BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di
Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten Tuban dengan usianya yang lebih dari tujuh ratus tahun menjadikan Tuban salah satu Kabupaten yang tertua di Indonesia. Dengan usia yang cukup tua ini membuat Kabupaten Tuban kaya akan peninggalan bersejarah. Peninggalan bersejarah merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu daerah. Adanya benda-benda bersejarah dapat merekam penggalan-penggalan rentetan perjalanan perkembangan suatu wilayah. Tuban yang dikenal sebagai kota tua pada jaman dahulu memiliki peran penting dalam percaturan sejarah nasional. Banyak benda-benda peninggalan sejak jaman prasejarah, kejayaan Majapahit sampai dengan jaman pergerakan perjuangan melawan penjajah. Benda-benda peninggalan tersebut selain ditampung di Museum Kambang Putih Tuban, sebagian masih tersebar di berbagai lokasi di wilayah Kabupaten Tuban. Upaya-upaya pelestarian dilakukan Pemerintah Kabupaten Tuban dengan melibatkan peran serta masyarakat, khususnya dalam pemeliharaan situs cagar budaya dan benda-benda bersejarah yang belum tertampung di museum. Hal ini terbukti dengan terdapat banyaknya
FAUZI EL AZHARI 07660046
1
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
lokasi peninggalan yang menjadi situs purbakala dan cagar budaya di Kabupaten Tuban, seperti:
Makam Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) terletak di kecamatan Tuban.
Makam Maulana Ibrahim Asmoro Qondi terletak di kecamatan Palang.
Makam Sunan Bejagung Lor terletak di kecamatan Semanding.
Makam Sunan Bejagung Kidul terletak di kecamatan Semanding.
Situs Goa Suci terletak di kecamatan Palang.
Situs Bandung Rejo berupa Yoni di kecamatan Plumpang. Dari beberapa lokasi penyebaran situs purbakala di sekitar wilayah Tuban
tersebut diatas, banyak sekali benda-benda sejarah/artefak-artefak berupa arca, prasasti (yoni/lingga), inskripsi/tulisan pahat, dsb yang kondisinya lebih tepat untuk dipindah ke Museum Kambang Putih demi menjaga keselamatan dan pelestariannya akibat faktor cuaca, iklim, serta kerusakan dari campur tangan manusia maupun pencurian. Tuban juga memiliki eksotisme wisata dan budaya yang mengagumkan. Sunan Bonang dan Klenteng Kwan Sing Bio sebagai wisata religi, banyaknya goa yang terdapat di Tuban seperti: Gua Akbar, Gua Putri Asih, dan Gua Ngerong. Tuban juga memiliki warisan sandang yang sangat artistik, yaitu batik gedog. Hal ini semua merupakan faktor pendukung untuk menarik banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Tuban sekaligus untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Tuban dalam koleksi yang dimiliki Museum Kambang Putih Tuban sehingga sangat bagus untuk meningkatkan prospek pariwisata Tuban.
FAUZI EL AZHARI 07660046
2
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
Melihat peran penting Tuban dalam percaturan sejarah maupun potensi keanekaragaman budaya serta ciri khas yang dimilikinya. berkaitan upaya mempertahankan eksistensinya sebagai kota pelabuhan di zaman dahulu, salah satu hal yang menarik untuk dikaji menurut perjalanan pemerintahan Tuban dari zaman awal berdirinya Kabupaten ini sampai era sekarang. Tentu saja kita akan dihadapkan pada tantangan yang berat karena tidak mudah menemukan sumbersumber tertulis yang relevan untuk menjawab tantangan tersebut. Sejalan dengan berkembangnya Kabupaten Tuban, aspirasi masyarakat terhadap peninggalan sejarah dan budaya cenderung kurang baik, bahkan pada kondisi kritis. Mereka kurang merespon akan keberadaan situs cagar budaya dan benda-benda peninggalan bersejarah yang tersimpan dalam Museum Kembang Putih Tuban tersebut. Kepedulian masyarakat terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut pada titik minim sekali, sudah hampir tidak peduli lagi. Perawataan dan pemeliharaan bangunan, yang kurang maksimal tidak mampu menjadi daya tarik pengunjung.
