BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan informasi publik salah satunya diperankan oleh media. Segala sesuatu
informasi atau kebijakan suatu
perusahaan
atau
lembaga
haruslah melibatkan media. Seorang humas biasanya menggunakan media massa untuk menyampaikan suatu informasi atau kebijakan yang telah dialami suatu perusahaan atau lembaga yang menaunginya. Maka dari itu humas dituntut untuk merangkul media massa agar perusahaan atau
lembaga itu dapat dipercayai
semua orang. Humas harus mempunyai timbal balik dari media, banyak manfaat jika menjalin hubungan khusus dengan media massa yang senantiasa mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah lembaga non-departemen yang berkedudukan di bawah Presiden Republik Indonesia yang mengemban tugas sebagai pengayom dan pelayanan masyarakat yang harus mampu melaksanakan tugas pokok kemanan dan ketertiban masyarakat. Dalam membina hubungan baik dengan media massa Humas Polri menyelenggarakan Coffee Morning setiap hari rabu minggu ke-2, 1
2
gunanya adalah untuk mempererat hubungan dengan para wartawan dengan makan bersama yang diadakan setiap hari Rabu minggu ke-2. Setiap anggota polisi juga memiliki tugas yang berbeda – beda gunanya adalah untuk memperat hubungan dengan para wartawan dengan makan bersama yang diadakan setiap hari Rabu minggu ke-2. Setiap anggota polisi juga memiliki tugas yang berbeda – beda untuk menangani permasalahan yang ada di lingkungan sosial, maka dari itu berbagai tugas dan tanggung jawab polisi berbeda–beda dalam melaksanakan tugasnya. Wajah
pers Indonesia kini sungguh lain dengan pers Indonesia
sebelumnya. Kesalahan / kekeliruan dalam mengelola dan menyampaikan informasi kepada Pers / media massa / publik, membuka peluang terciptanya opini negatif atas kinerja dan reputasi Polri, berakibat fatal bagi kepercayaan masyarakat memberikan
dan berdampak buruk bagi citra Polri. Fungsi dari humas yaitu informasi
atau
penerangan
kepada
seluruh
publik
yang
membutuhkan, baik kedalam instansi tersebut maupun keluar instansi. Humas Polri melakukan media relations dengan berbagai media baik media cetak, elektronik maupun online. Jumlah media yang sering hadir dalam Konferensi Pers yaitu ada 19 media cetak, media televisi ada 10, media online ada 6. Namun peneliti mengambil 3 media surat kabar yang sering menghadiri dalam kegiatan media relations diantaranya ada Surat Kabar Harian Media Indonesia, Surat Kabar Harian Tempo dan Surat Kabar Harian Seputar Indonesia ( SINDO). Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian selama dua bulan yaitu bulan Januari s/d Febuari 2013. Peneliti meneliti memilih untuk meneliti strategi Humas Polri dalam membina hubungan baik dengan media massa terutama media massa
3
cetak, karena melihat selama ini humas Polri dalam membina hubungan dengan teman-teman media cukup baik di mata khalayaknya. Namun masih terdapat banyak kekurangan sehingga berita negatif mengenai Polri sering muncul di media. Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesanpesan visual, yang berfungsi untuk memberikan informasi serta menghibur dan media tersebut tersebut luas dan dapat dibaca oleh masyarakat luas berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Pada dasarnya tujuan dari membina hubungan baik dengan media semata-mata untuk mendapatkan dukungan positif dari media terhadap instansi/organisasi. Yang mana dukungan tersebut dapat menciptakan opini publik yang akan mempengaruhi citra dan reputasi perusahaan. Media bukan saja bisa menjadi pembujuk kuat, namun media juga bisa membelokkan pola perilaku atau sikap-sikap yang ada terhadap suatu hal. Media juga sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa televisi, tanpa radio, tanpa film yang memukau, dan sebagainya. Untuk itu humas melakukan strategi yang mengarah pada program instansi tersebut. Dengan hasil yang diharapkan maka strategi di dalam instansi merupakan suatu unsur penting dalam menyertai perjalanan suatu instansi. Untuk mencapai tujuan meningkatkan citra perusahaan, maka strategi umas semestinya diarahkan pada upaya bagaimana hubungan baik dengan media massa. Dalam rangka pembinaan hubungan dengan media massa khususnya media cetak surat kabar perlu mendapatkan perhatian istimewa karena media massa berfungsi sebagai sarana Kontrol yang dalam pemberitaannya meliputi segala situasi
4
perusahaan atau instansi yang ada. Humas Polri melalui hubungan dengan media cetak maka dapat menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak instansi yang bersangkutan. Melihat kenyataan yang ada, maka media relations mempunyai peranan penting bagi pelaksaaan tugas humas Polri, peranan media bagi instansi atau lembaga antara lain adalah menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan instansi atau lembaga dihadapan publik dan lainnya. Merujuk pada penjabaran diatas, jelas bahwa media relations merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Pada kegiatan media relations selalu ada tujuan yang hendak dicapai, pencapaian tujuan tersebut tidak dapat dilakukan melalui tindakan yang sekenanya saja melainkan harus didasari pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis. Untuk itulah diperlukannya seorang untuk membantu mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan dikonsumsi oleh massa yang amat heterogen, pers pun mampu membentuk
opini
khalayak
dan
menimbulkan
citra
pihak-pihak
yang
