disebut Grup) didirikan dan menjalankan usahanya di Indonesia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Sungai Budi. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi jalar, kelapa sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya khususnya industri plastik. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam pembuatan dan penjualan tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, asam sitrat, karung plastik, asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR. Rasuna Said Kav C-6, Jakarta. Lokasi Pabrik Perusahaan di Subang, Lampung dan Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1981. Produk-produk Perusahaan dijual ke pasar lokal dengan persentase 98% dan diekspor ke beberapa negara di Eropa dan Asia dengan persentase 2%. Kapasitas produksi komersial Grup berupa glukosa dan fruktosa, tepung tapioka, karung
44
plastik dan asam sitrat masing-masing mencapai 87%, 51%, 60%, dan 16% pada tahun 2012 dan 83%, 61%, 55% dan 30% pada tahun 2011 dari total kapasitas produksi Grup. c. PT. Ekhadarma International, Tbk PT Ekadharma International Tbk (“Perusahaan“), didirikan dengan nama PT Ekadharma Widya Graphika berdasarkan akta Notaris Raden Santoso, S.H., No. 71 tanggal 20 November 1981. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/12/12 tanggal 5 Juni 1982 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 23 September 1982. Pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 279 tanggal 9 Juni 1990 yang dibuat di hadapan Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., sehubungan dengan rencana penawaran umum
saham
Perusahaan
kepada
masyarakat
serta
perubahan
nama
Perusahaanmenjadi PT Ekadharma Tape Industries Tbk. Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3608.H.T.01.04 Th. 1990 tanggal 21 Juni 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 1990. Pada tahun 2006, nama Perusahaan diubah menjadi PT Ekadharma International Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., No. 165 tanggal 28 Mei 2008 sehubungan dengan perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undangundang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas”.
45
Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU56940.AH.01.02.Th.2008 tanggal 29 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 24 April 2009. Sesuai dengan anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha perdagangan pada umumnya. Perusahaan berkedudukan di Tangerang, dengan kantor pusat dan pabrik di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang. Saat ini, Perusahaan mempunyai kantor cabang di Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung, Cikarang, Denpasar, Makassar dan Palembang. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1981. The Company started its commercial operations in 1981. PT Ekadharma Inti Perkasa merupakan entitas induk terakhir dari Perusahaan dan Entitas Anak. Laporan keuangan konsolidasian telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 20 Maret 2013. d. PT. Intan Wijaya International, Tbk PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk, didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.
46
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 242 tanggal 27 Juni 2012 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota Banjarmasin. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. e. PT. Indo Acitama, Tbk PT Indo Acidatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada awalnya bernama PT Sarasa Nugraha Tbk berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, SH, Notaris di Jakarta No. 5 tanggal 7 Desember 1982. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik
Indonesia
dengan
Surat
Keputusan
No.
C2-
1433.HT.01.TH.85 tanggal 18 Maret 1985. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, No. 36 tanggal 11 Juni 2008 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU85992.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri
47
pakaian jadi, kimia dasar, kemasan dari plastik dan perdagangan ekspor dan impor. Perusahaan berkedudukan di Gedung Graha Kencana Suite 9A, Jl. Raya Perjuangan 88, Jakarta. Perusahaan memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Cibodas, Balaraja dan Surakarta dengan alamat masing-masing Jl. Dipati Unus No. 48, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat, Jl. Raya Serang Km, 24,5, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat dan Jl. Raya Solo, Sragen Km 11 Desa Kemiri, Jawa Tengah. Pabrik Cibodas dan Balaraja telah dihentikan operasinya. Kedua Pabrik tersebut telah dijual oleh Perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 (Catatan 12). Perusahaan memulai kegiatan komersil garmen sejak 1 Pebruari 1984 dan kimia sejak tahun 1989. Perusahaan tidak mempunyai entitas induk karena tidak terdapat pemegang saham Perusahaan yang memiliki porsi kepemilikan efektif atau hak suara melebihi 50%. Pada tanggal laporan, South East Union Inc, PT Budhi Bersaudara Manunggal, dan PT Kemiri Sarana Investama merupakan entitas yang masingmasing memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan, dan tidak terdapat pihak pengendali f. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 dan Undang- Undang No. 12 Tahun 1970 berdasarkan Akta No. 40 tanggal 2 Nopember 1984, dari Ridwan Suselo, S.H., Notaris di Jakarta, yang diubah dengan Akta No. 117 tanggal 7 Nopember 1987 dari John Leonard Waworuntu, S.H., Notaris di Jakarta dengan nama PT. Tri Polyta Indonesia. Akta tersebut telah
48
disahkan
oleh
Menteri
Kehakiman
melalui
Surat
Keputusan
No.
