BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem
perekonomian pada masa
pemerintahan Susilo
Bambang
Yudoyono mengalami perkembangan yang baik. Hal itu dikarenakan ekonomi kerakyatan masih menjadi perioritas utama dalam pembangunan ekonomi. Salah satu upaya meningkatkan daya saing perekonomian adalah dengan melakukan penataan ekonomi yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian khususnya, pembangunan ekonomi bagi masyarakat menengah kebawah harus tetap mendapat perioritas dari pemerintah. Jika pembangunan ekonomi di pedesaan meningkat maka kualitas sumber daya mereka juga akan meningkat karena biasa memberikan pendidikan pada anak anaknya sama hal nya seperti masyarakat perkotaan. Anonimous (2013) mengatakan bahwa pada umumnya di dalam masalah sosial yang terjadi di Indonesia yang cukup kompleks, masalah ekonomilah yang cukup dominan di Negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional yang mengarah pada kelompok masyarakat menengah kebawah tidak bisa di hindari lagi. Pembangunan ekonomi nasional harus mampu menyentuh lembaga organisasi ekonomi tingkat menengah yang pada umumya menjadi wadah kegiatan menengah kebawah adalah UKM dan Koperasi (Ningsih, 2014:2) Koperasi merupakan suatu organisasi otonom dari orang orang yang berhimpun secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi
1
sosial dan budaya secara bersama sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan di kendalikan secara demokrastis. Pada perekonomian Indonesia koperasi memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam hal ini adalah memberikan jasa kepada anggota dan anggota mengeluarkan biaya untuk menggantinya, dengan demikian koperasi pada dasarnya tidak mendapatkan manfaat apa apa, akan tetapi anggota yang menerima manfaat tersebut. Dewasa ini koperasi telah berkembang cukup pesat di berbagai negara. Menurut data statistic koperasi dari International Cooperative Alliance (ICA:www.ica.coop; 2008) yang merupakan induk gerakan koperasi di dunia, gerakan koperasi mewakili tidak kurang dari 800 juta penduduk dari berbagi belahan dunia, bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa mengungkapkan pada tahun 1994 terdapat 3 miliyar orang (setengah dari jumlah penduduk dunia saat itu) yang menggantungkan hidupnya pada usaha koperasi. Di Indonesia sendiri sampai dengan tahun 2006, kementrian Negara koperasi dan UKM mencatat 27.776.133 orang di Indonesia adalah anggota koperasi(Hendar,2010:3). Walaupun saat ini koperasi mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan namun fenomena yang terjadi bukan berarti tidak ada koperasi yang tidak aktif atau koperasi yang gulung tikar. Banyak hal yang menyebabkan koperasi koperasi di Indonesia mengalami kebangkrutan yang di karenakan di antaranya yaitu kegiatan operasional tidak berdasarkan prinsip, nilai dan azaz koperasi, buruknya manajemen koperasi baik manajemen keuangan maupun manajemen SDM serta minimnya partisipasi anggota akibat kurang nya pendidikan akan perkoperasian. Selain itu fakta ke dua yang di 2
berikan oleh sejumlah studi literature, Tambunan (2008) mengatakan bahwa daya saing Koperasi hingga saat ini belum banyak literature yang ada mengenai kinerja koperasi di NSB, termasuk Indonesia. Di Indonesia , tidak hanya studi studi empiris sangat terbatas tetapi data sekunder mengenai sumbangan koperasi terhadap pembentukan PDB juga tidak tersedia. Hal ini membuat evaluasi yang komperehensif terhadap kinerja koperasi di dalam perekonomian nasional sangat sulit , namun satu gambaran yang jelas bahwa kinerja koperasi di Indonesia selama ini memang relative buruk. Koperasi sebagaimana selayaknya badan usaha lain,dalam suatu kurun waktu perlu melakukan kontrol terhadap kinerja koperasi, kontrol atau pengawasan kedalam intern koperasi bertujuan untuk melihat seberapa jauh kinerja yang dicapai dan kondisi kesehatan koperasi tersebut dalam beroperasi. Salah satu cara dalam melakukan pengawasan adalah dengan membuat suatu penilaian kinerja. Dalam rangka mengetahui dan menilai kinerja koperasi dalam proses mencapai tujuanya, diperlukan adanya pengukuran terhadap kinerja koperasi. Laporan keuangan dapat memberi informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh koperasi tersebut, dari periode tertentu. Untuk memperoleh informasi memperoleh kinerja tersebut laporan keungan haruslah dianalisis, keuangan merupakan kunci sukses bagi pihak manajemen karena segala keputusan yang diambil oleh manajemen koperasi berdasarkan pada kinerja yang dicapai, dalam hal ini adalah koperasi. Untuk menilai kinerja koperasi, dapat menggunakan peraturan Menteri Negara 3
Koperasi
dan
Usaha
Kecil
Menengah
Republik
Indonesia
Nomor
14/Per/M.UKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian kesehatan koperasi. Selain menilai kinerja pada koperasi, strategi pengembangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana pemilihan sistem kelembagaan yang tepat yang lebih mendukung pengembangan aktivitas ekonomi dengan tujuan adanya keberpihakan kepada kesejahteraan masyarakat secara luas. Dengan kata lain, penekanan akan memperjelas jutifikasi pentingya keberadaan bentuk badan usaha yang dikelola dari oleh dan untuk masyarakat. Hal ini sangat relevan dengan keberadaan koperasi.