Faktor lain yang menjadi masalah crucial di Museum Kambang Putih Tuban yaitu besarnya jumlah koleksi dan terbatasnya volume ruang pameran serta fasilitas ruang penunjang pameran menimbulkan kesulitan dalam pengembangan tata penyajian koleksi, bangunan museum yang terletak pada lahan sempit berbatasan dengan bangunan permanent lainnya menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya pengembangan gudang tempat penyimpanan koleksi dan ruang kerja pengelola serta Kondisi ruangan yang sebagian kurang terawat dan pada waktu hujan terjadi kebocoran pada atap mengakibatkan genangan air pada ruang
FAUZI EL AZHARI 07660046
3
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
pamer. Hal ini menyebabkan bertambah lembabnya udara di dalam ruang pameran sehingga dapat mempercepat proses kerusakan dan memungkinkan berkembang biaknya rayap yang dapat merusak bangunan museum maupun koleksinya, serta luasan bangunan yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bangunan museum. Padahal selama ini sudah dilakukan beberapa kali pemeliharaan /perbaikan untuk memelihara kenyamanan bagi pengunjung. Karena usia bangunan yang sudah tua, kualitas keamanan dan kenyamanan bangunan sudah banyak berkurang. Perawatan dan pemeliharaan artefak-artefak tersebut kurang diperhatikan. Padahal dalam aktivitasnya suatu museum itu mengutamakan dan mementingkan penampilan koleksi yang dimilikinya.
Luas museum yang tidak sesuai kriteria.
Kondisi bangunan yang kurang terawat.
Lahan yang sempit
Volume koleksi yang semakin bertambah.
Gambar 1.1 Kondisi Museum kambang Putih Tuban Sumber : Survey Lapangan (2010)
Dari tinjauan luas Museum Kambang Putih Tuban yang memiliki luasan total 600 m², sangat tidak memenuhi untuk dijadikan sebuah Museum tingkat Kabupaten. Permasalahan tersebut ditunjang dengan adanya standart luasan tanah dan bangunan berkaitan dengan objek museum yang menyebutkan bahwasanya Museum Kambang Putih Tuban memiliki luasan lahan yang tidak memenuhi standart luasan museum, sesuai yang tercantum dalam tabel berikut ini:
FAUZI EL AZHARI 07660046
4
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
Tabel 1.1 : Tabel Standar Luasan Museum Berdasarkan Tipe Museum Tipe Museum
Luas Tanah Nasional
dan Bangunan
Minimal
Provinsi
Ideal (m²)
(m²)
Minimal
Lokal/kabupaten
Ideal (m²)
(m²)
Minimal
Ideal (m²)
(m²)
1.Tanah
30.000
40.000
20.000
30.000
15.000
20.000
2.Bangunan
12.500
16.000
10.000
12.000
.000
10.000
Sumber: Buku Pedoman Pendirian Museum
Dari standart luasan museum yang tertera pada tabel diatas, sangat jelas sekali tercantum bahwasanya Museum Kambang Putih Tuban memiliki luasan lahan dan bangunan yang masih belum layak untuk dijadikan sebuah museum tingkat kabupaten, melihat hal ini perlu adanya suatu perubahaan untuk mengembalikan lagi museum pada fungsi yang sebenarnya, yaitu sebagai wadah atau sarana untuk melestarikan, menjaga, menampung dan mengkomunikasikan situs cagar budaya dan benda-benda bersejarah oleh Pemerintah Daerah dan peran serta dari masyarakat. Kabupaten Tuban membutuhkan media pembelajaran yang mampu
mempresentasikan
sejarah
dan
budaya
kabupatennya
beserta
perkembangannya yang akan mampu memacu masyarakat untuk lebih mencintai kabupatennya dengan segala kekayaan yang akan mengangkat potensi dan kepribadian kabupatennya sebagai wujud jatidiri. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 111: Artinya: ”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
FAUZI EL AZHARI 07660046
5
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. {Q.S. Yusuf [12]:111}
Berangkat dari ayat ini maka suatu peristiwa sejarah diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi umat kini maupun
yang akan datang supaya bisa
mengambil sebuah hikmah dan pelajaran dari sejarah di zaman dahulu. Peranan al-Qur’an merupakan sebagai pedoman/petunjuk sejarah, bukanlah untuk kembali kemasa lalu, atau sebaliknya membebaskan diri kemasa lalu, melainkan peristiwa sejarah dijadikan sebagai kunci untuk memahami peristiwa yang terjadi disini dan masa kini. Ada beberapa bukti catatan sejarah yang memuat nama tempat dan data-data tokohnya, namun hal tersebut untuk memandu orang-orang masa kini maupun yang akan datang untuk mendapatkan bukti arkeologisnya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka setiap potensi yang ada pada suatu
daerah
harus
digali,
diselamatkan,
diperbaiki,
untuk
kemudian
dikomunikasikan dan diperkenalkan kepada masyarakat terutama sejarah dan budaya yang sejalan dengan apa yang terkandung dalam al-Qur’an, hadist maupun wawasan keislaman. Sebagai wadah untuk bisa mengembangkan itu semua, perlu adanya perubahan dari “Museum Kembang Putih Tuban”. Hal ini dalam upaya melestarikan dan merawat peninggalan artefak sejarah Tuban yang banyak tersebar di kawasan sekitar Tuban, melihat kondisi museum yang belum mampu menampung semua koleksi peninggalan sejarah, serta dengan maraknya jual beli/pencurian koleksi cagar budaya yang bisa menghilangkan koleksi sejarah. Dari perancangan ini nantinya, diharapkan bisa menjadi penguat ciri khas Kota Tuban.
