BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manajemen
adalah
suatu
proses
yang
mengkombinasikan
dan
mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Manajemen beperan melakukan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh G.R. Terry (alih bahasa Winardi, 1983:4), Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yaitu terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumbersumber lain. Kehidupan setiap organisasi tidak dapat lepas dari sumber daya. Salah satu sumber daya yang memegang peranan yang penting dalam organisasi adalah sumber daya manusia. Setiap sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi sangat menentukan tingkat keefektifan dan keefisienan organisasi dalam mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu seyogianyalah apabila penekanan terhadap kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian utama pimpinan dalam kehidupan organisasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syafruddin Alwi (2001:21), “Karyawan adalah investasi (Human Investmen) bagi organisasi
1
sehingga mereka bukanlah alat produksi tetapi sebagai partner bagi manajer dalam mencapai tujuan organisasi.” Setiap perusahaan akan selalu memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan oleh karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkannya sesuai dengan perannya di dalam perusahaan. Kinerja karyawan sangat penting di dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan tidak akan terwujud tanpa peran aktif dari karyawan, perusahaan selalu mengharapkan agar karyawan dapat memberikan kontiribusi yang baik bagi perusahaan yaitu dengan menampilkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan perusahaan. Karena apabila karyawan mempunyai kinerja yang rendah, maka akan sulit dicapai hasil yang baik dan hal ini nantinya akan berakibat pada penurunan produktivitas perusahaan. Kurang efektifnya kinerja seorang karyawan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan karyawan tentang pekerjaan, kreativitas karyawan rendah, kerja sama antar karyawan rendah, kurang adanya inisiatif untuk bekerja serta lemahnya pendidikan yang dimiliki karyawan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan mengoptimalkan seorang pimpinan dalam melaksanakan fungsifungsi manajemen dengan baik. Manjemen merupakan suatu proses kegiatan yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan satu kesatuan dalam sebuah organisasi.
2
Fungsi perencanaan, pengorgansiasian dan penggerakan akan dapat berjalan dengan baik apabila ada fungsi pengawasan. Pengawasan sebagai sistem kontrol diharapkan mampu mengendalikan perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan sehingga dapat berjalan dengan baik. Menurut Sujamto (dalam Harahap, 2004:12), “Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.” Fungsi pengawasan merupakan tugas manajemen yang bertujuan untuk menjamin agar setiap yang direncanakan, yang diinginkan dapat tercapai dengan mulus tanpa melalui penyelewengan yang akan menjauhkan diri dari proses pencapain tujuan organisasi yang ingin dicapai. Peran yang dimiliki oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi berkaitan dengan pelaksanaan fungsi manajemen, Harahap (2004:5) menyatakan fungsi yang dilakukan oleh seorang pimpinan, sebagai berikut: 1. Perencanaan, yaitu merumuskan kegiatan yang akan dilakukan di kemudian hari. 2. Pengorganisasian, yaitu membagi dan memisahkan tugas-tugas dan fungsi agar diketahui penanggungjawab, pemilik wewenang, dan pembagian tugas serta agar mudah dilaksanakan, dikoordianasi dan dinilai. 3. Personalia, yaitu menunjuk orang yang ditugaskan untuk melakukan tugas yang sudah dibagi-bagi tadi. 4. Koordinasi, mengupayakan agar kegiatan yang ada dalam perusahaan berjalan seirama untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Pengawasan, menjaga agar rencana yang ditetapkan dapat dicapai atau semua aspek yang ada dalam perusahaan maupun di luar perusahaan tetap berjalan ke satu arah yaitu untuk mencapai tujuan organisasi.
3
Dari uraian tersebut jelas bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi yang melekat pada pimpinan, maka dalam organisasi harus dilaksanakan pengawasan melekat. Menurut Sujamto (dalam Harahap, 2004:23), Pengawasan melekat yaitu berupa tindakan atau kegiatan atau usaha pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif atau represif, agar pelaksanaan tugas bawahan dilakukan sendiri oleh setiap pimpinan organisasi yang bagaimanapun juga. Pengawasan ini juga disebut pengawasan atasan langsung. Pengawasan melekat merupakan salah satu cara pengawasan yang potensial, karena jarak antara objek dengan subjek pengawasan adalah begitu dekat sehingga setiap gejala penyimpangan kerja karyawan akan lebih mudah dan lebih cepat terlihat. Dengan demikian tindakan-tindakan pencegahan dan penaggulangannya dapat dilakukan secara lebih dini dan lebih tepat. Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung merupakan salah satu perusahan daerah yang bergerak dibidang usaha jasa pelayanan kebersihan. Sebagai perusahan daerah yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan pelayanan kebersihan terutama pada masyarakat Kota Bandung, dengan tidak melupakan juga memberikan yang terbaik bagi para karyawannya. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwa karyawan memegang peranan yang sangat penting di dalam perusahaan. Berdasarkan data hasil penilaian kinerja karyawan Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung tahun 2006 dan 2007, bahwa kinerja karyawan belum optimal. Unsur-unsur yang dinilai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan inisiatif. Berikut hasil penilaian kinerja karyawan di perusahaan 2006 dan 2007.