Meskipun
koperasi
memiliki
berbagai
kelebihan,
namun
pengembangannya bagi negara yang sedang berkembang memang masih memerlukan peran serta
dari pihak luar,
masih terdapat kesulitan
menumbuhkan koperasi yang sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat. Salah satu koperasi yang aktif adalah Koperasi PRIMKOPTI Bangkit usaha kota Malang. Berdasarkan dari data pada dinas koperasi, Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Bangkit usaha kota Malang merupakan salah satu koperasi berkualitas di kota Malang. Koperasi berkualitas adalah koperasi sebagai badan usaha aktif yang di cirikan oleh prisip prinsip kohesivitas dan partisipasi anggota yang kuat dengan kinerja usaha yang semakin sehat dan berorientasi kepada usaha anggota serta memiliki kepedulian sosial.
4
Walaupun primer koperasi PRIMKOPTI Bangkit usaha kota Malang merupakan salah satu koperasi berkualitas di kota Malang namun masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan koperasinya. Melalui sistem tanggung renteng dapat meningkatkan kualitas SDM khusunya anggota koperasi untuk mencapai sikap profesional dalam strategi pengembangan dan manajemen pengelolaan dana koperasi agar kinerja keuangan koperasi lebih efektif dan efisien demi menjaga keberlangsungan dan perkembangan usaha koperasi PRIMKOPTI Bangkit Usaha Kota Malang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini di angkat judul yakni,”Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan Koperasi PRIMKOPTI Bangkit Usaha Kota Malang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti di atas, maka rumusan masalah yang dapat di tarik adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan Koperasi PRIMKOPT Bangkit Usaha Kota Malang ? 2. Bagaimana strategi pengembangan manajemen Koperasi PRIMKOPTI Bangkit Usaha Kota Malang ? C. Batasan Masalah Karena luasnya masalah yang ada pada koperasi maka penelitian ini hanya membatasi pada kinerja keuangan dan strategi pengembanganya. Kinerja keuangan merujuk pada penilaian koperasi mandiri sesuai dengan peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia 5
Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009, adapun strategi pengembangan koperasi didasarkan pada kondisi obyektif manajemen internal koperasi. D. Tujuan Penelitian Beberapa tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Melakukan penilaian kinerja keuangan Koperasi PRIMKOPTI Bangkit Usaha Kota Malang. 2. Untuk menganalisis dan menjelaskan strategi pengembangan manajemen inrternal koperasi. E. Manfaat Penelitian Sebagai dasar pengambilan kebijakan kepada pihak pihak yang berkepentingan seperti: a. Manajer Koperasi Untuk menyusun strategi pengembangan koperasi dan kinerja keuangan koperasi b. Dinas Koperasi Sebagai dasar peningkatan kerja sama koperasi Primkopti Bangkit Usaha Kota Malang c. Anggota Koperasi Memberikan masukan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk perbaikan kinerja koperasi Primkopti Bangkit Usaha Kota Malang.
6
d. Manfaat Bagi Peneliti yang akan Datang Sebagai tambahan referensi atau acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang sejenis
7