C2.1786.HT.01.01-TH.88, tanggal 29 Pebruari 1988. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir melalui akta No. 40 tanggal 8 Desember 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai penambahan jumlah anggota dewan komisaris. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHUAH.01.10- 40244. Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Desa Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kodya Cilegon, Banten. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Barito Pacific Tower A, Lantai 7, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 62-63, Jakarta. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan bergerak dalam bidang usaha industri petrokimia, perdagangan, angkutan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak (Grup) sebanyak 1.605 dan 1.453 karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Barito Pacific g. PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) didirikan di Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing Tahun 1967 dan mulai beroperasi secara komersial sejak November 1985. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Merak, Banten. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Wisma UIC, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 6-7, Jakarta.
49
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain mencakup bidang usaha industri bahan kimia alkylbenzene dan kegiatan usaha terkait lainnya, jasa angkutan darat dan penampungan barang impor, konstruksi real estat serta penyewaan ruang perkantoran. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang industri bahan kimia alkylbenzene, yang merupakan bahan baku utama untuk produksi deterjen.
4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, serta nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing variabel menurut Imam Ghozali (2005). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : perputaran persediaan, perputaran piutang serta Return On Asset. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Uji Deskriptif Descriptive Statistics N PERPUTARAN
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
28
1,70
8,43
5,5860
2,18035
PERPUTARAN PIUTANG
28
1,28
29,78
13,6945
8,68253
ROA
28
-16,06
23,09
4,7076
9,29377
Valid N (listwise)
28
PERSEDIAAN
Sumber : SPSS 20
50
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid pada penelitan ini adalah sebanyak 28 sampel. Dari 28 sampel data perputaran persediaan, nilai minimum sebesar 1,70, dengan nilai maksimum 8,43. Nilai rata-rata sebesar 5,5860 dengan standard deviasi 2,18035. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil antara perputaran persediaan terendah dan tertinggi. Dari 28 data perputaran piutang, nilai minimum sebesar 1,28, sedangkan nilai maksimumnya adalah 29,78. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah 13,6945 dengan standard deviasi sebesar 8,68253. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang besar dari variabel perputaran piutang. Dari 28 data ROA, nilai minimum sebesar -16,06, sedangkan nilai maksimumnya adalah 23,09. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah 4,7076 dengan standard deviasi sebesar 9,29377. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau adanya kesenjangan pada variabel ROA.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak menurut Imam Ghozali (2005). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
51
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu ; Ho : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
PERPUTARAN
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
PIUTANG
ROA
28
28
28
5,5860
13,6945
4,7076
2,18035
8,68253
9,29377
Absolute
,121
,124
,098
Positive
,110
,124
,091
Negative
-,121
-,105
-,098
Kolmogorov-Smirnov Z
,639
,656
,518
Asymp. Sig. (2-tailed)
,809
,783
,951
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 20 Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan ROA telah terdistribusi secara normal karena masing-masing dari variabel memiliki Z hitung(Kolmogorov Smirnov) < Z table (1,96) atau angka signifikansi > taraf signifikansi (α) 0.05. Pada tabel diatas nilai Z hitung ditunjukan pada baris Kolmogorov-Smirnov, sedangkan angka signifikasi ditunjukan pada baris Asymp. Sig. (2-tailed). Pada variabel perputaran persediaan menunjukan bahwa nilai Z hitung =0,639 dan angka signifikansi sebesar 0,809 yang menunjukan bahwa variabel perputaran
52
persediaan telah terdistribusi secara normal. Sedangkan pada variabel perputaran piutang menunjukan bahwa nilai Z hitung = 0,656 dan angka signifikansi = 0,783 yang menunjukan bahwa variabel perputaran piutang telah terdistribusi secara normal. Lalu pada variabel ROA menunjukan bahwa Z hitung = 0,518 dan angka signifikansi = 0,951 yang menunjukan bahwa variabel ROA telah terdistribusi secara normal. 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguuji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebasnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya menurut Imam Ghozali (2005). Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan toleramce, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF kurang darai 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
53
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance PERPUTARAN
1
PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
VIF
,858
1,165
,858
1,165
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada masing-masing variabel tidak terjadi multikolinearitas karena memilki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. 4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas menurut Imam Ghozali (2005).