4
Tabel 1.1 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Tahun 2006 dan Tahun 2007 UNSUR YANG DINILAI Kesetiaan
kriteria
2006 Sangat Baik (91%-100%) Baik (76%-90%) Cukup (65%-75%) Kurang (51%-60%)
Prestasi Kerja
2007
2006
Tanggung Jawab
2007
2006
Ketaatan
2007
2006
Kejujuran
2007
2006
Kerja sama
2007
2006
Inisiatif
2007
2006
2007
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
2
8
5
20
-
-
-
-
-
-
-
-
4
16
4
16
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13
52
13
52
11
44
9
36
13
52
14
56
12
48
13
52
17
68
15
60
8
32
7
28
5
20
6
24
10
40
8
32
14
56
11
44
12
48
11
44
9
36
8
32
8
32
10
40
10
40
11
44
11
44
9
36
-
-
-
-
-
-
5
20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
28
7
28
9
36
10
40
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sangat kurang ( ≤ 50% )
Sumber : Bidang Sumber Daya Manusia Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
5
-
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, kinerja karyawan Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Kebersihan Kota Bandung belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil penilaian kinerja dari ketujuh unsur yang dinilai belum mencapai skor ideal. Unsur prestasi kerja, kerjasama dan inisiatif mendapat nilai relatif kurang dan cenderung menurun pada tahun berikutnya dibandingkan unsur lainnya yaitu kesetiaan, tanggung jawab, ketaatan dan kejujuran. Unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap efektifitas kinerja karyawan. Seperti yang dikemukakan Henry Simamora (1995:442), kurang efektifnya kinerja seorang karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a. Kurangnya pengetahuan karyawan tentang dasar pekerjaan yang dijalaninya b. Tidak adanya kreativitas karyawan untuk mengembangkan pekerjaan c. Kurang adanya kerja sama antara karyawan yang lain d. Kurang adanya tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan e. Kurang adanya inisiatif untuk bekerja f. Faktor kesehatan yang tidak mendukung misalnya, ada penyakit menahun yang diderita karyawan sehingga tidak dapat bekerja maksimal g. Faktor psikologis, adanya perbedaan perlakuan karyawan oleh antar karyawan itu sendiri maupun oleh perusahaan h. Kurang adanya pengembangan diri karyawan tersebut i. Lemahnya pendidikan yang dimiliki oleh karyawan.
Hal lain yang mempengaruhi kurang efektifnya kinerja karyawan diatas dapat disebabkan adanya pengawasan yang tidak efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Payaman J. Simanjuntak (2005:170) penyebab kinerja rendah (tidak efektif) yaitu: a. b. c. d. e.
Keterbatasan dana Peralatan dan teknologi Manajemen kurang efektif Kepemimpinan kurang efektif Sepervisi dan pengawasan tidak efektif
6
f. g. h. i.
Lingkungan kerja Kebijakan pemegang saham Kompetensi kerja Disiplin dan etos kerja
Berdasarkan uraian diatas, pemecahan terhadap kinerja yang belum optimal yaitu melalui supervisi dan pengawasan yang efektif dengan kata lain adanya pelaksanaan pengawasan melekat. Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengawasan Melekat dengan Kinerja Karyawan pada Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Kebersihan Kota bandung.
B. Rumusan Masalah Fokus utama penelitian ini adalah kinerja karyawan yang ditinjau dari pengawasan melekat. Secara terperinci identifikasi masalah dalam penelitian ini dibatasi dan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pengawasan melekat di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung? 3. Sejauh mana hubungan pengawasan melekat dengan kinerja karyawan di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung?
7
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Gambaran tentang pelaksanaan pengawasan melekat di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung 2. Gambaran tentang kinerja karyawan di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung 3. Hubungan pengawasan melekat dengan kinerja karyawan di Bidang Perlengkapan dan Tata Usaha Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
D. Kegunaan Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
bagi
yang
membutuhkannya. Manfaat penelitian ini berupa manfaat secara teoritis dan secara praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Secara teoritis Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan hubungan pengawasan melekat dengan kinerja karyawan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung.
2. Secara praktis Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat dijadikan masukan terhadap peningkatan kinerja karyawan melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya terutama pengaruh pengawasan melekat.
8
Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.
9