BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak lebih menarik dengan keterampilan yang dimilikinya, mulai dari cara yang paling sederhana hingga cara yang sangat rumit. Kegiatan memanfaatkan keterampilan tangan ini menjadi dasar berkembangnya kriya1 yang tidak hanya membuat benda kerajinan tangan massal saja. Kemampuan untuk melakukan eksplorasi terhadap suatu bahan tekstil mutlak harus dimiliki oleh seorang kriyawan tekstil. Bahan tekstil banyak sekali jenisnya dan mudah didapatkan. Sebagai bahan setengah jadi, kain2 dapat langsung digunakan untuk membuat suatu benda pakai, seperti untuk bahan dasar busana maupun sebagai bahan untuk produk interior. Padahal jika digali lagi, kain sebagai bahan setengah jadi bisa menjadi karya fungsional3 yang sekaligus memiliki nilai estetis4 sehingga menjadi sebuah karya kriya tekstil.
1
Pekerjaan (kerajinan) tangan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, hlm. 601 ) Barang tenunan untuk pakaian atau untuk maksud lain. ( Ibid., hlm. 489 ) 3 Dilihat dari segi fungsi ( Ibid., hlm. 323 ) 4 1 Mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra); 2 Mempunyai penilaian terhadap keindahan. ( Ibid., hlm. 308 ) 2
1
Setiap jenis tekstil memiliki potensi yang sangat banyak sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Kelebihan maupun kekurangan dari tekstil dapat menjadi sumber inspirasi untuk dieksplorasi lebih lanjut. Eksplorasi adalah proses penyelidikan atau pembelajaran terhadap sesuatu secara lebih mendalam. Eksplorasi pada tekstil dapat dilakukan dengan berbagai teknik, baik yang telah lama ada maupun dengan penciptaan teknik baru untuk menambah keragaman. Perkembangan fashion dipengaruhi pula oleh perkembangan tekstil karena tekstil merupakan salah satu material utama yang diperlukan untuk membuat produk-produk fashion. Peranan tekstil dalam kemajuan bidang fashion sangat penting, baik dari desain rupanya maupun dari teknologi pembuatannya yang selalu berkembang sehingga menghasilkan berbagai produk tekstil yang baru dan sangat beranekaragam berdasarkan hasil kerja keras dan pemikiran dari para perancang atau kriyawan tekstil. Semakin banyak keragaman karya tekstil tentu akan lebih meningkatkan pula keragaman karya fashion. Hasil produksi tekstil akan dimanfaatkan oleh para perancang mode, sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme yang akan menciptakan karya-karya baru yang semakin memperkaya dunia fashion. Dalam proses pembuatan produk fashion, tentu tidak akan terlepas dari pengetahuan akan bahan tekstil sebagai bahan dasar pembuatnya, agar produk yang akan dirancang hingga akhirnya dipergunakan oleh konsumen akan menjadi karya yang tepat guna. Semakin cepat dan mudahnya perkembangan terjadi dalam segala bidang khususnya didalam bidang tekstil dan fashion, maka akan semakin mempercepat pula penambahan kebutuhan akan kreativitas dan inovasi-inovasi5 baru demi memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang tanpa henti. Tren akan 5 n 1 pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan; 2 penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang dikenal sebelumnya ( gagasan, metode, atau alat ). (Ibid., hlm. 435)
2
terus berganti dan perubahan menjadi perkembangan yang tidak bisa ditawar. Hal ini menjadi peluang bagi seorang kriyawan tekstil untuk selalu mengeksplorasi bahan-bahan tekstil yang telah ada, bahkan menciptakan bahan tekstil yang benarbenar baru. Eksplorasi kain organdi sebagai bahan tekstil yang memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk menghasilkan produk tekstil yang lebih menarik, yang akhirnya akan memperkaya keragaman produk kriya tekstil di Indonesia. Karya yang dibuat dengan menampilkan kekayaan detail dan reka bahan tekstil ini diharapkan mampu meningkatkan nilai penampilan dan estetisnya dan lebih menimbulkan kecintaan akan produk dalam negeri.