54
TABEL 4.4 Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
t
Sig.
Coefficie nts B (Constant) 1
PERPUTARAN PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
Std. Error
4,131
2,792
,755
,490
-,129
,123
Beta 1,480
,151
,317
1,542
,136
-,216
-1,053
,302
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : SPSS 20 Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Heterokedastisitas pada model regresi. 4.2.2.4 Uji Autokorelasi Uji Auto korelasi digunakan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi berarti ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi menurut Imam Ghozali (2005). Patokan besaran DURBIN-WATSON: d. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif e. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada gejala autokorelasi f. Angka D-W diatas +2 berarti ada korelasi negatif
55
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
a
1
,410
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,168
,101
Durbin-Watson
8,81091
1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN b. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20 Dari data tabel di atas nilai dari Durbin-Watson= 1,310, nilai ini berada diantara -2 dan +2 dengan ketentuan tidak terjadi autokorelasi dalam data ini.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (perputaran persediaan dan perputaran piutang) terhadap variabel dependen (ROA). Untuk menguji hipotesis peneliti mengunakan analisi regresi berganda dikarenakan terdapat dua variabel bebas. Tabel 4.6 Hasil Regresi Coefficientsa Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
T
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficie nts B (Constant) 1 PERPUTARAN PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG a. Dependent Variable: ROA
Sumber: SPSS 20
Std. Error
10,576
4,786
-1,794
,839
,303
,211
Beta
Tolerance
VIF
2,210
,037
-,421
-2,138
,042
,858
1,165
,283
1,440
,162
,858
1,165
56
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode regresi linier berganda, maka dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + e ROA = 10,576 – 1,794 Perputaran Persediaan + 0,303 Perputaran Piutang Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 10,576 menunjukan apabila tidak ada valiabel independen(X=0) maka tingkat profitabilitas sebesar 10,576. 2. Pada baris perputaran persediaan menunjukan nilai b sebesar -1,794 yang menunjukan, jika terjadi kenaikan pada perputaran persediaan dan variabel yang lain diangap konstan maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar -1,794. 3. Pada baris perputaran piutang menunjukan nilai t sebesar 0,303 yang menunjukan jika terjadi kenaikan pada perputaran piutang dan variabel yang lain diangap konstan maka akan terjadi kenaikan profitabilitas sebesar 0,303.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Hasil Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran persediaan dan perputaran piutang) dan variabel terikat (ROA) secara parsial. Dan berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
57
Tabel 4.7 Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1 PERPUTARAN PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
Std. Error
10,576
4,786
-1,794
,839
,303
,211
T
Sig.
Beta 2,210
,037
-,421
-2,138
,042
,283
1,440
,162
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20 Berdasarkan pengujian statistik t pada tabel diatas maka dapat dijelaskan sebgai berikut: 1. Nilai signifikasi perputaran persediaan sebesar 0,042 yang nilainya lebih kecil dari nilai 0.05
menunjukan bahwa perputaran persediaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, sedangkan nilai t sebesar -2,138 menunjukan arah hubungan dari perputaran persediaan dengan ROA yang berlawanan. 2. Nilai signifikansi perputaran piutang sebesar 0,162 yang nilainya lebih besar dari nilai 0.05 menunjukan bahwa perputaran piutang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan nilai t sebesar 1,440 menunjukan arah hubungan dari perputaran piutang dengan ROA yang searah.
58
4.2.4.2 Hasil Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran persediaan dan perputaran piutang) dan terikat (ROA) secara simultan atau bersama-sama. Berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
391,299
2
195,649
Residual
1940,805
25
77,632
Total
2332,103
27
F 2,520
Sig. ,101b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
Sumber: SPSS 20 Berdasarkan data tabel diatas nilai signifikansi dari perputaran piutang dan perputaran persediaan adalan sebesar 0,101, yang nilai ini lebih besar dari nilai 0.05 yang berarti perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA 4.2.4.3 Hasil Uji Determinasi R2 Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel independen akan mampu menjelaskan variabel dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
59
Tabel 4.9 Uji Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
a
1
,410
,168
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,101
8,81091
Durbin-Watson
1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN b. Dependent Variable: ROA
Sumber: SPSS 20 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,101. Hal ini menunjukan 10,1 % variabel ROA dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen perputaran persediaan
dan perputaran piutang.
