BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu bagi pihak pemegang kepentingan dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang tidak memberikan informasi dengan benar dan akurat akan menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam membuat suatu keputusan. Akan tetapi, banyak pihak pelaku bisnis melakukan fraud atau kecurangan dalam laporan keuangan untuk menampilkan gambaran kondisi keuangan yang terbaik sehingga dapat menarik keuntungan bagi perbankan atau perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang baik merupakan laporan yang dapat memberikan informasi yang cukup mengenai hasil kegiatan suatu perbankan atau perusahaan, oleh sebab itu data dan informasi perusahaan atau perbankan tersebut harus jelas, lengkap dan dapat memberikan gambaran secara tepat mengenai kegiatankegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi suatu perbankan atau perusahaan. Informasi yang baik atau layak bagi pengguna laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut harus disusun sebaik mungkin berdasarkan data yang akurat sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku. Menurut Marpaung (2016) laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenai posisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu 1 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
periode tertentu. Informasi dalam suatu laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif yang sesuai dengan Konsep Fundamental dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan agar kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan dapat terpenuhi serta harus harus memiliki keandalan, yaitu informasi harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dan tulus dari yang seharusnya atau sewajarnya disajikan. Dunia perbankan rentan terhadap fraud, meskipun telah menggunakan teknologi tinggi namun sulit terdeteksi jika terjadi kolusi antara oknum karyawan bank dengan pihak lain. Contoh kasus yang sudah terjadi yaitu penyimpangan yang diperbuat oleh Bank Century. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Bank Century dianggap menyesatkan karena ternyata terdapat banyak kesalahan material. Ada juga kasus laporan ganda Bank Lippo yang memanipulasi laporan keuangannya agar Bank Lippo bisa mendapatkan rekapitulasi dari pemerintah. Pada tahun 2014 Bank Indonesia belum memutuskan tindakan dan sanksi kepada Bank Syariah Mandiri terkait kasus fraud yang terjadi di Bank Syariah Mandiri cabang Bogor. Bank Indonesia akan meneliti kasus tersebut yaitu pemberian kredit fiktif dengan jumlah sebesar Rp 102 miliar tersebut. Pada dasarnya Bank Indonesia akan meneliti fraud di suatu bank jika disebabkan oleh kelalaian sumber daya manusia (SDM), kelemahan sistem ataupun kelemahan pengendalian internal, sesuai yang dikatakan Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah. “Dalam beberapa kasus, fraud menyebabkan kerugian pada bank
2 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
yang jumlahnya cukup besar sehingga bank tersebut dapat ditutup atau dilikuidasi” (Hasanah, 2015). Perilaku fraud dalam penyajian suatu laporan keuangan sangat penting menjadi perhatian agar tindakan fraud tersebut dapat dideteksi maupun dihilangkan, sehingga laporan keuangan dapat dipercaya oleh pihak masyarakat maupun pemegang kepentingan. “Pada praktiknya fraud tidak hanya terjadi di perusahaan manufaktur saja, banyak perusahaan sektor keuangan dan perbankan yang juga mengalaminya” (Tessa dan Harto, 2016). Selain itu, pihak auditor dapat meningkatkan kualitas auditnya dan mendapat kepercayaan oleh pihak yang
berkepentingan
maupun
masyarakat.
“Pelaporan
keuangan
yang
mengandung unsur kecurangan dapat mengakibatkan turunnya integritas informasi keuangan dan dapat mempengaruhi berbagai pihak” (Ansar, 2013). Semakin besarnya ukuran perusahaan maupun perbankan maka semakin banyaknya suatu transaksi yang dilakukan. Dari transaksi tersebut kemungkinan fraud dapat terjadi. Biaya untuk melakukan pengawasan pada perusahaan maupun perbankan yang besar akan lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan maupun perbankan yang kecil ataupun menengah. Perusahaan maupun perbankan yang lebih besar memiliki motivasi yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan atau perbankan yang lebih kecil karena perusahaan atau perbankan yang lebih besar menjadi subjek pemeriksaan, yaitu pengawasan yang ketat dari pemerintah dan masyarakat umum. Jackson (2009) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan terjadinya kecurangan.