diberitakannya. Opini dan citra khalayak yang muncul bisa sangat positif, tetapi bisa pula sangat negatif. Disinilah humas berperan sangat penting karena humas membantu meningkatkan relasi antar pihak internal maupun eksternal terutama dengan para teman pers atau wartawan. Selain dari sisi kebebasan berekspresi, makin kritisnya insan pers, jumlah penerbitan pers pun meningkat secara drastis. Fungsi kontrol media massa yang pada masa lalu tidak jalan, kini dijamin pemerintah. Setiap pesan atau berita yang
5
mereka sampaikan kepada masyarakat melalui pers haruslah sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya baik atau buruknya suatu upaya humas diukur berdasarkan kejujuran dan sikap netralnya. Banyak pihak-pihak (perusahaan, instansi pemerintah, pejabat, artis, dll) yang menjadi bulan-bulanan pemberitaaan media massa karena perusahaan tersebut atau pejabat tertentu terlibat korupsi, terjadi pemogokan karyawan, perceraian, dan lain-lain sehingga terbentuk persepsi negatif masyarakat terhadap pihak-pihak tersebut. Di sisi lain, banyak pula pihak-pihak yang ”diuntungkan” dengan berbagai pemberitaan positif dari media massa sehingga pihak-pihak tersebut menjadi populer, dikenal sebagai tokoh yang simpatik, dermawan atau perusahaan yang memiliki kepedulian dengan lingkungannya. Tiap bagian dari Humas Polri memiliki tugas yang berbeda namun saling mendukung dan sinergis satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan membangun hubungan yang harmonis dengan media yang pada akhirnya diharapkan akan membentuk opini publik yang positif terhadap Polri. Hubungan dengan media pada dasarnya saling menguntungkan karena Humas membutuhkan fungsi dan peran media massa untuk menunjang setiap kegiatan ataupun kinerja Humas yang dijalankan. Sedangkan media sangat membutuhkan Humas sebagai narasumber informasi yang dibutuhkan. Membina hubungan baik dengan eksternal yang memiliki pengetahuan mengenai Polri akan mampu meredam kesalahpahaman yang seringkali timbul di masyarakat terhadap Polri. Namun demikian, diperlukan program yang terencana dengan matang untuk membina hubungan baik dengan publik eksternal.
6
Polri karena sifat tugasnya yang selalu bersentuhan dengan hampir semua sisi kehidupan individu, kelompok dan publik/masyarakat khususnya ketika menangani berbagai konflik vertikal maupun horizontal, menjadikan Polri sebagai badan Publik hampir tidak pernah luput dari sorotan, kritikan, keluhan dan kadang pujian, sehingga memposisikan Polri menjadi sumber informasi utama dan bahkan “primadona” bagi insan Pers / media massa, yang lebih memprioritaskan berita sensasional ketimbang yang substansial. Munculnya berita media massa yang tidak factual (tidak sesuai dgn realitasnya), tidak akurat/obyektif, tidak lengkap dan tidak berimbang secara lebih cepat dari pada waktu/saat dikuasainya informasi tentang berita itu oleh pengelola dan atau penyampaian informasi yang berkompeten di internal Polri, yang dikutip dari sumber – sumber tidak berkompeten dari pihak di luar maupun internal Polri, dapat menimbulkan substansi kasus /masalah yang dijadikan obyek pemberitaan. Pada kenyataannya masih banyak sekali oknum– oknum polisi yang tidak mengindahkan tujuan dan tugas polri dalam melayani masyarakat dan sudah melupakan apa yang telah diajarkan oleh Institusi Polri, kejadian ini sangatlah menyedihkan dan sangat mencoreng nama baik Institusi Polri pada saat ini yang dikarenakan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga banyak pemberitaan yang tertangkap oleh media massa. Maka dari itu humas sangatlah berperan penting dalam menumbuhkan strategi humas itu sendiri dalam membina hubungan baik dengan media massa. Dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh media, maka media tidak dapat diabaikan begitu saja dalam program dan kegiatan humas. Dalam
7
banyak perencanaan atau kegiatan program humas, media merupakan salah satu aspek yang diperhitungkan dan dipertimbangkan. Dengan menyadari peranan media dalam program dan kegiatan humas itu sangat penting, maka Polri menjalin hubungan baik dan harmonis dengan media massa melui media relations. Kesalahan / kekeliruan dalam mengelola dan menyampaikan informasi kepada Pers / media massa / publik, membuka peluang terciptanya opini negatif atas kinerja dan reputasi Polri, berakibat fatal bagi kepercayaan masyarakat
dan
berdampak buruk bagi citra Polri. Polri menyadari bahwa menjalin hubungan baik dengan relasi media merupakan salah satu cara untuk meminimalisir pemberitaan yang negatif di media massa. Disnilah pentingnya strategi media relations yang dirancang dan dijalankan oleh Humas Polri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Humas Polri dalam Membina Hubungan Baik dengan Media Massa?” 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarakan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan : a) Untuk mengetahui dan mengkaji Humas Polri dalam membina hubungan baik dengan Media Massa.
8
b) Untuk mengetahui mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh Humas Polri . 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai dua kegunaan yaitu kegunaan akademis dan praktis : 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang komunikasi mengenai “Strategi Humas Polri dalam Membina Hubungan Baik dengan Media Massa”? 1.4.2
Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti dan juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi Humas Polri yang telah dilakukan memberikan hasil yang optimal dalam membina hubungan baik dengan Media massa.