BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kekhawatiran tersendiri terhadap masa
mendatang yang tidak bisa diprediksi tentang yang akan terjadi. Adanya kehidupan yang tidak kekal tersebut tidak akan memberikan rasa pasti. Adanya rasa ketakutan tentang ada atau tidak adanya jaminan untuk peristiwa yang tidak dapat diduga nantinya membuat orang-orang berusaha untuk meminimalkan resiko atas peristiwa yang tak tentu tersebut. Keadaan yang tidak kekal yang merupakan sifat alamiah tersebut mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dahulu secara tepat, sehingga dengan demikian keadaan termaksud tidak akan pernah memberikan rasa pasti. Karena tidak adanya suatu kepastian tentu saja akhirnya sampai pada suatu keadaan yang tidak pasti pula. Keadaan yang tidak pasti tersebut dapat berwujud dalam berbagai bentuk dan peristiwa, yang biasanya selalu dihindari. Keadaan tidak pasti terhadap setiap kemungkinan yang dapat terjadi baik dalam bentuk atau peristiwa yang belum tentu menimbulkan rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai resiko.1 Resiko yang dianggap akan mendatangkan kerugian atas kepentingankepentingan seseorang pada suatu ketika di masa sekarang dan yang akan datang, yang pada masa sebelumnya tidak dianggap merupakan suatu kepentingan yang
1
Sri Rezeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2001),hal.2.
Universitas Sumatera Utara
dirisaukan keselamatannya, perlu mendapat perhatian, bagaimana supaya kepentingan-kepentingan itu tidak ditimpa kerugian.2 Usaha dan upaya manusia untuk menghindari dan melimpahkan resikonya kepada pihak lain beserta pelimpahan sebagai suatu kegiatan itulah yang merupakan embrio atau cikal bakal perasuransian yang dikelola oleh perusahaan asuransi sebagai kegiatan ekonomi yang rumit sampai saat ini. Dari perkembangan-perkembangan yang ada pada zaman yunani pada abadabad sebelum masehi, perjanjian asuransi ditutup antara seorang pedagang dengan seorang yang meminjamkan uang karena perdagangan berkembang dengan pesatnya, maka timbullah perkumpulan tukang meminjamkan uang yang kemudian menjelma sebagai suatu perusahaan khusus untuk melayani kebutuhan para pedagang dalam menghadapi resiko dan khusus berkecimpung dalam dunia pertanggungan.3 Dengan munculnya resiko-resiko baru, maka timbullah pula kepentingankepentingan baru yang perlu diusahakan melindunginya atau meberi jaminan atasnya dalam arti bahwa kepentingan-kepentingan baru yang perlu diusahakan melindunginya atau meberi jaminan atasnya dalam arti bahwa kepentingankepentingan yang baru ini memerlukan pertanggungan. Artinya bahwa orangorang, perusahaan-perusahaan yang menghadapi resiko yang baru mengharapkan bahwa kalau nanti pada suatu saat resiko itu sungguh-sungguh berubah menjadi suatu kenyataan yang menjadi suatu kerugian, maka dia tidak sendirian memikul 2
Prof.Ny.Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH, Hukum Pertanggungan,Cet.4,(Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1980),hal.104. (Selanjutnya disebut dengan Emmy 1) 3 R. Soerjatin, Hukum dagang I dan II, (Jakarta: Direktorat Peralatan Mabak, 1969),hal.130.
Universitas Sumatera Utara
kerugian itu bahkan ia mengharapkan ada pihak lain yang akan mengganti kerugiannya. Untuk itulah mereka memerlukan pertanggungan atas resiko-resiko baru ini.4 Bidang peransuransian yang biasa dikenal dengan Asuransi sudah merupakan kebutuhan di dalam perkembangan masyarakat sekarang ini. Di dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia yang banyak mengalami kejadiankejadian yang tidak tentu atau resiko-resiko yang akan mengganggu jalannya kehidupan kita dan akan merugikan kita.5 Dengan adanya asuransi tersebut maka kita dapat mengalihkan resiko itu kepada perusahaan yang bergerak di dalam bidang asuransi untuk menanggung resiko-resiko yang seharusnya kita tanggung sehingga dapat membantu kita mengurangi beban hidup kita. Resiko-resiko yang banyak dapat terjadi dalam kehidupan kita antara lain seperti kehilangan harta kekayaan, kehilangan nyawa, kecelakaan, kebakaran, kerusakan pada hasil pertanian, kecelakaan pada angkutan umum, angkutan laut, dan angkutan udara, dan lain sebagainya. Lembaga asuransi jiwa mempunyai faedah dengan tujuan utama ialah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Berikut peranan serta tujuan asuransi dari segi masyarakat pada umumnya/sosial maupun segi pemerintah /publik: -
Dari segi masyarakat umumnya (sosial).6
4
Emmy 1, Loc. Cit. Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi. Guide Line Untuk Membeli Polis Asuransi yang Tepat dari Perusahaan Asuransi yang Benar. (Yogyakarta: Edisi I, BPFE, 1955), hal.11 6 Salim Abbas, Dasar-Dasar Asuransi (Principle of Insurance), (Jakarta: Rajawali Pers, 1989), hal.26 5
Universitas Sumatera Utara
Asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu atau masyarakat, yaitu: a.
Menentramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga tersebut meninggal dunia.
b.
Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk menabung (saving). Pada umumnya pendapatan perbulan dari masyarakat masih sangat rendah, karena itu dalam praktek terlihat bahwa keinginan masyarakat untuk membeli asuransi jiwa sedikit sekali
c.
Sebagai sumber penghasilan (earning power) Ini dapat kita lihat pada negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan pekerja yang profesional dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan dimana ia bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat pentingnya
posisi
yang
dipegangnya.
Banyak
sedikitnya
akan
mempengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang sedang berjalan. Seperti halnya seorang ahli atom atau nuklir akan dipertanggungkan jiwanya, bilamana ia meninggal dunia atau sakit, perusahaan wajib membayar ganti kerugian. -
Dari segi pemerintah/publik.7 Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya kepunyaan pemerintah. Disini kita hubungkan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan mengenai pembagian kegiatan
7
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
antara perusahaan-perusahaan negara. Pembagian kegiatan seperti tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut: a.
Sektor produksi (Perusahaan Industri Negara, Perusahaan Perkebunan Negara, dan Perusahaan Pertambangan Negara)
b.
Sektor Marketing (Perusahaan Niaga)
c.
Sektor Pemberian fasilitas (Perusahaan-perusahaan Asuransi Negara, Bank Pemerintah, dan perusahaan pelayanan milik negara lainnya). Dapat disimpulkan disini bahwa, tujuan perusahaan asuransi merupakan
satu lembaga keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan dalam tahap pembangunan ekonomi indonesia. Berdasarkan pada, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 ternyata bahwa sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi ialah: 1) Sebagai alat pembentukan modal (capital formation). 2) Lembaga penabungan (saving). Jadi jelaslah bahwa usaha-usaha dalam kegiatan asuransi memberikan suatu dampak positif yang luas baik secara terbatas pada antar individu usaha anggota masyarakat, juga pada masyarakat luas. Dapat pula dikatakan bahwa kehadiran asuransi dalam masyarakat jauh lebih bermanfaat bagi semua pihak dibandingkan dengan ketidakhadirannya.8 Lembaga Asuransi dikenal di Indonesia sejak masuknya Negara-Negara Eropa ke Indonesia. Lembaga asuransi resmi masuk ke Indonesia sejak diberlakukannya KUHD yang berlaku untuk Indonesia atas dasar azas 8
Sri Rezeki Hartono Loc. Cit, hal.6.
Universitas Sumatera Utara
konkordansi yang dimuat dalam Stb. 1943 No. 23 yang diundangkan pada tanggal 30 April 1947, dan mulai pada tanggal 11 Mei 1948. Dengan dikenalnya Lembaga Asuransi di Indonesia maka perkembangan selanjutnya berdirinya perusahaanperusahaan asuransi di Indonesia diantaranya adalah Asuransi Jiwa Sun Life Financial Indonesia – Medan. Perjanjian asuransi sudah dapat berjalan apabila adanya kata sepakat antara pihak penanggung dan tertanggung dan kedua belah pihak tersebut sudah melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing. Pada perjanjian asuransi jiwa, mati adalah peristiwa yang tidak pasti terjadi, hanya “kapan” kematian itu terjadi tidak dapat ditentukan. Peristiwa tidak tentu dalam asuransi jiwa baru ada apabila kematian si tertanggung selama perjanjian pertanggungan berjalan. Asuransi diadakan dengan pertolongan seorang perantara (tussenpersoon), yang terang-terangan bertindak selaku kuasa dari salah satu pihak. Dalam hal ini si kuasa, seperti semua kuasa, tidak terikat oleh persetujuan asuransi, asal saja seorang itu tidak melampaui batas kuasanya. Seorang perantara ini disebut agen dari suatu perusahaan asuransi, yaitu seorang yang ada hubungan tetap dengan perusahaan asuransi dan yang mengadakan pembicaraan tentang asuransi selaku kuasa dari perusahaan-perusahaan itu. 9 Pada prinsipnya para agen asuransi adalah perpanjangan tangan atau ujung tombak perusahaan asuransi dalam berhubungan dengan para nasabah dan calon nasabah. Hubungan tersebut adalah hubungan kemitraan antara para agen dalam mencari dan meyakinkan para nasabah baru, mengutip atau menagih premi dari 9
Wirjono Prodjodikoro S.H, Hukum Asuransi di Indonesia, Cet.3, (Jakarta: PT. Inter masa, 1979), hal.35.