FAUZI EL AZHARI 07660046
6
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
Rentetan masa sejarah yang terjadi di Tuban memiliki karakter/ciri khas tersendiri sesuai dengan waktu sejarah tersebut. Dari hal ini dapat diterapkan pada sebuah rancangan bangunan Museum Kambang Putih Tuban dengan mengambil nilai/makna yang terkandung maupun hal unik yang menjadikan ciri khas bangunan, sistem pemerintahan, serta budaya yang ada. hal tersebut
sejalan
dengan adanya sejarah panjang perjalanan Kota Tuban dalam menemukan jatidirinya. Perancangan akan lebih maksimal manfaatnya apabila penerapan dalam sebuah rancangan bangunan disertai pengolahan bentuk-bentuk, serta penataan ruang yang tepat guna. Sebab itulah yang menjadi alasan bagi perancang dalam penerapan tema perancangan pada bangunan yaitu Movement in History dengan menekankan pada bangunan yang sesuai dengan perjalanan/masa sejarah Tuban dengan berbagai aspek yang mendukung perancangan. Penerapan tema dasar Movement in History pada rancangan bangunan ini mengkreasikan sebuah arsitektur yang bertradisi lokal setempat dengan sebuah penerapan dan perpaduan unsur-unsur sejarah dan tradisi Tuban dari masa dahulu sampai sekarang yang diorientasikan dengan tujuan estetika pada desain bangunan tanpa menghilangkan sejarah Tuban masa lampau. sehingga lebih tercapai penggambaran manusia sebagai pengguna (user), dan lokalitas sebagai ekspresi estetisnya. Hal ini dimunculkan dalam penerapan pada bangunan yaitu dengan hal- hal yang mempengaruhi sejarah dan budaya Tuban sebagai ide dari bentuk bangunan/fasade, penataan ruang, sirkulasi, dll sehingga bangunan ini dapat tercipta dari adanya pejalanan sebuah sejarah Tuban dalam menentukan jatidirinya sebagai salah satu kota tua dengan Kekhasan yang dimilikinya, dengan ditunjang pemenuhan berbagai macam fasilitas dalam museum yang dipadukan dengan
FAUZI EL AZHARI 07660046
7
LAPORAN TUGAS AKHIR
2011
Perancangan Museum Kambang Putih di Tuban
teknologi, fungsi dan penerapan tema serta konsep yang diselaraskan dengan lokalitas sekitar.
1.2.
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : Bagaimana perancangan Museum Kambang Putih di Kota Tuban yang menitikberatkan pada bentuk dan sirkulasi? Bagaimana menerapkan tema Movement in History dalam rancangan Museum Kambang Putih di Tuban? 1.3.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan Museum Kambang Putih
Tuban adalah sebagai berikut : Perancangan
Museum
Kambang
Putih
di
Kota
Tuban
yang
menitikberatkan pada bentuk dan sirkulasi. Menerapkan tema Movement in History dalam rancangan Museum Kambang Putih di Tuban.
1.3.
Batasan Adanya batasan yang akan dibahas dalam masahah ini agar pembahasan
tidak melebar jauh. Batasan-batasannya yaitu :
Lingkup layanan objek museum kabupaten.
FAUZI EL AZHARI 07660046
8