3 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
Menurut Puspitadewi dan Irwandi (2012) kecurangan dan kinerja yang menurun dari karyawan dapat terjadi dikarenakan adanya motivasi di dalam diri mereka. Sebenarnya meningkatnya kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) disatu sisi dapat menguntungkan bagi para pelaku bisnis karena dengan melebih-lebihkan hasil usaha dan kondisi keuangannya maka hal ini akan terlihat baik dimata publik. Tetapi pada sisi lain dapat merugikan publik yang sangat menggantungkan keputusan ekonomi dari unsur kecurangan (fraud). Dari sinilah akan menghasilkan keputusan ekonomi yang akan sangat menyesatkan dalam proses pengambilan keputusan. “Perilaku kecurangan dalam penyajian laporan keuangan penting menjadi perhatian agar tindakan ini dapat dideteksi dan dihilangkan. Sehingga laporan keuangan akan dapat dipercaya oleh pihak pemegang kepentingan dan masyarakat” (Kusumawardhani, 2013). Fauziati dan Wulan (2014) berpendapat bahwa Untuk dapat mengindikasi adanya kecurangan pada laporan keuangan, suatu entitas perlu menerapkan pengendalian internal yang baik. Selain itu Kurniawati (2012) juga mencoba meneliti kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan segitiga kecurangan (fraud triangle) yaitu untuk menemukan faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasilnya yaitu ditemukan bukti bahwa pertumbuhan tinggi dari perusahaan, kerugian laba, kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, dan transaksi pihak istimewa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan.
Fraud
triangle
yaitu
segitiga
kecurangan
yang
menggambarkan adanya tiga kondisi penyebab terjadinya penyalahgunaan asset dan kecurangan, yaitu kesempatan (opportunity), tekanan (pressure), dan sikap
4 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
atau rasionalisasi (rationalization). Meski kasus kecurangan pelaporan keuangan sudah sering terjadi, namun di Indonesia masih sedikit penelitian yang membahas topik fraud (Wilopo, 2006). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasinya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat variabel moderasi ukuran perusahaan yang akan memperkuat suatu kecurangan laporan keuangan terjadi. Penelitian ini dimotivasi karena masih banyaknya kasus fraud berhubungan dengan kecurangan laporan keuangan dalam tindakan manipulasi ataupun penyalahgunaan aset yang terjadi dalam perbankan dan masih terjadinya fraud dalam perbankan syariah. Sampai sekarang kecurangan terus terjadi, terutama kecurangan dalam perusahaan atau suatu lembaga Negara. Kecurangan tersebut dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan yang semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak transaksi yang dilakukan. Dari transaksi inilah kemungkinan kecurangan terjadi. Pembahasan mengenai fraud seperti tidak akan pernah luput dari pembicaraan dan bukan sesuatu yang mudah untuk dilupakan, maka dari itu penulis menjadikan perbankan syariah untuk menjadi objek penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh faktor-faktor dalam Perspektif Fraud Triangle terhadap Fraudulent Financial
Reporting
dengan
Ukuran
Perusahaan
sebagai
Moderasi”.
5 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
Variabel
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle mempengaruhi fraudulent financial reporting? 2. Bagaimana faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle mempengaruhi fraudulent financial reporting dengan dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan? 1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat
diambil tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan secara empiris bagaimana faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle mempengaruhi fraudulent financial reporting. 2. Untuk membuktikan secara empiris bagaimana faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle mempengaruhi fraudulent financial reporting dengan dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan. 1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai
pihak yaitu sebagai berikut : 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian berikutnya dalam hal kajian pengaruh faktor-faktor dalam perspektif fraud
6 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan Ukuran Perusahaan sebagai variabel moderasi. 2. Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun masukan bagi manajemen perbankan syariah dalam membuktikan bagaimana faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle dapat mempengaruhi fraudulent financial reporting dan mencegah potensi-potensi kecurangan. 3. Kebijakan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau saran bagi para manajemen perbankan syariah untuk lebih memperhatikan faktor-faktor fraud triangle dan ukuran perusahaan yang diterapkan di perbankan syariah agar dapat menciptakan lingkungan manajemen yang handal dan jujur. 1.5.
Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penyusunan skripsi ini untuk memperjelas dan mempermudah
dalam melakukan analisis maka sistematika penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat tinjauan-tinjauan pustaka mengenai teori-teori yang menjadi landasan penelitian dan dianggap relevan dengan masalah serta telah
7 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan
dirumuskan dalam penulisan ini, kerangka pemikiran dalam menganalisis pemikiran serta perumusan hipotesis yang digunakan sebagai pendekatan untuk menjawab masalah penelitian. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisikan uraian tentang rancangan penelitian, variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional variabel, teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan metode analisis data yang digunakan. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini diawali dengan analisis dengan penelitian yang dilakukan dan selanjutnya yaitu dilakukannya pembahasan dari analisis yang telah dihasilkan. BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Bab ini merupakan bab terakhir yang menjelaskan kesimpulan tentang analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian serta saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan.
8 Pengaruh faktor–faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial reporting dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi Amas Ferdiansyah Hasibuan