Universitas Sumatera Utara
individu dan kelompok yang telah menjadi nasabah dan menyelesaikan semua proses dalam hal yang ingin (berminat) menjadi nasabah baru. Wewenang seorang agen terutama terletak pada wewenang yang diberikan kepadanya oleh kontrak keagenan. Namun kekuasaaannya untuk mengikat prinsipal melampaui wewenang kontraktual. Dalam asuransi jiwa, yang dipertanggungkan adalah yang disebabkan oleh kematian (death). Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu. Resiko yang mungkin akan timbul pada Asuransi Jiwa terutama terletak pada unsur waktu, oleh karena itu sulit untuk mengetahui kapan meninggalnya seseorang. Untuk memperkecil resiko tersebut, maka sebaliknya diadakan pertanggungan jiwa.10 Asuransi Jiwa memberikan perlindungan terhadap pihak yang ditinggalkan (keluarga, ahli waris) bila seseorang meninggal dunia, baik secara tiba-tiba maupun sesuai dugaan. Perlindungan ini bersifat finansial ini dapat memberikan dampak psikologis dan sosial – emosional. Sekurang-kurangnya mereka tidak sampai merasa kehilangan seluruh dukungan finansial sepeninggalan dari orang yang meninggal dunia. Selanjutnya asuransi jiwa itu bertujuan menanggung orang terhadap kerugian financial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa resiko yang dihadapi yaitu11: 10
Salim Abbas, Loc. Cit., hal.25. Sun Life Financial Indonesia, Agency Training and Development, (Jakarta: SLFI, 2011),Bab 3 hal.21 (Selanjutnya disebut dengan Sun Life Financial 1) 11
Universitas Sumatera Utara
1) Resiko Kematian terlalu cepat (Die Too Soon) Sumber pendapatan bagi keluarga yang ditinggalkan bisa hilang, jika ternyata seseorang yang menjadi sumber nafkah (gantungan hidup) keluarga mengalami resiko meninggal pada usia relatif muda (usia produktif). Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan bagi keluarga yang menggantungkan kehidupan ekonominya pada pencari nafkah. 2) Hidup terlalu lama (Live Too Long) Jika seseorang ternyata berusia panjang melewati masa produktif (masa pensiun), dimana kemungkinan besar sumber penghasilan tetap telah berhenti, namun kebutuhan hidup setelah pensiun tetap harus terpenuhi. Sepanjang perjalanan hidupnya, bisa jadi resiko berkurangnya nilai ekonomi, karena cacat tetap total akibat terjadinya kecelakaan ataupun karena sakit. Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan baik untuk diri pencari nafkah maupun untuk keluarga. Banyak nasabah atau ahli waris yang ditunjuknya merasa kesulitan ketika ingin melakukan klaim atas asuransi yang dimiliki. Klaim tersebut bisa terjadi untuk perobatan kesehatan atau bisa karena adanya kematian dari si tertanggung tersebut. Kesulitan-kesulitan yang terjadi mungkin dalam sulitnya pencairan dana klaim, banyaknya syarat yang harus di lengkapi sebagai prosedur yang harus di lakukan dalam klaim perobatan kesehatan dan klaim kematian. Pihak asuransi memiliki banyak tahap-tahap yang harus di penuhi kelengkapannya guna sebagai prosedur dari klaim tersebut. Adanya nasabah yang mengeluh karena kesulitan dalam memenuhi kelengkapan berkas-berkas yang diminta dari asuransi untuk proses pencairan klaim. Hal tersebut di buat dalam
Universitas Sumatera Utara
perjanjian agar pihak asuransi mendapatkan data dan pembuktian yang konkrit atas alasan klaim yang dibuat itu. Jadi jika berkas-berkas untuk kelengkapan proses klaim sudah terpenuhi dan di dalam berkas tersebut di lakukan dengan jujur maka klaim yang di ajukan akan cepat dari perusahaan sendiri.