I. 2 Maksud dan Tujuan Pengolahan bahan tekstil yaitu kain organdi dengan berbagai macam teknik reka bahan tekstil pada pembahasan, penelitian, eksperimen dan eksplorasi, hingga perancangan karya tugas akhir ini bermaksud untuk menggali kekayaan yang dimiliki oleh kain organdi dan menghasilkan bahan tekstil eksklusif6 yang akan dibuat menjadi bahan dasar dari suatu produk fashion. Adapun tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah, 1. Membuat produk-produk fashion yang memiliki nilai estetis namun tetap fungsional, sebagai sebuah karya kriya tekstil yang dibuat dengan proses perancangan yang rasional7, 2. Menampilkan kelebihan serta memanfaatkan kekurangan yang dimiliki oleh organdi, 6
1 Terpisah dari yang lain; khusus; 2 Tidak termasuk ( Ibid., hlm. 289 ) Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal ( Ibid., hlm. 933 ) 7
3
3. Menampilkan produk-produk fashion yang kaya dengan teknik reka bahan tekstil, 4. Memberikan nilai tambah secara ekonomis pada produk fashion.
I. 3 Rumusan Masalah Kain yang pada umumnya dikenal dan dijual dengan nama dagang organdi ini merupakan bahan tekstil yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan busana wanita, mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau oleh semua kalangan masyarakat, namun pemanfaatannya masih kurang maksimal dan masih kurang dieksplorasi. Secara kasat mata, tampilan organdi menarik dengan warna-warni beragam dan rabaannya halus. Kain ini memiliki nilai lebih yang kemudian bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan, diantaranya untuk pembuatan busana anak-anak, gaun pesta, hiasan bunga, sarung bantal, dan tirai. Banyak sekali teknik reka bahan tekstil yang bisa digunakan untuk mengeksplorasi organdi sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dari suatu bahan dasar pembuatan produk fashion.
I. 4 Asumsi Dasar Produk tekstil di Indonesia banyak yang diimpor dari luar negeri padahal potensi industri tekstil bangsa ini sangatlah besar. Lama-kelamaan hal ini bisa mematikan industri tekstil dalam negeri karena pasar menjadi ketergantungan akan produk tekstil luar negeri yang lebih murah namun dengan kualitas yang cukup memuaskan. Produk-produk fashion buatan luar negeri pun semakin banyak memasuki pasar Indonesia dan menjadi pesaing bagi produk lokal.
4
Ditambah lagi ada sebagian dari masyarakat kita yang lebih menyukai produkproduk dari luar negeri yang memiliki imej lebih berkualitas dan bergengsi, padahal produk-produk Indonesia sendiri pun tidak kalah bagus dan berkualitas. Kain organdi dengan aplikasi reka bahan buatan tangan ( handmade ) masih jarang ditemukan di pasaran. Pada umumnya, organdi dijual dalam keadaan polos meskipun terdapat pula organdi yang diberikan tambahan motif itu pun umumnya hanya mengandalkan teknik bordir atau penambahan payet. Eksplorasi terhadap organdi di pasaran Indonesia masih sangat jarang dan tentunya hasil dari eksplorasi ini akan menjadi alternatif bahan tekstil yang dapat digunakan dalam proses pembuatan produk fashion. Eksplorasi organdi dengan berbagai teknik reka bahan tentunya akan mengungkapkan banyak bentuk baru yang beranekaragam, mengingat banyak sekali potensi yang dimiliki organdi untuk dieksplorasi lebih lanjut dalam pemanfaatannya sebagai bahan utama pembuatan karya. Sehingga karya yang dibuat memiliki nilai tambah, baik secara estetis maupun ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai benda berdaya guna serta memiliki keunikan karena dibuat satu persatu dengan tangan dan keunikan dari hasil proses eksplorasi yang muncul akibat karakteristik kain organdi.