Sedangkan sisanya sebesar 89,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
4.3 Interpretasi 4.3.1 Pengaruh Perputaran Persediaaan terhadap ROA Dari hasil uji t terhadap variabel perputaran persediaan menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh signfikan namun memiliki hubungan yang berlawanan dimana nilai t = -2,138 dan sig = 0,042 (sig< 0,05). Dari perhitngan diatas dapat dijelaskan jika terjadi kenaikan perputaran persediaan dan variabel lain diangap konstan maka akan terjadi penurunan ROA sebesar -1,794. Adanya pengaruh yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Hal ini
60
dikarenakan adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan sehingga akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil volume penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan juga akan semakin kecil. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Niken (2006) yang menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap ROA. H1 yang menyatakan bahwa Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas diterima. Sedangkan Ho1 ditolak. 4.3.2 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA Dari hasil uji t terhadap variabel perputaran piutang, menunjukkan bahwa variabel perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig perputaran piutang pada uji t sebesar 0,162 yang nilainya lebih besar dari niai 0,05. Hal ini disebapkan masih ada beberapa faktor lain yang pengaruhnya lebih kuat terhadap ROA yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya seperti perputaran arus kas, perputaran hutang dagang dan lainnya. Namun perputaran piutang memiliki hubungan yang searah dengan ROA yang ditunjukan nilai t dari perputaran piutang sebesar 1,440 yang memiliki nilai positif Adanya pengaruh yang positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan perputaran piutang maka akan menaikan profitabilitas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Riyanto (2001) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana
61
semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. H1 yang menyatakan bahwa Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ditolak. Dan Ho1 diterima. 4.3.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap ROA Berdasarkan hasil Uji F dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,520 dengan probabilitas ,101b. Oleh karena nilai probabilitas jauh lebih besar dari tingkat signifikasi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persediaan dan perputaran piutang
perputaran
secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Dengan penjelasan yang diterangkan diatas maka H2 yang menyatakan perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA ditolak. Dan Ho 2 diterima
62
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan kimia. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel independen yang diuji hubungannya dengan profitabilitas. Variabel periode perputaran persediaan dan periode perputaran piutang, mencerminkan rasio aktivitas, sedangkan variabel ROA mewakili profitabilitas Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan kimia yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2012. Sampel yang diperoleh diuji menggunakan uji deskriptif uji normalitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Berdasarkan hasil uji t, variabel periode perputaran persediaan memiliki nilai t negatif namun berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan pada variabel perputaran piutang memiliki nilai positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan
periode perputaran persediaan,yang tinggi akan menghasilkan ROA yang rendah. Sedangkan perusahaan dengan perputaran piutang yang tinggi akan menghasilkan ROA yang tinggi 2. Variabel perputaran persediaan, perputaran piutang secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel ROA.
62
63
5.2 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan yang menghambat hasil penelitian agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai adjusted R2 yang relatif kecil, yaitu10,1%. Hal ini berarti bahwa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen hanya sebesar 10,1% sedangkan sisanya sebesar 89,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. 2. Terbatasnya variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dan apabila variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini ditambahkan, dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. 3. Minimnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat sebanyak 7 perusahaan dengan tahun penelitian 2009-2012.
5.3 Saran Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka implikasi manajerial yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut : 1. Kepada para manager agar dapat meningkatkan keuntungan, perusahaan kimia sebaiknya mengurangi perputaran persediaan, sehingga tidak menyebabkan penumpukan barang yang mengakibatkan penambahan biaya. Dan meningkatkan perputaran piutang guna penambahan keuntungan yang lebih.
64
2. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini kearah yang lebih luas karena keterbatasan variabel yang digunakan dalam penelitian ini seperti penambahan variabel bebas maupun variabel terbuka.