B.
Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian diatas masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1.
Bagaimana pelaksanaan klaim kematian yang dilakukan oleh agen asuransi pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) di PT. Sun Life Financial Indonesia Cab. Sun Corona Nostra, Medan?
2.
Apa perbedaan manfaat klaim asuransi kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) dengan kematian pada asuransi jiwa biasa?
3.
Apa saja penyebab terjadinya penolakan klaim pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link)?
C.
Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas, maka tujuan yang
akan dicapai dalam penulisan ini adalah: 1.
Untuk mengetahui tujuan dan syarat-syarat klaim kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link).
2.
Untuk mengetahui perbedaan dari manfaat klaim asuransi kematian yang di dapat pada manfaat klaim kematian Asuransi Jiwa Plus Investasi (UnitLink) dengan asuransi jiwa biasa.
Universitas Sumatera Utara
3.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya penolakan klaim dalam kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link).
D.
Manfaat Penulisan Di samping tujuan yang akan di capai sebagaimana dikemukakan pada
bagian sebelumnya, maka penulisan skripsi ini juga diharapkan membawa manfaat yang baik secara teoritis maupun secara praktis antara lain sebagai berikut: 1.
Segi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan perkembangan ilmu hukum, terutama hukum asuransi.
2.
Segi Praktis a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada agen asuransi, nasabah asuransi sebagai pihak tertanggung, dan juga praktisi hukum khususnya yang menyangkut bidang perasuransian. b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pendidikan ilmu hukum mengenai pelaksanaan kaidah-kaidah hukum di bidang perasuransian.
E.
Metode Penelitian Untuk melengkapi Penulisan Skripsi ini agar tujuan dapat lebih baik, terarah
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka metode penulisan yang digunakan adalah: 1.
Jenis dan Sifat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan permasalahan maka digunakan penelitian yuridis normatif dan bersifat deskriptif. Menurut Sorjono Soekanto suatu penelitian deskriptif, dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu didalam memperkuat teoriteori lama, atau didalam kerangka menyusun teori.12 Penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan secara objektif suatu keadaan tertentu dalam hal pembahasan, analisa dari bahan-bahan hukum dan dilakukan studi mengenai Pelaksanaan Klaim Kematian oleh Agen pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) (Studi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Cab. Sun Corona Nostra, Medan). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini tertutama yang bersumber dari kepustakaan dan hasil wawancara dengan narasumber. Penelitian ini tergolong pada penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Metode penelitian yuridis normatif dipergunakan dalam penelitian guna melakukan penelusuran terhadap norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai literatur di perpustakaan, jurnal hasil penelitian, koran, majalah, situs internet dan sebagainya. Metode yuridis empiris yaitu penelitian meliputi pengalaman yang kenyataannya terjadi di lapangan.13 2.
Sumber data
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet 3, (Jakarta: UI –Press, 2008),
hal.10.
13
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di IndonesiaPada Akhir Abad ke-20, (Bandung; Alumni, 1994), hal.139.
Universitas Sumatera Utara
Adapun dalam peneltian ini data yang diperlukan dalam menyusun skripsi dikumpulkan melalui penelusuran kepustakaan (library research) yaitu berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan pihak terkait dengan peran dan tanggung jawab agen. Sedangkan data sekunder dihimpun melalui penelitian kepustakaan sehingga didapatkan: a. Bahan hukum Primer berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perasuransian yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Usaha Perasuransian Undang-Undang No. 2 tahun 1992. b. Bahan hukum Sekunder berupa bahan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi bahan hukum primer serta implementasinya, yaitu berupa karya-karya ilmiah seperti buku-buku, naskah atau modul-modul perasuransian dan hasil penelitian berkaitan mengenai hukum asuransi. c. Bahan hukum Tersier, yaitu bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer, sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia, dan lain-lain yang memuat tulisan dapat dipergunakan sebagai informasi bagi penelitian ini. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Penelitian kepustakaan Dalam hal ini data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan yakni dengan cara mempelajari dan menganalisa secara
Universitas Sumatera Utara
sistematis buku-buku, peraturan-peraturan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. b. Penelitian Lapangan Penulis langsung mengadakan penelitian lapangan, yaitu dengan mengadakan wawancara dengan Ibu Nurita br.Depari sebagai Senior Agency Manager di PT. Sun Life Financial Cab.Sun Corona Nostra, Medan dan memperoleh dokumen-dokumen yang berhubungan dengan judul skripsi ini. 4.
Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah analisis kualitatif
yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya di analisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi. Metode Kualitatif dilakukan guna mendapat data yang bersifat deskriptif analisis, yaitu data-data yang akan diteliti dan dipelajari secara utuh.14
F.
Keaslian Penulisan Sepanjang yang telah telusuri dan diketahui oleh penulis di lingkungan
Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Hukum, maka penulisan tentang Pelaksanaan Klaim Asuransi Kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (UnitLink) (Studi pada PT. Sun Life Financial Cab.Sun Corona Nostra, Medan) belum pernah dilakukan.
14
Tampil Anshari Siregar, Metodologi Penelitian Hukum, (Medan: Multi Grafika, 2005),
hal 103.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat skripsi yang membahas tentang pelaksanaan klaim asuransi yaitu milik skripsi dari Donna Francy tahun 2005 dengan judul Peranan agen asuransi dam bidang usaha pemasaran asuransi jiwa, skripsi kedua dari Devi Silviana tahun 2004 dengan judul Kedudukan pihak tertunjuk dalam polis asuransi mitra beasiswa berencana pada asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 Medan, skripsi ketiga dari Kristi Adytia Kemala tahun 2009 dengan judul skripsi Tinjauan yuridis tentang keutamaan Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) bagi tertanggung (studi pada PT.AXA life Indonesia cabang medan). Dimana pada skripsi yang pertama membahas tentang peranan agen asuransi sebagai perantara untuk memasarkan asuransi jiwa itu. Pada skripsi yang kedua membahas tentang bagaimana kedudukan pihak tertunjuk sebagai ahli waris dalam polis asuransi mitra beasiswa berencana pada asuransi jiwa bersama bumiputera 1912 Medan. Pada skripsi yang ketiga membahas tentang keutamaan Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) bagi tertanggung dimana Asuransi Jiwa Plus Investasi (UnitLink) selain memberikan proteksi bagi tertanggung juga memberikan investasi di dalamnya. Penelitian yang saya lakukan membahas tentang klaim kematian pada Asuransi
Jiwa
Plus
Investasi
(Unit-Link).
Selain
mendapatkan
uang
pertanggungan dari manfaat Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), di dapatkan juga uang hasil investasi Saya juga melakukan studi pada PT. Sun Life Financial Cab.Sun Corona Nostra, Medan untuk meneliti bagaimana pelaksanaan klaim kematian kepada nasabah sebagai tertanggung pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) di perusahaan asuransi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
G.
Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 bab dan tiap-tiap bab dibagi lagi dalam beberapa
sub bab. Adapun gambaran untuk setiap bab adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, pada bab ini
akan diberikan ilustrasi guna
memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh secara sistematis. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang permasalahan, Rumusan Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : Tinjauan Umum Tentang Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) , dalam bab ini di bahas mengenai Perjanjian Asuransi Pada Umumnya, Pengertian dan Jenis Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), Struktur dan jenisjenis dana pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), Manfaat dan resiko berinvestasi pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link). Bab III
: Pengaturan Mengenai Proses Klaim Pada Asuransi Jiwa
PT.Sun Life Financial Indonesia, dalam bab ini dibahas mengenai Pengertian dan tujuan klaim Asuransi Jiwa, Penyebab terjadinya klaim dan jenis-jenis klaim Asuransi Jiwa, Proses dari pengajuan klaim pada PT.Sun Life Financial Indonesia, Perlindungan terhadap pembayaran klaim pada PT.Sun Life Financial Indonesia. Bab IV : Pelaksanaan Klaim Asuransi Kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) studi pada PT. Sunlife Financial Cab.Sun Corona Nostra, Medan, pada bab ini merupakan bab yang paling pokok dari penulisan skripsi ini dan didalamnya diuraikan mengenai Pelaksanaan Klaim Asuransi Kematian pada
Universitas Sumatera Utara
Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link) PT. Sunlife Financial Cab.Sun Corona Nostra Medan, Perbedaan dari manfaat Klaim Asuransi Kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link), dan Penyebab terjadinya penolakan klaim dalam kematian pada Asuransi Jiwa Plus Investasi (Unit-Link). Bab V : Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini merupakan bagian akhir yang berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penulisan dalam kaitannya dengan masalah yang diidentifikasi.
Universitas Sumatera Utara