I. 5 Ruang Lingkup dan Batasan Agar pembuatan karya tidak mengalami perluasan dalam proses pembuatannya, maka dibatasi pada : 1. Karya dibuat dari material yang merupakan hasil eksplorasi bahan tekstil berupa kain organdi, 2. Eksplorasi yang dilakukan pada kain organdi dibatasi pada beberapa teknik reka bahan tekstil, baik teknik rekarakit mapun teknik rekalatar,
5
yaitu tenun dengan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ), multilayer, heat-setting, jahit, dan sablon. 3. Setiap eksperimen dibuat dengan fokus untuk membuat alternatif bahan tekstil atau sebagai penggayaan bahan tekstil sebagai material yang berguna untuk pembuatan produk fashion. 4. Karya akhir berupa lembaran kain yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan busana serta produk-produk fashion berupa dompet, tas, koper, dan sandal. 5. Karya dibuat untuk wanita usia 17 - 25 tahun dari golongan ekonomi menengah ke atas di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Denpasar.
I. 6 Metode Penelitian dan Perancangan Metode penelitian dan perancangan yang dilakukan untuk tugas ini berupa, 1. Pengumpulan data empiris dengan cara observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap beberapa hal dengan tujuan untuk pengambilan data lapangan dan mengetahui keadaan pasar. Yaitu dengan meneliti keadaan kain organdi secara fisik yang dilakukan di laboratorium uji tekstil, keberadaannya di pasaran dan beberapa pusat perbelanjaan tekstil, mengamati pangsa pasar yang dituju di tempat-tempat umum, dan mengamati tren yang sedang berlangsung. Serta melakukan wawancara yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang diperlukan, seperti berdiskusi dengan dosen pembimbing dan melakukan
6
wawancara dengan responden, diantaranya dengan Sonny Muchlison, fashion designer. 2. Pengumpulan data teoritis dengan cara : a. Studi Dokumentasi, yaitu membaca dokumen milik peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dalam bentuk laporan pengantar tugas akhir maupun skripsi. Diantaranya adalah “Eksplorasi Multilayer pada Tekstil”, Paula Rose, 17202019, Kriya Tekstil FSRD ITB, 2007. b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data teori dan sebagainya dari buku dan literatur yang terkait. Diantaranya adalah The Encyclopaedia
of
Fashion
From
1840
to
The
1980s,
Encyclopedia of Textiles ( Second Edition ), Bunga Rampai Wastra Bali, Pengetahuan Barang Tekstil, Serat-Serat Tekstil, Introduction to Textiles, 100 Tahun Mode di Indonesia 1901– 2000, Teori Busana, dan Visual Design in Dress. c. Membaca artikel dari situs-situs internet. Diantaranya adalah situs
www.fashiontrendsetter.com,
www.dorlastan.com,
www.corbis.com, dan www.encarta.com.
I. 7 Sistematika Penulisan Penulisan laporan ini dibagi dalam 5 bab yang tersusun sebagai berikut : BAB I berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah, asumsi dasar, ruang lingkup dan batasan masalah, metode penelitian dan perancangan, sistematika penulisan, serta kerangka pemikiran yang mendasari
7
pembuatan karya dan merupakan pembahasan detail permasalahan yang akan dibahas serta dicari pemecahannya pada bab selanjutnya. BAB II berisikan teori yang merupakan landasan pengetahuan dalam materi penelitian yang akan diolah dan dieksplorasi hingga akhirnya dilakukan proses perancangan karya. BAB III berupa analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan sehingga menjadi kesimpulan yang ringkas, serta pembahasan mengenai proses eksperimen yang telah dilakukan. BAB IV berisikan pembahasan tentang bagaimana proses karya akhir dibuat, mulai dari penulisan ide dasar, proses perancangan, proses produksi karya hingga akhirnya tercipta produk jadi. BAB V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan singkat dari hasil penelitian, pengamatan, eksplorasi, hingga perancangan karya tugas akhir ini.
I. 8
Kerangka Pemikiran
8