65
Daftar Pustaka
Damanik, Martinus. 2006. Analisis efektivitas pengelolaan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan PT. Akari indonesia cabang medan, Semarang. Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Upp. Amp YPKN, Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Gema Pertama, Jakarta. Hastuti, Niken. 2010. pengaruh periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur, UNDIP, Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia, (1994), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir. 2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Rajagrapindo Persada, Jakarta. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta. Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
66
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.), BPFE, Yogyakarta. Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, BPFE, Yogyakarta.
67
Lampiran 1 Tabulasi perputaran piutang perputran persediaan dan ROA tahun 2009-2008 perusahaan PT. Barito Pacific Tbk
PT. Budi Acid Jaya Tbk
PT. Ekhadarma International Tbk
PT. Intan Wijaya International Tbk
PT. Indo Acitama Tbk
PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk
tahun
persediaan
piutang
ROA
2009
7,083
15,825
6,920
2010
8,281
15,692
0,820
2011
8,049
17,442
-2,750
2012
8,063
15,963
-5,822
2009
7,507
23,452
11,160
2010
8,200
22,579
3,650
2011
6,428
24,078
4,240
2012
6,083
21,604
0,159
2009
4,819
9,461
13,900
2010
3,727
9,185
16,470
2011
3,837
9,070
14,820
2012
3,681
8,438
17,972
2009
6,455
1,283
-6,040
2010
8,090
1,286
-16,060
2011
6,156
2,184
-14,070
2012
5,149
4,469
3,359
2009
2,008
5,122
8,820
2010
1,697
4,744
3,900
2011
2,102
4,372
9,360
2012
2,008
4,488
4,219
2009
8,427
13,114
23,090
2010
6,648
15,305
15,120
2011
3,595
10,249
6,640
2012
8,126
17,667
-5,176
2009
3,514
22,412
1,960
2010
5,677
26,470
1,770
2011
5,723
29,775
12,540
2012
5,276
27,718
0,842
68
Lampiran 2 Output uji asumsi klasik Deskriptif Descriptive Statistics N PERPUTARAN
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
28
1,70
8,43
5,5860
2,18035
PERPUTARAN PIUTANG
28
1,28
29,78
13,6945
8,68253
ROA
28
-16,06
23,09
4,7076
9,29377
Valid N (listwise)
28
PERSEDIAAN
Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PERPUTARAN
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
PIUTANG
N
ROA
28
28
28
5,5860
13,6945
4,7076
2,18035
8,68253
9,29377
Absolute
,121
,124
,098
Positive
,110
,124
,091
Negative
-,121
-,105
-,098
Kolmogorov-Smirnov Z
,639
,656
,518
Asymp. Sig. (2-tailed)
,809
,783
,951
Normal Parameters
Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance PERPUTARAN
1
PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
a. Dependent Variable: ROA
VIF
,858
1,165
,858
1,165
69
Heterokedastisitas
Lampiran 3 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
t
Sig.
Coefficie nts B (Constant) 1
PERPUTARAN PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
Std. Error
4,131
2,792
,755
,490
-,129
,123
Beta 1,480
,151
,317
1,542
,136
-,216
-1,053
,302
a. Dependent Variable: ABS_RES
Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
R Square
a
,410
,168
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,101
8,81091
Durbin-Watson
1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN b. Dependent Variable: ROA
70
Lampiran 4 Output regresi linier berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
T
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficie nts B (Constant) 1 PERPUTARAN PERSEDIAAN PERPUTARAN PIUTANG
Std. Error
Beta
10,576
4,786
-1,794
,839
,303
,211
Tolerance 2,210
,037
-,421
-2,138
,042
,858
1,165
,283
1,440
,162
,858
1,165
a. Dependent Variable: ROA
Uji t a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1 PERPUTARAN PERSEDIAAN
Std. Error
10,576
4,786
-1,794
,839
,303
,211
PERPUTARAN PIUTANG
T
Sig.
Beta 2,210
,037
-,421
-2,138
,042
,283
1,440
,162
a. Dependent Variable: ROA
Uji f ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Df
VIF
Mean Square
391,299
2
195,649
Residual
1940,805
25
77,632
Total
2332,103
27
F 2,520
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
Sig. ,101b
71
Uji R2
Lampiran 5 b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,410
,168
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,101
8,81091
Durbin-Watson
1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN b. Dependent Variable: ROA
72
73